Anda di halaman 1dari 15

ANALISA SINTESA

KEPERAWATAN DASAR PROFESI


DI RUANG TERATAI

DI SUSUN OLEH :

FAJERIA FITRI S,Kep

032022058

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI NERS


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
TAHUN 2021/2022
Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien : Ny. I

Diagnosa medis : impaksi 38 vertikal

Umur : 18 tahun

Ruang : Teratai

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Pengukuran tekanan darah

2. Diagnosa keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri pada gigi belakang

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Cuci tangan 

b. Persiapan alat.

c. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

d. Atur posisi pasien senyaman mungkin.

e. Gulung lengan baju pasien.

f. Posisikan tangan harus lurus, sejajar jantung dan telapak tangan harus keatas.

g. Palpasi nadi brachialis dan letakkan stetoskop.

h. Posisikan manometer pada tempat yang mudah terbaca (sejajar mata).

i. Tutup panel udara manset dan mulai memompa sampai pulsasi brachialis terdengar

danmenghilang (menunjukkan tekanan darah sistol terbaca).

j. Buka panel udara manset dan turukan perlahan.

k. Sambil melihat manometer dengarkan suara denyut nadi distetoskop.


l. Bunyi “dug” yang pertama menunjukkan tekanan sistolik 

m. Bunyi “dug” yang terakhir menunjukkan tekanan diastolik 

n. Lepaskan manset dari lengan pasien.

o. Rapikan pasien.

p. Bereskan alat.

q. Cuci tangan.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegaannya

a. Bahaya : jika tidak terpantau bisa saja terjadi hipertermi dan hipotermi

b. Pencehagannnya : perhatihan alat sebelum digunakan

5. Tujuan tindakan tersebut

a. Untuk mengukur tekanan darah pasien

6. Hasil yang didapat dan maknanya

a. Dapat mengetahui suhu tubuh normal


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien : An. N

Diagnosa medis : Hipertermi

Umur : 15

Ruang : teratai

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Diagnosa keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan infeksi pada mata akibat benturan
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
a. Akurat dan sistematis
Rasional : agar tidak terjadi kesalaan dalam intrepetasi hasil
b. Persiapan alat : thermometer, jam tangan, sphygmanometer, stetoskop nampan
R : mempermudah melakukan tindakan
c. Mencuci tangan
R : mencegah transmisi organisme
d. Mengucapkan salam, perkenalkan diri, jelaskan prosedur, tujuan dan kontrak waktu
R : menerapkan etika keperawatan
Pengukuran suhu
e. Kaji aksila klien dan keringkan
R : mengetahui kondisi klien
f. Lakukan kalibrasi thermometer
R : mengetahui suhu
g. Tempatkan thermometer pada aksila klien
R : pengukuran suhu tubuh
Pengukuran nadi dan saturasi oksigen
h. Pasang alat saturasi oksigen
R : mengetahui keadaan pasien
i. Tempatkan alat di jari pasien (ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, jari manis, jari
kelingking)
R : memgetahui hasil nadi dan saturasi oksigen
Pengukuran pernapasan
j. Observasi/palpasi gerakan dada pasien
R : untuk menghitung pernapasan klien
k. Kaji kedalaman dan ritme espirasi selama 1 menit penuh
R : agar hitungan benar-benar akurat
Pengukuran tekanan darah
l. posisikan klien dalam keadaan duduk atau berbaring
R : memudahkan melakukan tindakan
m. luruskan tangan pasien sejajar dengan jantung
R : memudahkan melakukan tindakan
n. palpasi arteri brachialis
R : untuk menempatkan manset
o. tutup konsi pompa manset
R : agar udara tidak keluar
p. palpasi arteri radialis, dan pompa sampai arteri radialis teraba
R : untuk mendapatkan hasil darah yang benar-benar akurat
q. letakan stetoskop pada arteri brakialhis
R : Untuk mendapatkan sistole dan diastole
r. buka pompa sampai diturunkan 2-3 mmHg/detik
R : mengeluarkan udara dari manset
s. lepaskan manset
R : tindakan selesai dilakukan
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya
a. Bahaya : memasang manset terlalu kencang dapat menyebabkan klien tidak nyaman
dan lengan menjadi keram
b. Pencegahan : jangan memasang manset terlalu kencang karena dapat menyebabkan
klien tidak nyaman dan keram pada tangan, bersihkan alat sebelum melakukan TTV.
5. Tujuan tindakan dilakukan
a. Mengukur suhu tubuh
b. Mngetahui tekanan darah
c. Mengetahui dengan nadi
d. Mengetahui pernapasan
6. Hasil yang didapat dan maknanya
Hasil :
TD : 110/70 mmHg
S : 380C
P : 20x/menit
SpO2 : 98
Nadi : 88
Analisa Sintesa dakan Keperawatan

Nama klien : Ny. Y

Diagnosa medis : Sinusitis

Umur : 62 Tahun

Ruang : teratai

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Mencuci tangan

2. Diagnosa keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Bersih : agar tidak terjadi kontaminasi mikroorganisme dan infeksi nasokomial

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya

Tidak ada

5. Tujuan tindakan dilakukan

Meminimalkan transmisi mikroorganisme dari tangan

6. Hasil yang didapat dan maknanya

Mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien : Ny. N

Diagnosa medis : Sinusitis maxilaris kronik

Umur : 17 Tahun

Ruang : teratai

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Pemasangan cairan infus

2. Diagnosa keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan sinusitis ditandai oleh nyeri pada bagian rongga hidung

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Steril dan Bersih

b. Persiapan alat dan persiapan pasien

Persiapan Alat

1) Standar infus

2) Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhanJarum

3) wings needle

4) abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

5) Bidai / alas infus

6) Perlak dan tourniquet

7) Plester dan gunting

8) Bengkok

9) Sarung tangan bersih

10) Kassa seteril

11) Kapas alkohol dalam tempatnya


12) Bethadine dalam tempatnyaPersiapan pasienpemberian posisi semi fowler kepada

klien

Tindakan sesuai prosedur atau SOP

a) cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).

b) Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien).

c) Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.

d) Bawa peralatan kepasien.

e) atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang).

f) Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -Lepaskan penutup

botol cairan lalu didesinfeksi dengan alkohol swab dan tusukkan pipa saluran

udara dan saluran infus.

g) Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½

penuh.

h) Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada

pada selang infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara

dan gelembung udara, ujung slang ditutup kembali.

i) Pakai sarung tangan .

j) Periksa ulang cairan yang akan diberikan.

k) Siapkan area yang akan dipasang infus.

l) Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang

infus.

m)Lakukan fixasi

n) Tentukan vena yang akan ditusuk.

o) Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm melingkar dari

arah dalam keluar.


p) Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan

q) Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm

r) Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar.

s) Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.

t) Perhatikan reaksi pasien.

u) Rapikan pasien

v) Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.

w) Cuci tangan

x) Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis

pakai pada status pasien.

4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya

Bahaya : Bila dalam pemasangan IV cateter salah bisa melukai pasien, vena menjadi pecah

atau membiru, cairan tidak bisa masuk melalui vena, bisa terjadi infeksi jika IV cateter

tidak steril. Akan terjadi flebitis/pembengkakan jika terlalulama tancapkan.

Pencegahan : berhati-hati dan cermat saat memasang IV cateter sesuai dengan prosedur.

5. Tujuan tindakan dilakukan

a. Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan

pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena.

b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui intra

vena

c. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.

d. Pasien yang mendapatkan tranfusi darah

e. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar

dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untukpersiapan jika terjadi

syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)


f. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko

dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum

pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.

6. Hasil yang didapat dan maknanya

Mengetahui cara pemasangan infus yang baik dan benar.


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien : Ny. M

Diagnosa medis : headache sinusitis

Umur : 40

Ruang : teratai

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Pemberian obat melalui IV

2. Diagnosa keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri pada kepala akibat infeksi sinus

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Kaji TTV

Rasional : untuk mngetahui keadaan umum.

b. Persiapan alat: Handscoon/ sarung tangan, Spuit 5cc, needle wings, alkohol

swipe, plester, aquabidest, analgetik (Ketorolac iv 30mg), anti emetik (ranitidiniv

50mg).

Rasional : dilakukan pemberian obat melalui intravena untukmempercepat reaksi obat

sehingga obat langsung masuk kesistemsirkulasi darah.

4. Tujuan tindakan

Mengurangi rasa nyeri di ulu hati dan mengurangi mual muntah pada pasien.

5. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya

Bahaya : Rasa nyeri pada daerah penusukan, resiko infeksi jika tindakan

tidak bersih dan tidak steril , plebitis apabila masuknya udara kedalam

pembuluh darah.

Pencegahannya : berhati-hati serta cermat dalam melakukan tindakan sesuai SOP


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama klien : Ny. K

Diagnosa medis : Struma

Umur : 28

Ruang : teratai

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Injeksi intracuttan / skin test

2. Diagnosa keperawatan

b. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri post op pada leher

3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :

a. Nama klien

R : sebelum dilakukan tindakan, identifikasi pasien

b. benar obat

R : sebelum obat diberikan kepada pasien hendaknya diperiksa terlebih dahulu

sebanyak 3x

c. Benar dosis

R : perawat harus memeriksa dosis sesuai anjuran dokter

d. Benar rute/cara

R : obat diberikan secara topical, tetes, sipositoria, dan oral dengan lokasi yang sesuai

e. Benar waktu

R : kaji riwayat medis, alergi, dan diet

4. Tujuan tindakan

Untuk mengetahui reaksi terhadap alergi obat


5. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya

Bahaya : Resiko infeksi karena luka yang ditimbulkan

Pencegahannya : berhati-hati serta cermat dalam melakukan tindakan sesuai SOP

6. Hasil yang didapat dan maknanya

Hasil yang didapatkan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat yang

dimasukkan.

Jika terdapat alergi maka pemberian obat dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai