Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS TINDAKAN

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

DI RUANG EDELWEIS ATAS RSUD KARDINAH TEGAL

OLEH :

NAMA : ANANG WIJI SAPUTRO

NIM : 180104037

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN 2018
1. Tindakan Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
2. Inidaksi Dilakukan Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
a. Pada pasien yang baru masuk dan untuk dirawat
b. Secara rutin pada pasien yang dirawat
c. Sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Rasionalisasi Pemeriksaan Tnda-tanda Vital
Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan pengukuran fungsi tubuh yang
paling dasar untuk mengetahui tanda klinis dan berguna untuk menegakan
diagnosis suatu penyakit dan berfungsi dalam menentukan perencanaan
perawatan medis yang sesuai. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital ada 4 tanda
yang utama yaitu, tekanan darah, nadi, suhu dan respiratory rate.
4. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Dalam Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a) Anatomi Sistem
1) Sistem Pernafasan
2) Sistem kardiofaskuler dan pembuluh darah
b) Fisiologi Sistem
1) Fisiologi tekanan darah
Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah
ke jaringan. Takanan ini harus di atur secara ketat karena dua alasan.
Pertama tekanan harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong
yang cukup. Kedua tekanan tidak boleh terlalu tinggi karena dapat
membebani kerja jantung dan meningkatkan resiko pembuluh darah
2) Fisiologi Nadi
Nadi atau denyutan merupakan pemeriksaan pada pembuluh darah arteri.
Ukurannya kecpetan berbeda pada setuap titik denyutan missal denyut
arteri radialis, brakialis, karotis, dorsalipedis akan menghasilkan denyutan
yang berbeda biasanya pengukuran ini menggunakan tangan
3) Fisiologi Suhu
Suhu tubuh manusia adalah konstan yaitu 36,8oC dan naik turunnya
berkisar antara 36,1 sampai 37,20C.
4) Fisiologi Pernapasan
Pernapasan merupakan suatu proses penyedIan oksigen bagI jaringan
tubuh dan pembuangan karbondioksida.
5. Alat dan Bahan Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a. Stetoskop
b. Spigmomanometer
c. Termometer
d. Buku
e. pena
f. Sarung tangan
g. Jam tangan
6. Prinsip Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Prinsip dalam melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda
vitalmemperhatikan prinsip bersih, sehingga tidak terjadi kontaminasi saat kontak
dengan pasien.
7. Prosedur Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a. Fase terminasi
1) Catatan medis dan perawat
2) Persiapan alat dan bahan
b. Fase interaksi
1) Memberikan salam
2) Melakukan validasi nama pasien, dan memperkenalkan diri
3) Melakukan kontrak waktu, tempat dan topic pertemuan
c. Fase Kerja
1) Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai
2) Menggunakan sarung tangan
3) Menanyakan keluhan utama melakukan penilaian sesuai dengan prosedur
4) Melakukan kegiatan sesuai perencanaan
(a) Penilaian pernafasan
(1) Menjelaskan prosedur kepada pasien bila hanya khusus menilai
pernafasan
(2) Membuka baju pasien jika perlu untukmengobservasi gerakan
dada
(3) Letakan tangan pada dada, mendobservasikeadaan dan
kesimetrisan gerak pernafasan
(4) Menentukan irama pernafasan
(5) Menghitung pernafasan slama 1 menit atau 60 detik
(6) Mendengarkan bunyi pernafasan, kemungkinana ada bunyi
abnormal
(7) Mencuci tangan
(b) Penilaian denyut nadi radialis
