Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

DENGAN KASUS DIABETES MELITUS

DISUSUN OLEH :

TIOVERAWATI PURBA

1902047

INSTITUS KESEHATAN SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi
insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan glukosa darah
(hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan sindroma
klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin
secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi insulin.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes
Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi
karbohidrat terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali saat
kehamilan berlangsung

Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat dengan


berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama
masa kehamilan (ADA, 1990). Diabetes Melitus gestasional adalah intoleransi
karbohidrat dengan keparahan bervariasi dan awitan ataum pertama kali
diketahui saat hamil.

Jadi diabetes mellitus gestasional adalah adalah difisiensi insulin ataupun retensi
insulin pada ibu hamil sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi karbohidrat
ringan maupun berat yang baru diketahui selama mengalami kehamilan.
B. Epidemiologi
Kebanyakan kasus, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah bayi
dilahirkan. Bagaimanapun juga, wanita-wanita yang menderita diabetes
gestasional mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes gestasional lagi
pada kehamilan berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami
perubahan dan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun.

Ahli nutrisi, Nancy Clark di dalam majalah American Fitness, menyatakan


bahwa secara teori, persiapan untuk menghadapi pertumbuhan bayi dalam janin
memerlukan 85.000 kalori. Tetapi ada wanita hamil yang mengkonsumsi kalori
lebih dari itu. Namun ada pula yang mengalami perubahan nafsu makan.
Menurut hasil studi yang diterbitkan dalam America Journal Of Clinical
Nutrition, kebutuhan energi ( kalori ) wanita hamil sangat bervariasi, yaitu antara
50.000 – 150.000 kalori.

Kecemasan bahwa berat badan Anda tidak bisa kembali lagi seperti sebelum
hamil, tak perlu dirisaukan. Seorang ibu dapat menikmati saat-saat kehamilan
tanpa takut menjadi gemuk. Kehamilan dan obesitas memiliki perbedaan.
Peningkatan berat badan pada saat hamil sekitar 12 kg, namun itu semua
disebabkan oleh berat bayi ( 3,5 kg ), plasenta ( 1 kg ), cairan ketuban ( 1,5 kg ),
rahim ( 1,5 kg ), air lemak, dan jumlah darah ( 3 – 3,5 kg ).

C. Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi
atau berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, berkurangnya glikogenesis, dan
konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada penderita. Beberapa hormon tertentu mengalami peningkatan
jumlah. Misalnya hormon kortisol, estrogen, dan human placental
lactogen(HPL). Peningkatan jumlah semua hormon tersebut saat hamil ternyata
mempunyai pengaruh terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadar gula darah.
Kondisi ini menyebabkan suatu kondisi yang kebal terhadap insulin yang disebut
sebagai "insulin resistance".

D. Faktor Predisposisi

1. Umur sudah mulai tua


2. Multiparitas
3. Penderita gemuk (obesitas)
4. riwayat melahirkan anak lebih besar dari 4000 g
5. Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir
mati, Sering mengalami keguguran
6. Hipertensi
7. Suku bangsa tertentu (Afrika, Latin, Asia, dan Amerika),
8. Mempunyai riwayat diabetes mellitus gestasional pada kehamilan sebelumnya
9. Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
10. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan
epineprin.
11. Obat-obatan.

E. Klasifikasi
a. Resiko rendah Pemeriksaan glukosa`darah tidak diperlukan secara rutin
apabila semua karakeristik berikut ditemukan :
1.      Berasal dari kelompok ethnic yang prevalensi diabetes mellitus
gestasionalnya rendah
2.      Tidak ada anggota keluarga dekat ( first-degree relative) yang mengidap
diabetes
3.      Usia kurang dari 25 tahun
4.      berat sebelum hamil normal
5.      Tidak ada riwayat kelainan metabolisme glukosa
6.      Tidak memiliki riwayat obstri yang buruk
b. Resiko rata-rata Pemeriksaan glukosa darah pada minggu ke 24-28 dengan
menggunakan salah satu dari berikut :
1.      Resiko rata-rata, Wanita keturunan hispanik, Afrika, Pribumi Amerika,
Asia Selatan atau timut
2.      Resiko tinggi, wanita yang jelas kegemukan,jelas meiliki riwayak
diabetes tipe II pada anggota keluarga, riawayat diabetes gestasional atau
glukosuria,
c. Resiko Tinggi
Lakukan pemeriksaan sesegera mungkin : apabila diabetes gestasional tidak
terdiagnosis, pemeriksaan glukosa darah harus diulang pada minggu ke 24-
28 atau setiap saat pasie memperlihatkan gejala atau tanda yang mengarah ke
hiperglikemia.(Metzger & Coustan.1998)

