DISUSUN OLEH :
TIOVERAWATI PURBA
1902047
MEDAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi
insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan glukosa darah
(hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan sindroma
klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin
secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi insulin.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes
Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi
karbohidrat terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali saat
kehamilan berlangsung
Jadi diabetes mellitus gestasional adalah adalah difisiensi insulin ataupun retensi
insulin pada ibu hamil sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi karbohidrat
ringan maupun berat yang baru diketahui selama mengalami kehamilan.
B. Epidemiologi
Kebanyakan kasus, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah bayi
dilahirkan. Bagaimanapun juga, wanita-wanita yang menderita diabetes
gestasional mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes gestasional lagi
pada kehamilan berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami
perubahan dan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun.
Kecemasan bahwa berat badan Anda tidak bisa kembali lagi seperti sebelum
hamil, tak perlu dirisaukan. Seorang ibu dapat menikmati saat-saat kehamilan
tanpa takut menjadi gemuk. Kehamilan dan obesitas memiliki perbedaan.
Peningkatan berat badan pada saat hamil sekitar 12 kg, namun itu semua
disebabkan oleh berat bayi ( 3,5 kg ), plasenta ( 1 kg ), cairan ketuban ( 1,5 kg ),
rahim ( 1,5 kg ), air lemak, dan jumlah darah ( 3 – 3,5 kg ).
C. Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi
atau berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, berkurangnya glikogenesis, dan
konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada penderita. Beberapa hormon tertentu mengalami peningkatan
jumlah. Misalnya hormon kortisol, estrogen, dan human placental
lactogen(HPL). Peningkatan jumlah semua hormon tersebut saat hamil ternyata
mempunyai pengaruh terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadar gula darah.
Kondisi ini menyebabkan suatu kondisi yang kebal terhadap insulin yang disebut
sebagai "insulin resistance".
D. Faktor Predisposisi
E. Klasifikasi
a. Resiko rendah Pemeriksaan glukosa`darah tidak diperlukan secara rutin
apabila semua karakeristik berikut ditemukan :
1. Berasal dari kelompok ethnic yang prevalensi diabetes mellitus
gestasionalnya rendah
2. Tidak ada anggota keluarga dekat ( first-degree relative) yang mengidap
diabetes
3. Usia kurang dari 25 tahun
4. berat sebelum hamil normal
5. Tidak ada riwayat kelainan metabolisme glukosa
6. Tidak memiliki riwayat obstri yang buruk
b. Resiko rata-rata Pemeriksaan glukosa darah pada minggu ke 24-28 dengan
menggunakan salah satu dari berikut :
1. Resiko rata-rata, Wanita keturunan hispanik, Afrika, Pribumi Amerika,
Asia Selatan atau timut
2. Resiko tinggi, wanita yang jelas kegemukan,jelas meiliki riwayak
diabetes tipe II pada anggota keluarga, riawayat diabetes gestasional atau
glukosuria,
c. Resiko Tinggi
Lakukan pemeriksaan sesegera mungkin : apabila diabetes gestasional tidak
terdiagnosis, pemeriksaan glukosa darah harus diulang pada minggu ke 24-
28 atau setiap saat pasie memperlihatkan gejala atau tanda yang mengarah ke
hiperglikemia.(Metzger & Coustan.1998)
F. Manifestasi klinis
GDM, kebanyakan tidak memperlihatkan gejala, namun beberapa wanita dengan
GDM memperlihatkan gejala-gejala klasik seperti :
1.Polidipsi
2.Polifagi
3.Poliuri
4.Kelemahan yang berlebihan
G. Patofisiologi
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining
glukosa darah, ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia, Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan kontrol diabetik
(HbA1c lebih besar dari 8,5% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin
beresiko anomali kongenital, Pemeriksaan kadar keton urin untuk menentukan
status gisi, Budaya urin untuk mengidentifikasi ISK asimtomatik, protein dan
kliren kreatinin (24 jam) untuk memastikan tingkat fungsi ginjal, khusus pada
diabetes durasi lama, tes`toleransi glukosa (GTT), kultur vagina mungkin positif
untuk candida albicans, Contraction stress test ( CST), Oxytocin challenge test
(OCT) menunujukkan hasil positif jika trjadi insufisiensi plasenta, Kriteria profil
biofisik (BPP).
I. Penatalaksanaan
1. Mengatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr
karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi
natrium. Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln.
Dan konsumsi kalsium dan vitamin D secara adekuat. Makanan disajikan
menarik dan mudah diterima. Diet diberikan dengan cara tiga kali makan
utama dan tiga kali makanan antara (snack) dengan interval tiga jam. Buah
yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya pepaya, pisang,
apel, tomat, semangka, dan kedondong.
Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu
;
J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari.
2. TerapiInsulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut :
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan,
yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum
kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan
dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah
atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan
terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi
hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah menurut keperluan
secara hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu
kadar post pandrial <>
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan
hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin berkurang yang
mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan
atau dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-hati
dapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat disalah
tafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi selama
wanita dalam persalinan dan nifas dini. Dianjurkan pula supaya dalam masa
persalinan diberi infus glukosa dan insulin pada hiperglikemia berat dan keto
asidosis diberi insulin secara infus intravena dengan kecepatan 2-4
satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan
cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang
buruk, dapat diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu. lebih
dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena prognosis menjadi
lebih buruk. Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan
insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37
minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi, maka
dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik dengan
induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan amniosentesis.
Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa dengan induksi,
keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut
jantung janin terus – menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet,
menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan
kontrol glikemik dan olah raga.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a. Humulin
Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix 25 insulin lispro
25%, insulin lispro protamine suspensi 75%.
Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk memelihara
homeostasis normal glukosa. Humalog stabil awal untuk DM, dapat
digunakan bersama insulin manusia kerja lama untuk pemberian pra-prandial
Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK aktivitas kerja cepat dari obat ini,
membuat obat ini dapat diberikan mendekati waktu makan (15 menit sebelum
makan)
Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk pemberian IV.
Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit atau gangguan
emosional. Gagal ginjal atau gagal hati. Perubahan aktivitas fisik atau diet.
Hamil.
Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local & sistemik.
Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi sulih tiroid dapat
menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin meningkat. Obat hipoglikemik
oral, salisilat, antibiotik sulfa, dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan
insulin menurun.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
e. Mixtard 30 Hm/Mixtard Hm Penfill
Komposisi : Produk campuran netral berisi 30% soluble HM insulin & 70%
isophane HM insulin (monokomponen manusia). Rekombinan DNA asli.
Indikasi : DM yang memerlukan terapi insulin.
Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2 x/hari.
Onset: ½ jam. Puncak 2-8 jam. Terminasi setelah 24 jam. Penfill harus
digunakan dalam Novo Pen 2 dengan jarum Novofine 30 G x 8 mm.
Kontraindikasi : Hipoglikemia, insulinoma.
Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit yang dapat meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
Interaksi obat : MAOI, alkohol, ? bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan
kebutuhan insulin.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B.
3. Olah Raga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi
glukosa. Olah raga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang
dan memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan
intake kalori.
J. Prognosis
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik, apalagi
penyakitnya lekas diketahui dan dengan segera diberikan pengobatan oleh dokter
ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan.
Kematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai meninggal biasanya
karena penderita sudah mengidap diabetes sudah lama dan berat, terutama yang
disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya, prognosis bagi anak
jauh lebih buruk dan di pengaruhi oleh ;
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan, infertilitas,
bayi low gestasional age, riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab
jelas, anomali congenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia,
pernah keracunan selama kehamilan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat
pada diabetes yang lama.
Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
Peningkatan tekanan darah.
Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poliuri.
c. Nutrisi dan Cairan
Polidipsi.
Poliuri.
Mual dan muntah.
Obesitas.
Nyeri tekan abdomen.
Hipoglikemi.
Glukosuria.
Ketonuria.
d. Keamanan
Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah
karena ada bekas injeksi insulin yang sering
Riwayat gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap infeksi,
khususnya perkemihan atau vagina.
e. Mata
Kerusakan penglihatan atau retinopati.
f. Seksualitas
Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari
normal terhadap usia gestasi.
Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi
(LGA),Hidramnion,anomaly congenital, lahir mati tidak jelas
g. Psikososial
Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
B. Diagnosa Keperawatan
C.Evaluasi Keperawatan
LAPORAN KASUS
1. Identitas klien
Usia : 65 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Rembang
B. RIWAYAT KESEHATAN
4). Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Hubungan menikah
: Hubungan anak
: Tinggal serumah
: Klien
C. PEMERIKSAAN FISIK
4) Pernafasan : 22x/ m
d. Berat Badan
a. Kepala
1) Wajah dan kulit kepala Bentuk muka oval, ekspresi wajah gelisah
dan pucat, rambut hitam tapi beruban, bersih dan tidak rontok, tidak ada nyeri tekan.
2) Mata Mata kanan dan kiri simetris, mata cekung, konjungtiva
anemis, selera tidak ikterit, tidak ada sektet, gerakan bola mata normal, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, fungsi penglihatan menurun.
3) Hidung Tidak ada polip, keadaan seputum bersih, tidak ada sektet,
tidak ada radang, tidak ada benjolan, fungsi penghidu baik.
5) Mulut Gigi bersih, tidak ada karies gigi, tidak memakai gigi palsu,
gusi tidak ada peradangan, lidah bersih, bibir kering.
6) Leher Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada bendungan vena jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar limpo.
* Paru – paru Inspeksi : pada paru – paru didapatkan data tulang iga simetris kanan
dan kiri, payudara normal, RR : 22x/ menit, pola nafas regular, bunyi vesikuler, tidak
ada sesak nafas.
- Palpasi : Vocal fremitus anteria kanan dan kiri simetris, tidak ada nyeri tekan.
Vocal fremitus posterior kanan = kiri, gerak pernafasan kanan = kiri simetris.
* Jantung
- Perkusi : di sic 5 mid axial dari laterat ke media bunyinya sonor sampai dengan
sternum 2 jari ke sternum peka.
- Auskultasi : s1 = s2 murni regular, bunyi jantung normal, tidak ada mur – mur dan
gallop.
8). Abdomen
9). Genitalia
10). Muskuluskeletal
Ekstresmitas atas : simetris, tidak ada odema atau lesi, tidak ada nyeri tekan, tangan
kanan terpasang infuse RL 20 tetes/ menit.
Ekstremitas bawah : kaki kanan dan kaki kiri simetris tidak ada kelainan.
11). Integumentum
Warna kulit kuning kecoklatan, turgor kulit jelek/ kering tidak ada lesi, tidak ada
pengurasan kulit, tidak ada nyeri tekan.
Klien mengatakan kesehatan itu penting dan jika ada anggota keluarga yang sakit
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan.
2. Nutrisi dan Metabolisme Sebelum sakit : klien mengaku memiliki nafsu makan
banyak 3x sehari dengan menu seperti nasi, sayur bening, ayam, dan ikan asin.
Makanan favorit klien yaitu bakso. Minum yang disukai klien yaitu air putih. ( 8
gelas/ hari )
Selama sakit : klien makan 1x/ hari dengan menu yang disediakan di RS dan habis ½
porsi, klien mengatakan nafsu makan berkurang karena setiap makan langsung
muntah, minum klien hanya 2 gelas/ hari.
3. Pola eliminasi Sebelum sakit : klien BAB 1 – 2x/ hari, tidak ada gangguan, BAK
3 – 4/ hari dengan warna dan bau yang khas.
Selama sakit : klien BAB lebih dari 7 kali/ hari dengan konsistensi cair, dan berlendir.
BAK 2 – 3 kali/ hari dengan warna dan bau yang khas.
Selama sakit : klien mengatakan sering terbangun karena merasa ingin BAB.
