Anda di halaman 1dari 4

BOR, LOS, TOI

a. BOR (Bed Occupancy Ratio)


Menurut Kemenkes RI, Bed Occupancy Ratio (BOR) atau dikenal juga dengan
occupancy percent, percent occupancy, occupancy ratio, percentage of occupancy
merupakan persentase penggunaan tempat tidur atau persentase tempat tidur yang terisi pada
waktu tertentu. Nilai ideal BOR yaitu 60-85%. Indikator ini memberikan gambaran
terhadap tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit (DEPKES,
2011). Nilai BOR yang rendah dapat dipengaruhi oleh jumlah tempat tidur yang tidak sesuai
dengan jumlah permintaan pasien rawat inap, rendahnya jumlah permintaan pasien rawat
inap ini disebabkan oleh ketersediaan fasilitas yang masih terbatas (Nur Yuniawati et al.,
2020). Adapun rumus untuk menghitung BOR (Bed Occupancy Ratio) yaitu :

Jumlah hari perawatan pada Periode tertentu x 100


BOR =
Jumlah TT tersedia x Jumlah hari pada periode yang sama

Contoh :
- Pada tanggal 1 juni 2017, total hari perawatan adalah 170 dan total tempat tidur tersedia
adalah 200. Hitunglah BOR pada tanggal 1 Juni 2017!
Jawab :
170 x 100 17.000
BOR = = =85 %
200 x 1 200
Jadi, persentase pemakaian tempat tidur pada tanggal 1 Juni 2017 adalah sebesar 85%.

- Di Rumah Sakit “X”, diketahui jumlah tempat tidur yang tersedia 608 tidak termasuk
tempat tidur bayi. Total hari perawatan pada bulan Juni 2017 adalah 12.246 dan pasien
keluar hidup + meninggal (H+M) adalah 1.931 orang. Berapa persentase pemakaian
tempat tidur pada bulan Juni 2017? (Bulan Juni adalah 30 hari).
Jawab :
12.246 x 100 1 .224 .66 0
BOR = = =67,13 %
608 x 30 18.240
Jadi, persentase pemakaian tempat tidur pada bulan Juni 2017 adalah sebesar 67,13%.
b. LOS (Length of Stay)
Length of Stay (LOS) atau lama rawat merupakan jumlah hari pasien yang dirawat
di rumah sakit, dimulai dari pasien masuk hingga keluar atau pulang (Horton, 2017). Data
Length of Stay (LOS) digunakan untuk pelaporan keluangan, seperti untuk membandingkan
pasien dengan kelompok diagnosis dalam INA-CBG’s. INA-CBG’s (Indonesia case based
groups) adalah system pembayaran prospektif yang digunakan BPJS Kesehatan dengan
mengenali tingkat keparahan penyakit, kompleksitas pasien melalui kelompok diagnosis dan
lama rawat, serta penggunaan sumber daya. Kompleksitas pasien mengacu pada
karakteristik yang dimiliki pasien, termasuk masalah fisik, mental, sosial, dan keuangan,
yang akan menentukan bagaimana dokter akan merawat pasien. Kompleksitas pasien
mebutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya termasuk laboratorium, sinar-x, dan obat-
obatan.
Pasien yang memiliki karakteristik klinis dan biaya serupa diberikan kode INA-
CBGs sama yang dikaitkan dengan jumlah pembayaran tetap. LOS dapat dibandingkan pada
semua fasilitas pelayanan kesehatan untuk menentukan apakah terdapat nilai ekstrim atau
outlier. Data LOS pasien dengan diagnosis dan prosedur atau tindakan yang sama dirawat
oleh berbagai dokter, hal ini dapat dievaluasi sebagai bahan perbandingan. Misalnya,
perbedaan LOS diagnosis tertentu antardokter merupakan indikasi berbagai jenis pengobatan
pada kondisi yang sama oleh dokter yang berbeda. Adapun rumus untuk menghitung LOS
(Length of Stay) yaitu :

LOS = Tanggal Keluar – Tanggal Masuk

*Jika terjadi pada bulan yang berbeda tanggal masuk dihitung

Contoh :

Tanggal Masuk Tanggal Keluar LOS (hari) Keterangan


25 Agustus 25 Agustus 1 -
25 Agustus 26 Agustus 1 -
25 Agustus 30 Agustus 5 -
25 Agustus 4 September 10 7 hari di Agustus + 3 hari di
September
25 Agustus 4 Oktober 40 Hari 7 hari di Agustus + 30 hari di
September + 3 hari di Oktober

c. TOI (Turn Over Interval)


Turn Over Interval adalah rata-rata hari dimana tempat tidur pada periode tertentu
tidak terisi antara pasien keluar atau meninggal dan pasien masuk berikutnya. Indikator TOI
bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong atau tidak terisi ada pada kisaran 1-3 hari (Juknis SIRS, 2011). Adapun
rumus untuk menghitung TOI (Turn Over Interval) yaitu :

( TT x Jumlah Hari pada PeriodeTT )−Hari perawatan pada periode TT


TOI =
Jumlah pasienkeluar ( H + M ) pada periode yang sama
*Ket :
TT (Tempat Tidur)
H (Pasien Keluar Hidup)
M (Pasien Keluar Meninggal)

Contoh :
- RS A tersedia TT sebanyak 210 pada bulan Juni dnegan total hari perawatan 4.780 dan
total pasien keluar (H+M) sebanyak 736 pasien. Berapakah rata-rata TT tidak terisi pada
bulan Juni 2020?
Jawab :
( 210 x 30 )−4.780 6.300−4.780
TOI =
736
= 736
= 2,065
Jadi, rata rata tempat tidur tidak terisi (TOI) pada bulan Juni 2020 adalah 2,065 atau 2
hari. Hal ini masih dalam rentang ideal menurut Kemenkes dalam Juknis SIRS 2011.

- Di Rumah Sakit “U”, diketahui jumlah TT yang tersedia 608 tidak termasuk TT bayi.
Total hari perawatan pada bulan September 2021 adalah 12.246 dan pasien keluar hidup
+ meninggal (H+M) adalah 1.931 orang. Berapakah TOI pada bulan September 2021?
(Bulan September adalah 30 hari).
Jawab :
( 608 x 30 )−12 . 246 18.240−12.246
TOI =
1.931
= 1.931
= 3,104
Jadi, rata rata tempat tidur tidak terisi (TOI) pada bulan September 2021 adalah 3,104
atau 3 hari. Hal ini masih dalam rentang ideal menurut Kemenkes dalam Juknis SIRS
2011.

DAFTAR PUSTAKA
Horton Lorette A., (2017). Calculating and Reporting Healthcare Statistics-Fifth Edition.
Chicago, Illinois: AHIMA.
Hosizah., Maryati, Y., (2018). Sistem Informasi Kesehatan II Statistik Pelayanan Kesehatan.:
Jakarta : Kementerian Kesehatan Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI, 2011. Petunjuk Teknis Sistem Informasi Rumah Sakit. Jakarta :
Kemenkes RI.

Nur Yuniawati, H., Siti Rohmah, H., Setiatin, S., Medis Informasi Kesehatan, R., & Kesehatan
Politeknik Piksi Ganesha, F. (n.d.). Analisis Efisiensi Nilai Bed Occupancy Rate (Bor)
Pada Masa Pandemi Covid-19 Periode Triwulan 4 Tahun 2020 The Efficiency Analysis Of
Bed Occupancy Rate (Bor) During The Covid-19 Pandemic In Period Quarter 4 2020.

Anda mungkin juga menyukai