Anda di halaman 1dari 7

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN KATETER

DI RUANG ASYFA RSI BANJARNEGARA

Oleh:

SUSILO RUDATIN
NIM. 210104101

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN 2021
ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN KATETER URINE

Nama : Susilo Rudatin Tanggal : 30 November 2021


NIM : 210104101 Ruang : Asyfa

1. Identitas klien
Nama : Tn M
Umur : 58 Th
Tanggal masuk : 29 November 2021
2. Diagnosa medis : BPH
3. Tindakan keperawatan
Pemasangan Kateter Urin
4. Diagnosa keperawatan
Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pertumbuhan jaringan yang
abnormal
5. Indikasi tindakan keperawatan
Data yang di dapat : Klien mengatakan sering susah BAK
Indikasinya : membantu gangguan eliminasi yang dialami oleh pasien
6. Rasionalisai tindakan keperawatan :
Rasional : Suatu tindakan pemasangan selang melalui uretra ke dalam
kandung kemih yang bertujuan untuk mengosongkan kandung kemih agar
pasien merasa nyaman, membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi, dan mencegah timbulnya gangguan pada system urinarius

2
7. Anatomi fisiologi dari organ yang dilakukan tindakan keperawatan :

Anatomi system saluran kemih ; gland penis, ureter, sphincter, uretra, kandung
kemih, ginjal.

8. Alat dan bahan yang digunakan :

a. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis dan kasa (jika diperlukan)
klem.
b. Kom tertutup berisi kapas sublimat
c. Kateter sesuai ukuran
d. Sarung tangan biasa
e. Sarung tangan steril
f. Cairan antiseptic
b Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
a. KY jelly
b. Urine bag
c. Plaster
d. Gunting verban
e. Selimut mandi
f. Tirai/sampiran
g. Perlak dan pengalas
h. Bengkok/nierbekken 2 buah
i. Tempat specimen (jika perlu)
j. Duk bolong
9. Prinsip-prinsip tindakan
a. Teknik steril
Rasional : untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial
b. Pastikan balin fiksasi sudah berada pada kandung kemih.
Rasional : untuk menghindari atau mencegah terjadinya rupture uretra.
c. Jangan memaksakan masuknya kateter jka ada tahanan saat akan
memasukkannya.
Rasional : untuk menghindari terjadinya truma atau kerusakan pada uretra

3
10. Prosedur tindakan keperawatan

No Prinsip-Prinsip Tindakan Rasional


1 Tahap Pra Interaksi
 Melakukan verifikasi data  Memastikan kembali identitas pasien
sebelumnya bila ada dan tindakan yang akan dilakukan
untuk menghindari kesalahan
 Mencuci tangan  Meminimalkan transmini patogen
 Menempatkan alat didekat pasien  Memudahkan dalam melakukan
dengan benar tindakan

