Anda di halaman 1dari 64

ASRIYANTI, SKM, M.

Kes
POKOK BAHASAN

• Indikator Pelayanan Rawat Inap


• Indikator Pelayanan Rawat Jalan
• Grafik Barber Johnson
• Avarage Daily Census (ADC)
• Bed Occupancy Rate (BOR)
• Bed Turn Over (BTO)
• Turn Over Interval (TOI)
• Avarage Length of Stay (AvLOS/ALOS)
• Gross Death Rate (GDR)
• Net Death Rate (NDR)
AVERAGE DAILY CENSUS (ADC)
Rerata Sensus Harian

Jumlah pasien rawat inap perhari dalam periode waktu


tertentu
Diperoleh dari sensus pemakaian TT harian ditambah
jumlah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama.

Jumlah Hari Perawatan suatu periode


ADC =
Jumlah hari pada periode yang sama

Catatan:
Jumlah Hari Perawatan: Tidak termasuk Bayi Baru Lahir (BBL)
Contoh Soal
1. Rumah Sakit Melati tahun 2019 memiliki jumlah hari
perawatan 20.150 hari perawatan. Berapakah rata-
rata pasien rawat inap perhari jika TT RS adalah 60
TT??

2. Dari Data Triwulan RS Ananda Ruang Perawatan


Anggrek diketahui sebagai berikut:
Jumlah hari perawatan bulan April: 112 hari
perawatan, bulan Mei: 230 hari perawatan,
bulan Juni: 98 hari perawatan
Berapakah rata-rata pasien rawat inap di
Bangsal tersebut jika jumlah TT 15 TT ?
BED OCCUPANCY RATE (BOR)
Prosentase Pemakaian Tempat Tidur

 Prosentase pemakaian tempat tidur rawat inap pada


periode tertentu
 Memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemakaian TT RS
 Nilai Ideal : 75% - 85%

Jumlah Hari Perawatan pada periode tertentu


BOR = x 100%
Jumlah TT tersedia x Jumlah Hari Periode yang sama
Contoh Soal
1. Rumah Sakit Melati tahun 2019 memiliki jumlah
hari perawatan 20.150 hari perawatan.
Berapakah nilai prosentase pemakaian TT (BOR)
jika TT RS adalah 60 TT??
2. Dari Data Triwulan RS Ananda Bangsal Anggrek
diketahui sebagai berikut:
Jumlah hari perawatan bulan April: 112 hari
perawatan, bulan Mei: 230 hari perawatan,
bulan Juni: 98 hari perawatan
Berapakah nilai BOR di Bangsal tersebut jika
jumlah TT 15 TT ?
Interpretasi Nilai BOR

• Jika nilai BOR tinggi, berarti semakin tinggi pula


penggunaan tempat tidur (TT) yang ada.
• Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak
pasien yang dilayani semakin berat pula beban
kerja petugas kesehatan di unit tersebut, yang
dapat mengakibatkan pasien kurang mendapat
perhatian sehingga bisa menurunkan kualitas
kinerja tim medis dan menurunkan kepuasan
serta keselamatan pasien.
• Jika nilai BOR rendah, berarti semakin
sedikit TT yang digunakan untuk merawat
pasien dibandingkan dengan TT yang
telah disediakan.
• Jumlah pasien yang sedikit ini bisa
menimbulkan kesulitan pendapatan
ekonomi bagi pihak rumah sakit.
BOR dengan perubahan jumlah TT

Bila terjadi perubahan TT dalam periode yang akan dihitung


BORnya, maka digunakan rumus:

Jumlah Hari Perawatan pada periode tertentu


BOR = x 100%
(Jml TT1 x Jml Hari periode tsb) + (Jml TT2 x Jml Hari periode tsb) +
….dst
Contoh soal BOR dengan perubahan TT

• RS STIKPAN mempunyai 60 TT. Pada tanggal 23 Januari 2020 ada


penambahan TT sejumlah 12 TT. Jumlah Hari Perawatan (HP) bulan
Januari adalah 900. Berapakah BOR untuk bulan Januari 2020?

Jumlah Hari Perawatan pada periode tertentu


BOR = x 100%
(Jml TT1 x Jml Hari periode 1 ) + (Jml TT2 x Jml Hari periode 2) + dst…..

900
BOR = x 100%
(60 x 22) + (72 x 9)

= 45,7
= 46%

Catatan: TT1 = jumlah TT sebelum ada penambahan


TT2 = jumlah TT setelah ada penambahan (TT1 + TT2)
Jml hari periode 1 = jumlah hari sebelum ada penambahan TT
Jm hari periode 2 = jumlah hari setelah ada penambahan TT
SOAL LATIHAN BOR dengan perubahan TT
1. Pada bulan Juli 2020 Ruang Perawatan Interna RS STIKPAN
mempunyai 20 TT. Pada tanggal 26 Juli ada penambahan 5
TT. Jumlah Hari Perawatan Bulan Juli 567. Berapakah BOR
pada bulan tersebut?
2. RS STIKPAN memiliki 50 TT. Pada tanggal 31 Maret 2020
ada penambahan 5 TT. Bulan September terjadi lagi
penambahan 15 TT. Jumlah Hari Perawatan tahun 2020
adalah 17.500 hp. Berapakah BOR RS pada tahun 2020?
3. Pada Triwulan IV RS XYZ mempunyai 35 TT. Pada tanggal
25 November 2020 ada pengurangan TT sejumlah 8 TT.
Kondisi ini akibat adanya TT yang sudah tidak layak pakai,
tetapi pada tanggal 23 Desember ada penambahan 5 TT.
Jumlah Hari Perawatan Triwulan IV adalah 636 hp. Hitunglah
BOR Triwulan IV!
• Frekuensi pemakaian TT artinya: berapa kali satu tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1
tahun)
• BTO menunjukkan rerata jumlah pasien yang menggunakan
setiap TT dalam periode tertentu
• Digunakan untuk menilai tingkat penggunaan tempat tidur,
karena dalam dua periode bisa saja didapatkan angka BOR
sama tapi BTO berbeda.
• Nilai Ideal : minimal 30 kali
(Artinya satu TT digunakan oleh rata-rata 30 pasien dalam satu
tahun)
BTO = Jumlah Pasien Keluar (Hidup dan Mati)
Jumlah Tempat Tidur RS

Latihan:
1. Data RS STIKPAN bulan September 2022 sbb:
Pasien meninggal <48 jam 3 pasien, meninggal >48
jam 5 pasien, sembuh 32 pasien, dirujuk 3 pasien,
Pulang Atas Kemauan Sendiri (PKS) 2 orang.
Jumlah tempat tidur yaitu 60 TT.
Berapa BTO pada bulan September ??
2. Dari Data Triwulan RS Ananda Bangsal Anggrek
diketahui sebagai berikut:
Jumlah hari perawatan bulan April: 112 hari
perawatan, bulan Mei: 230 hari perawatan,
bulan Juni: 98 hari perawatan
Jumlah lama rawat: 612 hari
Jumlah pasien keluar hidup: 927
Jumlah pasien keluar Meninggal: 25
Berapakah nilai BTO di Bangsal tersebut jika
jumlah TT 15 TT ?
Interpretasi Nilai BTO
• Jika nilai BTO tinggi, berarti setiap TT yang
tersedia digunakan oleh semakin banyak pasien
secara bergantian. Hal ini merupakan kondisi
yang menguntungkan pihak rumah sakit karena
TT yang telah disediakan aktif menghasilkan
pemasukan.
• Jika nilai BTO rendah, berarti setiap TT yang
tersedia sangat sedikit digunakan oleh pasien,
yang tentunya bisa berdampak terhadap
pendapatan ekonomi rumah sakit.
• Rata-rata jumlah hari sebuah TT tidak di tempati
• Rata-rata hari TT kosong hingga digunakan lagi
oleh pasien berikutnya.
• Nilai Ideal: 1-3 hari

(Jml TT tersedia x Jml hari Periode Tertentu) – Jml Hari Perawatan


TOI =
Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati) pada periode yang sama
Interpretasi Nilai TOI
• Jika nilai TOI tinggi, berarti semakin lama TT kosong
atau tidak digunakan. Hal ini berarti TT semakin
tidak produktif dan tidak menguntungkan dari segi
ekonomi pihak rumah sakit
• Jika nilai TOI rendah, berarti setiap TT sangat
produktif, TT tidak sempat kosong segera lagi
digunakan oleh pasien berikutnya. Hal ini bisa
berakibat terjadinya infeksi nosocomial, beban kerja
tim medis meningkat sehingga kepuasan dan
keselamatan pasien menurun.
Contoh Soal
Dari Data Triwulan RS Ananda Bangsal Anggrek
diketahui sebagai berikut:
Jumlah hari perawatan bulan April: 112 hari
perawatan, bulan Mei: 230 hari perawatan,
bulan Juni: 98 hari perawatan
Jumlah lama rawat: 612 hari
Jumlah pasien keluar hidup: 927
Jumlah pasien keluar Meninggal: 25
Berapakah nilai TOI di Bangsal tersebut jika
jumlah TT 15 TT ?
• LOS = Lama Rawat/Perawatan Pasien di RS
• AvLOS=ALOS= Rata-rata Lama Rawat/Perawatan
Pasien di RS
• Memberikan gambaran mutu pelayanan RS
• Nilai Ideal: 3 – 12 hari

Jumlah Lama Rawat Pasien Keluar (H+M)


AvLOS =
Jumlah Pasien Keluar (H + M)
Interpretasi Nilai AvLOS
• Jika nilai AvLOS tinggi, berarti semakin lama pasien
dirawat atau semakin lama pasien pulang. Hal ini
bisa menunjukkan kinerja kualitas medis yang
kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama
(lama sembuhnya).
• Jika nilai AvLOS rendah, berarti pasien lebih cepat
pulang/keluar RS. Kondisi tersebut dinyatakan
kurang baik karena kemungkinan pasien belum
mendapatkan pelayanan medis yang maksimal atau
pasien belum sembuh dengan baik, sehingga
penyakit pasien dapat kambuh kembali.
Contoh Soal.
Dari Data Triwulan RS Ananda Bangsal Anggrek
diketahui sebagai berikut:
Jumlah hari perawatan bulan April: 112 hari
perawatan, bulan Mei: 230 hari perawatan,
bulan Juni: 98 hari perawatan
Jumlah lama rawat: 612 hari
Jumlah pasien keluar hidup: 927
Jumlah pasien keluar Meninggal: 25
Berapakah nilai AvLOS di Bangsal
tersebut jika jumlah TT 15 TT ?
 Angka kematian umum untuk 100 atau 1000
penderita keluar.
 Memberikan gambaran mutu pelayanan di RS
 Nilai Ideal: ≤ 45 % atau (0-45%)

Jumlah Pasien Meninggal Seluruhnya


GDR = x 100%
Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)
Contoh Soal
Dari Data Triwulan RS Ananda Bangsal Anggrek
diketahui sebagai berikut:
Jumlah hari perawatan bulan April: 112 hari
perawatan, bulan Mei: 230 hari perawatan,
bulan Juni: 98 hari perawatan
Jumlah lama rawat: 612 hari
Jumlah pasien keluar hidup: 927
Jumlah pasien Meninggal >48 jam: 2
Jumlah pasien meninggal <48 jam: 23
Berapakah nilai GDR di Bangsal tersebut jika
jumlah TT 15 TT ?
Interpretasi Nilai GDR
• Jika nilai GDR tinggi, menunjukkan bahwa banyak
pasien keluar dalam keadaan meninggal, baik
pasien yang dirawat sebelum 48 jam maupun
setelah 48 jam. Hal tersebut bisa diartikan bahwa
kualitas pelayanan medis kurang baik.
• Jika nilai GDR rendah, berarti pasien yang
meninggal jumlahnya sedikit atau tidak ada yang
meninggal, hal tersebut menunjukkan mutu
pelayanan medis sangat baik (maksimal dan
optimal)
 Angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 100 atau 1000 penderita.
 Memberikan gambaran mutu pelayanan RS
 Nilai Ideal: ≤ 25 % (0-25%)

Jumlah Pasien Meninggal ≥48 Jam setelah dirawat


NDR = x 100%
Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)
Contoh Soal
Dari Data Triwulan RS Ananda Bangsal Anggrek
diketahui sebagai berikut:
Jumlah hari perawatan bulan April: 112 hari
perawatan, bulan Mei: 230 hari perawatan,
bulan Juni: 98 hari perawatan
Jumlah lama rawat: 612 hari
Jumlah pasien keluar hidup: 927
Jumlah pasien Meninggal >48 jam: 2
Jumlah pasien meninggal <48 jam: 23
Berapakah nilai NDR di Bangsal tersebut jika
jumlah TT 15 TT ?
Interpretasi Nilai NDR
• Jika nilai NDR tinggi, menunjukkan bahwa
banyak pasien keluar dalam keadaan
meninggal, setelah 48 jam dirawat. Hal tersebut
bisa diartikan bahwa kualitas pelayanan medis
kurang baik.
• Jika nilai NDR rendah, berarti pasien yang
meninggal setelah 48 jam dirawat jumlahnya
sedikit atau tidak ada yang meninggal, hal
tersebut menunjukkan mutu pelayanan medis
sangat baik (maksimal dan optimal)
• Angka NDR ini lebih bisa menunjukkan kualitas
pelayanan medis dibandingkan GDR
LATIHAN 1
Data RS STIKPAN Tahun 2019 sebagai berikut:
• Jumlah TT = 55 TT.
• Jumlah Hari Perawatan (HP) = 8900 HP
• Jumlah Lama Dirawat (LD)/LOS 1525 hari.
• Pasien dirujuk = 57 orang
• Pasien sembuh = 807 orang
• Pasien meninggal sebelum 48 jam = 56, setelah 48 jam = 50
• Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri = 20 orang
• Pasien Melarikan Diri = 7 orang

Berdasarkan data diatas, hitunglah:


 BOR, BTO, TOI, AvLOS, GDR, NDR, Rata-rata Sensus Harian
 Interpretasi dan alternatif tindakan dari masing-masing indikator
INDIKATOR
PELAYANAN
RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT
INDIKATOR RAWAT JALAN
Beberapa istilah yang biasa digunakan untuk
perhitungan indicator rawat jalan antara lain:
• Pengunjung Baru adalah pengunjung yang baru
pertama kali datang di Rumah Sakit dan dapat
melakukan beberapa kunjungan di beberapa
Poliklinik sebagai kunjungan baru dengan kasus
baru.
• Pengunjung Lama adalah pengunjung yang datang
untuk kedua dan seterusnya, yang datang ke
poliklinik yang sama atau berbeda sebagai
kunjungan lama atau kunjungan baru dengan kasus
lama dan kasus baru.
• Kunjungan baru adalah pasien yang pertama
kali datang ke salah satu jenis pelayanan rawat
jalan, pada tahun yang sedang berjalan.

• Kunjungan Lama adalah kunjungan berikutnya


dari suatu kunjungan baru, pada tahun yang
berjalan

• Hari Buka Klinik adalah jumlah hari kerja klinik


atau hari pelayanan klinik. Misalnya dalam
sepekan (seminggu) klinik buka senin-sabtu,
berarti hari buka klinik sejumlah 6 hari.
Menghitung Hari Buka Klinik dalam satu tahun
• Untuk Klinik dengan 6 hari kerja (senin-sabtu) tahun 2019

Jumlah Hari Minggu dlm satu tahun = 52 hari


Jumlah Hari Libur Nasional & Cuti Bersama dlm satu tahun = 20 hari
Jadi jumlah hari Klinik Tidak Terbuka = 52 + 20 = 72 hari
Maka jumlah Hari Buka Klinik dalam setahun:
365 hari – 72 hari = 293 hari,
Jadi jumlah hari Buka Klinik dalam setahun = 293 hari

