P
DENGAN VERTIGO DAN DEHIDARSI SEDANG
DI IGD RSUD WONGSONEGORO
KOTA SEMARANG
DISUSUN OLEH :
ARFAN ABDULLAH
NIM : G3A019007
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. P
Umur : 41 tahun
Alamat : Pedurungan
3. DASAR PEMIKIRAN
Dehidrasi adalah kehilangan cairan tubuh yang berlebihan karena penggantian cairan yang
tidak cukup akibat asupan yang tidak memenuhi kebutuhan tubuh dan terjadi peningkatan
pengeluaran air (Dougherty, K. A.,dkk 2006).
Dehidrasi terjadi bila keluaran airnya adalah cairan hipotonik, yaitu volume air keluar jauh
lebih besar dari jumlah natrium yang keluar. Hal ini mengakibatkan peningkatan tonisitas
plasma oleh karena adanya peningkatan kadar natrium plasma hipernatremia. Akibat
peningkatan tonisitas plasma, air intrasel akan bergerak menuju ektrasel sehingga volume
cairan intrasel berkurang yang disebut sebagai dehidrasi (Santoso dkk, 2012).
Dehidrasi dapat mengakibatkan bahaya karena dapat menyebabkan penurunan volume
darah (hipovolemia) sampai kematian bila tidak ditangani dengan tepat. Untuk mencegah
terjadi dehidrasi yang berat maka dilakukan pemberian cairan infus yaitu dengan dilakukan
pemasangan infus. Melakukan pemasangan infus yaitu pemberian sejumlah cairan kedalam
tubuh melalui sebuah jarum kedalam pembuluh vena untuk menggantikan cairan atau zat-zat
makanan dari tubuh agar cairan tubuh pada pasien terpenuhi. Mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang
tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan asm basa,
memperbaiki volume komponen darah dan memberikan nutrisi saat system pencernaan
diistirahatkan.
4. ANALISA SINTESA
Rasional : Pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam
pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
7. DATA FOKUS
- DS : klien mengatakan mengalami vertigo sejak 3 hari yang lalu, tiap kali makan dan
minum langsung keluar, klien mengeluh mual dan muntah kurang lebih sudah 7 kali
sehari.
- DO : Pasien terlihat lemah, pucat, turgor kulit kering, mukosa kering, RR = 24 kali/, TD :
100/75 mmHg, Nadi 116x/menit, Suhu 36,50 C, akral dingin, gelisah, SpO2 : 96%.
9. TUJUAN TINDAKAN
- Memenuhi cairan dan elektrolit bagi pasien yang tidak bisa mengambil secara
oral
- Memenuhi cairan dan elektrolit tubuh setelah banyak kehilangan cairan,
contohnya : melalui perdarahan, dehidrasi yang serius
- Memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme
- Menyediakan suatu medium untuk pemberian pbat secara intravena
11. EVALUASI
S: Pasien mengatakan masih merasa pusing dan lemah
O: kesadaran composmentis, mual (+), muntah 2x saat di RS
Vital sign : TD: 110/80 mmHg, N: 110 x/menit, S: 360C, RR: 22 x/menit, SpO2 :
96% akral dingin..
A: masalah kebutuhan nutris belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Kolaborasi dengan dokter tentang pengobatan yang akan di berikan
selanjutnya
Posisikan pasien denga posisi yang nyaman
Berikan informent positif akan keadaan pasien sekarang
DAFTAR PUSTAKA
Collin J, Tweedle DEF, Venables CW, et al. Effect of a Millipore Filter on Complications
of Intravenous Infusions: A Prospective Clinical Trial. Br Med J.1973; 4(5890): 456–
8
Jin J, Zhu L, Chen M, et al. The optimal choice of medication administration route
regarding intravenous, intramuscular, and subcutaneous injection. Patient Prefer
Adherence.2015; 9: 923–42.
Park SM, Jeong IS, Jun SS. Identification of Risk Factors for Intravenous Infiltration
among Hospitalized Children: A Retrospective Study. PLoS One.2016; 11(6):
e0158045.
Santoso, B. I., Hardinsyah, Siregar, P. & Pardede, S. O. 2012. Air Bagi Kesehatan, Jakarta,
Centra Communications.