2 Tahap Orientasi
 Mengucapkan salam dan  Mengaplikasikan perilaku islami dan
memperkenalkan diri membina hubungan saling percaya
dengan komunikasi terapeutik
 Menjelaskan tujuan prosedur  Memberikan pemahaman tentang
tindakan pada pasien/keluarga tindakan yang akan dilakukan
 Menanyakan kesiapan pasien  Memastikan kesedian pasien
3 Tahap Kerja
 Menjaga privasi / memasang  Menjaga agar pasien tetap merasa
sampiran privasinya aman
 Mengatur posisi pasien supinasi dan  Untuk memungkinkan akses yang
melepaskan pakaian bawah. aman dan ke daerah genital
 Memasang perlak pengalas dan  Memastikan area yang dibuka tadi
selimut mandi tidak terpajan terlalu lama, menjaga
agar pasien merasa privasi terjaga
dan memastikan urin tidak bocor ke
seprai.
 Memakai sarung tangan bersih  Mengurangi infeksi silang
 Membersihkan genetalia dengan  Mengurangi infeksi silang
cairan antiseptic dan kapas sublimat
 Menganti sarung tangan steril  Mengurangi infeksi silang
memasang duk steril
 Menyambungkan kateter dengan  Menampung drinase uris setelah
urin bag kateter dimasukan.
 Memberi pelumas pada ujung  Pelumasan membantu untuk
kateter mencegah trauma uretra dan infeksi,
serta meminimalkan
ketidaknyamanan pasien.
 Mengarahkan penis ke atas  Memudahkan masuknya kateter.
 Memberi aba-aba pada pasien dan  Membuat pasien sipa dan tidak
4
menyuruh nafas dalam kaget saat dimasukan kateter.
 Memasukan kateter berlahan-lahan  Mengurangi ketidaknyaman pasien
sedalam 15-23 cm atau hingga urine dan memantau panjangnya kateter
keluar yang masuk hingga masuk kandung
kemih.
 Mengunci dengan mengisi balon  Menjaga agar kateter tidak lepas
dengan aquades sesuai ukuran dan dan mencegah agar balon tidak
menarik sedikit kateter keluar terjebak dalam uretra. Inflasi yang
tidak sengaja pada balon yang
berada dalam uretra dapat
menyebabkan trauma uretra
 Memfixasi kateter ke arah atas /  Memposisikan kateter agar tidak
bawah paha dan memastikan urin tertarik saat pasien mobilisasi dan
mengalir ke kantong urin. memastikan kateter berfungsi
dengan baik.
 Melepas duk pengalas dan sarung  Mencegah dekontaminasi
tangan lingkungan
 Menganti selimut mandi dengan  Mencegah dekontaminasi
selimut klien lingkungan dan memberi
kenyamanan kepada pasien.
5 Tahap Terminasi
 Merapikan pasien  Mengembalikan pasien ke posisi
semula
 Membereskan alat  Mengembalikan alat ketempatnya
 Mengucapkan hamdalah setelah  Mengaplikasikan perilaku islami
tindakan selesai
 Melakukan evaluasi tindakan  Mengetahui respon psien setelah
tindakan dilakukan
 Mendoakan pasien  Mengaplikasikan perilaku islami
 Berpamintan dengan pasien  Menerapkan komunikasi terapeutik
 Mencuci tangan  Meminimallkan transmisi patogen
 Dokumentasi  Mencatat hasil tindakan

11. Respon objektif dan Subjektif


a. Respon Objektif
- Urin yang keluarg setelah pemasangan kateter yaitu 200 cc
- Urin berwarna kuning tidak ada campuran darah.
- Nadi 88x/menit, TD : 160/80 mmHg, R : 18x/menit
b. Respon Subjektif
5
Pasien mengatakan walaupun tidak nyaman karena ada selang yang masuk
tetapi perut bagian bawah terasa nyaman.
12. Analisa tingkat keberhasilan tindakan keperawatan :
Pemasangan kateter pada umumnya bertujuan untuk mengosongkan kandung
kemih yangdilakukan pada pasien-pasien dengan gangguan atau hambatan
dalam memenuhi eliminasi. Pada pasien ini tindakan pemasangan kateter
dilakukan karen adanya penurunan fungsi reflek kandung kemih dan
imobilisasi dikarenakan adanya defisit neurologis. Selama proses pemasangan
kateter, hal penting yang harus dilakukan pada prosedur ini dipastikan telah
dilaksankan dengan baik. Teknik steril selama prosedur dilakukan tetap terjaga
agar tidak menimbulkan infeksi sekunder pada pasien, fiksasi balon tepat
sehingga mencegah timbulnya cedera pada uretra, serta warna urin yang
keluarg kuning dan tidak bercampur dengan darah.
13. Kekurangan tindakan keperawatan
- Berdarsarkan pada SOP pada saat dilakukan tindakan pemasangan kateter
ini maka sebaiknya digunakan pengalas/perlak dibawah bokong pasien
untuk menghindari seprei tempat ridur pasien basah, namun pada saat
praktik tidak dilakukan hal tersebut. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya
perlak ukuran kecil saat dilakukan tindakan di ruangan.
- Pada saat kateter masuk setengah dari panjangnya kateter, perawat tidak
melihat kondisi pasien apakah kesakitan atau tidak dan tidak
menganjurkan kembali untuk menarik nafas dalam. Sebaiknya anjuran
untuk menarik nafas dalam dalam proses pemasangan kateter tetap
dilakukan sampai pemasangan selesai hal ini bertujuan agar memberi
kenyamanan kepada pasien dan mempermudah pemasangan kateter.

Banjarnegara, 30 November 2021

Ners muda,

Ners Muda

6 (Susilo Rudatin)
Preseptor klinik,

(Suyatno., S.kep.Ns)

Anda mungkin juga menyukai