Anda di halaman 1dari 11

TUGAS EKOLOGI GIZI DAN PANGAN

DIABETES MELITUS PADA IBU HAMIL


(DIABETES GESTASIONAL)

Oleh :
1
2
3

Ifa Dwi Nuryana


Rachman Ramadhana
Septi Diah Sukmawati

25010110120037
25010110120038
25010110120039

Kelas Reguler A 2010

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I

PENDAHULUAN

Semua sel dalam tubuh manusia membutuhkan gula agar dapat bekerja dengan normal.
Gula dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh dengan bantuan hormon insulin. Jika jumlah insulin
dalam tubuh tidak cukup, atau jika sel-sel tubuh tidak memberikan respon terhadap insulin
(resisten terhadap insulin), maka akan terjadi penumpukan gula di dalam darah. Hal inilah
yang terjadi pada pasien diabetes melitus. Diabetes mellitus, atau yang juga dikenal sebagai
penyakit kencing manis, adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh: ketidakmampuan
organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh
tidak dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan oleh pankreas secara efektif, atau
gabungan dari kedua hal tersebut. Pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol, akan
terjadi peningkatan kadar glukosa (gula) darah yang disebut hiperglikemia. Hiperglikemia
yang berlangsung dalam waktu lama akan menyebabkan kerusakan serius pada sistem tubuh
kita, terutama pada saraf dan pembuluh darah. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
mengontrol kadar glukosa dalam darah pasien diabetes mellitus. Diabetes mellitus dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu: Diabetes melitus tipe 1, yakni diabetes mellitus yang disebabkan
oleh kurangnya produksi insulin oleh pancreas, diabetes melitus tipe 2, yang disebabkan oleh
resistensi insulin, sehingga penggunaan insulin oleh tubuh menjadi tidak efektif, diabetes
gestasional, adalah hiperglikemia yang pertama kali ditemukan saat kehamilan.
Penyakit diabetes terdapat pada sekitar 1% wanita usia reproduksi dan 1-2% diantaranya
akan menderita diabetes gestasional. Kemungkinan diabetes yang dialami ibu yaitu, Ibu
tersebut memang telah menderita Diabetes Mellitus sejak sebelum hamil atau si ibu
mengalami penyakit tersebut saat hamil.

BAB II

PEMBAHASAN
A.

Pengertian
Diabetes Gestasional adalah diabetes yang terjadi pada ibu hanya selama kehamilan.
Penyakit ini terjadi pada saat kehamilan akibat perubahan hormone dalam tubuh ibu hamil
sehingga meningkatkan resistensi hormone insulin. Hormon insulin adalah suatu zat yang
memproses gula yang beredar di dalam darah untuk di metabolism dalam bentuk yang mudah
di manfaatkan tubuh. Ketika hormone tersebut berkurang, gula yang berasal dari makanan
dan yang di produksi oleh tubuh akan bertumpuk dalam aliran darah. Jika penumpukan ini
melebihi ambang batas ( misalnya diatas 240 g/dL ), maka orang tersebut akan dikatakan
mengalami diabetes mellitus.
Definisi diabetes mellitus gestational (GDM) menurut World Health Organization
(WHO) dengan sedikit modifikasi yang telah dilakukan oleh American Diabetes Association
(ADA), adalah intoleransi glukosa pada waktu kehamilan, pada wanita normal atau yang
mempunyai gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan. Estimasi kasus diabetes
mellitus berdasarkan prevalensi global pada tahun 1995 adalah kira-kira 135 juta orang
manakala projeksinya ke tahun 2025 akan menunjukkan angka peningkatan yaitu kira-kira
300 juta. Kira-kira 135,000 wanita hamil yang mengalami GDM setiap tahun yaitu kira-kira
3-5%.

B.

Penyebab
Diabetes gestasional disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan. Peningkatan kadar beberapa hormon yang dihasilkan plasenta membuat sel-sel
tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin (resistensi insulin). Karena plasenta terus
berkembang selama kehamilan, produksi hormonnya juga semakin banyak dan memperberat
resistensi insulin yang telah terjadi. Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan
insulin yang lebih banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin yang
terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar glukosa darah
akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional. Kebanyakan wanita yang menderita
diabetes gestasional akan memiliki kadar gula darah normal setelah melahirkan bayinya.

Namun, mereka memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada
saat kehamilan berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari.
C.

Faktor Resiko
Faktor yang memperbesar terjadinya penyakit dibetes gestasional pada ibu ibu hamil
diantaranya adalah obesitas, tekanan darah tinggi atau koplikasi lain, pernah melahirkan bayi
dengan berat lebih dari 4 kg, pernah melahirkan bayi cacat, pernah mengalami penyakit
diabetes gestasional sebelumnya, mempunyai riwayat keluarga diabetes, berasal dari suku
bangsa tertentu ( Afrika, Latin, Asia dan Amerika ) dan hamil saat berusia diatas 30 tahun.
Faktor Predisposisi :

D.

Umur sudah mulai tua


Multiparitas
Penderita gemuk
Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
Bersifat keturunan
Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine
Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir mati, Sering
mengalami keguguran
Glokusuria

Gejala
Diabetes gestasional tidak mempunyai gejala yang terdeteksi. Pendeteksian akurat
dengan tes kadar gula darah di laboratorium. Meskipun begitu, ada beberapa gejala yang
harus diwaspadai seperti, rasa haus yang amat sering, selera makan naik dan buang air yang
terlalu sering.
Beberapa tanda yang menunjukkan gejala penyakit diabetes gestasional adalah :
1. Hasil dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya gula dalam urin
Dengan hasil pemeriksaan laboratorium ini jelaslah bahwa ibu hamil memang mengalami
penyakit tersebut. Seorang ibu hamil memang disarankan untuk melakukan cek darah
secara rutin. Selain tujuan utamanya adalah melihat kadar darah apakah masih
mengandung cukup hemoglobin atau tidak, tujuan lainnya adalah juga untuk mengukur
kadar gula dalam darah.
2. Rasa haus yang tidak seperti biasanya

Rasa haus yang berlebihan menandakan tubuh ibu hamil memerlukan kadar air dengan
batas maksimal dan akan mempengaruhi tubuh.
3. Sering buang air kecil
Bagi ibu hamil, tanda tanda kehamilan sering buang air kecil adalah hal yang lumrah.
Kandung kemih tertekan oleh bayi di dalam rahim. Keadaan ini membuat ibu hamil
sering merasa ingin buang air kecil. tapi sering buang air kecil juga merupakan gejala
diabetes gestasional, jadi ibu hamil harus pintar dalam menyikapi perubahan yang
dialami tubuhnya.
4. Lelah
Ibu hamil memproduksi lebih banyak hormone daripada wanita yang tidak hamil, kondisi
ini membuat ibu hamil merasa lebih cepat lelah ketika melakukan aktivitas sehari hari.
5. Mual
Kebanyakan rasa mual terjadi pada pagi hari sehingga sering disebut morning sickness.
Rasa mual disebabkan kadar asam dalam lambung meningkat di pagi hari. Selain itu,
mual yang dirasakan ibu hamil terkadang di picu oleh beberapa aroma khusus.
6. Sering mengalami infeksi kandung kemih, vagina maupun kulit
Sering terjadi infeksi kandung kemih ketika buang air kecil terasa perih dan sakit selain
itu infeksi juga dapat menyerang vagina dan juga kulit tubuh lainnya.
7. Penglihatan kabur
Hal ini dapat disebabkan naiknya kadar gula dalam darah. Penglihatan kabur ini semakin
banyak terjadi pada ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi.
E.

Patofisiologi Diabetes Mellitus Pada Kehamilan


Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat
berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin
hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar
gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengaturan fisiologis kadar glukosa darah
sebagian besar tergantung dari :
1. Ekstrasi glukosa
2. Sintesis glikogen
3. Glikogenoksis dalam hati
Sedangkan pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormone lain estrogen, steroid dan plasenta laktogen.

Hormon yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah antara lain :


1.
2.
3.
4.

Glukagon yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau langerhans


Epinefrin yang disekresi oleh medula adrenal dan jaringan kromatin.
Glukokortikoid yang disekresi oleh korteks adrenal.
Growth Hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
Glukogen, epninefrin, glukokortikoid, dan GH membentuk suatu mekanisme Counter-

regulator yang mencegah timbulnya hipoglikemi akibat pengaruh insulin pasif. Akibat
lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan ini menuntut
kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali
dari keadaan normal. Hal ini disebut tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara
fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tak
mudah menjadi hipoglikemia. Tetapi bila seorang ibu tak mampu meningkatkan produksi
insulin, sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemi atau diabetes
kehamilan (diabetes yang timbul hanya dalam kehamilan). Resistensi insulin juga disebabkan
oleh adanya hormon estrogen, progresteron, kortisol, prolaktin, dan plasenta laktogen.
Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga mengurangi afinitas
insulin.
F.

Klasifikasi
Secara klinis Diabetes Melitus Gestasional dibagi menjadi :
1. Tak Tergantung Insulin (TTI) Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yaitu
kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendalian kadar gula darah.
2. Tergantung Insulin (TI) Insulin Dependent Diabetes Mellitus yaitu kasus yang
memerlukan insulin dalam mengendalikan kadar gula darah. Menurut White (1965)
klasifikasi diabetes dibagi menjadi :
a. Kelas A : Diabetes kimiawi, disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabetes
kehamilan, tes toleransi glukosa tidak normal. Penderita tidak memerlukan insulin,
cukup diobati dengan diet saja. Prognosis bagi ibu dan anak baik.
b. Kelas B : Diabetes dewasa, diketahui secara klinis setelah umur 19 tahun dan
berlangsung kurang dari 10 tahun, dan tidak disertai kelainan pembuluh darah.
c. Kelas C : Diabetes yang diderita antara 10-19, atau timbul pada umur antara 10-19
tahun, dan tanpa kelainan pembuluh darah.

d. Kelas D : Diabetes telah diderita lama ; 10 tahun atau lebih ; atau diderita sebelum
umur 10 tahun ; atau disertai kelainan pembuluh darah, termasuk arteriosklerosis pada
retina dan tungkai, dan retensio.
e. Kelas E : Diabetes yang disertai perkapuran pada pembuluh-pembuluh darah panggul,
termasuk arteri uterina.
f. Kelas F : Diabetes dengan nefropatia, termasuk glomerulonefritis dan pielonefritis.
g. Kelas R : Penderita dengan komplikasi retinitis proliferans atau dengan perdarahan
dalam korpus vitreum.
h. Kelas H : Penderita dengan komplikasi penyakit koroner.
i. Kelas T : Penderita dengan tranpslantasi ginjal.
G.

Pengaruh Kehamilan pada Diabetes


Glukosuri renal sering dijumpai dalam kehamilan. Kelainan terjadi bukan karena kadar
glukosa darah tinggi, melainkan karena ambang ginjal terhadap glukosa rendah. Oleh karena
itu diabetes dalam kehamilan tidak bisa dinilai dari pemeriksaan reduksi urin.
1. Pengaruh kehamilan
a. Hiperemesis gravidarum dapat mengubah metabolisme karbohidrat.
b. Pemakaian glikogen bertambah karena miometrium dan jaringan-jaringan lain
bertambah.
c. Janin yang tumbuh, makin lama makin banyak, memerlukan bahan makan
termasuk karbohidrat.
d. Adanya pankreas dan adrenal janin yang sudah berfungsi inutero.
e. Meningkatnya metabolisme basal dengan pertukaran zat yang lebih cepat dalam
hati ibu mengurangi banyaknya glikogen cadangan.
f. Sebagian insulin ibu dimusnahkan oleh enzim insulinase dalam plasenta.
g. Khasiat insulin dalam kehamilan dikurangi oleh plasenta laktogen, dan mungkin
juga oleh estrogen dan progresteron.
2. Pengaruh persalinan
Kontraksi miometrium dan usaha meneran mengakibatkan pemakaian glukosa lebih
banyak, sehingga dapat terjadi hipoglikemi, apalagi jika ibu muntah-muntah.
3. Pengaruh nifas
Laktasi menyebabkan keluarnya zat-zat makanan, karbohidrat dari ibu.

H.

Pengaruh Diabetes pada Kehamilan


Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan sebagai berikut :
1. Pengaruh dalam kehamilan
a. Abortus dan partus prematurus.
b. Pre-eklampsi
c. Hidramnion

d. Kelainan letak
e. Insufisiensi plasenta
2. Pengaruh dalam persalinan
a. Inersia uteri dan atonia uteri
b. Distosia bahu karena anak besar
c. Kelahiran mati
d. Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk seksio sesarea. Seksio
sesaria merupakan penyakit persalinan yang paling sering ditemukan. Dari
sebanyak 40 pasien DMG yang dipantau di klinik selama 3,5 tahun, Seksio sesaria
dilakukan sebanyak 17,5 %.
e. Lebih mudah terjadi infeksi
f. Angka kematian maternal lebih tinggi
3. Pengaruh dalam nifas
a. Infeksi nifas/infeksi puerperalis.
b. Sepsis
c. Menghambat penyembuhan luka jalan lahir.
I.

Pengaruh Diabetes pada Bayi


1. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus.
2. Cacat bawaan terutama pada kelas D ke atas.
3. Dismaturitas terutama pada kelas D ke atas.
4. Janin besar (makrosomia) terutama pada kelas A-C.
5. Kematian dalam kandungan (Intra Uterin Fetal Death), biasanya pada kelas D ke atas.
6. Kematian neonatal. Di klinik yang maju sekalipun angka kematian dilaporkan
berkisar antara 3-5 %.
7. Kelainan neurologik dan psikologik dikemudian hari.

J.

Pengelolaan Diabetes Mellitus Pada Kehamilan


Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa
berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita
perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan
turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke
janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan
pada saat pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah
mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus
atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan
pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat

memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan
apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100
mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test
tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur
1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg%
maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.
K.

Pengelolaan medis
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama
didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini,
pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan
insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan
infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus
glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal,
kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
Kalori kegiatan jasmani 10-30%
Kalori untuk kehamilan 300 kalor
Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal
atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di
bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler.
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan

ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :

Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl


Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
Mencegah episode hipoglikemia
Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.

Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari,
jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal
pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin
sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali. Kenaikan berat badan
ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap
minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status
gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB
lebih/obesitas 7.5-12.5 kg). Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung
digunakan. Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena
insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan
terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar
darah plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.
DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja
intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin harus
lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan intermediate, untuk
mencapai kadar glukosa yang diharapkan. Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam
DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar
melalui ASI.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. t,th. Diabetes Melitus. http://usupress.usu.ac.id/files/Penyakit-Penyakit%20yang


%20Memengaruhi%20Kehamilan%20dan%20Persalinan%20Edisi
%20Kedua_Normal_bab%201.pdf diakses tanggal 16 Nopember 2012
Anonim. t,th. Penyakit Diabetes Gestasional Mengincar Ibu Hamil.
http://www.anneahira.com/penyakit-diabetes.htm diakses tanggal 16 Nopember 2012
Chamberlain, Geofferey. 1994. Obstetrik dan Ginekologi Praktis. Jakarta : Widya Medika
Doenges E, Marilynn. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan. Kajarta : EGC
Emilia, Ova.2010.Tetap Bugar dan Energik Selama Hamil. Jakarta :Agromedia
Heller, Luz 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC
Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir.
Jakarta :EGC
Manumba, Ida Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetrik dan Ginekologi
Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I.
Jakarta : EGC
Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan . Yayasan Esentia Medika
Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka
Regina. t,th. Definisi dan Tipe Diabetes. http://diabetesmelitus.org/definisi-tipe-diabetes/
diakses tanggal 17 Nopember 2012
Regina. t,th. Penyebab Dibetes Melitus. http://diabetesmelitus.org/penyebab-diabetesmelitus/#ixzz2CV4disP8 diakses tanggal 17 Nopember 2012

Anda mungkin juga menyukai