Anda di halaman 1dari 6

ANALISA TINDAKAN

“PEMASANGAN INFUS CATHETER”

OLEH :

WAHDANIA H

R011191059

Preceptor Lahan Preceptor Institusi

Hasniar, S.Kep., Ns Framita Rahman, S.Kep., Ns., MSc

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2024
ANALISA TINDAKAN

“PEMASANGAN INFUS CATHETER”

A. Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Pemasangan infus


 Identitas pasien :
- Nama Klien : Tn. E
- Tanggal lahir : 6 Juni 1991
- No.RM : 1115961
 Diagnosa medis : Tumor Mediastinum Anterior
 Tanggal dilakukan : 15 Januari 2024
 Ruangan : IC Lantai 3 K4B1
B. Asuhan Keperawatan yang dilakukan :

 Pengkajian :

- DS :

Pasien mengeluh nyeri pada area dada

- DO :

- Keadaan umum lemah


- Terpasang water seal drainage (WSD)
- TD : 110/60 mmHg
- N : 72 x/menit
- S : 36oC
- P : 20 x/menit
- SaO2 : 98%
 Diagnosa Keperawatan :
- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
- risiko infeksi d.d efek prosedur invasif
 Intervensi Keperawatan :
1. Tujuan Tindakan : Untuk mengalirkan cairan infus dan atau obat ke dalam
pembuluh darah di tangan
2. Indikator : sebagai terapi intravena (IV) seperti pemberian cairan dan nutrisi
parenteral, obat-obatan, dll
3. Intervensi :
 Alat dan Bahan :
- Cairan infus sesuai program
- Iv cath (ukuran 22G)
- Infus set (selang deasa makrodrip 20 tetes/ml)
- Alkohol swab
- Handscoon
- Tourniquet
- Hipafix
- Bengkok
- Tiang infus
- Perlak/pengalas
- Alat tulis
 Prosedur Kerja :
1. Mencuci tangan terlebih dahulu dan persiapan alat
2. Menggunakan sarung tangan
3. Memperkenalkan diri kepada pasien
4. Konfirmasi dan validasi identitas pasien
5. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
6. Meminta persetujuan kepada pasien
7. Menjaga privasi pasien
8. Memposisikan pasien dengan nyaman
9. Mendekatkan alat kepada pasien dan mempersiapkan infus set
10. Membuka tutup botol infus, kemudian melakukan desinfeksi pada tutup
botol cairan kemudian masukan infus set ke botol cairan
11. Aliri selang infus dengan cairan, pastikan tidak ada udara dalam selang
infus
12. Mencuci tangan kembali dan menggunakan sarung tangan bersih
13. Mengkaji area penusukan yang sesuai (tidak ada luka/plebitis)
14. Pasang tourniquet pada tangan yang akan dilakukan penusukan, 10-15
cm diatas area penusukan
15. Desinfeksi vena area yang akan ditusuk
16. Meregangkan kulit dibawah tempat penusukan jarum
17. Ukur panjang IV Catheter dengan panjang vena yang akan ditusuk
18. Tusukan IV catheher ke vena dengan behel jarum menghadap ke atas
membentuk sudut 30-40 derajat terhadap permukaan kulit
19. Jika jarum berhasil masuk ke dalam vena, akan terlihat darah mengalir
keluar
20. Sejajarkan IV catheter dengan kulit. Tarik jarum kateter sekitar 1 cm ke
arah luar agar jarum tidak melukai dinding vena. Dorong kateter vena
sejauh 0.5-1 cm untuk menstabilkan.
21. Tarik jarum keluar dan ujung jari memfiksasi bagian proksimal vena.
22. Lepaskan tourniquet
23. Pasang infus set yang telah terhubung dengan cairan infus
24. Longgarkan klem infus untuk melihat tetesan infus
25. Bila tetesan lancar, fiksasi pangkal kateter pada kulit menggunakan
hipafix
26. Atur tetesan infus sesuai kebutuhan
27. Catat dokumentasi tanggal pemberian infus
28. Beresakan alat yang digunakan
29. Buang sampah medis ke dalam tempat sampah medis
30. Lepaskan handscoon dan cuci tangan
C. Prinsip Universal Precaution yang dilakukan
Menjaga hygiene sanitasi individu dengan menerapkan cuci tangan dan penggunaan
APD, hygiene sanitasi rungan agar tetap bersih dan sterilisasi peralatan yang
digunakan.
D. Prinsip Etik yang harus diperhatikan
Non malficience (tidak merugikan pasien) dan beneficience (melakukan yang terbaik
bagi pasien)
E. Refleksi Tindakan yang dilakukan :
Saat ke pasien perawat terlebih dahulu memberikan salam terapeutik ke pasien
dan memperkenalkan diri. Perawat menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
dan meminta persetujuan dari pasien.
Perawat melakukan tindakan sesuai SOP yang berlaku mulai dari persiapan alat
dan pasiennya. Pemilihan lokasi penusukan awalnya di tangan kiri namun tidak
berhasil sehingga di ganti menggunakan tangan kanan. Seluruh tindakan dilakukan
hingga cairan infus dapat dialiri.
Namun, terdapat beberapa prosedur yang belum dilakukan oleh perawat seperti
penggunaan handscoon pada saat melakukan tindakan. Pemasangan infus adalah
salah satu tindakan yang sangat berisiko apabila tidak dilakukan secara hati-hati
terutama penggunaan APD salah satunya handscoon. Penggunaan APD saat
melakukan pemasangan infus dapat menghindarkan segala resiko seperti penularan
penyakit pasien. (Ningsih, 2022)
Daftar Pustaka
Sulis Styawati Ningsih 1, W. W. 2, & 1College. (2022). Hubungan Antara Pengetahuan
Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan Apd Saat Pasang Infus Di Rs Pku
Muhammadiyah Sekapuk. Journal of Public Health Science Research, 3(1), 1–9.

Anda mungkin juga menyukai