Anda di halaman 1dari 9

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN

INJEKSI INTRA VENA MELALUI SELANG INFUS


DI RUANG BEDAH RSUD MAKASSAR

DISUSUN OLEH :
AMALIA WAHYUNINGSI
14420211027

CI INSTITUSI MAHASISWA

(Rahmawati Ramli, S.Kep., Ns. M.kes) (Amalia Wahyuningsi)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021-2022
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN
INJEKSI INTRA VENA MELALUI SELANG INFUS
DI RUANG BEDAH RSUD MAKASSAR

Nama Klien : Nn. P


Umur :16 Tahun
Alamat : Daya
Diagnosa medik : Fraktur Klavicula

1. Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut Berhubungan Dengan Pencedera Fisik
DS:
a. Klien mengatakan nyeri pada bahu sebelah kiri setelah operasi
b. Klien mengatakan sakit yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk
 P : Nyeri pada bahu sebelah kiri setelah operasi
 Q : Tertusuk-tusuk
 R : Bahu sebelah kiri
 S :7
 T : terus menerus

DO:
a. Pasien tampak meringis
b. Pasien tampak takut mengerakkan bahu kirinya
c. Pasien tampak gelisah karena nyeri pada bahu kirinya
d. TTV
 Tekanan Darah : 112/80 mmHg
 Pernapasan : 20x/i
 Nadi : 80x/I
 suhu : 36ºc

2. Dasar Pemikiran
a. Fraktur klavikula
Fraktur klavikula adalah hilangnya kontinuitas tulang klavikula,
salah satu tulang pada sendi bahu. Mekanisme cedera pada fraktur
klavikula yang paling sering adalah jatuh dengan tangan terlentang,
jatuh bertumpuh pada bahu atau trauma langsung pada klavikula.
b. Nyeri akut
Nyeri akut merupakan keadaan seseorang mengeluh
ketidaknyamanan dan merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak
menyenangkan selama 1 detik sampai dengan kurang dari enam bulan.

 Penyebab gangguan rasa nyaman:

a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f. Efek samping terapi (misal medikasi, radiasi dan kemoterapi)

 Manifestasi klinis
Tanda dan gejala (SDKI 2018):

a. Mayor
Gejala dan tanda Subjektif:
Mengeluh tidak nyaman
Objektif: Gelisah
b. Minor
Gejala dan tanda minor Subjektif:

1) Mengeluh sulit tidur dan mengeluh lelah


2) Tidak mampu rileks
3) Mengeluh kedinginan/kepanasan
4) Merasa gatal
5) Mengeluh mual

Objektif:

1) Menunjukkan gejala distres


2) Tampak merintih/menangis
3) Pola eleminasi berubah
4) Postur tubuh berubah
5) Iritabilitas

3. Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan


Tindakan : injeksi intra vena lewat saluran infus

4. Prinsip Tindakan
a. Definisi
Menurut Jacob (2014), injeksi intra vena lewat saluran infus/bolus
adalah tindakan memberikan satu dosis obat teruku rlangsung kedalam
sirkulasi sistemik.
b. Tujuan
1) Dapat digunakan untuk keadaan gawat darurat pada pasien kritis
yang tidak stabil
2) Mendapatkan efek obat dengan segera dan maksimal
c. Tujuh prinsip benarpemberian obat :
1) Benar pasien
2) Benar obat
3) Benar dosis
4) Benar waktu
5) Benar cara/rute pemberian
6) Benar dokumentasi
7) Benar informasi
d. Prosedur :
 Prainteraksi
1) Membaca program terapi keperawatan
2) Mengecek identitas pasien
3) Menyiapkan peralatan
 Handscoon
 Obat IVsesuaikebutuhan
 Perlak
 Spuitdisposable
 Swab alkohol
 Orientasi
1) Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan validasi
data : nama pasien, keluhan, data lain terkait.
2) Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
3) Meminta persetujuan tindakan kepada pasien
4) Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
 Tahapkerja
1) Cuci tangan dan pakai handscoon (sarung tangan)
2) Menyiapkan obat sesuai dengan prinsip 6 benar (Ketorolac dan
Ranitidin)
3) Mengatur posisi pasien untk penyuntikan
4) Memasang perlak dan pengalasnya pada area dibawah yang
terpasang infus
5) Mengecek kelancaran tetesan infuse sebelum obat dimasukkan
6) Memastikan tidak ada udara pada spuit disposible yang berisi
obat
7) Mematikan atau mengklem infus
8) Melakukan disinfektan menggunakan swab alkoholpada area
karet saluran infus set pada saluran infuse
9) Menusukkan jarum ke bagian karet saluran infus dengan hati-
hati degan kemiringan jarum 15-45 derajat
10) Melakukan aspirasi atau menghisap spuit disposable untuk
memastikan bahwa obat masuk ke saluran vena dengan baik.
Jika saat aspirasi terlihat darah keluar ke selang infuse maka
obat siap untuk dimasukkan
11) Memasukkan obat secara perlahan dengan mendorong
pegangan disposable spuit sampai obat habis
12) Mencabut jarum dari bagian karet saluran infus dengan
mendidih kapas pada lokasi tusukan jarum tadi
13) Membuka klem cairan infuse dan mengobservasi kelancaran
tetesan aliran infuse
14) Membuang disposable spuit ke bengkok
15) Menghitung tetesan infuse sesuai dengan ketentuan program
pemberian cairan
16) Membereskan pasien
17) Membereskan alat-alat
18) Melepas sarung tangan
19) Mencuci tangan

5. Analisa Tindakan
Pemberian injeksi IV melalui jalur selang infus merupakan tindakan
memasukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dengan melalui saluran infus untuk mempercepat absorpsi obat.

6. Bahaya dan Pencegahan


a. Bahaya yang ditimbulkan apabila pemberian obat tidak sesuai dengan
7 benar prinsip pemberian obat maka akan berakibat fatal , misalnya
pemberian obat antibiotuk pada pasien yang alergi dengan antibiotik
tertentu maka akan menyebabkan penyakit steven jhonson syndrome.
b. Pencegahan yang dilakukan yaitu dengan memperhatikan 7 benar
prinsip pemberian obat.
7. Hasil Yang Didapatkan dan Maknanya
Evaluasi:
DS :
a. Klien mengatakan masih nyeri pada bahu sebelah kiri setelah
operasi
b. Klien mengatakan sakitnya masih dirasakan seperti tertusuk-
tusuk
 P : Nyeri pada bahu sebelah kiri setelah operasi
 Q : Tertusuk-tusuk
 R : Bahu sebelah kiri
 S :7
 T : terus menerus

DO:
a. Pasien tampak meringis
b. Pasien tampak takut mengerakkan bahu kirinya
c. Pasien tampak gelisah karena nyeri pada bahu kirinya
d. TTV
 Tekanan Darah : 112/80 mmHg
 Pernapasan : 20x/i
 Nadi : 80x/I
 suhu : 36ºc

8. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dilakukan


a. Anjurkan banyak meminum air putih
b. Jaga lingkungan yang bersih, tenang dan ventilasi yang baik.
9. Evaluasi Diri
a. Kelebihan
Dapat melakukan tindakan secara mandiri
b. Kekurangan
Melaksanakan tindakan keperawatan kurang maksimal karena saat
melakukan tindakan saya tidak menggunakan perlak dan swab alcohol.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, H., & Kamitsuru, S. 2015. NANDA Internasional, Diagnosis


Keperawatan : Defenisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC
Jacob, A., Rekha, R., & Tarachnand, J, S. 2014. Buku Ajar Clinical
Nursing Procedures, Edisi Kedua, Jilid Satu. Jakarta : Binarupa
Aksara
Manjoer, A,. dkk. 2011. Kapita selekta kedokteran, edisi 3. Jakarta :
Medika aeusculapeus

Anda mungkin juga menyukai