F. Manifestasi klinis
GDM, kebanyakan tidak memperlihatkan gejala, namun beberapa wanita dengan
GDM memperlihatkan gejala-gejala klasik seperti :
1.Polidipsi
2.Polifagi
3.Poliuri
4.Kelemahan yang berlebihan

G. Patofisiologi

Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu


keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi
sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar
insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana
sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal.
(menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia. Metabolisme
karbohifrat wanita hamil dan tidak hamil yang ditandai hipoglikemia puasa ,
hipoglikemia postprandial yang memanjang dan hiperinsulinemia terutama pada
trimester III efek kehamilan yang memperberat diabetes mellitus yang didertia
ibu hamil ataupun menimbulkan Diabetes mellitus grstasional disebut
diabetagonik. terdapat hipertrofi, hyperplasia dan hipesekresi sel b pancreas,
konsentrasi asam lemak bebas, trigliserida, da kolesterol pada wanita hamil puasa
yang kebih tinggi.

H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining
glukosa darah, ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia, Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan kontrol diabetik
(HbA1c lebih besar dari 8,5% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin
beresiko anomali kongenital, Pemeriksaan kadar keton urin untuk menentukan
status gisi, Budaya urin untuk mengidentifikasi ISK asimtomatik, protein dan
kliren kreatinin (24 jam) untuk memastikan tingkat fungsi ginjal, khusus pada
diabetes durasi lama, tes`toleransi glukosa (GTT), kultur vagina mungkin positif
untuk candida albicans, Contraction stress test ( CST), Oxytocin challenge test
(OCT) menunujukkan hasil positif jika trjadi insufisiensi plasenta, Kriteria profil
biofisik (BPP).
I. Penatalaksanaan
1. Mengatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr
karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi
natrium. Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln.
Dan konsumsi kalsium dan vitamin D secara adekuat. Makanan disajikan
menarik dan mudah diterima. Diet diberikan dengan cara tiga kali makan
utama dan tiga kali makanan antara (snack) dengan interval tiga jam. Buah
yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis, misalnya pepaya, pisang,
apel, tomat, semangka, dan kedondong.
Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu
;
J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari.

Penentuan jumlah kalori Untuk menentukan jumlah kalori penderita DM


yang hamil/menyusui secara empirik dapat digunakan umus sebagai berikut ;
( TB – 100 ) x 30 T1 + 100 T3 + 300 T2 + 200 L + 400
Keterangan
TB : Tinggi badan. T3 : Trimester III
T1 : Trimester I L : Laktasi/menyusui
T2 : Trimester II

2. TerapiInsulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut :
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan,
yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum
kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan
dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah
atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan
terjadinya hiperglikemia dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi
hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu ditambah/dirubah menurut keperluan
secara hati-hati dengan pedoman pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu
kadar post pandrial <>
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan
hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin berkurang yang
mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan
atau dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-hati
dapat menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat disalah
tafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi selama
wanita dalam persalinan dan nifas dini. Dianjurkan pula supaya dalam masa
persalinan diberi infus glukosa dan insulin pada hiperglikemia berat dan keto
asidosis diberi insulin secara infus intravena dengan kecepatan 2-4
satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan
cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang
buruk, dapat diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu. lebih
dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena prognosis menjadi
lebih buruk. Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan
insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37
minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai komplikasi, maka
dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini lagi baik dengan
induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan amniosentesis.
Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa dengan induksi,
keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut
jantung janin terus – menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet,
menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan
kontrol glikemik dan olah raga.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a. Humulin

 Komposisi : Humulin R Reguler soluble human insulin (rekombinant DNA


origin). Humulin N isophane human insulin (rekombinant DNA origin).
Humulin 30/70 reguler soluble human insulin 30% & human insulin suspensi
70% (rekombinant DNA origin).
 Indikasi : IDDM
 Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan individu. Diberikan secara
injeksi SK, IM, Humulin R dapat diberikan secara IV. Humulin R mulai kerja
½ jam, lamanya 6-8 jam, puncaknya 2-4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam,
lamanya 18-24 jam, puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70 mulai kerja ½ jam,
lamanya 14-15 jam, puncaknya 1-8 jam.
 Kontraindikasi : Hipoglikemik.
 Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit atau gangguan emosi,
diberikan bersama obat hiperglokemik aktif.
 Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten terhadap insulin, reaksi alergi
local atau sistemik.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
b. Insulatard Hm/ Insulatard Hm Penfill

 Komposisi : Suspensi netral isophane dari monokomponen insulin manusia.


