Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN

Dosen Pengampu :
Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN, PhD
OLEH : KELOMPOK 6
REGULER A 2019

NURMAULIDA RAHMAH MUSTAMIN R011191141


DESAK PUTU SIDIANI R011191007
WAHDANIA H R011191059
RUTH DEVIANA PUTRI T202210142

PROGRAM STUDIILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
1. Berdasarkan UU No.38 Tahun 2014 dan PERMENKES Nomor 26 Tahun 2019, apa
peran perawat vokasi dan perawat profesi?

- Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 huruf a di bidang upaya kesehatan perorangan, perawat
berwenang:

a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik;

b. Menetapkan diagnosis keperawatan;

c. Merencanakan tindakan keperawatan;

d. Melaksanakan tindakan keperawatan;

e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan;

f. Melakukan rujukan;

g. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;

h. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;

i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan

j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep


tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.

Pasal 18 menjelaskan bahwa :

- Dalam menjalankan tugas pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya


kesehatan perorangan, perawat profesi memiliki wewenang sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17 huruf a sampai j.
- Dalam melakukan pengkajian keperawatan secara holistik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 huruf a, perawat profesi melakukan pengkajian dasar dan lanjutan
secara menyeluruh.
- Dalam menetapkan diagnosis keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
huruf b, Perawat Profesi berwenang menegakkan diagnosis keperawatan.

Sementara itu pada pasal 19 dijelaskan bahwa :


- Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya
kesehatan perorangan, perawat vokasi memiliki wewenang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 huruf a yaitu melakukan pengkajian keperawatan secara
holistik, pasal 17 huruf d yaitu melaksanakan tindakan keperawatan, pasal 17
huruf e yaitu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan, pasal 17 huruf g yaitu
memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi, dan
pasal 17 huruf i yaitu melakukan penyuluhan kesehatan kecuali konseling.
- Dalam melakukan pengkajian keperawatan secara holistik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 huruf a, perawat vokasi melakukan pengkajian dasar secara
menyeluruh.
2. Kondisi apa saja yang membuat perawat harus melakukan tindakan. Pada situasi
apa?
Berdasarkan Tugas dan Wewenang yang diatur dalam Permenkes Nomor 26
Tahun 2019, pasal 16 (f) dinyatakan bahwa :
Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai
pelaksana tugas dalam keadaan tertentu.
Sebagaimana dimaksud dalam peraturan tersebut bahwa perawat dapat melakukan
sebuah tindakan pada kondisi tertentu. Hal ini juga berkaitan dengan pasal 30 ayat 1
dalam Permenkes Nomor 26 Tahun 2019 yang menyatakan bahwa :
(1) Dalam menjalankan tugas sebagai pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf f merupakan penugasan pemerintah
yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian
di suatu wilayah tempat perawat bertugas.
Dalam implementasinya, tindakan ini juga diatur dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 38 tahun 2014 pasal 35 ayat 1, bahwa :
(1) Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat
melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya
3. Apa perbedaan mandat dan delegasi

Berdasarkan Permenkes Nomor 26 Tahun 2019, Pasal 28 ayat (3) menjelaskan


pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis kepada Perawat untuk
melakukan sesuatu tindakan medis di bawah pengawasan tenaga medis yang
melimpahkan wewenang.

Pasal 28 ayat (4), pelimpahan wewenang secara delegatif diberikan oleh tenaga medis
kepada perawat dengan disertai pelimpahan tanggung jawab.

Pasal 28 ayat (5) menjelaskan bahwa pelimpahan wewenang secara delegatif hanya dapat
diberikan kepada perawat profesi atau perawat vokasi terlatih.

Adapun perbedaan jenis tindakan medis dalam pelimpahan wewenang secara mandat dan
delegatif dijelaskan dalam pasal 28 ayat (7) dan ayat (8), dimana pada ayat (7) dijelaskan
bahwa Jenis tindakan medis dalam pelimpahan wewenang secara mandat meliputi
tindakan :

a. Memberikan terapi parenteral


b. Menjahit luka; dan
c. Tindakan medis lainnya sesuai dengan kompetensi perawat

Pasal 28 ayat (8), menjelaskan jenis tindakan medis dalam pelimpahan wewenang secara
delegatif meliputi tindakan :

a. Memasang infus
b. Menyuntik
c. Imunisasi dasar
d. Tindakan medis lainnya yang dilakukan sesuai dengan kompetensi perawat

Anda mungkin juga menyukai