Anda di halaman 1dari 10

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

Oleh :

Besse Walinono, S.Kep

14420192129

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN

MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2019/2020
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

1. Defenisi
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi
pernapasan, dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai penting pada fungsi
tubuh. Berikut ini adalah prosedur pemeriksaan tanda vital yang dilakukan pada
pasien:

2. Pengukuran suhu
Pemeriksaan suhu tubuh merupakan indikasi kotor untuk menilai
keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Pengukuran suhu tubuh
klien dilakukan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan pada ketiak,
mulut, atau anus.
 Tujuan tindakan : Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang
suhu tubuh.
 Alat dan bahan :
a. Termometer
b. Tiga buah botol berisi larutan sabun, larutan desinfektan, dan air bersih
c. Bengkok
d. Kertas/tisu
e.  Vaselin
f. Buku catatan suhu
g. Sarung tangan
 Prosedur kerja :
 Pemeriksaan suhu oral
a. Jelaskan prosedur kepada klien.
b. CuciCuci tangan.
c. Gunakan sarung tangan.
d. AturAtur posisi pasien.
e. TentukanTentukan letak bawah lidah.
f. Turunkan suhu termometer di bawah 34°-35°C.
g. TurunkanTurunkan suhu termometer di bawah lidah sejajar dengan gusi.
h. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit.
i. Angkat termometer dan baca hasilnya.
j. Catat hasil.
k. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
l. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
 Pemeriksaan suhu rektal
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan.
c. Gunakan sarung tangan.
d. Atur posisi pasien dengan posisi miring.
e. Pakaian diturunkan sampai di bawah glutea.
f. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol dan oleskan vaselin.
g. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan termometer ke
dalam rektal jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu.
h. Setelah 3-5 menit angkat termometer.
i. Catat hasil.
j. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
k. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
 Pemeriksaan suhu aksila
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan.
c. Gunakan sarung tangan.
d. Atur posisi pasien.
e. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan
tisu.
f. Turunkan termometer di bawah suhu 34°-35°C.
g. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi di atas
dada.
h. Setelah 3-10 menit termometer diangkat dan dibaca hasilnya.
i. Catat hasil.
j. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
k. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan keringkan.
l. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
m. BatasanBatasan normal pemeriksaan suhu

Usia Suhu (Derajat


Celcius)
3 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
13 36,6
tahun

3. Pemeriksaan denyut nadi

Denyut nadi adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri
akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Waktu yang tepat untuk mengecek denyut
nadi adalah saat kita bangun pagi dan sebelum  melakukan aktivitas apapun. 
 Tujuan :
a. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan).
b. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskular.
 Alat dan bahan :
a. Arloji
b. Notebook
c. Pena
 Prosedur kerja :
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan.
c. Atur posisi klien.
d. Letakkan kedua tangan terlentang di sisi tubuh.
e. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung).
f. Periksa denyut nadi dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan
jari manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan
kekuatan denyutan.
g. Catat hasil.
h. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

4. Pemeriksaan pernapasan

Pernapasan adalah jumlah tarikan napas setiap menit. Pengukuran laju


pernapasan biasa dilakukan saat sedang beristirahat. Anda bisa mengukurnya sendiri
di rumah. Pemeriksaan laju pernapasan diketahui dengan cara menghitung berapa
kali tarikan napas yang ditandai dengan mengembangnya rongga dada selama satu
menit.

 Tujuan :
a. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
b. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.
 Alat dan bahan :
a. Arloji
b. Notebook
c. Pena
 Prosedur kerja :
a. Jelaskan prosedur kepada klien.
b. Cuci tangan.
c. Atur posisi klien.
d. Hitun frekuensi dan irama pernapasan.
e. Catat hasil.
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
5. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah adalah kondisi yang tidak berjalan secara pasti, karena akan
berubah-ubah. Ini karena tekanan darah akan bervariasi setiap saat, tergantung pada
aktivitas yang Anda lakukan

 Tujuan : Mengetahui nilai tekanan darah


 Alat dan bahan :
a. Spigmomanometer yang terdiri dari :
 Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka
 Manset udara
 Selang karet
b. Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup
 Stetoskop
 Notebook
 Pena
Prosedur kerja :
 Jelaskan prosedur pada klien.
a. Cuci tangan.
Atur posisi klien.
b. Letakkan tangan yang hendak diukur pada posisi telentang.
c. Lengan baju dibuka.
d. Pasang manset pada legan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun jangan terlalu longgar).
e. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
f. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
g. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba.
h. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakialis dan kempeskan balon
udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup
pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
i. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi terdengar dan saat
terakhir terdengar.
j. Catat hasil.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

6. Prinsip-prinsi tindakan dan rasional:

Prinsip tindakan Rasional


1. Mengkaji intervensi yang telah 1. Untuk tindakan non farmakologi
diberikan oleh dokter dan selanjutnya.
perawat. 2. Mengidentifikasi TTV
2. Melihat data TTV Klien sebelumnya
Tahap orientasi
a. Menyapa dan menyebut a. Menjalin komunikasi terapeutik
nama klien b. Untuk menginformasikan
b. Menjelaskan tujuan dan kepada klien tindakan apa yang
prosedur dilakukan
c. Menanyakan kesediaan dan
kesiapan klien c. Persetujuan klien adalah inform
Tahap interaksi consent tindakan keperawatan
a. Mengatur posisi klien sesuai
kondisi klien a. Untuk mempermudah tindakan
Mengukur Tekanan Darah dan kenyamanan pasien
a. Menentukan ukuran manset
yang sesuai dengan diameter a. Ukuran manset dapat berbeda
lengan pasien pada pasien dewasa dan anak
b. Meraba arteri brachialis dan
meletakkan diafragma b. Agar denyut sistole dan diastole
stetoskop di atas tempat dapat terdengar dengan jelas
denyut nadi arteri brachialis.
c. Memompa sampai kira-kira c. Perawat dapat memperkirakan
20mmHg di atas hasil batas sistole dan lebih fokus
pemeriksaan sebelumnya
d. Dengarkan bunyi sistole dan
diastole d. Bunyi pada denyut pertama dan
Mengukur Suhu terakhir
a. Meletakkan termometer di
ketiak dengan posisi tepat a. Di ketiak terdapat banyak
b. Tunggu 5 menit dan baca pembuluh darah
hasil b. Memastikan suhu telah di baca
Mengukur nadi termometer
a. Menekan kulit dekat arteri a. Ujung jari sensitif terhadap
radialis dengan 3 jari perabaan
b. Hitung jumlah nadi selama b. Memastikan jumlah yang tepat
60 detik.
Mengukur pernafasan
a. Lihat gerakan dinding dada a. Dinding dada pasien
pasien menunjukkan pernapasan pasien
b. Hitung jumlah nafas pasien b. Memastikan jumlah yang tepat
selama 60 detik
Terminasi
a. Evaluasi hasil tindakan a. Memastikan semuanya tepat
b. Dokumentasi b. Agar dapat dievaluasi

7. Bahaya - bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya:
Klien tidak kooperatif sehingga tindakan yang dilaksanakan kurang baik dan efektif,
pecahnya pembuluh darah karena tekanan dari pompa, termometer rusak sehingga
meluki pasien
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Jakarta: Salemba


Medika. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika.

Yuni Kusmiati. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan. Yogyakarta:

 Fitramaya .

Depkes RI.1994. Prosedur Perawatan Dasar. Jakarta.

Hidayat, Aziz Alimul, Uliyah, Musrifatul. 2002. Buku Saku Praktikum Kebutuhan


Dasar Manusia. EGC: Jakarta. 

Anda mungkin juga menyukai