Di Susun Oleh :
YOGI, S.Kep
14420211071
A. Definisi
Diabetes gestasional adalah diabetes yang muncul pada masa kehamilan, dan hanya
berlangsung hingga proses melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi di usia kehamilan berapa
pun, namun lazimnya berlangsung di minggu ke-24 sampai ke-28 kehamilan.
Sama dengan diabetes yang biasa, diabetes gestasional terjadi ketika tubuh tidak
memproduksi cukup insulin untuk mengontrol kadar glukosa (gula) dalam darah pada
masa kehamilan. Kondisi tersebut dapat membahayakan ibu dan anak, namun dapat
ditekan bila ditangani dengan cepat dan tepat.
B. Etiologi
Gejala diabetes saat kehamilan muncul ketika kadar gula darah melonjak tinggi
(hiperglikemia). Di antaranya:
Perlu diketahui bahwa tidak semua gejala di atas menandakan diabetes gestasional,
karena bisa dialami oleh ibu hamil. Oleh karena itu, bicarakan dengan dokter bila
mengalami kondisi di atas.
C. Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi) Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin
juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan
terjadi berbagai komplikasi).
Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami
gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, dan sebagainya).
Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka
perlu dilakukan induksi pada minggu ke 36 –38 untuk mencegah terjadinya
komplikasi saat persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat
oleh dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis penyakit dalam.Biasanya setelah
bayi lahir maka kadar gula darah akan kembali normal, apabila tidak, maka perlu
dilanjutkan pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu tertentu.Pada
kehamilan normal terjadi banyak perubahan pada pertumbuhan dan perkembangan fetus
secara optimal. Pada kehamilan normal kadar glukosa darah ibu lebih rendah secara
bermakna (Kurniawan, 2016).
Hal ini disebabkan oleh :
1.Pengambilan glukosa sirkulasi meningkat
2.Produksi glukosa dari hati menurun
3.Produksi alanin (salah satu precursor glukoneogenesis ) menurun.
4.Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5.Efek-efek hormon gestasional (kortisol, human plasenta lactogen, estrogen, dll)
6.Perubahan metabolismlemak dan asam amino
D. Manifestasi klinik
1. Poliuri(banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana
gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
3. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien
banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh
darah.
Penurunan berat badan
Kesemutan, gatal
Pandangan kabur
Pruritus vulvae pada wanita
Lemas, lekas lelah, tenaga kurang
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu
lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya
akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di
jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan
tetap kurus (Rahayu, & Rodiani, 2016).
E. Komplikasi
Ibu hamil yang menderita diabetes gestasional tetap dapat melahirkan bayi yang sehat.
Tetapi bila kondisi ini tidak ditangani dengan tepat, beberapa komplikasi dapat terjadi
pada bayi saat lahir, seperti:
Kelebihan berat badan saat lahir yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam
darah (macrosomia).
Lahir prematur yang mengakibatkan bayi kesulitan bernafas (respiratory distress
syndrome). Kondisi ini juga dapat terjadi pada bayi yang lahir tepat waktu.
Lahir dengan gula darah rendah (hipoglikemia) akibat produksi insulin yang tinggi.
Kondisi ini dapat mengakibatkan kejang pada bayi, namun dapat ditangani dengan
memberinya asupan gula.
Risiko mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 ketika dewasa.
Selain pada bayi, ibu hamil juga berpotensi mengalami komplikasi, seperti hipertensi
dan preeklamsia, yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi. Ibu hamil juga berisiko
terserang diabetes gestasional pada kehamilan berikutnya, atau malah terkena diabetes
tipe 2.
F. Pemeriksaan penunjang
Pengobatan diabetes gestasional bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah dan
mencegah terjadinya komp likasi saat hamil dan melahirkan. Metode pengobatan
memeriksakan darah 4-5 kali sehari, terutama di pagi hari dan tiap selesai makan.
Pasien dapat memeriksakan darah secara mandiri, menggunakan jarum kecil, dan
berserat tinggi, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian. Pasien juga disarankan untuk
membatasi konsumsi makanan manis, serta makanan dengan kandungan lemak dan
kalori tinggi.Menurunkan berat badan saat sedang hamil tidak disarankan, karena
tubuh sedang memerlukan tenaga ekstra. Oleh karena itu, bila ingin menurunkan
berat badan, lakukanlah sebelum merencanakan kehamilan.Pola diet juga tidak sama
pada setiap pasien. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter mengenai pola diet
sel untuk diubah menjadi tenaga.Manfaat lain dari olahraga rutin adalah membantu
mengurangi rasa tidak nyaman saat hamil, seperti sakit punggung, kram otot,
Obat-obatan. Bila diet sehat dan olahraga belum mampu menurunkan kadar gula
menimbulkan efek samping parah, dokter akan memberi suntik insulin. Sekitar 10-20
Bila kadar gula darah pada ibu hamil tetap tidak terkontrol atau belum juga melahirkan
pada usia kehamilan lebih dari 40 minggu, dokter dapat memilih melakukan
Diabetes gestasional dapat meningkatkan risiko bayi terlahir dengan komplikasi. Oleh
G. Penatalaksanaan
1. Meningkatkan jumlah insulin
1.Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide, dsb.)
2.Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
3.Insulin injeksi
4.Meningkatkan sensitivitas insulin
5.Biguanid/metformin
6.Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
7.Memengaruhi penyerapan makanan
8.Acarbose
9.Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman manis atau permen)
6-8 minggu setelah melahirkan, ibu tersebut melakukan test plasma glukosa
puasa dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien gemuk penderita GDM, sebaiknya
mengontrol BB, karena diperkirakan akan menjadi DM dalam 20 tahun kemudian.
2. Terapi Insulin
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang
dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan
sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar
kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.
Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan
asidosis tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin
perlu ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada
140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial.
Hingga saat ini, belum diketahui apakah diabetes gestasional dapat dicegah atau tidak.
Namun demikian, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menekan risiko
terserang penyakit ini, yaitu:
H. Proknosis
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik,
apalagi penyakitnya lekas diketahui dan dengan segera diberikan pengobatan oleh
dokter ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis
kebidanan. Kematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai meninggal
biasanya karena penderita sudah mengidap diabetes sudah lama dan berat, terutama yang
disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya, prognosis bagi anak jauh
lebih buruk dan di pengaruhi oleh :
A. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada tahap pertama yaitu pengkajian. Dalam pengkajian perlu
dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data tersebut harus
seakurat akuratnya, agar dapat digunakan dalam tahap berikutnya, meliputi nama
pasien,umur, keluhan utama.
b. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri, kesemutan pada
esktremitas,luka yang sukar sembuh Sakit kepala, menyatakan seperti mau
muntah, kesemutan, lemah otot disorientasi, letargi, koma dan bingung.
b. Riwayat kesehatan lalu Biasanya klien DM mempunyai Riwayat hipertensi,
penyakit jantung seperti Infark miokard
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya Ada riwayat anggota keluarga yang menderita DM
c. Pengkajian Pola Gordon
a. Pola persepsi
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan tatalaksana
hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gangren pada kaki
diabetik, sehingga menimbulkan persepsi negatif terhadap diri dan kecendurangan
untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama,lebih dari 6
juta dari penderita DM tidak menyadari akan terjadinya resiko kaki diabetik
bahkan mereka takut akan terjadinya amputasi (Debra Clair,Jounal Februari 2015)
b. Pola nutrisi
metabolik Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi
insulin maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan
keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan
mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi
dan metabolisme yang dapat mempengarui status kesehatan penderita. Nausea,
vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek , mual muntah. (Debra
Clair,Jounal Februari 2015).
c. Pola eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang
menyebabkan pasien sering kencing(poliuri) dan pengeluaran glukosa pada
urine(glukosuria). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.
d. Pola ativitas dan latihan
57 Kelemahan, susah berjalan dan bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
tidur,tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan bahkan sampai
terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahanotot otot pada tungkai bawah
menyebabkan penderita tidak mampu melakukan aktivitas sehari hari secara
maksimal, penderita mudah mengalami kelelahan.
