BERSALIN PASCA AKREDITASI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH IBU
MANADO
LAPORAN RESIDENSI
PROGRAM STUDI
MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
KONSENTRASI
ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
Oleh
Virgin Enjel Pioh
18202111024
PROGAM PASCASARJANA
MANADO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Permenkes 012 tahun 2012, akreditasi adalah pengakuan yang diberikan kepada
Pengakuan ini diberikan oleh lembaga independen yangbertugas melakukan akreditasi dan
melakukan akreditasi terhadap rumah sakit di Indonesiaadalah Komisi Akreditasi Rumah sakit
(KARS).1 Akreditasi merupakan strategi utama peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang
telah diinisiasi sejak tahun 1995. Visi KARS adalah ‘Menjadi Badan Akreditasi yang Memiliki
Kredibilitas Tinggi di Tingkat Nasional dan Internasional”. Untuk mencapai visi tersebut,
KARS memiliki misi untuk:membimbing dan membantu rumah sakit untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien melalui akreditasi; serta memperoleh pengakuan
internasional sebagai badan akreditasi berkelas internasional oleh ISQua dan memperoleh
Menurut Lumenta (2003) akreditasi sangat berkaitan erat dengan mutu pelayanan yang
diberikanrumah sakit. Artinya jika akreditasi dilakukan dengan baik, maka akan terjadi
terhadap pelayanan yang diberikan mendorong hampir semua rumah sakit untuk melaksanakan
program tersebut, apalagi pemerintah juga memberikan kewajiban kepada pemerintah pusat
dan daerah untuk mendukungrumah sakit yang ada di daerahnya ketika melakukan akreditasi.
1
Sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, rumah sakit mempunyai
peran penting dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Ketentuan akreditasi
sebagai salah satu kewajiban rumah sakit harus dilakukan setiap minimal 1 kali dalam tiga
tahun seperti yang tercantum dalam undang-undang no. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit
pasal 40 ayat 1. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien. Hampir setiap tindakan medis di rumah sakit memliki risiko yang perlu antisipasi
seawal mungkin. Begitu banyak orang dan profesi terlibat dalam penanganan pasien.
Kegagalan dalam pengelolaan terhadap kondisi tersebut, dapat meningkatkan risiko kejadian
akreditasi rumah sakit. Perawat berpendapat bahwa akreditasi mendorong perawat untuk lebih
operasional prosedur yang lebih baik dalam upaya pencegahan infeksi, mobilisasi pasien,dan
Instrumen Survei Standar Nasioanl Akeditasi Rumah Sakit Edisi I Tahun 2018 oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dalam Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) pada
sasaran yang ke lima mengenai Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan menjelaskan
bahwa Rumah Sakit menetapkan regulasi untuk menggunakan dan melaksanakan “evidenc-
based hand hygiene guidelines” untuk menurunkan risiko infeksi terkait layanan kesehatan,
yang sesuai dengan ketentuan PPI.4 Upaya terpenting menghilangkan masalah infeksi ini dan
infeksi lainnya adalah dengan menjaga kebersihan tangan melalui cuci tangan. Pedoman
kebersihan tangan (hand hygiene) tersedia dari World Health Organization (WHO). Rumah
sakit mengadopsi pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) dari WHO ini untuk
dipublikasikan di seluruh rumah sakit. Staf diberi pelatihan bagaimana melakukan cuci tangan
dengan benar dan prosedur menggunakan sabun, disinfektan, serta handuk sekali pakai (towel),
tersedia di lokasi sesuai dengan pedoman. Dalam elemen penilaian PPI 9, Rumah Sakit
menetapkan regulasi hand hygiene yang mencakup kapan, di mana, dan bagaimana melakukan
cuci tangan mempergunakan sabun (handwash) dan atau dengan disinfektan (hand rubs) serta
ketersediaan fasilitas hand hygiene. (R) Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai
tersedia di tempat cuci tangan dan tempat melakukan disinfeksi tangan. (O) Hand hygiene
sudah dilaksanakan dengan baik. (S,O) Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand hygiene kepada
Perilaku hand hygiene merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar
terhadap pencegahan terjadinya infeksi yang berkembang di rumah sakit atau biasa disebut
infeksi nosokomial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hand hygiene bisa menurunkan
kejadian infeksi nosokomial (INOS). Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kegiatan
hand hygiene dapat menurunkan angka INOS sebanyak 40%. Dalam jurnal Bagus (2015),
terdapat 12 langkah hand hygiene yaitu basuh tangan dengan air, tuangkan sabun secukupnya,
ratakan dengan telapak tangan, gosok punggung dan sela-sela jari, gosok telapak tangan dan
sela-sela jari, jari-jari dalam saling mengunci, gosok ibu jari memutar, gosok ujung jari
memutar dalam telapak tangan, bilas tangan dengan air, keringkan dengan handuk sekali pakai,
gunakan handuk untuk menutup kran air, lakukan prosedur dalam 40-60 detik. Sedangkan
moment kepatuhan hand hygiene terdapat 5 moment yaitu sebelum kontak dengan pasien,
sesudah kontak dengan pasien, sebelum tindakan asepsis, sesudah terkena cairan tubuh pasien,
menggunakan lembar observasi dan check list, hampir semua pelaksanaan langkah-langkah
dan momen cuci tangan belum dilaksanakan dengan tepat. Untuk pelaksanaan langkah-langkah
cuci tangan, persentase ketepatannya hanya 67%, sedangkan untuk momen cuci tangan
Chou et al (2010) mengatakan bahwa penerapan hand hygiene oleh perawat belum
sepenuhnya dijalankan dengan baik oleh petugas. Sama halnya dengan yang ada di American
Journal of Infection Controle mengemukakan bahwa kebersihan tangan adalah metode terbaik
untuk mencegah penularan infeksi dalam perawatan kesehatan. Kepatuhan petugas kesehatan
dalam melakukan hand hygiene dengan teknik enam langkah dan waktu lima momen (five
moments) di rawat inap merupakan salah satu indikator mutu area sasaran patient safety yang
ada pada Standar Pelayanan Minimal (SPM). Menurut Depkes RI (2013) petugas kesehatan
harus menerapkan five moments for hand hygiene, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum
melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah
bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk
permukaan atau barang-barang yang tercemar. Sedangkan untuk enam langkah cuci tangan
bergantian, 3) menggosok sela-sela jari tangan, 4) menggosok ruas jari tangan dengan
mengkaitkan kedua tangan, 5) menggosok ibu jari tangan bergantian, dan 6) menggosok ujung
jari tangan.7
hand hygiene didapatkan nilai presentase petugas kesehatan yaitu perawat yang tidak
melakukan kegiatan hand hygiene dalam kegiatan five moments terdapat pada kegiatan
sesudah melakukan kontak dengan cairan tubuh pasien, sebagian besar tidak melakukan hand
higiene dilakukan oleh perawat sebanyak 39%. ketidak patuhan pelaksanaan kegiatan hand
hygienedalam kegiatan five moments disebabkan karena media yang digunakan kurang
memadai seperti campuran air pada sabun yang terlalu banyak, tisu yang jarang tersedia,
antiseptik berbasis alkohol murni sehingga menimbulkan bau yang menyengat dan terasa panas
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh pitted (2001) menyatakan bahwa salah satu
kendala dalam ketidak patuhan terhadap hand hygiene adalah sulitnya mengakses tempat cuci
tangan atau persediaan alat lainnya yang digunakan untuk melakkan hand hygiene. Kemudahan
dalam mengakses persediaan alat-alat untuk melakkan hand hygiene, bak cuci tanga, sabun
atau alkohl jell adalah sangat penting untuk membuat kepatuahn menjadi optimal sesuai
standar.8
dan pelatihan baik terhadap seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) fasilitas pelayanan
kesehatan maupun pengunjung dan keluarga pasien. Salah satu ketentuan pendidikan dan
pelatihan bagi Staf Fasilitas Pelayanan Kesehatan yaitu semua staf non pelayanan di fasilitas
pelayanan kesehatan harus dilatih dan mampu melakukan upaya pencegahan infeksi meliputi
hand hygiene, etika batuk, penanganan limbah, APD (masker dansarung tangan) yang sesuai.9
Pencapaian tujuan persalinan dapat berlangsung secara efektif jika manajemen persalinan
dilakukan dengan baik. Karena manajemen merupakan ilmu atau seni tentang penggunaan
sumber daya secara efisien, efektifdan rasional untuk mencapai tujuan, yaitupersalinan yang
efektif dan efisien tanpa komplikasi. Manajemen persalinan bertujuan untuk memberikan
asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi.10 Upaya melakukan
asuhan pada ibu bersalin, proses persalinan dilakukan dengan cara mengawasi kondisi ibu dan
janinnya agar dapat diketahui adanya komplikasi sedini mungkin, maka asuhan kebidanan
dilakukan dengan memberikan pelayanan kepada ibu bersalin dengan pendekatan manajemen
Pengumpulan Data Dasar, Interpretasi Data Dasar, Diagnosa Potensial, Tindakan Segera,
Mengevaluasi Keberhasilannya.11 Dalam tujuh langkah ini dilakukan kontak berulang oleh
petugas kesehatan terhadap pasien, guna mengawasi kondisi ibu dan janin untuk mengetahui
bila ada komplikasi sedini mungkin. Oleh sebab itu , penting bagi seluruh petugas kesehatan
untuk melakukan hand hygiene demi mencegah terjadinya infeksi bagi ibu dan janin.
