Disusun Oleh:
MUH. IQBAL YUNUS
18170100073
A. DEFINISI
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan
Tekanan Darah.
B. INDIKASI
1. Menilai pola hidup serta identifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskuler lainnya. Jika
hasil pengukuran darah berada di atas normal, maka klien tersebut mempunyai tekanan
darah yang tinggi atau hipertensi. Hipertensi dapat mengakibatkan kerusakan berbagai
organ target seperti otak, jantung, ginjal, aorta, pembuluh darah perifir dan retina.
2. Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infus, terpasang shun
arterivena, lengan yg mengalami fistula, trauma dan tertutup gip atau balutan
3. Pergelangan kaki bagian atas
4. Hipotensi akan terjadi bila kondisi tekanan darah klien berada di bawah normal.
Hipotensi dapat mengakibatkan stroke dan bahkan mengakibatkan kematian.
5. Tidak boleh melakukan pengukuran tekanan darah lebih dari 3 kali sehari.
C. TUJUAN TINDAKAN
1. Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
2. Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)
3. Menilai kemampuan kardiovaskuler
4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
6. Mengetahui nilai tekanan darah.
D. MASALAH KEPERAWATAN
Semua masalah keperawatan perlu dilakukan observasi atau pengukuran TTV.
E. RASIONALISASI TINDAKAN
Tindakan pemeriksaan tanda – tanda vital ini dilakukan dengan bersih akan tetapi
demi keselamatan pasien dan perawat tetap mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan, Memeberikan rasa nyaman pada saat pemeriksaan
F. PROSEDUR TINDAKAN
1. Mengetahui nilai tekanan darah
Persiapan alat :
a. Sfigmamometer (tensimeter) yang terdiri dari:
1) manometer air raksa + ktep penutup dan pembuka
2) manset udara
3) slang karet
4) pompa udara dari karet dan sekrup pembuka dan penutup.
b. Stetoskop
c. Buku catatan tanda vital
d. Pena
Prosedur Kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi klien
d. Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.
e. Lengan baju dibuka.
f. Pasang manset pada lengan kanan / kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (jangan
terlalu ketat maupun longgar)
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra / sinistra.
h. pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmhg lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba.
j. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara
manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam
k. Catat mmhg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
l. Catat hasil
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
2. Pengukur Suhu
Persiapan alat
a. Thermometer
b. Tiga buah botol
1) botol pertama berisi larutan sabun
2) botol kedua berisi larutan desinfektan
3) botol ketiga berisi air bersih
c. Bengkok
d. Kertas 1 tisu
e. Vaselin
f. Buku catatan suhu
g. Sarung tangan (apabila diperlukan)
Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan.
c. Atur posisi pasien.
d. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
e. Catat hasil.
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Prosedur kerja
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi klien
d. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh
e. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
f. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah dan
jari manis. Tentukan frekuensinya permenit dan keteraturan irama, dan kekuatan
denyutan.
g. Catat hasil
h. Cuci tangan setelah dilakukan.
G. KESENJANGAN TEORI
Tidak terdapat kesenjangan yang berarti antara teori dan kenyataan yang ada di
ruangan.