Rekombinan DNA asli.
 Indikasi : DM yang memerlukan insulin
 Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2x/hari
(SK). Onset: ½ jam. Puncak: 4-12 jam. Terminasi: setelah 24 jam. Penfill
harus digunakan dengan Novo pen 3 dengan jarum Novofine 30 G x 8mm.
 Kontraindikasi : Hipoglikemia.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
c. Actrapid Hm/Actrapid Hm Penfill

 Komposisi : Larutan netral dari monokomponen insulin manusia.


Rekombinan DNA asli
 Indikasi : DM
 Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal, biasanya diberikan 3 x atau
lebih sehari. Penfill SK, IV, IM. Harus digunakan dengan Novo Pen 3 &
jarum Novofine 30 G x 8 mm. Tidak dianjurkan untuk pompa insulin. Durasi
daya kerja setelah injeksi SK: ½ jam, puncak: 1-3 jam. Terminasi setelah 8
jam.
 Kontraindikasi : hipoglikemia, insulinoma. Pengunaan pada pompa insulin.
 Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit lain yang meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
 Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
 Interaksi obat : MAOI, alcohol, bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan
kebutuhan insulin.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
d. Humalog/Humalog Mix 25

 Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix 25 insulin lispro
25%, insulin lispro protamine suspensi 75%.
 Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk memelihara
homeostasis normal glukosa. Humalog stabil awal untuk DM, dapat
digunakan bersama insulin manusia kerja lama untuk pemberian pra-prandial
 Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK aktivitas kerja cepat dari obat ini,
membuat obat ini dapat diberikan mendekati waktu makan (15 menit sebelum
makan)
 Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk pemberian IV.
 Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit atau gangguan
emosional. Gagal ginjal atau gagal hati. Perubahan aktivitas fisik atau diet.
Hamil.
 Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local & sistemik.
 Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi sulih tiroid dapat
menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin meningkat. Obat hipoglikemik
oral, salisilat, antibiotik sulfa, dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan
insulin menurun.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
e. Mixtard 30 Hm/Mixtard Hm Penfill

 Komposisi : Produk campuran netral berisi 30% soluble HM insulin & 70%
isophane HM insulin (monokomponen manusia). Rekombinan DNA asli.
 Indikasi : DM yang memerlukan terapi insulin.
 Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2 x/hari.
Onset: ½ jam. Puncak 2-8 jam. Terminasi setelah 24 jam. Penfill harus
digunakan dalam Novo Pen 2 dengan jarum Novofine 30 G x 8 mm.
 Kontraindikasi : Hipoglikemia, insulinoma.
 Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit yang dapat meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
 Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
 Interaksi obat : MAOI, alkohol, ? bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan
kebutuhan insulin.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B.
3. Olah Raga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi
glukosa. Olah raga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang
dan memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan
intake kalori.

J. Prognosis

Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik, apalagi
penyakitnya lekas diketahui dan dengan segera diberikan pengobatan oleh dokter
ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan.
Kematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai meninggal biasanya
karena penderita sudah mengidap diabetes sudah lama dan berat, terutama yang
disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya, prognosis bagi anak
jauh lebih buruk dan di pengaruhi oleh ;

1. Berat dan lamanya penyakit, terutama disertai asetonuria


2. Insufisiensi plasenta
3. Prematuritas
4. Gawat napas (respiratory distress)
5. Cacat bawaan
6. Komplikasi persalinan (distosia bahu)
Pada umumnya angka kematian perinatal diperkirakan anatara 10-15%, dengan
pengertian bahwa makin berat diabetes, makin buruk pula prognosis perinatal.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan, infertilitas,
bayi low gestasional age, riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab
jelas, anomali congenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia,
pernah keracunan selama kehamilan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
 Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat
pada diabetes yang lama.
 Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
 Peningkatan tekanan darah.
 Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poliuri.
c. Nutrisi dan Cairan
 Polidipsi.
 Poliuri.
 Mual dan muntah.
 Obesitas.
 Nyeri tekan abdomen.
 Hipoglikemi.
 Glukosuria.
 Ketonuria.
d. Keamanan
 Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah
karena ada bekas injeksi insulin yang sering
 Riwayat gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap infeksi,
khususnya perkemihan atau vagina.
e. Mata
Kerusakan penglihatan atau retinopati.
f. Seksualitas
 Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari
normal terhadap usia gestasi.
 Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi
(LGA),Hidramnion,anomaly congenital, lahir mati tidak jelas
g. Psikososial
 Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
 Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
 Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
B. Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan
3. Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau
mengancam pada status kesehatan maternal atau janin.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan
tindakan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
5. Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
6. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia,
hipoksia jaringan dan perubahan respon umum.

C.Evaluasi Keperawatan

1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa antara


60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
2. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, turgor kulit kembali normal, membrane
mukosa lemba, BB stabil, tanda vital dalam batas normal
3. Pasien tenang, mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai
diabetes dan persalinan, Menggunakan strategi koping yang tepat
4. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan,
Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur
5. Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia
6. Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari komplikasi
seperti infeksi, pemisahan plasenta.
BAB III

LAPORAN KASUS

1. Identitas klien

Nama lengkap : Ny. W

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 65 Tahun

T.T.L : 01 Januari 1946

Status : Menikah

Agama : Islam

Suku bangsa : Indonesia

Pendidikan : SD

Alamat : Rembang

B. RIWAYAT KESEHATAN

1). Keluhan Utama

Klien mengalami BAB cair sehari lebih dari 7 kali.

2). Riwayat kesehatan sekarang


Klien dibawa ke IGD RSUD Dr. Soeselo Slawi pada tanggal 4 Oktober 2011 dengan
keluhan BAB cair sehari lebih dari 7 kali. Mual, muntah, badan klien dengan suhu
37˚C, keluarga mengatakan, klien menderita penyakit tesebut sudah 2 hari sebelum
dibawa ke RSUD. Dari hasil pemeriksaan klien dinyatakan menderita Gastroenteritis
dan dianjurkan untuk rawat inap dan akhirnya klien dirawat di Ruang Dahlia.

3). Riwayat kesehatan masa lalu

Menurut keterangan keluarga sebelumnya klien tidak pernah menderita penyakit


seperti ini, dan tidak ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama.
Klien tidak mempunya alergi terhadap apapun, klien juga tidak merokok dan minum
alcohol.

4). Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Hubungan menikah

: Hubungan anak

: Tinggal serumah

: Klien
C. PEMERIKSAAN FISIK

1>. Pemeriksaan Umum:

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmetis GCS 14. E : 3, M : 6, V : 5

c. Tanda – Tanda Vital

1) Tekanan darah : 110/ 70 mm Hg

2) Denyut nadi : 82x/ m

3) Suhu tubuh : 37˚C

4) Pernafasan : 22x/ m

d. Berat Badan

1) Berat badan sebelum sakit : 55 kg

2) Berat badan sekarang : 52 kg

2>. Pemeriksaan Head To Toe:

a. Kepala

1) Wajah dan kulit kepala Bentuk muka oval, ekspresi wajah gelisah
dan pucat, rambut hitam tapi beruban, bersih dan tidak rontok, tidak ada nyeri tekan.
2) Mata Mata kanan dan kiri simetris, mata cekung, konjungtiva
anemis, selera tidak ikterit, tidak ada sektet, gerakan bola mata normal, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, fungsi penglihatan menurun.

3) Hidung Tidak ada polip, keadaan seputum bersih, tidak ada sektet,
tidak ada radang, tidak ada benjolan, fungsi penghidu baik.

4) Telinga Canalis bersih, pendengaran baik, tidak ada benjolan pada


daun telinga, tidak memakai alat bantu pendengaran.

5) Mulut Gigi bersih, tidak ada karies gigi, tidak memakai gigi palsu,
gusi tidak ada peradangan, lidah bersih, bibir kering.

6) Leher Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada bendungan vena jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar limpo.

7). Thorax dan paru

Bentuk dada normal chest simetris kanan dan kiri.

* Paru – paru Inspeksi : pada paru – paru didapatkan data tulang iga simetris kanan
dan kiri, payudara normal, RR : 22x/ menit, pola nafas regular, bunyi vesikuler, tidak
ada sesak nafas.