Selama sakit : klien mengatakan aktifitasnya seperti makan dan minum, toileting,
berpakaian, berpindah dan ambulasi/ Rom dibantu oleh orang lain, keluarga dan
perawat.
6. Persepsi kognitif
System panca indra klien masih baik, hanya penglihatan menurun. Untuk indra
perasa, peraba, pendengaran, penghidu masih baik, klien juga yakin dengan dibawa
kerumah sakit klien akan cepat sembuh.
7. Konsep diri
Klien percaya bahwa sakitnya dapat disembuhkan. Klien mengatakan ingin cepat
sembuh dan pulang kerumah karena tidak betah dirumah sakit.
8. Peran hubungan
Klien mengaku bahwa orang terdekatnya adalah anak - anak, komunikasi klien
dengan keluarga juga baik, komunikasi sehari – hari biasanya menggunakan bahasa
jawa, klien ibu dari 2 orang anak.
Klien beragama islam, selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu tepat waktu dan
khusyu, selama sakit klien tetap menjalanan sholat dengan duduk karena merasa
lemah dan belum kuat berdiri, selama dirumah sakit klien menjalankan ibadah seperti
biasa.
E. THERAPI
a. Infuse RL 20 TPM
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. ANALISA DATA
Ds:
DO:
- TD : 110/ 70 mm Hg
- N : 82x/ m
- S : 37˚C
- RR : 22x/m
- BB sebelum sakit : 55 kg
- BB selama sakit : 53 kg
*etiologi
*Problem
- Bibir kering Kehilangan volume cairan aktif Kekurangan volume cairan
DS :
DO :
- Peristartic 25x/ m
- Suara hipertimpani
- HB : 10g/ dl
*Etiologi
*Problem
DS :
DO :
- Konjungtiva anemis, mata cekung.
*Etiologi
*Problem
Kurang tidur.
DS :
DO :
*Etiologi
-Kelemahan fisik
*Problem
-Intoleransi aktivitas
H. DAFTAR MASALAH
Diagnose Keperawatan
I. RENCANA KEPERAWATAN
*Tujuan
TD : 110/ 70 mm/ Hg
N : 82 x/ m
S : 37 ˚C
RR : 22x/ m
- Bibir lembab.
- Turgor kulit baik.
*Intervensi
1. Monitor TTV
keseimbangan cairan.
*Tujuan
- Albumin 4g/ dl
*Intervensi
3. Tawarkan makanan porsi besar disiang hari ketika nafsu makan tinggi.
*Tujuan
*Intervensi
1. Anjurkan klien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang
dapat mengganggu tidur.
*Tujuan
IV Setelah tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien mampu
beraktifitas secara mandiri dengan K.H :
- Klien beraktifitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain, keluarga dan perawat.
*Intervensi
3. Bantu klien untuk mengubah posisi secara berkala dari bersandar, duduk, berdiri
dan ambulasi yang dapat ditoleransi
J. TINDAKAN KEPERAWATAN
*Emplementasi
3. Memberikan terapi IV
- Inj Ranitidin x 1 amp/ IV
*Respon
- TD : 110/ 70 mm Hg.
N : 80x/ m
RR : 22x/ m
S : 37 ˚C
• Bibir lembab.
*Emplementasi
dirumah sakit.
*Respon
*Implementasi
3. Memberikan obat
- injAmpisilin 3x amp
*Respon
*Implementasi
*Respon
K. CATATAN PERKEMBANGAN
1.
nyeri perut.
- Bibir lembab.
- Turgor kulit baik.
- TD : 110/ 70 mm Hg RR : 22x/ m
- N : 80x/ m S : 37˚C
2.
O : - Peristartik 20x/ m
- Suara pekak.
- HB : 12g/ dl
- Albumio : 4g/ dl
tidur siang.
- Ekspresi tenang.
4.
L. CATATAN PERKEMBANGAN
I.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
II.
kembali.
O : - Albumin 4g/ dl
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
III.
O : Ekspresi tenang.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
IV.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervens