DEFINISI
Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus Gestasional, merupakan
penyakit diabetes yang terjadi pada ibu yang sedang hamil. Gejala utama dari kelainan ini pada
prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang air
kecil (polyuri), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa lapar (polyfagi). Cuma yang
membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus kasus
diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu
yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa
terjadi pada kehamilan normal.
B. ETIOLOGI
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau absennya
insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis. Diabetes
dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-
perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan.
Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan.
Risiko Tinggi DM Gestasional:
1. Umur lebih dari 30 tahun
2. Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2
3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
6. Adanya glukosuria
C. PATOFISIOLOGI
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi
dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber
energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu
terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya).
Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka perlu
dilakukan induksi pada minggu ke 36 – 38 untuk mencegah terjadinya komplikasi saat
persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat oleh dokter spesialis
kebidanan dan dokter spesialis penyakit dalam.
Biasanya setelah bayi lahir maka kadar gula darah akan kembali normal, apabila
tidak, maka perlu dilanjutkan pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu tertentu.
Pada kehamilan normal terjadi banyak perubahan pada pertumbuhan dan perkembangan
fetus secara optimal. Pada kehamilan normal kadar glukosa darah ibu lebih rendah secara
bermakna. Hal ini disebabkan oleh :
1. Pengambilan glukosa sirkulasi meningkat
2. Produksi glukosa dari hati menurun
3. Produksi alanin (salah satu precursor glukoneogenesis ) menurun.
4. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. Efek-efek hormon gestasional (kortisol, human plasenta lactogen, estrogen, dll)
6. Perubahan metabolism lemak dan asam amino
PATHWAY
D. MANIFESTASI KLINIS
E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika
klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari
hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi
dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus
adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain
:
Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30 %,
protein 20 %.
Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal ginjal.
2. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap
insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan
antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin
diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda
bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan
memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi
hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah menurut keperluan secara
hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post
pandrial..
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet, menjaga
berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol glikemik dan
olah raga.
3. Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa.
Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara
berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.
F. Komplikasi
a) Komplikasi pada Ibu
1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan
2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat resistensi insulin
3. Infeksi saluran kemih
4. Preeklampsi
5. Hidramnion
6. Retinopati
7. Trauma persalinan akibat bayi besar
b) Masalah pada anak :
1. Abortus
2. Kelainan kongenital spt sacral agenesis, neural tube defek
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Makrosomia
6. Hipocalcemia
7. Kematian perinatal akibat diabetic ketoasidosis
8. Hiperbilirubinemia
c) Tanda terjadi komplikasi pada DM gestasional
1. Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner,ulkus/ gangren.
2. Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik), syaraf
(stroke,neuropati).
3. Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien :
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa
medis.
b. Keluhan utama
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati
c. Riwayat kesehatan keluarga :
Riwayat diabetes melitus dalam keluarga
d. Riwayat kehamilan
- Diabetes mellitus gestasional.
- Hipertensi karena kehamilan.
- Infertilitas.
- Aborsi spontan.
- Polihidramnion.
- Makrosomia.
- Pernah keracunan selama kehamilan.
e. Pemeriksaan fisik
Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada
- diabetes yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
Eliminasi
- Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang,nefropati dan poli
uri
Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
- Kulit.
- Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas
- injeksi insulin yang sering.
- Mata.
- Kerusakan penglihatan atau retinopati.
- Uterus.
- Tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
- terhadap usia gestasi.
Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
f. Pemeriksaan penunjang
a) Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu merupakan hasil
pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan
sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard WHO,
menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan
dalam air.
b) Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin yang
selalu dilakukan di klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanyaglukosuria. Beberapa hal yang
perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi urine adalah:
1. Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining, bukan untuk menegakkan
diagnosis
2. Nilai (+) sampai (++++)
3. Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab lain, seperti: renal glukosuria, obat-obatan,
dan lainnya
4. Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 –300 mg%
5. Reduksi (+++) kemungkinan KGD: 300 – 400 mg%
6. Reduksi (++++) kemungkinan KGD: 400 mg%
7. Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
8. Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan pedoman.
g. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Genetik, Defisit nutrisi
1. Cepat kenyang virus,pengerusakan insulin
setelah makan dari sebelum kehamilan
2. Kram nyeri abdomen atau muncul pada saat
3. Nafsu makan menurun kehamilan
Glukosa di plasma
meningkat
Meningkatnya osmolalitas
plasma dan cairan dalam
tubulus ginjal
Glukosuria
Kehilangan kalori
Merangsang hipotalamus
Polidipsia polifagia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
2 Ds: Genetik, Keletihan
1. Merasa energi tidak virus,pengerusakan insulin
pulih walaupun telah dari sebelum kehamilan
tidur atau muncul pada saat
2. Merasa kurang kehamilan
tenaga
Kerusakan sel beta
3. Mengeluh lelah
4. Merasa bersalah Ketidakseimbangan produksi
insulin dan kerja insulin
akibat tidak mampu terganggu
menjalankan
tanggung jawab Gula dalam darah tidak dapat
dibawa masuk kedalam sel
5. Libido menurun
Do: Hiperglikemi pada ibu
Keletihan
Estrogen, kotisol,HPL
meningkat
Defisit pengetahuan
h. Diagnosa keperawatan
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
2. Keletihan b.d kondisi fisiologis
3. Risiko cedera pada janin d.d kecemasan berlebihan tentang proses persalinan
4. Risiko infeksi d.d penyakit kronis
5. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
i. Intervensi keperawatan
No Masalah Tujuan Intervensi Rasional
dx
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi Observasi
tindakan keperawatan
b.d 1.Monitor asupan 1.untuk
selama ...x24 jam
ketidakmampu maka status nutrisi makanan memantau asupan
membaik dengan
an mencerna makanan pada
kriteria hasil:
makanan 1. porsi makan yang pasien agar dapat
dihabiskan meningkat memilih makanan
2. kekuatan otot yang dapat
mengunyah dikonsumsi oleh
meningkat pasien
3. kekuatan otot 2. Monitor berat 2.untuk
menelan meningkat badan mempertahankan
4. serum albumin berat badan yang
meningkat ideal dan
5. perasaan cepat mencegah
kenyang menurun terjadinya
6. nyeri abdomen obesitas
menurun 3. Identifikasi 3. untuk
7. sriawan menurun kebutuhan kalori mengontrol kadar
8. rambut rontok dan jenis nutrisi kebutuhan kalori
menurun dan jenis nutrisi
9. diare menurun Teurapeutik Teurapeutik
10. berat badan 1. sajikan makanan 1.makanan yang
membaik secara menarik dan menarik dapat
11. indeks masa tubuh suhu yang sesuai membantu
membaik meningkatkan
12. freuensi makan nafsu makan pada
membaik pasien
13. nafsu makan 2.berikan makanan 2. dengan
membaik tinggi serat untuk mengkonsumsi
14. bising usus mencegah makanan tinggi
membaik konstipasi serat dapat
15. membran mukosa melancarkan pola
membaik eliminasi pada
klien
Edukasi Edukasi
1.Ajurkan posisi 1.dengan
duduk mengajarkan
posisi duduk guna
memberikan
kenyamanan
untuk pasien
2.Ajarkan diet yang 2.dengan
di programkan mengajarkan diet
yang telah
doprogramkan
guna
mempertahankan
kadar gula
didalam tubuh
dan agar berat
badan tetap dalam
batas normal
Kolaborasi Kolaborasi
-Kolaborasi dengan 1.untuk
ahli gizi menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang
di butuhkan