• Untuk Klinik dengan 6 hari kerja (senin-sabtu) tahun 2020

Jumlah Hari Minggu dlm satu tahun = 52 hari


Jumlah Hari Libur Nasional & Cuti Bersama dlm satu tahun = 20 hari
Jadi jumlah hari Klinik Tidak Terbuka = 52 + 20 = 72 hari
Maka jumlah Hari Buka Klinik dalam setahun:
366 hari – 72 hari = 294 hari,
Jadi jumlah hari Buka Klinik dalam setahun = 294 hari
• Untuk Klinik dengan 5 hari kerja (senin-jumat) tahun 2019

Jumlah Hari Minggu dlm satu tahun = 52 hari


Jumlah Har Sabtu dlm satu tahun = 52 hari
Jumlah Hari Libur Nasional & Cuti Bersama dlm satu tahun = 20 hari
Jadi jumlah hari Klinik Tidak Terbuka = 52 + 52 + 20 = 124 hari
Maka jumlah Hari Buka Klinik dalam setahun:
365 hari – 124 hari = 241 hari,
Jadi jumlah hari Buka Klinik dalam setahun = 241 hari

Untuk Klinik dengan 5 hari kerja (senin-jumat) tahun 2020

Jumlah Hari Minggu dlm satu tahun = 52 hari


Jumlah Har Sabtu dlm satu tahun = 52 hari
Jumlah Hari Libur Nasional & Cuti Bersama dlm satu tahun = 20 hari
Jadi jumlah hari Klinik Tidak Terbuka = 52 + 52 + 20 = 124 hari
Maka jumlah Hari Buka Klinik dalam setahun:
366 hari – 124 hari = 242 hari,
Jadi jumlah hari Buka Klinik dalam setahun = 242 hari
INDIKATOR RAWAT
JALAN
• Rerata Kunjungan per Hari
• Rerata Kunjungan Baru per Hari
• Angka kunjungan baru dengan total
kunjungan
• Prosentase Pelayanan Spesialis
• Rasio Kunjungan dengan Tenaga Perawat
Rerata Kunjungan per Hari
• Digunakan untuk mengetahui banyaknya jumlah
kunjungan baru maupun lama dalam satu hari di
suatu rumah sakit.

Jumlah Kunjungan
Rerata Kunjungan per hari =
Hari Buka Klinik
Rerata Kunjungan Baru per Hari
• Digunakan untuk mengetahui banyaknya jumlah
kunjungan baru dalam satu hari di suatu rumah
sakit.

Jumlah Kunjungan Baru


Rerata Kunjungan Baru per hari =
Hari Buka Klinik
Angka Kunjungan Baru dengan
Total Kunjungan
• Digunakan untuk mengetahui jumlah kunjungan
baru dengan jumlah seluruh kunjungan baik
baru maupun lama.

Jumlah Kunjungan Baru


Angka Kunjungan Baru
Dengan Total Kunjungan =
Jumlah Kunjungan
Prosentase Pelayanan Spesialistik
• Digunakan untuk mengetahui jumlah pelayanan
spesialistik (oleh dokter spesialis) dengan total
kunjungan yang ada. Satuan dalam bentuk
prosentase.

Jml Kunjungan Spesialistik


Prosentase Pelayanan
Spesialistik = x 100%

Jumlah Kunjungan
Rasio Kunjungan dengan Tenaga
Perawat Rawat Jalan
• Digunakan untuk mengetahui jumlah
perbandingan antara kunjungan pasien baru
maupun lama dengan jumlah perawat yang
melayani di unit rawat jalan

Jml Kunjungan/Hari
Rasio Kunjungan
Dengan Jumlah Tenaga Perawat =
Tenaga Perawat
Contoh Data Unit Rawat Jalan RS STIKPAN Tahun 2020