Akreditasi rumah sakit mempunyai dampak positif terhadap kualitas perawatan yang
diberikan kepada pasien dan kepuasan pasien (Yildiz, 2014). Penerapan standar akreditasi
mendorong perubahan pelayanan rumah sakit yang lebih berkualitas dan peningkatan kerja
sama antara displin profesi dalam perawatan pasien.3 Pada penerapannya, salah satu penilaian
Standar Nasional Akreditasi RS tahun 2018 yaitu mengurangi resiko infeksi pelayanan
kesehatan dalam hal ini dengan melakukan hand hygiene. 4 Dari beberapa penelitian yang ada,
kepatuhan hand hygiene oleh petugas kesehatan masih rendah. Hal ini didasari dengan
berbagaialasan salah satunyaadalah karena terlalu sibuk dan cuci tangan sangat
menghabiskanbanyak waktu. Beban kerja tenaga kesehatan seperi kondisi yang perlu segera
ditangani (urgent care) merupakan salah satu alasan utama ketidak patuhan petugas kesehatan
dalam melakukan kegiatan hand hygiene.6 Sepeti yang diketahi, pelaksanaan hand hygiene
yang benar teknik dan waktunya dapat mencegahan penyakit baik dari petugas kesehatan
kepada pasien, dari pasien kepada petugas kesehatan, ataupun dari pengunjung lain. Hand
hygiene haru diterapkan karena tangan sering menjadi agen yag membawa kuman dan
menyebakan pathogenberpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
Sakit Swasta yang diharapakan mampu memberikan pelayanan rumah sakit yang baik dan
memuaskan bagi masyarakat. Dalam perkembangannya, Rumah Sakit ini mampu memberikan
kemajuan dengan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang efektif.
Tujuannya agar rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kehamilan, persalinan dan
pemeliharaan kesehatan ibu, bayi dan anak secara professional, terpadu, bermutu, dan
terjangkau dengan didukung fasilitas yang memadai serta tenaga kesehatan yang handal.12
Berdasarkan dari profil RSIA Kasih Ibu Manado, rumah sakit tersebut memiliki jumlah
tenaga keperawatan sebanyak 37 orang terdiri dari, yang berpendidikan Sarjana Keperawatan
ada 13 orang, D-3 kebidanan ada 4 orang, Tenaga Kebidanan lainnya ada 5 orang, Tenaga
Keperawatan lainnya ada 15 orang. Sedangkan untuk fasilitas ruangan terdiri dari ruang
perawatan pasien, ruang operasi, ruang bersalin, ruang pemulihan, ruang bayi, ruang observasi
pasien, ruang poliklinik obstetri dan ginekologi, ruang poliklinik tumbuh kembang dan
Diketahui saat ini RSIA Kasih Ibu Manado sedang dalam proses Akreditasi Rumah Sakit.
Dengan kondisi tersebut, RSIA Kasih Ibu Manado harus senantiasa menjaga kualitas pelayanan
yang di berikan kepada pasien maupun keluarga. Berdasarkan wawanara yang dilakukan
dengan Direktur RSIA Kasih Ibu Manado, dr. F. J. O. Pelealu, MPH mengatakan bahwa salah
satu kendala di rumah sakit ini adalah kepatuhan hand hygiene oleh tenaga kesehatan. Dimana,
dalam penilaian akreditasi sebelumnya masih ada tenaga kesehatan yang tidak melakukan 5
moment kepatuhan hand hygiene dan ada tenaga kesehatan yang tidak tepat dalam melakukan
6 langkah hand hygiene. Hal ini berdampak pada akreditasi Rumah Sakit, dimana pada
penilaian akreditasi sebelumnya RSIA Kasih Ibu Manado belum mencapai SKP 5 yang
hand hygiene oleh perawat khususnya di ruang bersalin dalam proses berkaitan dengan
1.TujuanUmum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan hand hygiene oleh perawat
di ruang bersalin berkaitan dengan Akreditasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu
Manado
1. Tujuan Khusus:
berkaitan dengan Akreditasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado
berkaitan dengan Akreditasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado
di ruang bersalin berkaitan dengan Akreditasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih
Ibu Manado
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam
berkaitan dengan Akreditasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado?
2. Bagaimanakah pelaksanaan 6 langkah hand hygiene oleh perawat di ruang bersalin
berkaitan dengan Akreditasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado?
ruang bersalin berkaitan dengan Akreditasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu
Manado?
Manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penulisan yang dilakukan adalah:
Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit apabila pada hasil penulisan ini
berkaitan dengan Akreditasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado
2. Bagi Mahasiswa
bersalin.
Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang
akan melakukan penulisan laporan residensi dengan topik yang berhubungan sesuai
1. Lingkup Waktu:
2. Lingkup Tempat:
Lokasi penelitian adalah RSIA Kasih Ibu Manado
3. Lingkup Materi:
Materi dibatasi pada pemahaman pelaksanaan hand hygiene oleh perawat di ruang
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu upaya pemerintah untuk mendorong agar rumah sakit mengutamakan
tahun 2012, akreditasiadalah pengakuan yang diberikan kepada rumah sakit karena telah
sakit (KARS).1
Akreditasi merupakan strategi utama peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang
telah diinisiasi sejak tahun 1995. KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) merupakan
badan yang melaksanakan akreditasi rumah sakit. Visi KARS adalah ‘Menjadi Badan
Untuk mencapai visi tersebut, KARS memiliki misi untuk:membimbing dan membantu
rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien melalui
internasional oleh ISQua dan memperoleh pengakuan masyarakat baik ditingkat nasional
Seluruh potensi rumah sakit, baik dalam bidang pelayanan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat terus didorong oleh KARS melalui berbagai strategi. Sebagai lembaga
terhadap mutu melalui akreditasi oleh the International Society for Quality in Health Care
(ISQua) dan memperoleh sertifikasi pada tahun 2014. Pengembangan Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) dan senantiasa memperkuat sistem manajemen surveior
pelatihan surveior pada tahun 2017.Sejalan dengan roadmap Indonesia memasuki revolusi
industri 4.0, KARS mengembangkan sistem informasi untuk lembaga KARS (SIKARS),
Akreditasi rumah sakit merupakan proses kegiatan peningkatan mutu pelayanan yang
dilakukan terus menerus oleh rumah sakit. Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu
pelayanan Rumah Sakit, setelah dilakukan penilaian bahwa Rumah Sakit telah memenuhi
Standar Akreditasi. Sejalan dengan proses kegiatan peningkatan mutu maka KARS secara
tingkat global. Pada bulan agustus 2017, KARS telah memperkenalkan Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 (SNARS 1), yang diberlakukan mulai tahun 2018.4
2.1.2 Tujuan Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi rumah sakit mempunyai dampak positif terhadap kualitas perawatan yang
diberikan kepada pasien dan kepuasan pasien (Yildiz, 2014). Penerapan standar akreditasi
mendorong perubahan pelayanan rumah sakit yang lebih berkualitas dan peningkatan kerja
sama antara displin profesi dalam perawatan pasien (Manzo, 2012). Implementasi standar
akreditasi rumah sakit versi 2012 mempunyai manfaat yang antara lain, rumah sakit lebih
mendengarkan keluhan/kritik dan saran dari pasien dan keluarganya. Di samping itu rumah
sakit juga akan berusaha menghormati hak-hak pasien dan melibatkan pasien dalam proses
perawatan sebagai mitra. Pasien dan keluarganya diajak berdialog dalam menentukan
perawatan yang terbaik. Dampak yang diharapkan bahwa rumah sakit yang melakukan
Adapun tujuan akreditasi dalam Instrumen Survei Standar Nasional Akreditasi Rumah
1. Untuk Surveior:
b. Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan kegiatan pada
waktu survei
c. Sebagai acuan dalam melakukan wawancara, observasi dan meminta staf rumah
dalam SNARS 1
rumah sakit. Akreditasi umah sakit memberikan dampak positif antara lain lebih tertatanya
pengelolaan rumah sakit, perubahan cara pengambilan keputusan oleh pimpinan, serta
semua pegawai menjadi tahu indikator apa yang harus diperhatikan dalam pelayanan, cara
pelaporan masalah, dan keputusan berdasar aspirasi dari bawahan. Adapun dampak dari
1. Manajemen membaik. Adanya dokumentasi, maka alur komunikasi dan alur pelaporan
menjadi lebih baik. Sehinggajika ada masalah perawat menajdi tahu kemana harus
2. Bekerja sesuai standar. Dengan akreditasi perawat bekerja sesuai dengan standar
sebagai dokumentasi. Semua kegiatan keperawatan ada SOP yang harusditaati.Hal ini
sesuai dengan prinsip keselamatan pasien, bahwa semua pasien harus diayanisesuai
SOP.
cuci tangan menjadi bagian dari pencegahan infeksi yang sangatditekankan, selain itu
keselamatan pasien juga menjadi prioritas. Pencegahan infeksi dan menjaga keselaman
pasien ini antara lain adalah dengan cuci tangan, pemasangan identitas pasien,
pencegahan jatuh.
dalam satu format dan mendorong atara petugaskesehatanmembaca apa yang terjadi
5. Fasilitas meningkat.
6. Pendidikan kesehatan kepada pasien lebih baik. Pasien menjadi prioritas utama, pasien
mendapat informasi dari mulai pintu pendaftaran sampai saat dirawat. Mulai dari tata
Ketentuan akreditasi sebagai salah satu kewajiban rumah sakit harus dilakukan
setiap minimal 1 kali dalam tiga tahun seperti yang tercantum dalam undang-undang no.
44 Tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 40 ayat 1. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai
upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Hampir setiap tindakan medis di rumah
sakit memliki risiko yang perlu antisipasi seawal mungkin. Begitu banyak orang dan profesi
terlibat dalam penanganan pasien. Kegagalan dalam pengelolaan terhadap kondisi tersebut,
untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap SNARS I yaitu standar pelayanan berfokus
pada pasien untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan pendekatan
manajemen risiko di Rumah Sakit.Instrumen akreditasi SNARS I ini terdiri dari standar,
maksud dan tujuan, elemen penilaian (EP), telusur dan skor dengan penjelasan sebagai
berikut :4
1. Standar.
Standar KARS mencakup harapan kinerja, st ruktur, atau fungsi yang harus diterapkan
agar suatu rumah sa kit dapat terakreditasi oleh KARS. Pengelompokan Standar
Alert Medications)
Program Nasional
Pelayanan Geriatri
Maksud dan tujuan dari suatu standar akan membantu menjelaskan makna sepenuhnya
dari st andar terse but. Maksud dan tuju an akan mendesk ripsikan tujuan dan rasionalisa
si dari standar, memberikan penje lasan bagaimana st andar tersebut selaras dengan
Elemen Penilaian (EP) dari suatu st andar akan menuntun rumah sakit dan surveior
terhadap apa yang akan diti njau dan dinilai sel ama proses survei. EP untuk setiap st
untuk memberikan kejelasanpada st andar dan membantu rumah sakit untuk memenuhi
sepenuhnya ketentuan yang ada, untuk membantu mengedukasi pimpinan dan tenaga
kesehatan mengenai standar yang ada serta untuk memandu rumah sakit dalam persi
Telusur yang ada pada instrumen akreditasi SNARS ini adalah untuk mengetahui
5. SKOR.
Mencuci tangan atau hand hygiene adalah membasahi tangan dengan air mengalir
memakai sabun maupun tanpa memakai sabun non antiseptik untuk menghilangkan
kotoran dan flora transien untuk. menghindari kontaminasi silang. Mencuci tangan secara
higienis adalah membasahi tangan dengan air mengalir dengan memakai sabun
membersihkan tangan baik cairan antiseptik atau alkohol tanpa mencuci tangan.13
Hand hygiene merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh besar
menurunkan angka INOS sebanyak 40%. Beberapa studi juga menunjukkan adanya
petugas kesehatan terkait langkah-langkah kegiatan hand hygiene. Hal lainnya juga bisa
didasari dengan berbagai alasan salah satunya adalah karena terlalu sibuk dan cuci tangan
sangat menghabiskan banyak waktu. Penanganan cepat terhadap pasien adalah halyang
beberapa pasien dengan alasan untuk mempersingkat waktu. Beban kerja tenaga
kesehatan seperi kondisi yang perlu segera ditangani (urgent care) merupakan salah satu
hygiene. Faktor banyaknya pasien dalam waktu yang bersamaan dan aktivitas yang
pelaksanaan hand hygiene. Faktor sarana juga dapat mempengaruhi kepatuhan petugas
Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean
care is safe care,yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk
petugas kesehatan dengan My five moments for hand hygiene, yaitu :14
mengalir, bila tangan kotor atau terkena cairan tubuh atau alkohol bila tidak
tampak kotor.
2. Kuku petugas harus bersih dan terpotong pendek. Tidak ada pemakaian
airmengalir.
Lakukan saat:
a) Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu darah,
cairan tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband,
yang bersih, walaupun pada pasien yang sama. Indikasi kebersihan tangan:-
tekniknya sama saja yaitu dengan enam langkah, waktu pelaksanaannya juga
sama yaitu dengan five moments, yang membedakan hanyalah pada medianya,
yaitu dimana pada handwash menggunakan sabun dan air mengalir, sedangkan
Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai tersedia di tempat cuci tangan
Hand hygiene dalam kaitannya dengan akreditasi masuk dalam standar SKP atau
standa keselamata kerja. Dalam standar SKP 5 Rumah Sakit menetapkan regulasi untuk
menurunkan risiko infeksi terkait layanan kesehatan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
pedoman kebersihan tangan (hand hygiene) yang mengacu pada standar WHO.4
Dalam SKP 5 juga membahas mengenai hand hygiene berkaitan dengan PPI.
infeksi yang didapat serta ditularkan di antara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan,
tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa, dan pengunjung. Dalam PPI 9 menjelaskan
bahwa Rumah sakit menetapkan regulasi hand hygiene yang mencakup kapan, di mana,
dan bagaimana melakukan cuci tangan mempergunakan sabun (handwash) dan atau dengan
disinfektan (hand rubs) serta ketersediaan fasilitas hand hygiene. Risiko infeksi dan
kegiatan program dapat berbeda dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya bergantung
pada kegiatan klinis dan pelayanan rumah sakit, populasi pasien yang dilayani, lokasi
RSIA Kasih Ibu Manado didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 01/Thn 2009 tentang
pendirian PT. Regina Kasih Bunda yang diperbaharui dengan Akta Notaris No. 10/Thn 2010
yakni tentang pendirian PT. Regina Kasih Bunda dimana dimaksud dan tujuan pendirian adalah
“Berusaha dalam bidang kesehatan”, yakni dalam pelaksanaannya sesuai dengan keputusan
kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulut No. 050 /SEK/KEP/2388/VI/2010 tentang izin
“RSIA Kasih Ibu”, sesuai dengan keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara
RSIA Kasih Ibu Manado ditetapkan sebagai Rumah Sakit khusus kelas D, sesaui dengan
Februari 2014 dan sesuai dengan keputusan kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No.
Seiring dengan kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang
kedokteran dan kesehatan Rumah sakit telah menjadi suatu Lembaga berupa suatu unit social
ekonomi yang kompleks. Sehubungan dengan maksud tersebut sebagai konstitusi di RSIA
Kasih Ibu Manado yang mengatur kehidupan professional pelayanan Rumah Sakit.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado berkedudukan di Jl. R. W. Monginsidi
No.1 Kompleks Bahu Mall Blok. C.23 Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang Manado.
3.3 VISI MISI RUMAH SAKIT
VISI: Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang bermutu dan professional
berdasarkan kasih.
MISI:
2. Memberikan pelayanan kesehatan anak (bayi, balita dan anak sampai usia 18 tahun)
standard Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu melalui pengangkatan, pelatihan,
3.4 TUJUAN RS
KETENAGAAN
TOTAL 17 10
B KEPERAWATAN
1 S3 Keperawatan
2 S2 Keperawatan
3 S1 Keperawatan 13
4 D4 Keperawatan
5 Perawat Vokasional
6 Perawat Spesialis
7 Pembantu Keperawatan
8 S3 Kebidanan
9 S2 Kebidanan
10 S1 Kebidanan
11 D3 Kebidanan 4
12 Tenaga Kebidanan Lainnya 5
13 Tenaga Keperawatan Lainnya 15
TOTAL 37
C KEFARMASIAN
1 S3 Farmasi / Apoteker
2 S2 Farmasi / Apoteker
3 Apoteker
4 S1 Farmasi / Farmakologi Kimia 1
5 AKAFARMA *)
6 AKFAR **)
7 Analis Farmasi
8 Asisten Apoteker / SMF 2
9 ST Lab Kimia Farmasi
10 Tenaga Kefarmasian Lainnya
TOTAL 3
D KESEHATAN MASYARAKAT
S3 - Kesehatan Masyarakat
S3 - Epidemiologi
S3 - Psikologi
S2 - Kesehatan Masyarakat
S2 - Epidemiologi
S2 - Biomedik
S2 - Psikologi
S1 - Kesehatan Masyarakat
S1 - Psikologi
D3 - Kesehatan Masyarakat
D3 - Sanitarian
D1 - Sanitarian
Tenaga Kesehatan Masy.
TOTAL
Lainnya
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN KEADAAN KEBUTUHAN KEKURANGAN
L P L P L P
E GISI
S3 - Gizi / Dietisien
S2 - Gizi / Dietisien
S1 - Gizi / Dietisien
D4 - Gizi / Dietisien
Akademi / D3 - Gizi / Dietisien
D1 - Gizi / Dietisien
Tenaga Gizi Lainnya
TOTAL
B SARJANA MUDA
Sarjana Sastra 3
Sarjana Muda Lainnya 1
TOTAL 4
C SMU SEDERAJAD 15
TOTAL 15
D SMP SEDERAJAD 4
TOTAL 4
3.7 PELAYANAN RS
PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak kasih Ibu Manado meliputi :
- Pelayanan USG
- Pelayanan Kolposkopi
e. Poliklinik Gigi
f. Poliklinik THT
a. Perawatan Ibu
- Umum
b. Perawatan Anak
- Perawatan Neonati
3. Instalasi Persalinan
- Persalinan Normal
- Persalinan Patologis
- Persalinan Operasi / SC
6. Instalasi Farmasi
Visi
SWOT
Isu Pengembangan
3.8.1 MISI
Misi organisasi, menurut para pakar, merupakan pernyataan yang bersifat umum
mengenai tujuan yang membedakan suatu lembaga dengan lembaga lain yang sejenis.
Hal ini karena dalam pernyataan misi terkandung definisi mengenai tujuan utama
lembaga dan kontribusinya terhadap masyarakat yang dilayani. Oleh karena itu dalam
mengenai untuk apa atau atas alasan apa lembaga itu ada, fungsi apa yang dijalankan
dan harapan apa yang harus dipenuhi. Itulah sebabnya, sebagaimana yang disebutkan
oleh Napier, dkk (1998) misi tidak akan pernah tercapai atau terlaksana sepenuhnya
karena hal itulah yang menjadi alasan berdirinya atau beroperasinya sebuah lembaga.
Adapun misi dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado, yaitu :
2. Memberikan pelayanan kesehatan anak (bayi, balita dan anak sampai usia 18
standard Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu melalui pengangkatan, pelatihan,
3.8.2 VISI
Visi rumah sakit adalah gambaran keadaan rumah sakit di masa mendatang dalam
kosong. Visi merupakan gambaran mengenai keadaan lembaga di masa depan yang
berpijak dari masa sekarang. Dalam visi, terdapat dasar logika (nalar) dan naluri yang
digunakan secara bersama-sama. Visi harus mempunyai nalar dan memberi ilham
bagi seluruh pihak terkait. Sifat mempunyai nalar berarti visitersebut bukan impian.
Secara logika visi tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai strategi dan program
kegiatan. Di samping itu, visi sebaiknya menyiratkan harapan dan kebanggaan jika
dapat dicapai. Berdasarkan penjelasan tersebut maka Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kasih Ibu Manado menetapkan visi Rumah Sakit yaitu “Mewujudkan Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak yang bermutu dan professional berdasarkan kasih”.
memanfaatkan kekuatan dengan cara yang paling efektif dan dapat mengantisipasi
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam
struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor
kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan.
3. Komite Medik
IPSRS/Kebersihan Lingkungan
Seperti yang telah diketahu bahwa RSIA Kasih Ibu Manado merupakan salah satu
rumah sakit swasta yang berada dalam naungan perusahaan yaitu PT. Regina Kasih
Bunda. Dalam struktur organisasi di atas Direktur Utama PT. Regina Kasih Bunda
sebagai pemilik perusahaan yaitu Ir. Hendrik Ong. Sedangkan Direktur RSIA Kasih
Ibu oleh Dr. F. J. O. Pelealu, MPH. Dalam hal ini Direktur Rumah sakit bertugas
Sakit memiliki tanggung jawab langsung pada pemilik Rumah Sakit (Direktur PT).
Tugas lain sebagi direktur rumah sakit yaitu membawahi langsung dan memiliki
Rumah Sakit.
Pelayanan kesehatan yang disediakan oleh RSIA Kasih Ibu Manado terdiri dari
pelayanan rawat jalan, rawat inap dan pelayanan darurat medis. Kapasitas tempat tidur
yang disediakan mencapi 60 tempat tidur di ruangan rawat inap. Selain itu untuk
pelayanan rawat jalan menyediakan beberapa poliklinik yaitu osbstetri dan ginekologi,
poliklinik tumbuh Kembang dan imunisasi (anak), poliklinik penyakit dalam, poliklinik
bedah umum, poliklinik gigi dan poliklinik THT. Sedangkan untuk instalasi atau unit
Dalam industri jasa pelayanan kesehatan, sumber daya manusia memegang peranan
yang sangat penting. Kecanggihan teknologi dan ilmu oegetahuan yang ada harus
didukung oleh sumber manusia yang baik. Tenaga medis dan paramedis menempati
posisi yang sangat penting di suatu rumah sakit. Oleh karena itu pengembangan
sumberdaya manusia sangat mendapat perhatian dari suatu rumah sakit. Jumlah
keseluruhan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih
Ibu Manado yaitu 93 orang, dimana tenaga kesehatan terdiri dari 67 orang sedangkan
Lingkungan eksternal perusahaan adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol oleh
manajemen dan salah satu cara mengatasi masalah yang berasal dari ingkungan luar
suatu prses yang digunakan untk memantau sektor lingkungan di luar organisasi dalam
menentukan peluang dan ancaman terhadap organisasi. Adapun faktor eksternal dari
1. Ekonomi
Perkembangan ekonomi yang cepat akan mempengarhi daya beli masyarakat untuk
Teknologi dalam bidang kesehatan maju dengan pesat, banyak ditemukan alat-alat
baru dengan teknologi yang canggih. Perkembangan teknologi tersebu dapat dilihat
dari banyaknya perubahan sistem yang digunakan di rumah sakti dari zaman
dahulu hingga saat ini. Zaman dahulu sistem yang digunakan dalam bidang
kesehatan lebih bersifat manual, sedangkan pada saat ini perubahan di dalam
cepat dengan berbagai aplikasi inovatif terbaru. Secara umum teknologi di bidang
kesehatan yang mengalami perubahan begitu pesat yaitu dalam hal penggunaan
rekam medis. Rekam medis dengan berbasis komputer akan menghimpun berbagai
data klinis pasien secara lengkap. Kemajuan teknologi lainnya yaitu adanya resep
elektronik. Jika pada zaman dahulu, penulisan resep secara manual yang lebih
memungkinkan adanya keselahan. Pada saat ini, resep elektronik ini diharapkan
dapat mengurangi kesalahan pembacaan oleh pihak lain yang mengolah resep
tersebut menjadi obat yang diberikan kepada pasien. Selain itu, resep elektronik
merupakan bagian dari sistem catatan kesehatan pasien yang akan membantu
dalam peresepan obat misalnya interaksi obat, cara pemakaian yang salah, atau
pencegahan reaksi alergi akibat obat. Selain itu, adanya alat-alat canggih dalam
3. Lingkungan Industri
Hal ini sejalan dengan pergeseran nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat.
dan cost efficiency menjadikan jasa pelayanan kesehatan ini bersifat tidak
signifikan dengan harga. Keadaan ini membuat posisi tawar menawar konsumen
eksternal dan internal yang ada dalam perusahaan. Cara yang sistematis yang dilakukan
oleh perusahaan untuk menganalisis dan mendiagnosis faktor kekuatan dan kelemahan
- RSIA Kasih Ibu Manado merupakan rumah sakit swasta yang memiliki sumber
- Dalam penanganan kesehatan ditangani langsung oleh dokter ahli atau dokter
pelayanan kesehatan
- Beberapa pelayanan masih ada yang dilaksanakan dibawah standar yang ada
- Sistem pengajian bagi tenaga kerja dan kesehatan yang belum terkoordinir
dengan baik
- Lokasi RSIA Kasih Ibu cukup jauh dengan lokasi rumah sakit bersalin lainnya
- Penambahan pembangunan untuk fasilitas jumah ruangan rawat inap dan jumlah
- Lokasi Rumah Sakit yang mudah di capai, mempermudah akses kendaraan atau
- Akan adanya biaya yang meningkat seiring dengan penambahan pegawai di tahun
- Akses menuju Rumah Sakit agi masyarakat pedesaan masih jauh untuk ditempuh
BAB IV
GAMBARAN UNIT
Instalasi Rawat Inap adalah fasilitas yang digunakan merawat pasien yang harus dirawat
lebih dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit). Lingkup kegiatan di Ruang Rawat Inap
rumah sakit meliputi kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan, pelayanan medis, gizi,
administrasi pasien, rekam medis, pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa, menunggu
Pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Kasih Ibu Manado terdiri dari 8 Ruang
Perawatan yaitu Ruang Perawatan VVIP, VIP, Kelas 1, Kelas 2, Kelas 3, Ruang Bersalin,
2. Toilet
5. Ruangan Bayi
6. Ruang Konsultasi/Klinik
Kebidanan
7. Ruang Tunggu dilengkapi toilet
4.2.1 Definisi
Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengn
menggunakan sabun biasa (Handsoap) da air mengalir atau memakai cairan antiseptik
Tujuan dari kebersihan tangan untuk mencegah terjadinya infeksi Rumah Sakit yang
berasal dari petugas rumah sakit ke pasien maupun sebaliknya dan dari pasien ke
Dalam keputusan kebijakan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado,
Kebijakan Umum :
1. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, etika umum dan menghormati hak pasien
3. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan secara teratur dan kalibrasi
Kebijakan Khusus :
3. Kebersihan tangan dilakkan dengan 2 cara, yaitu hand scrub dan hand wash
4. Mencuci tangan dengan handwash di air mengalir selama 40-60 detik jika tangan
tampak kotor
5. Mencuci tangan dengan handscrub selama 20-30 detik jika tangan tidak tampak
kotor
6. Hand scrub maksimal dilakukan 7 kali atau tangan dalam kondisi kotor dan
Merupakan proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari
kulit tangan dengan menggunakan sabun/antiseptik dan air. Adapun tujuan yaitu:
9. Untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah
air dan sabun/antiseptik yaitu air mengalir, sabun/antiseptik, lap tangan bersih
sekali pakai/tissue.
1. Bila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi dengan bahan yang mengandung
protein (darah, cairan tubuh) tangan harus dicci dengan sabun dan air mengalir
tangan:
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
8. Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya
10. Keringkan tangan dengan handuk sekali pakai atau tissu towel sampai benar-
benar kering
Gunakan handuk sekali pakai atau tissu towel untuk menutup kran. Lakukan
Unit terkait dalam cuci tangan dengan air mengalir yaitu IGD, Rawat Inap, Rawat
Jalan, OK, Farmasi, Laboratorium, Gizi, Laundry, Security, Parkir, Rekam Medik,
Adapun unit terkait dalam 5 moment cuci tangan yaitu IGD, Rawat Inap, Rawat
Jalan, OK, Farmasi, Laboratorium, Gizi, Laundry, Security, Parkir, Rekam Medi,
Merupakan cara membersihkan tangan yang lebih bersih dan leih efektif
membunuh flora resisdent dan flora transien dengan antiseptik berbasis alkohol.
Tujuan mencuci tangan dengan handscrub yaitu untuk menurunkan jumlah flora
tangan awal yang lebih besar dan menegah penyebaran infeksi nosokomial.
1. Bila tangan tidak jelas terlihat kotor, atau terkontaminasi, harus digunakan
6. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan lakukan
sebaliknya
9. Gosok ibu jai kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
10. Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya
Adapun unit yang terkait yaitu IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, OK, Farmasi,
RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, 2018;
4(4): 23-29.
2. Sutoto, Utarini A. Mendorong Riset dan Berbagi Pengalaman Untuk Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Journal of Hospital Accreditation, 2019; 1(1):
1-2.
Sakit Dengan Partisipasi, Komitmen, Kepuasan Kerja, Dan Kinerja Karyawan. Jurnal
5. Sutoto. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1: Komisi Akreditasi Rumah
Sakit; 2017
Pada Ny. D.N Dengan Persalinan Normal Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang
2017.Kota Manado
Hygiene pada Perawat IGD RSUD dr. Iskak Tulungagung. Jurnal Kedokteran Brawijaya,
14. Ernawati E, Tri A, Wiyanto S. Penerapan Hand Hygiene Perawat di Ruang Rawat Inap