Anda di halaman 1dari 18

MODUL AJAR

Pemeriksaan Fisik Head to Toe

Bidang Keahlian : Kesehatan dan pekerjaan sosial

Program Keahlian : Layanan Kesehatan

Konsentrasi Keahlian : Asisten Keperawatan dan Caregiver

Fase :F

Penyusun : Aina Mufida, S. Kep, Ners.

Instansi : SMKN 8 Semarang

Dimensi profil pelajar Pancasila : Mandiri dan bernalar kritis


Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

8. Melakukan pemeriksaan fisik 8.1 Melakukan pemeriksaan Vital Sign


secara Head to Toe. 8.2 Melakukan pemeriksaan Kepala
8.3. Melakukan pemeriksaan dada
8.4 Melakukan pemeriksaan abdomen
8.5. Melakukan pemeriksaan neurologis
8.6. Melakukan pemeriksaan dermatologis
8.7. Melakukan pemeriksaan ekstremitas
8.8 Mendokumentasikan Tindakan pemeriksaan fisik.

Langkah Pembelajaran

No Kegiatan Deskripsi Estimasi


waktu
1. Pendahuluan 1. Mengawali kegiatan dengan mengucapkan 20 Menit
salam dan berdo a
2. Menanyakan kehadiran dan kondisi
peserta didik untuk kesiapan dalam belajar
3. Mereview materi ketrampilan sebelumnya
dengan memberi instruksi kepada peserta
didik untuk mendemonstrasikan serta
dikaitkan dengan materi ketrampilan yang
akan di demonstrasikan.
4. Menyampaikan capaian pembelajaran dan
tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Stimulation 1. Peserta didik diberikan beberapa sumber belajar 45 me
Inti (stimulasi/ berupa bahan bacaan untuk mempelajari nit
pemberian informasi terkait materi pemeriksaan fisik Head
rangsangan) to toe

 Modul Ajar ketrampilan dasar Murwarni, Arita.


2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik
Keperawatan. Yogyakarta:fitramaya
 Lembar kegiatan: Jobsheet TOOLS
pemeriksaan fisik head to toe
 https://youtu.be/WJhb7Aer9ys
2. Peserta didik diberi kesempatan untuk 70 Menit
mengajukan pertanyaan mengenai hal yang
belum dipahami dari sumber belajar yang telah
dipelajari.
3. Guru menjelaskan mengenai sumber belajar
yang dipelajari dan belum dipahami.
4. Guru mendemonstrasikan tindakan pemeriksaan
fisik head to toe,
Problem  Dengan bantuan guru, peserta didik merefleksi 60 Menit
Statement dan mengevaluasi kemampuan pelaksanaan
(pernyataan/ prosedur tindakan, apakah tindakan
identifikasi pemeriksaan head to toe harus dilakukan secara
masalah) berurutan sesuai SOP?’
 Untuk membantu peserta didik menemukan
jawaban tersebut, guru membagikan beberapa
teks instruksi kepada peserta didik.
 Masing – masing kelompok membuat catatan
penting mengenai urutan langkah tindakan
sesuai dengan SOP

Data Collection 1. Mengumpulkan informasi 25 Menit


(pengumpulan  Peserta didik membuat laporan pendahuluan Menit
data) tentang pemeriksaan fisik head to toe.
 Peserta didik Menyusun dokumentasi sesuai
Tindakan yang dilakukan( pemeriksaan fisik
head to toe)
Data Processing  Peserta didik menganalisis langkah tindakan
(pengolahan data) pemeriksaan fisik head to toe secara berurutan
sesuai SOP.
Verification 2. Mengasosiasi
(pembuktian)  Peserta didik melakukan verifikasi dalam
melakukan tindakan pemeriksaan fisik head to
toe
 Peserta didik menyatakan benar atau tidaknya
prosedur tindakan pemeriksaan fisik head to toe
Generalization  Peserta didik membuat kesimpulan umum yang 25 Menit
(menarik bisa dikembangkan sebagai sebuah
kesimpulan)Evalu pemahaman bagi peserta didik
asi 3. Mengkomunikasikan
 Peserta didik mengkomunikasikan
kesimpulan yang telah dibuat tentang
prosedur tindakan pemeriksaan fisik head to
toe .
3. Penutup  Guru mengajak peserta didik merefleksi sejenak 15 Menit
tentang apa yang telah dipelajari.
 Guru member tugas kepada peserta didik.
 Guru memotivasi peserta didik untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan
rasa tanggungjawab.
 Guru menutup pelajaran.
Tindak lanjut:
Remedial : Setiap Peserta didik yang tidak belum
mencapai kriteria diberikan materi tambahan
kompetensi yang belum dicapai dengan
menggunakan teknik tutor sebaya.
Pengayaan : Setiap Peserta didik yang aktif terlibat
dalam pembelajaran akan menerima informasi baru
mengenai interpretasi hasil dari tindakan
pemeriksaan fisik head to toe
Total 270 Menit

Asesmen Awal, Proses dan Akhir

Instrumen
Aspek Indikator
Awal Proses Akhir
Kompetensi Awal 1. Menjelaskan anatomi fisiologi Wawancara/
tubuh manusia. Tanya jawab
2 Melakukan tindakan studi dokumen
pemeriksaan fisik head to toe penilaian
kompetensi
pembelajaran
sebelumnya
dapat
menjelaskan
anfis tubuh
manusia
Tujuan 2.1 Peserta didik mampu Wawancara/ Checklis penilaian
Pembelajaran: melakukan pemeriksaan tanya jawab praktik
Pemeriksaa kepala tentang kelainan
fisik head to 2.2. Peserta didik mampu bentuk tubuh
toe melakukan pemeriksaan manusia
dada
2.3 Peserta didik mampu
melakukan pemeriksaan
abdomen Mempraktek
2.4. Peserta didik mampu kan
melakukan pemeriksaan pemeriksaan
neurologis fisik head to
2.5. Peserta didik mampu toe
melakukan pemeriksaan
integumen
2.6. Peserta didik mampu
melakukan ekstremitas
2.7 Peserta didik mampu
mendokumentasikan
Tindakan pemeriksaan
fisik.

Dimensi Profil P3 – 1 Mandiri - Pengamatan


Pelajar Pancasila P3 – 2 Bernalar Kritis - sesuai SOP
tindakan
Lampiran:

Assesmen Awal

Lembar Penilaian

No Nama siswa Indikator Jawaban Keterangan


1. Jelaskan
tentang anatomi
tubuh manusia
2. Jelaskan
1
langkah
tindakan
pemeriksaan
fisik head to toe
1. Jelaskan
tentang anatomi
tubuh manusia
2. Jelaskan
2 langkah
tindakan
pemeriksaan
fisik head to toe

dst ....
Assesment Akhir

Lembar Penilaian Praktik

Judul Praktik :

Nama Peserta Didik :

1. Peserta didik dapat melakukan pemeriksaan fisik head to toe

1. Persiapan : Alat yang dibutuihkan untuk pemeriksaan fisik head to toe sudah lengkap
Y/N
No. Indikator Keterangan
(Yes/No)
1 Apakah alat dan bahan yang perlu disiapkan?
- stetoskop
- penlight
- garputala
- reflek hammer
- tong spatel
- hand lamp
- speculum hidung dan telinga
- scelen card
- kapas kornea
- penggaris
- selimut
- benda- benda yang dikenal pasien: kopi, gula, garam
- Buku catatan untuk pendokumentasian
2 Bagaimana persiapan pasien?

- Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan


- Membebaskan pakaian pada organ yang akan diperiksa
- Memasang sampiran
- Cuci tangan
- Lakukan Tindakan sesuai SOP
3 Kesimpulan
- Peserta didik telah / belum melakukan
Tindakan sesuai prosedur yang
ditetapkan.
Lembar kegiatan (Jobsheet)

SMK JOBSHEET NO__________________________

Mata Pelajaran : Konsentrasi Keahlian Asisten WAKTU ________________


keperawatan dan caregiver

MELAKUKAN TINDAKAN PEMERIKSAAN FISIK SECARA HEAD TO TOE

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah berdiskusi dan demontrasi peserta didik akan dapat memahami tuntutan jobsheet
pemeriksaan head to toe
2. Secara mandiri peserta didik akan dapat melakukan langkah-langkah tindakan pemeriksaan fisik
head to toe
3. Secara mandiri peserta didik akan dapat mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk
pemeriksaan fisik head to toe
4. Secara mandiri peserta didik akan dapat membuat dokumentasi sesuai dengan tindakan yang telah
dilakukan
B. KESELAMATAN KERJA
1. Siswa harus bekerja sesuai SOP
2. Dalam melakukan pemeriksaan fisik siswa harus memperhatikan resiko kontaminasi infeksi
nosocomial.
3. Siswa harus bekerja dan mempergunakan alat sesuai dengan fungsinya
C. ALAT DAN FUNGSI
NO NAMA ALAT FUNGSI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
D. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
2. Perhatikan instruksi praktek yang disampaikan oleh guru
3. Mempersiapkan alat pemeriksaan fisik head to toe
- stetoskop
- penlight
- garputala
- reflek hammer
- tong spatel
- hand lamp
- speculum hidung dan telinga
- scelen card
- kapas kornea
- penggaris
- selimut
- benda- benda yang dikenal pasien: kopi, gula, garam
- Buku catatan untuk pendokumentasian

E. TUGAS
1. Sebutkan interpretasi pemeriksaan Vital Sign normal
2. Sebutkan interpretasi pemeriksaan Kepala normal
3. Sebutkan interpretasi pemeriksaan dada normal
4. Sebutkan interpretasi pemeriksaan abdomen normal
5. Sebutkan interpretasi pemeriksaan neurologis normal
6. Sebutkan interpretasi pemeriksaan integumen normal
7. Sebutkan interpretasi pemeriksaan ekstremitas normal
8. Buatlah dokumentasi Tindakan pemeriksaan
Fisik
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Nama siswa : Tanggal Praktikum
Kelas :
Tindak lanjut:
Remedial : Setiap Peserta didik yang tidak belum mencapai kriteria diberikan materi tambahan kompetensi yang
belum dicapai dengan menggunakan teknik tutor sebaya.
Pengayaan : Setiap Peserta didik yang aktif terlibat dalam pembelajaran akan menerima informasi baru mengenai
interpretasi hasil dari tindakan pemeriksaan fisik head to toe
MATERI

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Pemeriksaan fisik (Head to Toe) adalah pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya beberapa
bagian saja yang dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan. Pemeriksaan fisik menggunakan pendekatan
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pengkajian fisik yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis yang
berupa kepastian tentang penyakit apa yang diderita pasien disebut fisik diagnostik. Untuk mendapatkan data
yang akurat sebelum pemeriksaan fisik dilakukan anamnesa mengenai riwayat penyakit sekarang, penyakit
dahulu, penyakit keluarga dan psikososial. Hal ini memungkinkan pengkajian yang fokus dan tidak menimbulkan
bias dalam mengambil kesimpulan terhadap masalah yang ditemukan. Pemeriksaan fisik digunakan untuk
mendapatkan data objektif dari riwayat penyakit pasien.

TUJUAN

a. Tujuan Umum

Pada akhir kegiatan mahasiswa diharapkan mampu melakukan

pemeriksaan fisik (Head To Toe) secara tepat dan benar.

b. Tujuan Khusus

Pada akhir kegiatan mahasiswa diharapkan mampu

- melakukan pemeriksaan Inspeksi dengar benar

- melakukan pemeriksaan Palpasi dengan benar

- melakukan pemeriksaan Perkusi dengan benar

- melakukan pemeriksaan Auskultasi dengan benar.

3. JENIS PEMERIKSAAN

Adapun jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Inspeksi
Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual
dan merupakan metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien. Secara formal, pemeriksa
menggunakan indera penglihatan dan berkonsentrasi untuk melihat pasien secara seksama, persisten dan tanpa
terburuburu, sejak detik pertama bertemu, dengan cara memperoleh riwayat pasien dan, terutama, sepanjang
pemeriksaan fisik dilakukan. Inspeksi juga menggunakan inderapendengaran dan penciuman untuk mengetahui
lebih lanjut, lebih jelas dan memvalidasi apa yang dilihat oleh mata dan dikaitkan dengan suara atau bau yang
berasal dari pasien. Pemeriksa kemudian akan mengumpulkan dan menggolongkan informasi yang diterima oleh
semua indera tersebut, baik disadari maupun tidak disadari, dan membentuk opini, subyektif dan obyektif,
mengenai pasien, yang akan membantu dalam membuat keputusan diagnosis dan terapi.

b. Palpasi

Palpasi, merupakan pemeriksaan dengan perabaan, sentuhan atau merasakan dengan menggunakan rasa
proprioseptif ujung jari atau tangan. Cara pemeriksaan ini merupakan langkah kedua pada pemeriksaan pasien
dan digunakan untuk menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi sebelumnya. Palpasi struktur individu,
baik pada permukaan maupun dalam rongga tubuh, terutama pada abdomen, akan memberikan informasi
mengenai posisi, ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas/gerakan komponen-komponen anatomi yang normal,
dan apakah terdapat abnormalitas misalnya pembesaran organ atau adanya massa yang dapat teraba. Palpasi
juga efektif untuk menilai mengenai keadaan cairan pada ruang tubuh. Pada awal selalu digunakan palpasi
ringan, dan kekuatan palpasi dapat ditingkatkan terus. Palpasi ringan bersifat superfisial, lembut dan berguna
untuk menilai lesi pada permukaan atau dalam otot. Palpasi dalam digunakan untuk menilai organ dalam rongga
tubuh, dan dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan. Jika dilakukan dengan dua tangan, tangan yang di atas
menekan tangan yang di bawah 2-4 cm ke bawah dengan gerakan sirkuler. Bagian yang nyeri atau tidak nyaman
selalu dipalpasi terakhir. Kadang, diperlukan untuk membuat rasa tidak nyaman atau nyeri untuk dapat benar-
benar menilai suatu gejala.

c. Perkusi

Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan tubuh secara ringan dan tajam, untuk
menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur atau cairan atau udara di bawahnya. Menepuk permukaan akan
menghasilkan gelombang suara yang berjalan sepanjang 5-7 cm (2-3 inci) di bawahnya.

Teknik perkusi (untuk pemeriksa yang tidak kidal) adalah sebagai berikut:

- Jari tengah tangan kiri dihiperekstensikan.


- Tekankan sendi interfalang distal secara lekat pada bidang yang akan diperkusi.

- Hindari kontak dengan bagian lain tangan, karena akan meredam vibrasi yang terjadi.

- Posisi tangan kanan dekat dengan permukaan dengan tangan menekuk ke atas.

- Jari tengah tangan kanan difleksikan, rileks, dan siap untuk mengetuk.

- Gerakan berasal dari pergelangan tangan. Ketukan dilakukan dengan cepat dan tajam, namun gerakan
pergelangan tangan harus rileks. Ketukan ditujukan pada sendi interfalang distal.

- Gerakan ini dimaksudkan untuk mentransmisikan vibrasi melalui tulang-tulang sendi ke bidang yang akan
diperkusi, sehingga menimbulkan suara.

- Gunakan ujung jari, sehingga kuku harus dipotong pendek untuk menghindari luka

- Angkat jari dengan cepat setelah mengetuk, agar tidak mengganggu vibrasi yang telah dibuat.

d. AUSKULTASI

Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung, pembuluh darah dan
bagian dalam/viscera abdomen.Umumnya, auskultasi adalah teknik terakhir yang digunakan pada suatu
pemeriksaan, kecuali pada abdomen. Pada pemeriksaan abdomen, auskultasi dilakukan setelah inspeksi,
sebelum palpasi dan perkusi, agar suara usus tidak terganggu palpasi/perkusi yang dilakukan. Suara-suara
penting yang terdengar saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorak dan
viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular. Auskultasi dilakukan dengan
stetoskop.

Berikut ini adalah beberapa rekomendasi untuk melakukan auskultasi yang baik:

1. Auskultasi dilakukan pada ruangan yang sepi dan hangat (menghindari bising)

2. Stetoskop diletakkan pada permukaan kulit (harus dengan ijin pasien)

3. Ruangan memungkinkan untuk memeriksa pasien dengan berbaring telentang,

duduk, atau miring. Karena berbagai posisi kadang diperlukan untuk

mengidentifikasi suara-suara yang abnormal

4. Pemeriksaan dilakukan dari sebelah kanan pasien


5. Menggunakan stetoskop yang mempunyai bell dan diafragma atau mempunyai

kapasitas sebagai bell atau diafragma (bell apabila ditekankan ringan pada

permukaan kulit akan menangkap suara dengan frekuensi rendah, sedangkan

diafragma, bila ditekankan lekat pada permukaan kulit akan menangkap suara

dengan frekuensi tinggi).

6. Melakukan auskultasi dengan bertahap dan mendengarkan dengan seksama.

Pemeriksaan Fisik Kulit

1. Kulit : Kulit klien memiliki warna yang seragam, tidak bercacat dan tidak ada bau yang tidak sedap.
Memiliki turgor kulit yang baik dan suhu kulit dalam batas normal.

2. Rambut : Rambut klien tebal, rambut halus merata dan memiliki jumlah rambut tubuh yang bervariasi.
Juga tidak ada tanda-tanda infeksi dan infestasi yang dapat diamati.

3. Kuku : Klien memiliki kuku berwarna coklat muda dan memiliki bentuk kurva cembung. Halus dan utuh
dengan epidermis. Ketika kuku ditekan di antara jari-jari (Tes Pucat), kuku kembali ke warna biasa dalam
waktu kurang dari 4 detik.

Pemeriksaan Fisik Kepala

1. Kepala : Kepala klien berbentuk bulat; normocephalic dan simetris.

2. Tengkorak : Tidak ada nodul atau massa dan depresi saat diraba.

3. Wajah : Wajah klien tampak halus dan memiliki konsistensi seragam dan tanpa adanya nodul atau
massa.

Pemeriksaan Fisik Mata dan Visi

1. Alis : Rambut didistribusikan secara merata. Alis klien sejajar secara simetris dan menunjukkan gerakan
yang sama saat diminta untuk menaikkan dan menurunkan alis.

2. Bulu mata : Bulu mata tampak terdistribusi secara merata dan sedikit melengkung ke luar.
3. Kelopak mata : Tidak ada kotoran, tidak ada perubahan warna dan kelopak mata menutup secara
simetris dengan kedipan tidak disengaja sekitar 15-20 kali per menit.

4. Mata

 Konjungtiva Bulbar tampak transparan dengan sedikit pembuluh kapiler yang terlihat.

 Sklera tampak putih.

 Konjungtiva palpebra tampak berkilau, halus dan merah muda.

 Tidak ada edema atau robeknya kelenjar air mata.

 Kornea transparan, halus dan berkilau dan detail iris terlihat. Klien berkedip saat kornea disentuh.

 Pupil matanya berwarna hitam dan ukurannya sama. Irisnya datar dan bulat. PERRLA (pupil
sama bulat menanggapi akomodasi cahaya), pupil menyempit saat diterangi dan tidak diterangi.
Pupil mengerut saat melihat objek dekat dan melebar pada objek yang jauh. Pupil berkonvergen
saat benda digerakkan ke arah hidung.