JUMLAH JUMLAH JUMLAH

POLIKLINIK PASIEN BARU PASIEN LAMA PERAWAT/POLIKLINIK


INTERNA 789 1001 3
ANAK 934 1023 3
OBGYN 1234 1567 4
GIMUL 678 750 1
MATA 505 670 1
THT 544 600 1
BEDAH 346 444 2
SARAF 672 800 1
KULKEL 777 900 2
TOTAL 6479 7755 18
Berdasarkan data diatas dengan jumlah hari buka klinik yaitu senin – sabtu
( 6 hari) maka:
1. Hitunglah Indikator Rawat Jalan RS STIKPAN tahun 2020
2. Buatlah Interpretasi/kesimpulan dari masing-masing indikator
Data Unit Rawat Jalan RS STIKPAN Tahun 2019

JUMLAH JUMLAH JUMLAH

POLIKLINIK PASIEN BARU PASIEN LAMA PERAWAT/POLIKLINIK

INTERNA 1500 1750 2

ANAK 1200 1345 2

OBGYN 1345 2000 2

GIMUL 788 980 2

MATA 888 1000 1

TOTAL 5.721 7.075 9

Berdasarkan data diatas dengan jumlah hari buka klinik yaitu senin – jumat
( 5 hari) maka:
1. Hitunglah Indikator Rawat Jalan RS STIKPAN tahun 2019
2. Buatlah Interpretasi/kesimpulan dari masing-masing indikator
Diciptakan oleh Barry Barber, M.A, Phd, Finst P,
AFIMA dan David Jonhson, MSc pada tahun
1973.
Grafik ini memadukan empat parameter untuk
memantau dan menilai tingkat efisiensi
penggunaan TT untuk perawatan pasien.
Tingkat efisiensi ini digunakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan manajemen akan indikator
efisiensi pengelolaan RS
Penilaian tingkat efisiensi ini dapat dilakukan
dengan cara:
a. Membandingkan dengan standar
b. Melihat perkembangan grafik (meningkat,
mendatar, menurun)
Grafik BJ secara visual menyajikan dengan
jelas tingkat efisiensi pengelolaan RS dan
perkembangannya dari waktu ke
waktu,dengan menggunakan 4 parameter
yaitu:
1. Prosentase Pemakaian TT (BOR)
2. Frekuensi Pemakaian TT (BTO)
3. Rata-rata Hari TT tidak terisi (TOI)
4. Rata-rata Lama Rawat Pasien
(AvLOS/ALOS)
BOR : 75% - 85%
BTO : minimal 30 kali
TOI : 1- 3 hari
AvLOS: 3-12 hari
1. Mengukur tingkat efisiensi pengelolaan RS,
khususnya pendayagunaan tempat tidur
2. Perbandingan dalam kurun waktu tertentu
3. Memonitor kegiatan terhadap standar yang
ditentukan
4. Perbandingan tingkat efisiensi penggunaan TT antar
ruang/unit pelayanan yang sama dalam satu RS
5. Meneliti akibat perubahan kebijakan terhadap
efisiensi penggunaan TT
6. Mengecek kebenaran laporan hasil perhitungan
empat parameter efisiensi penggunaan TT (BOR,
ALOS, BTO, TOI). Jika keempat garis bantunya
berpotongan di satu tititk berarti laporan hasil
perhitungan tersebut benar.
1. Gambar sumbu X (absis); sebagai garis
TOI
2. Gambar sumbu Y (ordinat); sebagai
garis AvLOS/LOS
3. Buatlah garis BOR: 50%, 70%, 75%,
80%, 90%
4. Buatlah garis BTO: 30, 20, 15, 12.5
5. Buatlah Daerah Efisien
6. Gambar keempat parameter (BOR, BTO,
AvLOS, TOI) sesuai dengan data RS
masing-masing.
Langkah 1 dan 2

1. Gambar sumbu X (absis);


sebagai garis TOI
2. Gambar sumbu Y (ordinat);
sebagai garis ALOS
Langkah ke-3
Buatlah garis BOR:
 50%
 70%
 75%
 80%
 90%
Membuat Garis BOR:
 Tentukan Koordinat titik (x, y)
atau (TOI, LOS) dengan cara:
Nilai BOR
LOS =
10

