B. Manajemen Resiko
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan
atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah
kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya
sendiri (The Joint Commission on Accreditation of Healthcare
Organizations/JCAHO).
Risiko di Rumah Sakit:
1. Risiko klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian
pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman dan efektif.
2. Risiko non klinis/corporate risk adalah semua issu yang dapat berdampak
terhadap tercapainya tugas pokok dan kewajiban hukum dari rumah sakit
sebagai korporasi.
Jika risiko sudah dinilai dengan tepat, maka proses ini akan membantu
rumah sakit, pemilik dan para praktisi untuk menentukan prioritas dan
perbaikan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai keseimbangan
optimal antara risiko, keuntungan dan biaya.
C. Manajemen Mutu
Manajemen mutu adalah sebuah upaya yang dilakukan terus menerus,
sistematis, objektif dan terintegrasi dalam identifikasi dan menentukan masalah
dan penyebab masalah berdasarkan standar yang ditetapkan, menetapkan dan
mengimplementasikan pemecahan masalah menurut kapasitas yang tersedia,
dan mengkaji hasil dan memberikan tindak lanjut saran untuk lebih
meningkatkan kualitas pelayanan.
Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat
mengacu pada indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses, dan
outcomes. Sebagai contoh, indikator struktur: Tenaga kesehatan profesional
(dokter, paramedis, dan sebagainya), Anggaran biaya yang tersedia untuk
operasional dan lain-lain, Perlengkapan dan peralatan kedokteran termasuk
obat-obatan.
Menurut Donabedian, model mutu pelayanan kesehatan yang diberikan
sangat dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu:
1. Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan
pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan,
teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain.
2. Proses, ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/masyarakat). Proses ini merupakan variable penilaian
mutu yang penting.
3. Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan
yang terjadi pada konsumen.
8. Indikator tambahan:
a. Angka Kematian di IGD (IGD).
b. Angka Perawatan Ulang (Rekam Medis).
c. Angka Infeksi RS.
d. Reject Analisis (Radiologi).
e. Angka Ketidaksesuaian Penulisan Diet (Gizi).
f. Angka Keterlambatan waktu pemberian makan (Gizi).
g. Angka Kesalahan Pembacaan Hasil (laboratorium).
h. Angka Waktu Penyelesain Resep (Farmasi).
D. Struktur Organisasi
Susunan organisasi komite medik sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Ketua;
2. Sekretaris; dan
3. Subkomite.
E. Sistem Kerja
Dalam pelaksanaan tugas Komite Medik sangat memerlukan dukungan dari
Direktur dan Staf Manajemen baik dari Jajaran Pelayanan Medik, Penunjang Medik maupun
dari semua lini dan fungsi operasional terkait di Rumah Sakit. Mengingat sangat banyaknya
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh Komite Medik maka
diperlukan kerjasama dari seluruh jajaran dan lingkup terkait diatas. Agar dapat berfungsi
dengan baik maka selain dukungan, kerja sama yang baik, Komite Medik juga memerlukan
Agenda Kerja yang tersinkronisasi dan tertata dengan agenda kerja jajaran diatas,
hal ini untuk mengurangi terjadinya friksi dan tumpang tindihnya suatu acara atau kegiatan
Komite Medik dengan Kegiatan dari lingkup kerja lain yang dapat berakibat mengurangi
target pencapaian kegiatan. Secara administratif agenda kerja Komite Medik adalah sebagai
berikut:
Penjelasan Agenda:
1. Presentasi Kasus Sulit, Pertemuan ini dimaksud untuk membahas kasus yang kompleks
dan sulit serta perlu untuk dipelajari guna mencari upaya untuk penanganan yang lebih
baik dan lebih optimal, seperti Kasus Kejadian Tidak Diharapkan (Adverse Event).
Kasus dengan penanganan yang sulit, kasus yang sedang menjadi masalah di masyarakat
serta kasus lain yang disepakati oleh anggota untuk dibicarakan. Juga termasuk
didalamnya adalah diskusi dan pembahasan pada kasus kematian pasien (Death Case).
2. Pertemuan atau Rapat Sub-Komite dan Panitia Khusus. Rapat atau pertemuan ini
diadakan khusus untuk mengidentifikasikan dan membahas masalah yang dihadapi oleh
Sub-Komite ataupun Panitia Khusus guna mencari solusi yang diperlukan untuk
mengatasi dan memecahkan masalah tersebut diatas.
3. Rapat Rutin semua Anggota Komite Medik: Rapat Rutin dilakukan untuk membahas
dinamika masalah umum yang muncul dan berkaitan dengan Komite Medik, Sub-
Komite, Panitia Khusus.
4. Journal Reading : Adalah kegiatan ilmiah yang berupa Diskusi danPembahasan Journal
ilmiah dalam rangka meningkatkan wawasan keilmuan dan dilakukan secara bergilir.
5. Visite Ruangan: Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi ruangan Perawatan / UGD /
OK / ICU / untuk mendapatkan secara langsung masalah yang ada diruangan tersebut dan
memerlukan upaya penangananyang cepat dan tepat demi terlaksananya peningkatan dan
pengendalian mutu pelayanan.
MASALAH INTERNAL
Keterangan :
a. Masalah yang datang dari dalam (internal) yang memiliki kaitan dengan pelayanan medis
dapat langsung direspon oleh Komite Medik atau Direktur Rumah Sakit.
b. Bila Direktur Rumah Sakit yang terlebih dahulu mengetahui dan merespon masalah, maka
Direktur berkoordinasi dengan Komite Medik dan selanjutnya memberikan disposisi
kepada Ketua Komite Medik untuk menyelesaikan masalah tersebut dari sisi kewenangan
Komite Medik.
c. Komite Medik mengadakan pertemuan dalam Rapat Komite Medik dengan SubKomite /
Panitia atau SMF yang terkait masalah untuk membahasnya.
d. Permasalahan yang sudah dibahas dan diberikan solusinya kemudian dibuatkan
rekomendasinya oleh Ketua Komite Medik kepada Direktur Rumah Sakit untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
DIREKTUR RSUD
KOMITE MEDIK