- Palpasi : Vocal fremitus anteria kanan dan kiri simetris, tidak ada nyeri tekan.

Vocal fremitus posterior kanan = kiri, gerak pernafasan kanan = kiri simetris.

- Auskultasi : suara vesikuler, tidak ada rokhi maupun wheezing.


- Perkusi : suara paru – paru sonor pada paru kanan dan kiri.

* Jantung

- Inspeksi : lokasi lotus di gic midclavikula dan denyut jantung Nampak.

- Palpasi : teraba denyut jantung dengan gerakan.

- Perkusi : di sic 5 mid axial dari laterat ke media bunyinya sonor sampai dengan
sternum 2 jari ke sternum peka.

- Auskultasi : s1 = s2 murni regular, bunyi jantung normal, tidak ada mur – mur dan
gallop.

8). Abdomen

- Inspeksi : abdomen simetris, datar dan tidak ada luka.

- Auskultasi : peristartik 25x/ menit

- Palpasi : ada nyeri di kuadran kiri atas.

- Perkusi : suara hypertimpani.

9). Genitalia

Data tidak terkaji, tidak terpasang kateter.

10). Muskuluskeletal

Ekstresmitas atas : simetris, tidak ada odema atau lesi, tidak ada nyeri tekan, tangan
kanan terpasang infuse RL 20 tetes/ menit.
Ekstremitas bawah : kaki kanan dan kaki kiri simetris tidak ada kelainan.

11). Integumentum

Warna kulit kuning kecoklatan, turgor kulit jelek/ kering tidak ada lesi, tidak ada
pengurasan kulit, tidak ada nyeri tekan.

D. POLA KEGIATAN SEHARI - HARI

1. Manajemen terhadap kesehatan dan persepsi terhadap kesehatan.

Klien mengatakan kesehatan itu penting dan jika ada anggota keluarga yang sakit
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan.

2. Nutrisi dan Metabolisme Sebelum sakit : klien mengaku memiliki nafsu makan
banyak 3x sehari dengan menu seperti nasi, sayur bening, ayam, dan ikan asin.
Makanan favorit klien yaitu bakso. Minum yang disukai klien yaitu air putih. ( 8
gelas/ hari )

Selama sakit : klien makan 1x/ hari dengan menu yang disediakan di RS dan habis ½
porsi, klien mengatakan nafsu makan berkurang karena setiap makan langsung
muntah, minum klien hanya 2 gelas/ hari.

3. Pola eliminasi Sebelum sakit : klien BAB 1 – 2x/ hari, tidak ada gangguan, BAK
3 – 4/ hari dengan warna dan bau yang khas.

Selama sakit : klien BAB lebih dari 7 kali/ hari dengan konsistensi cair, dan berlendir.
BAK 2 – 3 kali/ hari dengan warna dan bau yang khas.

4. Istirahat dan tidur


Sebelum sakit : klien mengatakan istirahat dengan cukup yaitu malam hari dari jan
21.00 – 04.30 dan tidur siang dari jam 13.00 – 14.30.

Selama sakit : klien mengatakan sering terbangun karena merasa ingin BAB.

5. Aktifitas dan Latihan Sebelum sakit : klien mengatakan dapat melakukan


aktifitas sehari – hari tanpa bantuan dari orang lain.

Selama sakit : klien mengatakan aktifitasnya seperti makan dan minum, toileting,
berpakaian, berpindah dan ambulasi/ Rom dibantu oleh orang lain, keluarga dan
perawat.

6. Persepsi kognitif

System panca indra klien masih baik, hanya penglihatan menurun. Untuk indra
perasa, peraba, pendengaran, penghidu masih baik, klien juga yakin dengan dibawa
kerumah sakit klien akan cepat sembuh.

7. Konsep diri

Klien percaya bahwa sakitnya dapat disembuhkan. Klien mengatakan ingin cepat
sembuh dan pulang kerumah karena tidak betah dirumah sakit.

8. Peran hubungan

Klien mengaku bahwa orang terdekatnya adalah anak - anak, komunikasi klien
dengan keluarga juga baik, komunikasi sehari – hari biasanya menggunakan bahasa
jawa, klien ibu dari 2 orang anak.

9. Produksi dan Seksualitas


Klien adalah seorang perempuan berusia 65 tahun, klein sudah mempunyai 2 orang
anak.

10. Toleransi stress dan Koping

Klien selalu memecahkan masalahnya dalam keluarga dengan musyawarah.

11. Nilai dan Kepercayaan

Klien beragama islam, selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu tepat waktu dan
khusyu, selama sakit klien tetap menjalanan sholat dengan duduk karena merasa
lemah dan belum kuat berdiri, selama dirumah sakit klien menjalankan ibadah seperti
biasa.

E. THERAPI

a. Infuse RL 20 TPM

b. Inj Arpisilin 3x1 Amp/ iv

c. Inj Ranitidin 3x1 Amp / iv

d. Cefotaxim 3x1/ gr/ iv

e. Ranitidin 3x1/ gr/ iv

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. ANALISA DATA

Ds:

- Klien mengatakan BAB 7 kali/ hari

- Klien mengatakan lemas, nyeri perut.

DO:

- TD : 110/ 70 mm Hg

- N : 82x/ m

- S : 37˚C

- RR : 22x/m

- BB sebelum sakit : 55 kg

- BB selama sakit : 53 kg

*etiologi

- Ekspresi gelisah dan pucat.

*Problem
- Bibir kering Kehilangan volume cairan aktif Kekurangan volume cairan

DS :

- Klien mengatakan nafsu makan berkurang.

DO :

- Peristartic 25x/ m

- Suara hipertimpani

- Konjungtiva anemis, mata cekung

- HB : 10g/ dl

- Makan habis ½ porsi

*Etiologi

- Turgor kulit jelek. Faktor biologi (ketidakmampuan mengabsorbsi makanan )

*Problem

- Ketidakseimbangan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh.

DS :

- Klien mengatakan sering terbangun karena merasa ingin BAB.

DO :
- Konjungtiva anemis, mata cekung.

- Ekspresi gelisah dan pucat.

*Etiologi

- Ketidaknyamanan yang lama

*Problem

Kurang tidur.

DS :

- Klien mengatakan lemas.

DO :

- Makan, minum, toileting, berpidah, berpakaian, dan ambulasi/ LDM, dibantu


orang lain.

*Etiologi

-Kelemahan fisik

*Problem

-Intoleransi aktivitas

H. DAFTAR MASALAH
Diagnose Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis

( ketidakmampuan dalam mengabsorbsi makanan )

3. Kurang tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik yang lama.

4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.

I. RENCANA KEPERAWATAN

*Tujuan

I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan


kekurangan volume cairan teratasi dengan K.H :

- Ekspresi tidak gelisah dan tidak pucat.

- TTV dalam batas normal.

TD : 110/ 70 mm/ Hg

N : 82 x/ m

S : 37 ˚C

RR : 22x/ m

- Bibir lembab.
- Turgor kulit baik.

*Intervensi

1. Monitor TTV

2. Pantau status dehidrasi.

3. Lakukan pengumpulan dan analisa data klien untuk mengatur

keseimbangan cairan.

4. Berikan terapi IV sesuai dengan anjuran.

5. Identifikasi factor – factor yang berkontribusi

terhadap bertambah buruknya dehidrasi

(misal obat – obatan, demam, stress0.

*Tujuan

II Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan


kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan criteria hasil :

- Nafsu makan baik.

- BAB 1 – 2 / hari dengan konsistensi lunak dan bau yang khas.

- Albumin 4g/ dl

*Intervensi

1. Ketahui makanan kesukaan klien.


2. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya.

3. Tawarkan makanan porsi besar disiang hari ketika nafsu makan tinggi.

4. Berikan makanan yang sesuai dengan pribadi klien,budaya dan agama.

*Tujuan

III Setelah dilakukan tindakan keperawatan delama 3 x 24 jam diharap klien


merasa nyaman dan tidur klien terpenuhi dengan K.H:

- Istirahat klien terpenuhi.

- Mata tidak cekung.

- Klien Nampak segar.

*Intervensi

1. Anjurkan klien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang
dapat mengganggu tidur.

2. Kaji pola tidur.

3. Kolaborasi dengan ahli medis pemberian obat tidur.

*Tujuan
IV Setelah tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien mampu
beraktifitas secara mandiri dengan K.H :

- Klien beraktifitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain, keluarga dan perawat.

*Intervensi

1. Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas klien.

2. Kaji respon emosi.

3. Bantu klien untuk mengubah posisi secara berkala dari bersandar, duduk, berdiri
dan ambulasi yang dapat ditoleransi

J. TINDAKAN KEPERAWATAN

*Emplementasi

1. Mengukur tanda – tanda vital.

2. Memantau adanya status dehidrasi.

3. Memberikan terapi IV
- Inj Ranitidin x 1 amp/ IV

- Inj Ampisilin 3 x 1 amp/ IV

4. Memantau faktor yang berkontribusi terhadap bertambah buruknya dehidrasi


sepertidemam, stress.

*Respon

- TD : 110/ 70 mm Hg.

N : 80x/ m

RR : 22x/ m

S : 37 ˚C

- Tidak ada dehidrasi yang ditandai dengan :

• Bibir lembab.

• Turgor kulit baik.

- Obat masuk tidak ada alergi.

- Klien sudah tidak demam tapi masih stress.

*Emplementasi

1. Mengkaji makanan kesukaan klien.

2. Memberikan penkes kepada keluarga secara verbal.


3. Menawarkan makanan porsi besar disiang hari ketika nafsu makan tinggi.

4. Memberikan makanan yang disajikan

dirumah sakit.

*Respon

- Makanan kesukaan klien bakso.

- Keluarga faham dengan penkes yang telah diberikan.

- Klien mau makan walaupun sedikit.

- Klien hanya makan 2 sendok bubur.

*Implementasi

1. Tidak memberikan minuman seperti kopi dan teh manis.

2. Memantau pola tidur.

3. Memberikan obat

- inj Ronitidin 3x amp

- injAmpisilin 3x amp

*Respon

- Klien mau menuruti anjuran perawat

- Klien kadang masih terbangun.


- Obat masuk tidak ada alergi.

*Implementasi

1. Motivasi keluarga untuk membantu aktifitas klien.

2. Mengidentifikasi respon emosi klien.

3. Membantu mengubah posisi klien dari tidur, duduk dan berdiri.

*Respon

- Keluarga mau menuruti anjuran perawat.

- Klien Nampak tenang.

- Klien dapat melakukan tapi belum sepenuhnya.

K. CATATAN PERKEMBANGAN

1.

S : - Klien mengatakan BAB 4x/ hari.

- Klien masih mengeluh lemas tapi tidak

nyeri perut.

O: - Ekspresi tenang dan tidak pucat.

- Bibir lembab.
- Turgor kulit baik.

- TD : 110/ 70 mm Hg RR : 22x/ m

- N : 80x/ m S : 37˚C

A : Masalah belum teratasi.

P : Pertahankan intervensi .1. Pantau status dehidrasi.

2.

S : - Klien mengatakan nafsu makan belum

kembali normal, makan hanya 2 sendok.

O : - Peristartik 20x/ m

- Suara pekak.

- Konjungtiva an anemis, tidak pucat.

- HB : 12g/ dl

- Albumio : 4g/ dl

A : Masalah belum teratasi.

P : Pertahankan intervensi. 1. Ketahui makanan kesukaan klien.


3.

S : - Klien mengatakan sudah bisa tidur tapi

hanya 4 jam dimalam hari dan tidak bias

tidur siang.

O : - Konjungtiva an anemis, mata.

- Ekspresi tenang.

A : - Masalah teratasi sebagian.

P : - Pertahankan intervensi 1. Kaji pola tidur klien.

4.

S : - Klien mengatakan lemas.

O: - Makan, minum dan berpindah mandiri,

sedangkan toileting dan berpakaian masih

dibantu orang lain, keluarga dan perawat.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Pertahankan intervensi. 1. Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas klien.

L. CATATAN PERKEMBANGAN
I.

S : - Klien mengatakan BAB 2 – 3x/ hari.

O : - Ekspresi tenang dan tidak pucat

- Bibir lembab. - Turgor kulit baik.

A : Masalah teratasi.

P : Hentikan intervensi.

II.

S : - Klien mengatakan nafsu makan sudah

kembali.

O : - Albumin 4g/ dl

- Konjungtiva an anemis, tidak pucat.

A : Masalah teratasi.

P : Hentikan intervensi.

III.

S : - Klien mengatakan tidur malam dari jam


21.00 – 05.00 dan tidur siang dari jam

13.00 – 14.00 WIB.

O : Ekspresi tenang.

A : Masalah teratasi.

P : Hentikan intervensi.

IV.

S : - Klien mengatakan tidak lemas lagi.

O : - Toileting dan berpakaian secara mandiri.

A : Masalah teratasi.

P : Hentikan intervens

Anda mungkin juga menyukai