“PEMASANGAN INFUS”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
PENDAHULUAN
a. Tindakan keperawatan : Pemasangan Infus
b. Definisi tindakan : Pemasangan infus adalah memasukkan
jarum atau kanula ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan
infus/pengobatan (Rahayu & Harnanto, 2016).
- Tujuan:
1. Mempertahankan, mengganti, serta menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh.
2. Memperbaiki asam basa tubuh.
3. Memelihara nutrisi.
4. Memberikan obat-obatan intravena ke dalam tubuh.
5. Memonitor hemodinamik tubuh.
6. Merupakan akses dalam keadaaan darurat.
7. Memonitor tekanan vena sentral (central venous pressure-CVP).
- Lokasi pemasangan infus
Tempat atau lokasi vena yang sering digunakan pada pemasangan
infus adalah vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia
subcutan dan merupakan akses paling mudah untuk terapi intravena.
1. Vena supervisial dorsalis pada tangan, ditemukan pada dorsum
manus, mengalir masuk ke atas bagian lateral vena sefalika,
sedangkan bagian medial masuk ke vena basilica, vena ini
menuju permukaan anterior lengan bawah kemudian berjalan
ke atas menuju lengan atas.
2. Vena sefalika pada tangan, berakhir dengan menembus faia
profunda pada trigonum denum pektorale dan bermuara pada
vena aksilaris.
3. Vena basilica; dari dorsum manus sisi medial lengan bawah
menembus fasia profunda. Pada pertengahan lengan atas
bercabang menjadi vena kubitis melalui vena basilica, dan vena
sefalika, lalu bermuara ke vena aksilaris.
4. Vena kubital median, merupakan vena yang berasal dari vena
lengan bawah dan umumnya terbagi dalam dua pembuluh
darah, satu berhubungan dengan vena basilica dan yang lainnya
berhubungan dengan vena sefalika. Vena ini biasanya
digunakan untuk pengambilan sampel darah.
5. Vena radialis, merupakan vena yang terdapat pada lenga atas
yang bersatu dengan vena ulnaris, kedua vena ini bersatu di
siku dan menjadi vena brakialis; kemudian menjadi vena
aksilaris dan akhirnya vena subklavia
6. Vena savena magna; mengangkut darah dari ujung medial
arkus venosus dorsalis pedis lalu berjalan naik ke depan
maleolus medialis kemudian ke belakang lutut melalui sisi
medial paha pada fasia profunda dan bergabung dengan vena
fermoralis yang berhubungan dengan vena savena magna
dengan vena profunda sepanjang sisi medial betis
c. Tranfusion Set
6. Torniket
7. Gunting
8. Bengkok
9. Tiang infus
13. Masker
22 Fiksasi dengan cara kupu-kupu. Agar jarum tidak lepas dan tetap
Meletakkan hypafix dengan cara berada pada posisinya
terbalik dibawah selang infus,
kemudian disilangkan
pemasangan infus. Hasil ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Dewi
(2017), mengemukakan bahwa bengkok menempati urutan tertinggi kedua setelah
perlak yang menjadi alat atau instrumen kesehatan yang tidak disiapkan oleh
dalam prosedur tindakan yakni sebagai wadah untuk membuang sampah medis
yang berasal dari pemasangan infus seperti jarum abocath agar kebersihan alat dan
Perlak atau Underpad adalah sebuah alat atau instrumen yang digunakan
ketika melakukan tindakan invasif seperti pemasangan infus, dimana alat ini
berfungsi sebagai alas untuk mencegah darah atau cairan jatuh ke kasur atau lantai
perlak saat tindakan pemasangan infus dan membuat tempat tidur pasien
tubuh pasien sangat berpotensi menjadi sumber infeksi bagi petugas maupun
lingkungan pasien.
mikroba pathogen dengan memanfaatkan bahan kimia, baik yang ada pada
jaringan hidup maupun yang ada benda mati (Darmadi, 2008). Berdasarkan hasil
berulang kali dengan gerakan naik turun secara berulang pada area tersebut tanpa
mengganti dengan alcohol swab yang baru sehingga dapat beresiko terjadinya
infeksi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Uliyah & Hidayat,
tidak secara sirkular (dari atas kebawah) atau dari dalam keluar, sehingga
Ariningrum, D., & Subandono, J. (2018). Buku Pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan
Infus. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Melania, M. Y., Tat, F., & Tahu, S. K. (2020). Hubungan kepatuhan perawat dalam
implementasi SPO pemberian cairan / elektrolit dengan kejadian felbitis di RSUD
RSUD S.K. Lerik kota Kupang. CHMK Nursing Scientific Journal, 4(September).
Royal Australian College of General Practitiners. (2014). Infection prevention and control
standards for general practice and other office based and community-baed practice (5th
ed.). Healthy Profession, Healthy Australia.
Rahayu, S., & Harnanto, A. M. (2016). Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2. Jakarta
Selatan: Pusdik SDM Kesehatan, Badan Pengembangan dan Perberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan.
Tim Profesi Ners. (2019). SOP Keterampilan Klinik Profesi Keperawatan Dasar. Fakultas
Keperawatan Universitas Hasanuddin.
Uliyah, M., & Hidayat, A. A. A. (2018). Praktikum keterampilan dasar praktik klinik aplikasi
dasar-dasar praktik kebidanan. Salemba Medika.