e. Pola tidur dan istirahat
Istirahat tidak efektif adanya poliuri,nyeri pada kaki yang luka,sehingga klien
mengalami kesulitan tidur
f. Kongnitif persepsi
Pasien dengan gangren cendrung mengalami neuropati/ mati rasa pada luka
sehingga tidak peka terhadap adanya nyeri. Pengecapan mengalami penurunan,
gangguan penglihatan.
g. Persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh menyebabkan penderita mengalami
gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh , lamanya perawatan,
banyaknya baiaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami
kecemasan dan gangguan peran pada keluarga (self esteem)
h. Peran hubungan Luka
gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan
menarik diri dari pergaulan.
i. Seksualitas Angiopati
dapat terjadi pada pebuluh darah diorgan reproduksi sehingga menyebabkan
gangguan potensi sek,gangguan kualitas maupun ereksi seta memberi dampak
dalam proses ejakulasi serta orgasme. Adanya perdangan 58 pada vagina, serta
orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. Risiko lebih tinggi terkena kanker
prostat berhubungan dengan nefropatai.
j. Koping
toleransi Lamanya waktu perawatan,perjalannya penyakit kronik, persaan tidak
berdaya karena ketergantungan menyebabkan reasi psikologis yang negatif berupa
marah, kecemasan, mudah tersinggung, dapat menyebabkan penderita tidak
mampu menggunakan mekanisme koping yang kontruktif/adaptif.
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada
kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi
mempengarui pola ibadah penderita.
d. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Vital Sign Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu.
Tekanan darah dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau
normal, Nadi dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika
terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi komplikasi
kulit terasa gatal.
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher 59 Kaji bentuk kepala,keadaan rambut Biasanya tidak
terjadi pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening, dan JVP (Jugularis Venous
Pressure) normal 5-2 cmH2.
d. Pemeriksaan Dada (Thorak) Pada pasien dengan penurunan kesadaran acidosis
metabolic pernafasan cepat dan dalam.
e. Pemeriksaan Jantung (Cardiovaskuler) Pada keadaan lanjut bisa terjadi adanya
kegagalan sirkulasi.
f. Pemeriksaan Abdomen Dalam batas normal
g. Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus Sering BAK
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal Sering merasa lelah dalam melakukan aktifitas, sering
merasa kesemutan
i. Pemeriksaan Ekstremitas Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa
nyeri, bisa terasa baal
j. Pemeriksaan Neurologi GCS :15, Kesadaran Compos mentis Cooperative(CMC)
(SDKI, 2018).
C. Diagnosa keperawatan
D. Intervensi
E. Evaluasi
Dari 4 diagnosa yang ditegakkan sesuai dengan apa yang penulis temukan dalam studi kasus
dan melakukan asuhan keperawatan kurang lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih
baik dan optimal, maka dari itu dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil
yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien, perawat, dokter,
dan tim kesehatan lainnya.
a. Pada Diagnosa Pertama yakni Ketidakstabilan gula darah berhubunga dengan resistensi
insulin sudah tertasi sebagian karena kadar glukosa darah klien sudah menurun
b. Pada Diagnosa Kedua yakni Nyeri Akut berhubunga dengan Agen cedera fisik sudah
teratasi sebagian karena nyeri yang klien rasakan sudah mulai hilang
c. Untuk Diagnosa ketiga Resiko Infeksi berhubungan dengan peningkatan Leukosit teratasi
sebagian karena resiko infeksi sudah mulai membaik
d. Pada Diagnosa Kempat intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas sudah teratasi
sebagian karena intoleransi aktivitas sudah mulai membaik (SDKI, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
(IDF). (2015) . Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 15 april 2016 dari
http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
American Diabetes Association (ADA), (2013). Diakses tgl 11 juni 2017 Diabetes
bacic. Http://www.diabetes.org/ diabetes-bacics
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 : Jakarta:
DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 : Jakarta: DPP
PPNI
Rahayu, A., & Rodiani, R. (2016). Efek Diabetes Melitus Gestasional terhadap Kelahiran Bayi
Makrosomia. Jurnal Majority, 5(4), 17-22.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas ).2017. Badan penelitian dan pengembangan Kesehatan