 Saat menilai bidang visual periferal, klien dapat melihat objek di pinggiran saat melihat lurus ke
depan.

 Saat menguji Otot Ekstraokular, kedua mata klien secara terkoordinasi bergerak serentak dengan
kesejajaran paralel.

 Klien dapat membaca kertas koran yang dipegang pada jarak 14 inci.

Pemeriksaan Fisik Telinga dan Pendengaran

1. Telinga : Auricles simetris dan memiliki warna yang sama dengan kulit wajahnya. Daun telinga sejajar
dengan canthus luar mata. Saat meraba tekstur, daun telinga bergerak, kencang dan tidak empuk. Pinna
akan mundur saat dilipat. Selama penilaian uji detak jam, klien dapat mendengar detak di kedua telinga.

Pemeriksaan Fisik Hidung dan Sinus

1. Hidung : Hidung tampak simetris, lurus, dan warnanya seragam. Saat dipalpasi ringan, tidak ada nyeri
tekan dan lesi

2. Mulut:
 Bibir klien berwarna merah muda seragam; lembab, simetris dan memiliki tekstur yang halus.
Klien bisa mengerutkan bibir saat diminta bersiul.

 Gigi dan Gusi: Tidak ada perubahan warna pada email gigi, tidak ada retraksi pada gusi,
berwarna merah muda pada gusi

 Mukosa bukal klien tampak berwarna merah muda seragam; lembab, lembut, berkilau dan
bertekstur elastis.

 Lidah klien diposisikan secara terpusat. Warnanya merah muda, lembab dan agak kasar. Adanya
lapisan keputihan tipis.

 Langit-langit halus berwarna merah muda terang dan halus sedangkan langit-langit keras
memiliki tekstur yang lebih tidak teratur.

 Uvula klien terletak di garis tengah langit-langit lunak (soft palate).

3. Leher :

 Ukuran otot lehernya sama. Klien menunjukkan gerakan kepala yang halus dan terkoordinasi
tanpa rasa tidak nyaman.

 Kelenjar getah bening klien tidak teraba.

 Trakea tepat di garis tengah leher.

 Kelenjar tiroid tidak terlihat saat diperiksa dan kelenjar naik saat menelan tetapi tidak terlihat.

Pemeriksaan Fisik Thorax, Lungs, dan Abdomen

1. Paru-paru / Dada : Dinding dada utuh tanpa nyeri dan massa. Ada ekspansi penuh dan simetris dan ibu
jari terpisah 2-3 cm selama inspirasi dalam saat menilai perjalanan pernapasan. Klien memanifestasikan
pernapasan yang tenang, ritmis, dan tanpa usaha yang berarti.

2. Tulang belakang sejajar secara vertikal. Pundak dan pinggul kanan dan kiri memiliki tinggi yang sama.

3. Jantung : Tidak ada pulsasi yang terlihat di area aorta dan pulmonal. Tidak ada heaves atau lift.

4. Abdomen : Abdomen klien memiliki kulit yang tidak bercacat dan warnanya seragam. Perut memiliki
kontur yang simetris. Ada gerakan simetris yang disebabkan terkait dengan respirasi klien.
 Vena jugularis tidak terlihat.

 Ketika kuku ditekan di antara jari-jari (Tes Pucat), kuku kembali ke warna biasa dalam waktu
kurang dari 4 detik.

Pemeriksaan Fisik Ekstremitas

1. Ekstremitas simetris dalam ukuran dan panjang.

2. Otot : Otot tidak teraba dengan tidak adanya tremor. Biasanya kokoh dan menunjukkan gerakan yang
halus dan terkoordinasi.

3. Tulang : Tidak ada kelainan bentuk tulang, nyeri tekan dan bengkak.

4. Sendi : Tidak ada bengkak, nyeri tekan dan sendi bergerak dengan lancar.
Daftar Pustaka

Alimul, A. (2015). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Abdullah. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai