Oleh:
1. Identitas klien
Nama : Tn.M
Umur : 67 Tahun
Tanggal masuk : 29 November 20
2. Diagnosa medis : SNH, HT
3. Tindakan keperawatan
Pemasangan Kateter Urin
4. Diagnosa keperawatan
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan disfungsi neurologis
5. Indikasi tindakan keperawatan
Data yang di dapat : Klien mengatakan kadang mengompol dan merasa penuh
di bagian perut bawah.
Indikasinya : membantu gangguan eliminasi yang dialami oleh pasien
6. Rasionalisai tindakan keperawatan :
Rasional : Suatu tindakan pemasangan selang melalui uretra ke dalam
kandung kemih yang bertujuan untuk mengosongkan kandung kemih agar
pasien merasa nyaman, membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi, dan mencegah timbulnya gangguan pada system urinarius
3
1) Ginjal berfungsi sebagai organ ekskresi yang utama dari tubuh. Fungsi
utama ginjal mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstrasel
dalam batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini
dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.
2) Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar
dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta
abdominalis dan vena renalis membawa darah kembali ke dalam vena
kava inferior.Aliran darah yang melalui ginjal jumlahnya 25% dari
curah jantung.
3) Urin terbentuk di nefron. Proses pembentukan urin dimulai ketika
darah mengalir lewat glomerulus. Ketika darah berjalan melewati
sruktur ini, filtrasi terjadi. Air, elektrolit dan molekul kecil akan
dibiarkan lewat, sementara molekul besar (protein, sel darah merah dan
putih, trombosit) akan tetap tertahan dalam aliran darah.
a. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis dan kasa (jika diperlukan)
klem.
b. Kom tertutup berisi kapas sublimat
c. Kateter sesuai ukuran
d. Sarung tangan biasa
e. Sarung tangan steril
f. Cairan antiseptic
b Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
a. KY jelly
b. Urine bag
c. Plaster
d. Gunting verban
e. Selimut mandi
f. Tirai/sampiran
g. Perlak dan pengalas
h. Bengkok/nierbekken 2 buah
i. Tempat specimen (jika perlu)
j. Duk bolong
4
9. Prinsip-prinsip tindakan
a. Teknik steril
Rasional : untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial
b. Pastikan balin fiksasi sudah berada pada kandung kemih.
Rasional : untuk menghindari atau mencegah terjadinya rupture uretra.
c. Jangan memaksakan masuknya kateter jka ada tahanan saat akan
memasukkannya.
Rasional : untuk menghindari terjadinya truma atau kerusakan pada uretra
10. Prosedur tindakan keperawatan
2 Tahap Orientasi
Mengucapkan salam dan Mengaplikasikan perilaku islami
memperkenalkan diri dan membina hubungan saling
percaya dengan komunikasi
terapeutik
Menjelaskan tujuan prosedur tindakan Memberikan pemahaman
pada pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
Menanyakan kesiapan pasien Memastikan kesedian pasien
3 Tahap Kerja
Menjaga privasi / memasang sampiran Menjaga agar pasien tetap
merasa privasinya aman
Mengatur posisi pasien supinasi dan Untuk memungkinkan akses
melepaskan pakaian bawah. yang aman dan ke daerah
genital
Memasang perlak pengalas dan selimut Memastikan area yang dibuka
mandi tadi tidak terpajan terlalu
lama, menjaga agar pasien
merasa privasi terjaga dan
5
memastikan urin tidak bocor
ke seprai.
Memakai sarung tangan bersih Mengurangi infeksi silang
Membersihkan genetalia dengan cairan Mengurangi infeksi silang
antiseptic dan kapas sublimat
Menganti sarung tangan steril memasang Mengurangi infeksi silang
duk steril
Menyambungkan kateter dengan urin bag Menampung drinase uris
setelah kateter dimasukan.
Memberi pelumas pada ujung kateter Pelumasan membantu untuk
mencegah trauma uretra dan
infeksi, serta meminimalkan
ketidaknyamanan pasien.
Mengarahkan penis ke atas Memudahkan masuknya
kateter.
7
kateter, hal penting yang harus dilakukan pada prosedur ini dipastikan telah
dilaksankan dengan baik. Teknik steril selama prosedur dilakukan tetap terjaga
agar tidak menimbulkan infeksi sekunder pada pasien, fiksasi balon tepat
sehingga mencegah timbulnya cedera pada uretra, serta warna urin yang
keluarg kuning dan tidak bercampur dengan darah.
13. Kekurangan tindakan keperawatan