(1) Mengatur posisi pasien dengan nyaman dan rileks
(2) Menekan kulit pada area arteri radialis dengan menggunakan 3 jari
yang kemudian meraba denyut nadi
(3) Menekan arteri radialis kuat dengan menggunakan jari-jari 1 menit
atau 60 detik, jika tidakteraba denyutan, jari-jari digeser kekanan
atau kekiri hingga denyut nadi dapat dirasakan
(4) Denyut pertama akan terasa atau teraba kuat, jika denyut hilang
rabalah, tekanlah hinggadenyut terasa kuat kembali
(5) Mencuci tangan
(c) Penilaian tekanan darah
(1) Mnyiapkan posisi pasien
(2) Menyingsingkan lengan baju pasien
(3) Memasang manset 1 inchi ( 2,5 cm ) diatas nadi branchialis (
melakukan palpasi nadi branchialis)
(4) Mengatur tensi meter agar siapdipakai ( untuk tensi air raksa )
menghubungkan pipa tensi meter dengan pipa manset, menutup
sekrup balon manset, membuka kunci reservoir
(5) Meletakan diafragma stotoskop diatas tempat denyut nadi tanpa
menekan nadi branchialis
(6) Memompa balon manset ±180 mmHg
(7) Mengendorkan pompa dengan cara membuka skrup balon manset
hingga melawati bunyi denyut nadi yang terdengar terakhir
(8) Pada saat mengendurkan pompa perahtikan bunyi denyut nadi
pertama ( syistol ) sampai denyut nadi terakhir ( diastol ) jatuh
diangka berapa sesuai dengan sekala yang ada di tensi meter
(9) Jika pengukuran belum yakin, tunggu 30 detik dan lalu lengan
ditinggikan diatas jantung untuk mengalirkan darah dari lengan
setelah itu ulangi lagi, hingga merasa yakin dan mendapat hasil
yang akurat
(10) Melepaskan manset
(11) Mengembalikan posisi pasien dengan senyaman mungkin
(12) Mencuci tangan
(d) Penilaian suhu pada aksila
(1) Mengamati angka yang di tunjuk air raksa dengan benar
(2) Menurunkan air raksa bila perlu
(3) Mengatur posisi pasien
(4) Meletakan termimeter di ketiak tangan kanan atau tangan kiri
dengan posisi ujung termometer dibawah kemudian pasien disuruh
menjepit termometer dengan cara tangan kanan atau tangan kiri
memegang bahu secara bersilangan
(5) Menunggu sekitar 5 menit
(6) Mengambil termometer setelah 5 menit kemudian mengelap
termometer dengan cara berputar dari urutan yang paling bersih
keurutan yang paling kotor
(7) Menbaca hasil pengukuran suhu yang ditunjukan air raksa dengan
segera
(8) Merapikan baju dan posisi pasien senyaman mungkin
(9) Mencelupkan termometer dengan urutan air savlon, air sabun dan
bilas dengan sir bersih
(10) Mengeringkan termometer dengan menggunakan tissue
(11) Mengembalikan atau menurunkan posisi air raksa
(12) Mencuci tangan
d. Fase terminasi
1) Evaluasi repon pasien
2) Tentukan rencana tindak lanjut
3) Kontrak pertemuan berikutnya
4) Pendokumentasian
8. Respon Pasien Setelah Dilakukan Tindakan
a. Respon objektif
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,80 C
RR : 27 x/menit
b. Respon subjektif
Pasien mengatakan sesak napas
c. Analisis Keberhasilan
Pada tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital hampir semua tindakan
prosedur dilakukan, hasil yang diperoleh juga sesuai dengan kondisi pasien
setelah dilakukan tindakan pasien diberitahu hasil yang diperoleh dan dijelaskjan
interpretasinya.
9. Refleksi Diri
a. Kekurangan fase terminasi
Pada fase ini tidak ada kekurangan yang terjadi selama tindakan
b. Kekurangan fase kerja
Pada fase ini kekurangan yang dilakukan tidak memposisikan pasien dengan
nyaman sebelum dilakukan tindakan.
c. Kekurangan fase terminasi
Pada fase ini tidak ada kekurangan
d. Kekurangan fase setelah fase terminasi
Pada fase ini tidak ada kekurangan

Anda mungkin juga menyukai