Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA

TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN INFUS


PADA Tn.B
DI RUANG NAKULA 3
RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh :
RISKI KURNIANTONO
NIM : P2722019230

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2019/2020
ANALISA SINTESA
TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN INFUS
PADA Tn.B
DI RUANG NAKULA 3 RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG

Hari : Rabu
Tanggal : 8 Januari 2020
Jam : 17.00 WIB

A. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh lemas dan mual sudah 2 hari.

B. Diagnosa medis
GEDS

C. Diagnosa keperawatan
Defisit  volume cairan cairan dan elektrolit berhubungan dengan Out put
yang berlebihan

D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan


DS :
Pasien mengeluh lemas dan mual
DO :
1. Keadaan umum pasien sedang
2. Kesadaran komposmentis
3. Tekanan Darah : 90/70 mmHg
4. Nadi : 90x/menit
5. RR : 24x/menit
6. Suhu : 36.3oC
7. Pasien terlihat lemas
8. Mukosa bibir kering
E. Dasar pemikiran
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kekurangan Volume Cairan.
Kekurangan volume cairan berarti penurunan cairan intravascular,
interstisial, dan atau intraseluler. Pada Tn. B dengan GEDS dan adanya
tanda tanda dehidrasi maka perlu dilakukan pemasangan infuse guna
memberikan support cairan untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik.

F. Prinsip tindakan keperawatan


1. Jarum yang tetap steril
2. Bersih
3. Aseptic
4. Dokumentasi (tanggal pemasangan, jumlah tetesan dan cairan infuse
yang diberikan)

G. Analisis tindakan
Pemasangan infuse dengan tujuan memasukkan cairan pada pasien melalui
IV, pada kasus Tn. B untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik
diperlukan support cairan dan dalam kasus ini diberikan cairan infuse RL.
Sebagai contoh absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan
terapi
lebih dapat diandalkan. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga
efek
terapeutik dapat dipertahankan maupun dimodifikasi. Obat yang tidak
dapat
diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar, iritasi atau
ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis.

H. Bahaya dilakukannya tindakan


1. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh
akibat pecahnya pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi
akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau
“tusukan” berulang pada pembuluh darah.
2. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar
(bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati
pembuluhdarah.
3. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi
akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
4. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi
akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam
pembuluh darah
5. Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemberian cairan melalui infus :
 Rasa perih/sakit
 Reaksi alergi

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


1. Mengkaji Keadaan Umum dan TTV
Keadaan Umum sedang
Kesadaran Komposmentis
Tekanan Darah : 90/70 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36.3oC
2. Mengobservasi intake output
3. Memonitor turgor kulit dan kelembapan mukosa
4. Berkolaborasi dengan tim medis untuk mencegah dehidrasi yg
berlebihan

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S : pasien mengatakan lemas dan mual
O:
- Infuse terpasang dengan baik (26 tpm)
- Tidak hematom, tromboflebitis
- Tidak ada udara yang masuk
A : masalah teratasi sebagian
P:
- Monitor tetesan infuse
- Monitor tanda-tanda hematom, tromboflebitis
- Monitor adanya udara yang masuk

K. Evaluasi diri
Pemasangan infuse sudah dilakukan secara benar dan dilakukan dengan
teknik aseptic, namun agak grogi dkarenakan pasien mengeluh nyeri dan
areasekitar penusukan. Setelah selesai tindakan dilakukan pengecekan
terhadap aliran infuse sudah mengalir dengan lancar, tidak terjadi
hematom/tromboflebitis, tidak ada udara yang masuk dan pengaturan
tetesan infuse sesuai dengan kebutuhan pasien.

L. Daftar pustaka / referensi


Kusyati, Eni., dkk. 2003. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan
Dasar. Semarang: Kilar Press.
Herdman, T. heather. 2009. NANDA International Diagnosis
Keperawatan 2009-2011. Jakarta: EGC.

Clinical Instructure (CI) Mahasiswa

(..........................................) Riski Kurniantono


NIP. NIM : P27220019230

Anda mungkin juga menyukai