Anda di halaman 1dari 6

SOP PEMASANGAN INFUS

Disusun oleh:

Nama: SUTIANA

Nim: 012041103

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXV

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS BINAWAN

JAKARTA

2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN INFUS
A. Pengertian
Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan
yang sering dilakukan di rumah sakit. Namun, hal ini risiko tinggi terjadinya
infeksi nosokomial atau disebut juga Hospital Acquired Infection (HAIs) yang
akan menambah tingginya biaya perawatan dan waktu perawatan. Tindakan
pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu
pada standar yang telah ditetapkan. Pemasangan infus digunakan untuk mengobati
berbagai kondisi penderita di semua lingkungan perawatan di rumah sakit dan
merupakan salah satu terapi utama. Sebanyak 70% pasien yang dilakukan rawat
inap mendapatkan terapi cairan infus (Jeli, 2014).
Dalam tindakan pemasangan infus, prinsip hubungan sosial, resiprositas
(hubungan timbal balik) dan validasi sosial juga tidak kalah penting dan
berpengaruh terhadap sebuah kepatuhan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan
dukungan rekan kerja maupun atasan. Aspek yang dinilai pada dukungan rekan
kerja meliputi komunikasi dan kesediaan rekan kerja serta atasan dalam membantu
pelaksanaan pemasangan infus. Pada penelitian ini didapatkan semua responden
tidak patuh terhadap SOP pemasangan infus (Jeli, 2014).
Dalam tindakan pemasangan infus, prinsip hubungan sosial, resiprositas
(hubungan timbal balik) dan validasi sosial juga tidak kalah penting dan
berpengaruh terhadap sebuah kepatuhan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan
dukungan rekan kerja maupun atasan. Aspek yang dinilai pada dukungan rekan
kerja meliputi komunikasi dan kesediaan rekan kerja serta atasan dalam membantu
pelaksanaan pemasangan infus. Pada penelitian ini didapatkan semua responden
tidak patuh terhadap SOP pemasangan infus (Jeli, 2014). dengan diameter 5-10 cm,
tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung, pastikan jarum
IV masuk ke vena, sambungkan jarum IV dengan selang infus, lakukan fiksasi
ujung jarum IV ditempat insersi, tutup area insersi dengan kasa kering kemudian
plester, atur tetesan infus sesuai program medis, lepas sarung tangan, pasang label
pelaksanaan tindakan yang berisi : nama pelaksana, tanggal dan jam pelaksanaan,
bereskan alat, cuci tangan, dan observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada
dokumentasi keperawatan.
B. Tujuan

a. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air,


elektrolit,vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuat melalui oral
b. Memperbaiki keseimbangan asam basa
c. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
d. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
e. Memonitor tekan Vena Central (CVP)
f. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan
g. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan.
h. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick injury)
akibatvena punctie bagi petugas maupun penderita.
i. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah (phlebotomy)
C. Indikasi
a. Pasien Syok
b. Pasien yang mengalami pengeluaran cairan berlebih
c. Intoksikasi berat
d. Sebelum tranfusi darah
e. Pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu
D. Anatomi fisiologi yang terkait
 Permukaan dorsal tangan :
- Vena Sevalika
- Vena supervisial dorsalis
- Ramus Vena Dorsalis
- Vena Basilika
 Pemukaan lengan bagian dalam :
- Vena Basilika
- Vena Sevalika
- Vena kubital median
- Vena Median lengan bawah
- Vena radialis
 Permukaan Dorsal kaki :
- Vena Savenamagna
- Fleksus Dorsalis
- Ramus Dorsalis (Potter & Perry.2006)
E. Persiapan alat
Alat steril
1.      Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
2.      Infus set steril
3.      Jarum / wingnedle / abocath dengan nomer yang sesuai
4.      Korentang dan tempatnya
5.      Kom tutup berisi kapas alcohol
Alat tidak steril
1.      Standart infus
2.      Bidai dan pembalut jika perlu
3.      Perlak dan alasnya
4.      Pembendung (tourniquet)
5.      Plester
6.      Gunting verban
7.      Bengkok
8.      Sarung tangan bersih
Obat-obatan
1.      Alcohol 70%
2.      Cairan sesuai advis dokter, misal NaCl 0,9%, Dextrose 5% dll.Tabung
F. Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan cairan
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
G. Persiapan pasien
1. Memperkenalkan diri
2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
3. Meminta kesediaan pasien untuk di rawat
4. Atur posisi yang nyaman bagi klien
H. Persiapan Lingkungan :
4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
5. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
6. Membawa alat ke dekat pasien
I. Pelaksanaan :
7. Mencuci tangan
8. Memakai sarung tangan
9. Membuka daerah yang akan dipasang infus
10. Memasang alas dibawah anggota badan yang akan dipasang infus
11. Membuka set infus dan meletakkannya pada bak instrumen steril
12. Menusukkan jarum set infus ke dalam botol infus kemudian mengalirkan cairan ke
selang infus berakhir di bengkok untuk mengeluarkan udara dan mengisi selang infus
13. Isi tempat tetesan infus kurang lebih separuhnya
14. Pastikan roller selang infus dalam keadaan menutup (ke arah bawah)
15. Menggantungkan selang infus pada standar infus
16. Buka abocath dari bungkusnya
17. Potong 3 lembar plester
18. Pilih pembuluh darah yang akan dipasang infus, dengan syarat : pembuluh darah
berukuran besar, pembuluh darah tidak bercabang, pembuluh darah tidak di area
persendian
19. Bendung bagian proksimal/atas dari pembuluh darah yang akan dipasang infus
dengan torniquet
20. Minta pasien menggenggamkan tangan, dengn ibu jari pasien di dalam genggaman
21. Mendesinfeksi daerah yang akan dipasang infus
22. Menusukkan jarum infus ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas. Pastikan
darah mengaliri jarum dan abocath. Jika belum teraliri oleh darah, temukan pembuluh
darah sampai darah mengaliri jarum dan abocath
23. Tourniket dilepas bila darah sudah masuk
24. Lepas jarum sambil meninggalkan abocath di dalam pembuluh darah
25. Tekan pangkal abocath untuk mencegah darah keluar dan masukkan ujung sela infus
set ke abocath
26. Fixasi secara menyilang menggunakan plester abocath yang sudah terpasang
27. Alirkan cairan dari botol ke pembuluh darah dengan membuka roller. Bila tetesan
lancar, jarum masuk di pembuluh darah yang benar
28. Fixasi dengan cara kupu-kupu. Meletakkan plester dengan cara terbalik di bawah
selang infus, kemudian disilangkan
29. Menutup jarum dan tempat tusukan dengan kassa steril dan diplester
30. Mengatur/menghitung jumlah tetesan
31. Mengatur posisi pada anggota tubuh yang diinfus bila perlu diberi spalk
32. Menuliskan tanggal pemasangan infus pada plester terakhir
33. Merapikan alat dan pasien
34. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

J. Evaluasi
a. Aliran dan tetesan infus lancar
b. Tidak terjadi hematom
c. Sterilitas terjaga
d. Infus terpasang rapi
e. Pasien nyaman

K. Referensi
Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia” Editor: Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004\
Kozier, B. Fundamentals of nursing. St.Louis: Mosby. 2011.
Potter F, Fundamental Of Nursing. St. Louis:Mosby. 2012
http://ratnaekadewi40.blogspot.com/2015/11/bab-i-pendahuluan-1.html?m=1
file:///C:/Users/melpa/AppData/Local/Temp/Pemasangan-infus-2021-smt-7-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai