Disusun Oleh :
Rizky Tiara Damayanti
P27220018208
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri perut pada bagian kanan bawah
B. Diagnose Medis
Abdominal pain susp appendicitis
C. Diagnose Keperawatan
Nyeri akut b.d agen cedera biologis
D. Data yang mendukung diagnose keperawatan
DS :
Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan bawah dengan skala 4 nyeri
dirasakan terus menerus seperti ditusuk-tusuk
DO :
1. Keadaan umum lemah.
2. Kesadaran composmentis.
3. GCS 15 (E4M6V5).
4. Terdapat nyeri tekan pada perut bagian kanan bawah
5. Pasien rencana operasi cito
6. Pasien berusia 42 tahun
7. TD: 133/ 76 mmhg
8. N: 84X/ menit
E. Dasar pemikiran
Defisit cairan perioperatif timbul sebagai akibat puasa prabedah yang kadang
kadang dapat memanjang, kehilangan cairan yang sering menyertai penyakit
primernya, perdarahan, manipulasi bedah, dan lamanya pembedahan yang
mengakibatkan terjadinya sequestrasi atau translokasi cairan. Pada periode pasca
bedah kadang-kadang perdarahan dan atau kehilangan cairan (dehidrasi) masih
berlangsung, yang tentu saja memerlukan perhatian khusus.(Ptolemy, 2005 dalam
Handayani dkk, 2016). Terapi cairan pada saat preoperatif dilakukan dengan
mempertimbangkan kebutuhan cairan untuk rumatan, defisit cairan dan kehilangan
cairan yang sedang berlangsung. (Murat, 2007 dalam Handayani, 2016). Tujuan utama
terapi cairan perioperatif adalah untuk mengganti defisit pra bedah, selama
pembedahan dan paska bedah dimana saluran pencernaan belum berfungsi secara
optimal disamping untuk pemenuhan kebutuhan normal harian. Terapi dinilai berhasil
apabila pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan hipoperfusi atau
tanda-tanda kelebihan cairan berupa edema paru dan gagal nafas.
2) Persiapan Klien
Klien di posisikan dengan posisi supine
c. Prosedur Tindakan
1) Tahap orientasi
a) Cuci tangan sebelum ke klien.
b) Mengucapkan salam, cek identitas klien dan nomor rekam medik.
c) Perkenalkan diri.
d) Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan.
e) Berikan kesempatan klien untuk bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti.
2) Tahap kerja
a) Cuci tangan.
b) Dekatkan alat.
c) Lipat lengan baju klien apabila mengahalangi tempat untuk pemasangan
infus dan lepaskan aksesoris klien yang mengganggu tempat pemsangan
infus.
d) Hubungkan cairan infus dengan set infus.
e) Matikan klem infus terlebih dahulu.
f) Isi chamber set infus sampai, lalu alirkan cairan ke set infus sampai terisi
seluruhnya.
g) Klem kembali agar cairan infus tidak menetes.
h) Cek apakah ada udara yang terdapat pada set infus.
i) Atur posisi klien.
j) Pilih area yang akan dilakukan pemasangan infus.
k) Letakkan perlak di bawah area yang akan dilakukan pemasangan infus.
l) Gunakan sarung tangan.
m) Pasang tourniquet 5-10 cm di atas area penusukan.
n) Kencangkan tourniquet.
o) Anjurkan klien untuk mengepalkan tangannya, lalu pilih pembuluh darah
vena yang akan ditusuk.
p) Desinfeksi area penusukan dengan kapas alkohol dengan arah melingkar dari
dalam keluar.
q) Tusuk vena dengan IV cath.
r) Cek apakah IV cath sudah masuk ke pembuluh darah dengan melihat adakah
darah yang keluar.
s) Apabila sudah pasti masuk ke pembuluh darah vena, maka tarik sedikit
mandrain yang ada, lalu masukkan selang IV Cath secara perlahan..
t) Tekan ujung selang IV cath dengan jari untuk mencegah keluarnya darah.
u) Sambungkan dengan set infus.
v) Buka klem infus untuk mengecek aliran infus (kelancaran aliran cairan).
w) Tutup dengan kassa.
x) Fiksasi dengan plester.
y) Atur tetesan infus sesuai dengan program terapi cairan yang diberikan,
pasang stiker tanggal pemasangan.
3) Tahap terminasi
a) Evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
b) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
c) Rapihkan alat.
d) Cuci tangan.
e) Dokumentasikan (tanggal, jam, nama jelas, respon klien terhadap prosedur).
F. Analisis tindakan
Tujuan utama terapi cairan perioperatif adalah untuk mengganti defisit pra bedah,
selama pembedahan dan paska bedah dimana saluran pencernaan belum berfungsi
secara optimal disamping untuk pemenuhan kebutuhan normal harian. Terapi dinilai
berhasil apabila pada penderita tidak ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan
hipoperfusi atau tanda-tanda kelebihan cairan berupa edema paru dan gagal nafas.
J. Evaluasi diri
Tindakan ini telah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip dengan benar. Setelah selesai
tindakan dilakukan pengecekan terhadap aliran infus yang sudah mengalir dengan
lancer, tidak terjadi hematoma ataupun tromboflebitis, tidak ada udara yang masuk dan
pengaturan tetesan infus sesuai dengan program terapi medik.
K. Daftar pustaka
Aziz, A.H. 2011 Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Dougherty L, Bravery K, Gabriel J, Kayley J, Malster M, Scales K, et al. 2010.
Standards for Infusion Therapy (3rd Edition). Royal College of Nursing.
Handayani dkk, 2016. Penatalaksanaan Cairan Perioperative pada Gastroschisis.
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 3, Agustus 2016
Mengetahui ,
Mahasiswa Praktikan Pembimbing klinik / CI
( ....................................................) (.....................................................)