Anda di halaman 1dari 5

Angka Pemakaian Tempat Tidur (BOR = Bed Occupancy Ratio)

Merupakan angka yang menunjukkan prosentase tempat tidur yang digunakan pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit.

Manfaat : Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

Rumus :

Jumlah hari perawatan rumah sakit

BOR : x 100 %

Jumlah TT x Jumlah hari dalam satu periode

Keterangan :

- Hari Perawatan adalah sisa pasien yang masih dirawat pada periode tersebut, ditambah dengan
pasien yang masuk dan pulang pada hari yang sama (tidak termasuk jumlah bayi dan pasien yang
mendapatkan pelayanan one day care , misal kuret yang dilakukan di VK bersalin, kemudian pulang).
- Jumlah Hari Perawatan adalah kumulatif dari sisa-sisa pasien pada setiap harinya pada periode
tertentu, ditambah dengan pasien yang masuk dan pulang pada hari yang sama, pada periode
tersebut.
- Jumlah Tempat Tidur adalah jumlah tempat tidur yang siap pakai (tidak termasuk jumlah tempat
tidur bayi).
- Jumlah hari adalah jumlah hari yang dipergunakan untuk merawat pasien pada periode tersebut.

Secara statistik semakin tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan tempat tidur yang ada
perawatan pasien. Namun perlu diperhatikan pula bahwa semakin banyak pasien yang dilayani berarti
semakin sibuk dan semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tersebut. Akibatnya, pasien
bisa kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat
(infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit). Pada akhirnya peningkatan BOR yang
terlalu tinggi ini justru bisa menurunkan kualitas kinerje tim medis dan menurunkan kepuasan serta
keselamatan pasien. Semakin rendah BOR berarti semakin sedikit tempat tidur yang digunakan untuk
merawat pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang telah disediakan. Dengan kata lain, jumlah
pasien yang sedikit ini bisa menimbulkan kesulitan pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. Batas
optimal atas pertimbangan keamanan dan efisiensi perawatan pasien. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 75 – 85 % sedangkan menurut depkes BOR adalah 60 – 85 %.
Rata-rata Lama Dirawat (ALOS = Average Length of Stay)

Merupakan rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut.

Rumus :

Jumlah lama dirawat

ALOS :

Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)

Keterangan :

- Lamanya Pasien Dirawat dihitung dari tanggal keluar dikurangi tanggal masuk
- Pasien yang masuk dan pulang pada hari yang sama, dihitung satu hari (misalnya pasien yang
melakukan One Day Care).

Dari aspek medis, semakin panjang lama dirawat (demikian juga dengan aLOs) maka bisa
menunjukkan kinerja kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama
(lama sembuhnya) kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama (lama sembuhnya). Dari
aspek ekonomis, semakin panjang lama dirawat (demikian juga dengan aLOs) berarti semakin
tinggi biaya yang nantinya harus dibayar oleh pasien (dan diterima rumah sakit). Jadi,
diperlukan keseimbangan antara sudut pandang medis dan ekonomis untuk menentukan nilasi
aLOs. Nilai parameter aLOs yang ideal adalah antara 3 – 12 hari sedangkan menurut depkes TOI
adalah 6 – 9 hari.
Interval Penggunaan Tempat Tidur (TOI = Turn Over Internal)

Merupakan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.

Rumus :

(Jumlah TT x periode) – Hari Perawatan

TOI :

Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)

Semakin besar angka TOI berarti semakin lama saat ”menganggur”nya tempat tidur yaitu
semakin lama saat dimana tempat tidur tidak digunakan oleh pasienn berarti semakin tidak
produktif. Kondisi ini tidak menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak manajemen rumah
sakit. Semakin kecil angka TOI, berarti semakin singkat saat tempat tidur menunggu pasien
berikutnya. Hal ini berarti tempat tidur bisa sangat produktif, apalagi jika TOI = 0 berarti tempat
tidur tidak sempat kosong 1 hari pun dan segera digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Hal ini
bisa sangat menguntungkan secaa ekonomi bagi pihak manajemen rumah sakit tapi bisa
merugikan pasien karena tempst tidur tidak sempat disiapkan secara baik. Akibatnya, kejadian
infeksi nosokomial mungkin bisa meningkat, beban kerja tim medis meningkat sehingga
kepuasaan dan keselamatan pasien terancam. Berkaitan dengan pertimbangan diatas, maka
nilai ideal TOI yang disarankan yaitu antara 1 – 3 hari sedangkan menurut depkes 1-3 hari.
Frekuensi Penggunaan Tempat Tidur (BTO = Bed Turn Over)

Merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun). Indikator ini memberikan tingkat
efisiensi pada pemakaian tempat tidur.

Rumus :

Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)

BTO :

Jumlah Tempat Tidur

Semakin tinggi angka BTO berarti setiap tempat tidur yang tersedia digunakan oleh semakin
banyak pasien secara bergantian, hal ini tentu merupakan kondisi yang menguntungkan bagi
pihak rumah sakit karena tempat tidur yang telah disediakan tidak ”mengangur” atau aktif
menghasilkan pemasukan. Namun, bisa dibayangkan bila dalam 1 bulan i tempat tidur
digunakan oleh 15 pasien, berarti rata-rata setiap pasien menempati tempat tidur selama 2 hari
dan tidak ada hari dimana tempat tidur sempat kosong atau ”mengangur” ini berarti beban
kerja tim perawatan sangat tinggi dan tempat tidur tidak sempat dibersihkan karena terus
digunakan pasienn secara bergantian. Kondisi ini mudah menimbulkan ketidak puasan pasien,
bisa mengancam keselamat pasien (patien safety), bisa menurunkan kinerja kualitas medis dan
bisa meningkatkan kejadian infeksi nosokomial karena tempat tidur tidak sempat dibersihkan /
di strilkan. Jadi, dibutuhkan BTO yang ideal dari aspek medis, pasien dan manajemen rumah
sakit. Nilai ideal BTO yang disarankan yaitu minimal 30 pasien dalam periode 1 tahun, artinya
tempat tidur diharapkan digunakan oleh rata-rata 30 pasien dalam 1 tahun. Berarti 1 pasien
rata-rata dirawat selama 12 hari. Hal ini sejalan dengan nilai aLOs yang disarankan yaitu 3 – 12
hari.

Idealnya BTO dalam satu tahun, 1 (satu) tempat tidur rata-rata dipakai lebih 30 kali sedangkan
menurut depkes BTO 40 -50 kali.

Pengumpulan data yang diperlukan untuk menghitung parameter tersebut di atas,


dilakukan setiap hari dengan menggunakan alat bantu berupa ” Sensus Harian ” yang dibuat
oleh masing-masing ruang perawatan yang telah dijelaskan di atas.
Angka Kematian Bersih (Net Death Rate = NDR)

Adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini
memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Rumus :
Jumlah Pasien mati > 48 jam dirawat
NDR : X 1000 ‰
Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)

Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000.

Angka Kematian Kasar (Gross Death Rate = GDR)

Adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.

Rumus :

Jumlah pasien mati seluruhnnya

NDR : X 1000 ‰

Jumlah Pasien Keluar (Hidup + Mati)

Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar.

Anda mungkin juga menyukai