TOI = 10 – Nilai LOS

 Tarik Garis mulai dari koordinat 0,0


melewati tiitk koordinat TOI, LOS
Rumus Lain untuk membuat Garis BOR:

BOR
LOS = x TOI
100 - BOR
Langkah ke-4

Buatlah garis BTO (Troughput):


 30
 20
 15
 12.5
Membuat Garis BTO

Jumlah Hari Periode Tertentu


LOS = - TOI +
BTO (periode yang sama)
Langkah 5
Gambar Daerah Efisien
(Daerah yang diarsir)
dengan dibatasi TOI 1 hari dan
3 hari, serta BOR 75%
Langkah ke-5
• Buatlah Daerah Efisien (daerah yang
diarsir)
• Daerah Efisien merupakan daerah yang
dibatasi oleh perpotongan garis:
TOI = 1
TOI = 3
BOR = 75%
LOS = 12
Langkah ke-6
• Gambar keempat parameter BOR,
BTO, AvLOS, TOI sesuai dengan data
RS masing-masing.
• Setelah Grafik Digambar, maka
buatlah:
a. Interpretasi
b. Alternatif Tindakan
Latihan 1
Data RS STIKPAN Makassar

TAHUN BOR AVLOS TOI BTO

2019 48.20 4.00 4.30 43.99

2020 68.83 4.26 1.96 58.14


LATIHAN 2
BUATLAH VISUALISASI DALAM BENTUK GRAFIK
BARBER JOHNSON TAHUN 2020

RSUD BOR AVLOS TOI BTO


KAB.
SOPPENG 69.39 4.53 1.99 56.01
BONE 72.30 4.22 1.62 62.41
PINRANG 76.72 4.11 1.25 68.08

WAJO 77.91 3.88 1.10 73.71


ANALISA HASIL
GRAFIK BARBER JOHNSON
• Makin dekat Grafik BOR ke sumbu Y, maka BOR makin
tinggi
• Makin dekat Grafik BTO ke sumbu X, maka pasien
keluar per tempat tidur (BTO) makin tinggi (Throughput)
• Bila TOI tetap, tetapi AvLOS berkurang, maka BOR
menurun
• Bila TOI tinggi, kemungkinan disebabkan:
Organisasi RS kurang bagus
Permintaan TT kurang
TOI dapat diturunkan dengan memperbaiki organisasi
tanpa mempengaruhi AvLOS
• Bila AvLOS tinggi, kemungkinan disebabkan:
Administrasi lambat
perencanaan pelayanan kurang baik
kebijakan di bidang medis kurang baik
Timbulnya komplikasi/tidak ada
perkembangan kesehatan si pasien
Adanya dokter (secara individu) yang
suka menunda layanan
Disarankan untuk melakukan evaluasi
pelayanan medis
• BOR rendah pada kelas tertentu, sebaiknya
mengurangi jumlah TT pada kelas tersebut dan
menambah kelas lain yang lebih besar BOR-nya
• TOI tinggi dan BOR rendah, dapat diusulkan:
 Evaluasi alokasi TT
Peningkatan Promosi, dengan mengaktifkan
marketing RS agar lebih dikenal
 Meningkatkan kualitas pelayanan
Meningkatkan pengetahuan, Pendidikan dan
perilaku SDM
Memperhatikan karir dan kesejahteraan SDM
Meningkatkan kualitas penerimaan pasien
rawat inap
• Makin dekat Grafik BOR ke sumbu Y,
maka BOR makin tinggi
• Makin dekat Grafik BTO ke sumbu X,
maka pasien keluar per tempat tidur
(BTO) makin tinggi (Throughput)
• Bila TOI tetap, tetapi AvLOS
berkurang, maka BOR menurun
• Bila TOI tinggi, kemungkinan
disebabkan:
Organisasi RS kurang bagus
Permintaan TT kurang
TOI dapat diturunkan dengan memprbaiki
organisasi tanpa mempengaruhi AvLOS
• Bila AvLOS tinggi, kemungkinan
disebabkan:
Administrasi lambat
perencanaan pelayanan kurang baik
kebijakan di bidang medis kurang baik

Anda mungkin juga menyukai