Fase :F
Langkah Pembelajaran
Instrumen
Aspek Indikator
Awal Proses Akhir
Kompetensi Awal 1. Menjelaskan anatomi fisiologi Wawancara/
tubuh manusia. Tanya jawab
2 Melakukan tindakan studi dokumen
pemeriksaan fisik head to toe penilaian
kompetensi
pembelajaran
sebelumnya
dapat
menjelaskan
anfis tubuh
manusia
Tujuan 2.1 Peserta didik mampu Wawancara/ Checklis penilaian
Pembelajaran: melakukan pemeriksaan tanya jawab praktik
Pemeriksaa kepala tentang kelainan
fisik head to 2.2. Peserta didik mampu bentuk tubuh
toe melakukan pemeriksaan manusia
dada
2.3 Peserta didik mampu
melakukan pemeriksaan
abdomen Mempraktek
2.4. Peserta didik mampu kan
melakukan pemeriksaan pemeriksaan
neurologis fisik head to
2.5. Peserta didik mampu toe
melakukan pemeriksaan
integumen
2.6. Peserta didik mampu
melakukan ekstremitas
2.7 Peserta didik mampu
mendokumentasikan
Tindakan pemeriksaan
fisik.
Assesmen Awal
Lembar Penilaian
dst ....
Assesment Akhir
Judul Praktik :
1. Persiapan : Alat yang dibutuihkan untuk pemeriksaan fisik head to toe sudah lengkap
Y/N
No. Indikator Keterangan
(Yes/No)
1 Apakah alat dan bahan yang perlu disiapkan?
- stetoskop
- penlight
- garputala
- reflek hammer
- tong spatel
- hand lamp
- speculum hidung dan telinga
- scelen card
- kapas kornea
- penggaris
- selimut
- benda- benda yang dikenal pasien: kopi, gula, garam
- Buku catatan untuk pendokumentasian
2 Bagaimana persiapan pasien?
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah berdiskusi dan demontrasi peserta didik akan dapat memahami tuntutan jobsheet
pemeriksaan head to toe
2. Secara mandiri peserta didik akan dapat melakukan langkah-langkah tindakan pemeriksaan fisik
head to toe
3. Secara mandiri peserta didik akan dapat mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk
pemeriksaan fisik head to toe
4. Secara mandiri peserta didik akan dapat membuat dokumentasi sesuai dengan tindakan yang telah
dilakukan
B. KESELAMATAN KERJA
1. Siswa harus bekerja sesuai SOP
2. Dalam melakukan pemeriksaan fisik siswa harus memperhatikan resiko kontaminasi infeksi
nosocomial.
3. Siswa harus bekerja dan mempergunakan alat sesuai dengan fungsinya
C. ALAT DAN FUNGSI
NO NAMA ALAT FUNGSI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
D. LANGKAH KERJA
1. Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
2. Perhatikan instruksi praktek yang disampaikan oleh guru
3. Mempersiapkan alat pemeriksaan fisik head to toe
- stetoskop
- penlight
- garputala
- reflek hammer
- tong spatel
- hand lamp
- speculum hidung dan telinga
- scelen card
- kapas kornea
- penggaris
- selimut
- benda- benda yang dikenal pasien: kopi, gula, garam
- Buku catatan untuk pendokumentasian
E. TUGAS
1. Sebutkan interpretasi pemeriksaan Vital Sign normal
2. Sebutkan interpretasi pemeriksaan Kepala normal
3. Sebutkan interpretasi pemeriksaan dada normal
4. Sebutkan interpretasi pemeriksaan abdomen normal
5. Sebutkan interpretasi pemeriksaan neurologis normal
6. Sebutkan interpretasi pemeriksaan integumen normal
7. Sebutkan interpretasi pemeriksaan ekstremitas normal
8. Buatlah dokumentasi Tindakan pemeriksaan
Fisik
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………
Nama siswa : Tanggal Praktikum
Kelas :
Tindak lanjut:
Remedial : Setiap Peserta didik yang tidak belum mencapai kriteria diberikan materi tambahan kompetensi yang
belum dicapai dengan menggunakan teknik tutor sebaya.
Pengayaan : Setiap Peserta didik yang aktif terlibat dalam pembelajaran akan menerima informasi baru mengenai
interpretasi hasil dari tindakan pemeriksaan fisik head to toe
MATERI
Pemeriksaan fisik (Head to Toe) adalah pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya beberapa
bagian saja yang dianggap perlu oleh dokter yang bersangkutan. Pemeriksaan fisik menggunakan pendekatan
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pengkajian fisik yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis yang
berupa kepastian tentang penyakit apa yang diderita pasien disebut fisik diagnostik. Untuk mendapatkan data
yang akurat sebelum pemeriksaan fisik dilakukan anamnesa mengenai riwayat penyakit sekarang, penyakit
dahulu, penyakit keluarga dan psikososial. Hal ini memungkinkan pengkajian yang fokus dan tidak menimbulkan
bias dalam mengambil kesimpulan terhadap masalah yang ditemukan. Pemeriksaan fisik digunakan untuk
mendapatkan data objektif dari riwayat penyakit pasien.
TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3. JENIS PEMERIKSAAN
a. Inspeksi
Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual
dan merupakan metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien. Secara formal, pemeriksa
menggunakan indera penglihatan dan berkonsentrasi untuk melihat pasien secara seksama, persisten dan tanpa
terburuburu, sejak detik pertama bertemu, dengan cara memperoleh riwayat pasien dan, terutama, sepanjang
pemeriksaan fisik dilakukan. Inspeksi juga menggunakan inderapendengaran dan penciuman untuk mengetahui
lebih lanjut, lebih jelas dan memvalidasi apa yang dilihat oleh mata dan dikaitkan dengan suara atau bau yang
berasal dari pasien. Pemeriksa kemudian akan mengumpulkan dan menggolongkan informasi yang diterima oleh
semua indera tersebut, baik disadari maupun tidak disadari, dan membentuk opini, subyektif dan obyektif,
mengenai pasien, yang akan membantu dalam membuat keputusan diagnosis dan terapi.
b. Palpasi
Palpasi, merupakan pemeriksaan dengan perabaan, sentuhan atau merasakan dengan menggunakan rasa
proprioseptif ujung jari atau tangan. Cara pemeriksaan ini merupakan langkah kedua pada pemeriksaan pasien
dan digunakan untuk menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi sebelumnya. Palpasi struktur individu,
baik pada permukaan maupun dalam rongga tubuh, terutama pada abdomen, akan memberikan informasi
mengenai posisi, ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas/gerakan komponen-komponen anatomi yang normal,
dan apakah terdapat abnormalitas misalnya pembesaran organ atau adanya massa yang dapat teraba. Palpasi
juga efektif untuk menilai mengenai keadaan cairan pada ruang tubuh. Pada awal selalu digunakan palpasi
ringan, dan kekuatan palpasi dapat ditingkatkan terus. Palpasi ringan bersifat superfisial, lembut dan berguna
untuk menilai lesi pada permukaan atau dalam otot. Palpasi dalam digunakan untuk menilai organ dalam rongga
tubuh, dan dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan. Jika dilakukan dengan dua tangan, tangan yang di atas
menekan tangan yang di bawah 2-4 cm ke bawah dengan gerakan sirkuler. Bagian yang nyeri atau tidak nyaman
selalu dipalpasi terakhir. Kadang, diperlukan untuk membuat rasa tidak nyaman atau nyeri untuk dapat benar-
benar menilai suatu gejala.
c. Perkusi
Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan tubuh secara ringan dan tajam, untuk
menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur atau cairan atau udara di bawahnya. Menepuk permukaan akan
menghasilkan gelombang suara yang berjalan sepanjang 5-7 cm (2-3 inci) di bawahnya.
Teknik perkusi (untuk pemeriksa yang tidak kidal) adalah sebagai berikut:
- Hindari kontak dengan bagian lain tangan, karena akan meredam vibrasi yang terjadi.
- Posisi tangan kanan dekat dengan permukaan dengan tangan menekuk ke atas.
- Jari tengah tangan kanan difleksikan, rileks, dan siap untuk mengetuk.
- Gerakan berasal dari pergelangan tangan. Ketukan dilakukan dengan cepat dan tajam, namun gerakan
pergelangan tangan harus rileks. Ketukan ditujukan pada sendi interfalang distal.
- Gerakan ini dimaksudkan untuk mentransmisikan vibrasi melalui tulang-tulang sendi ke bidang yang akan
diperkusi, sehingga menimbulkan suara.
- Gunakan ujung jari, sehingga kuku harus dipotong pendek untuk menghindari luka
- Angkat jari dengan cepat setelah mengetuk, agar tidak mengganggu vibrasi yang telah dibuat.
d. AUSKULTASI
Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung, pembuluh darah dan
bagian dalam/viscera abdomen.Umumnya, auskultasi adalah teknik terakhir yang digunakan pada suatu
pemeriksaan, kecuali pada abdomen. Pada pemeriksaan abdomen, auskultasi dilakukan setelah inspeksi,
sebelum palpasi dan perkusi, agar suara usus tidak terganggu palpasi/perkusi yang dilakukan. Suara-suara
penting yang terdengar saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam paru-paru, terbentuk oleh thorak dan
viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang melalui sistem kardiovaskular. Auskultasi dilakukan dengan
stetoskop.
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi untuk melakukan auskultasi yang baik:
1. Auskultasi dilakukan pada ruangan yang sepi dan hangat (menghindari bising)
kapasitas sebagai bell atau diafragma (bell apabila ditekankan ringan pada
diafragma, bila ditekankan lekat pada permukaan kulit akan menangkap suara
1. Kulit : Kulit klien memiliki warna yang seragam, tidak bercacat dan tidak ada bau yang tidak sedap.
Memiliki turgor kulit yang baik dan suhu kulit dalam batas normal.
2. Rambut : Rambut klien tebal, rambut halus merata dan memiliki jumlah rambut tubuh yang bervariasi.
Juga tidak ada tanda-tanda infeksi dan infestasi yang dapat diamati.
3. Kuku : Klien memiliki kuku berwarna coklat muda dan memiliki bentuk kurva cembung. Halus dan utuh
dengan epidermis. Ketika kuku ditekan di antara jari-jari (Tes Pucat), kuku kembali ke warna biasa dalam
waktu kurang dari 4 detik.
2. Tengkorak : Tidak ada nodul atau massa dan depresi saat diraba.
3. Wajah : Wajah klien tampak halus dan memiliki konsistensi seragam dan tanpa adanya nodul atau
massa.
1. Alis : Rambut didistribusikan secara merata. Alis klien sejajar secara simetris dan menunjukkan gerakan
yang sama saat diminta untuk menaikkan dan menurunkan alis.
2. Bulu mata : Bulu mata tampak terdistribusi secara merata dan sedikit melengkung ke luar.
3. Kelopak mata : Tidak ada kotoran, tidak ada perubahan warna dan kelopak mata menutup secara
simetris dengan kedipan tidak disengaja sekitar 15-20 kali per menit.
4. Mata
Konjungtiva Bulbar tampak transparan dengan sedikit pembuluh kapiler yang terlihat.
Kornea transparan, halus dan berkilau dan detail iris terlihat. Klien berkedip saat kornea disentuh.
Pupil matanya berwarna hitam dan ukurannya sama. Irisnya datar dan bulat. PERRLA (pupil
sama bulat menanggapi akomodasi cahaya), pupil menyempit saat diterangi dan tidak diterangi.
Pupil mengerut saat melihat objek dekat dan melebar pada objek yang jauh. Pupil berkonvergen
saat benda digerakkan ke arah hidung.
Saat menilai bidang visual periferal, klien dapat melihat objek di pinggiran saat melihat lurus ke
depan.
Saat menguji Otot Ekstraokular, kedua mata klien secara terkoordinasi bergerak serentak dengan
kesejajaran paralel.
Klien dapat membaca kertas koran yang dipegang pada jarak 14 inci.
1. Telinga : Auricles simetris dan memiliki warna yang sama dengan kulit wajahnya. Daun telinga sejajar
dengan canthus luar mata. Saat meraba tekstur, daun telinga bergerak, kencang dan tidak empuk. Pinna
akan mundur saat dilipat. Selama penilaian uji detak jam, klien dapat mendengar detak di kedua telinga.
1. Hidung : Hidung tampak simetris, lurus, dan warnanya seragam. Saat dipalpasi ringan, tidak ada nyeri
tekan dan lesi
2. Mulut:
Bibir klien berwarna merah muda seragam; lembab, simetris dan memiliki tekstur yang halus.
Klien bisa mengerutkan bibir saat diminta bersiul.
Gigi dan Gusi: Tidak ada perubahan warna pada email gigi, tidak ada retraksi pada gusi,
berwarna merah muda pada gusi
Mukosa bukal klien tampak berwarna merah muda seragam; lembab, lembut, berkilau dan
bertekstur elastis.
Lidah klien diposisikan secara terpusat. Warnanya merah muda, lembab dan agak kasar. Adanya
lapisan keputihan tipis.
Langit-langit halus berwarna merah muda terang dan halus sedangkan langit-langit keras
memiliki tekstur yang lebih tidak teratur.
3. Leher :
Ukuran otot lehernya sama. Klien menunjukkan gerakan kepala yang halus dan terkoordinasi
tanpa rasa tidak nyaman.
Kelenjar tiroid tidak terlihat saat diperiksa dan kelenjar naik saat menelan tetapi tidak terlihat.
1. Paru-paru / Dada : Dinding dada utuh tanpa nyeri dan massa. Ada ekspansi penuh dan simetris dan ibu
jari terpisah 2-3 cm selama inspirasi dalam saat menilai perjalanan pernapasan. Klien memanifestasikan
pernapasan yang tenang, ritmis, dan tanpa usaha yang berarti.
2. Tulang belakang sejajar secara vertikal. Pundak dan pinggul kanan dan kiri memiliki tinggi yang sama.
3. Jantung : Tidak ada pulsasi yang terlihat di area aorta dan pulmonal. Tidak ada heaves atau lift.
4. Abdomen : Abdomen klien memiliki kulit yang tidak bercacat dan warnanya seragam. Perut memiliki
kontur yang simetris. Ada gerakan simetris yang disebabkan terkait dengan respirasi klien.
Vena jugularis tidak terlihat.
Ketika kuku ditekan di antara jari-jari (Tes Pucat), kuku kembali ke warna biasa dalam waktu
kurang dari 4 detik.
2. Otot : Otot tidak teraba dengan tidak adanya tremor. Biasanya kokoh dan menunjukkan gerakan yang
halus dan terkoordinasi.
3. Tulang : Tidak ada kelainan bentuk tulang, nyeri tekan dan bengkak.
4. Sendi : Tidak ada bengkak, nyeri tekan dan sendi bergerak dengan lancar.
Daftar Pustaka
Abdullah. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.