OLEH
LINDA SOFRIYANTI
NPM:
11052084
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
faktor-faktor non medis, baik faktor internal maupun faktor ekstemal. Rumah
sakit dituntut untuk membenkan jasa pelayanan yang berkualitas, yang dihasilkan
secara efektif dan efisien agar rumah sakit dapat bertahan dan terus berkembang
serta mempunyai daya saing. Upaya menjaga kualitas pelayanan tersebut perlu
dilakukan pengukuran secara terus menerus, agar diketahui kelemahan dan
kekurangan dan jasa pelayanan tersebut, dan dibuat rencana tindak lanjut sesuai
prioritas permasalahannya. Salah satu cara untuk mengukur mutu jasa pelayanan
rumah sakit adalah dengan mengukur tingkat kepuasan pasien. Pengukuran
tingkat kepuasan pasien sangat diperlukan dalam pemasaran pelayanan kesehatan,
karena puas atau tidaknya seorang pengguna layanan akan sangat mempengaruhi
pemilihan kembali layanan kesehatan tersebut, pemberitaan yang positif serta
kesetiaan pelanggan, sebagaimana disampaikan oleh Bearden dan Teel (cit
Woodside, 2009).
Seiring dengan perkembangan Tidak saja sebagai pemberi pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi sarana kesehatan yang cukup
lengkap di masing-masing daerah operasinya, telah menjadi salah satu rumah sakit
terkemuka di daerah.
Perkembangan perekonomian dan lingkungan global saat ini, mendorong
Rumah Sakit Muhammadya Palembang melakukan berbagai usaha restrukturisasi,
antara lain dengan strategi untuk kembali pada pemusatan bisnis intinya, yaitu
Kegiatan pelayanan kesehatan.
Suatu unit bisnis stratejik, dapat dilakukan dengan menjalankan sistem
swadana, dan selanjutnya dalam kurun waktu lima tahun diharapkan rumah sakit
dapat menjadi salah satu unit bisnis stratejik, Menghadapi tantangan perubahan
ini, maka diperlukan penyusunan strategi yang tepat, termasuk juga strategi
pemasaran.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan utama yang ingin dibahas
Penyusunan
strategi
pemasaran,
memerlukan
gambaran
tentang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan utilisasi rawat inap RS
Muhammadya Palembang dengan memberikan gambaran tentang kepuasan
pasien rawat inap RS Muhammadya Palembang dan minat serta harapan
masyarakat yang mungkin akan menggunakannya
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Muhammadya
Palembang dan faktor yang mempengaruhinya
b. Untuk mengetahui minat dan harapan masyarakat
yang
belum
D. Manfaat penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi manajemen
strategis pemasaran.
Tingkat kepuasan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat
menjadi data dasar guna menentukan perencanaan dalam upaya
pemngkatan mutu layanan yang berkesinambungan serta evaluasinya.
E.
Keaslian Penelitian
Penelitian tentang kepuasan pasien telah banyak dilakukan, karena hal ini
pemah dilakukan demikian juga dengan penelitian tentang minat masyarakat yang
belum menggunakan layanan.
Penelitian kepuasan pasien
rawat
jalan
oleh
Nasution
(2009),
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Harapan / Expectations
Harapan1 expectations diyakini sebagai penentu utama dari kepuasan pasien.
Harapan, di dalam pelayanan kesehatan, diformulasikan oleh para pasien sebagai
pelayanan yang dipikirkan akan diterimanya. Fishbein dan Ajzen (cit Andrew,
2009), menyebutkan bahwa harapan adalah keyakinan bahwa suatu respons akan
diikuti dengan suatu kejadian, yang dapat mempunyai nilai positif ataupun
negatif.
Andrew et al (2009) setelah mengkaji berbagai literatur yang mempelajari tentang
harapan, mengajukan 4 jenis harapan yang sering dipakai, yaitu :
1. Ideal, yaitu aspirasi, keinginan atau hasil yang lebih disenangi untuk dicapai,
yang berkaitan dengan keadaan ideal dari keyakinan seseorang, yang sesuai
dengan perspektif pengguna terhadap potensi pelayanan yang ada
2. Predicted, diuraikan secara bervariasi sebagai harapan hasil yang realistis,
praktis dan sesuai dengan apa yang dipercayai pengguna akan tejadi bila
berhubungan dengan pelayanan jasa tersebut. Umumnya merupakan hasil dari
pengalaman sebelumnya, mendengar dari orang lain ataupun melalui berbagai
media.
3. Normative, mewakili apa yang mungkin dan harus terjadi, yang sesuai dengan
apa yang telah disampaikan kepada pengguna layanan.
4. Unformed, yaitu keadaan yang timbul apabila pengguna tidak dapat atau tidak
mau, karena berbagai sebab. untuk mengutarakan harapan-harapannya, yang
mungkin disebabkan karena mereka tidak mempunyai harapan ataupun terlalu
sulit untuk diutarakan atau tidak ingin mengungkapkan perasaannnya karena
takut, berlawanan dengan norma sosial, dan sebagainya.
Expectations
The Costumer
Gap 5
Perceptions
Gap 1
Service Delivery
Service Delivery
Service Standars
Gap 3
Management Perceptions
Gambar 1 Model Kesenjangan Kualitas Pelayanan (Parasuraman et al, 2005)
The Firm
Gap 2
Kesenjangan yang terpenting, adalah kesenjangan no 5, yang merupakan
kesenjangan antara harapan dan persepsi pengguna layanan yang sebenamya dapat
disebabkan oleh berbagai kesenjangan sebelumnya. Dengan kajian mendalam
terhadap kebutuhan pengguna layanan, maka dapat diperoleh lima dimensi
kualitas yang dipergunakan dalam menilai kualitas pelayanan jasa, yaitu tangibles,
reliability, responsiveness, assurance dan empathy, yang oleh Kotler (2009) juga
dinyatakan sebagai sebagai kriteria penentu kualitas jasa.
3. Alat Ukur
Beberapa alat ukur kepuasan pengguna layanan telah dikemukakan oleh
para peneliti. Parasuraman et al (2008) terkenal dengan alat SERVQUAL yang
membandingkan antara harapan dan pengalaman pengguna layanan terhadap
lima dimensi yang mempengaruhi kepuasan yaitu keandalan, cepat tanggap,
keyakinan,
empati
dan
keterwujudan/kasat
mata.
Woodside
(2009)
(Rosaline 2009, Power dan Single, 2006). Sim (2008) mengutarakan bahwa
validitas penelitian kualitatif ini sangat dipengaruhi oleh pemilihan responden,
serta peran dan keterampilan moderator.
5. Skala Pengukuran
Danaher & Haddrell (2006) mempelajari berbagai literatur tentang
kepuasan pelanggan, dan menggolongkan skala yang dipakai oleh para
peneliti menjadi 3 kelompok besar, yaitu skala kinerja, skala diskonfirmasi
dan skala kepuasan. Kemudian Danaher dan Haddrell melakukan studi tentang
kepuasan pengguna layanan dengan menggunakan ketiga skala pengukuran
tersebut secara bersamaan. Ukuran skala yang dipakai adalah sebagai berikut:
a. Ukuran kinerja : sangat baik, cukup baik, baik, jelek, agak jelek dan sangat
jelek.
b. Ukuran diskonfirmasi: lebih baik dari apa yang saya harapkan, sesuai
dengan apa yang saya harapkan , dan lebih buruk dari apa yang saya
harapkan
c. Ukuran kepuasan : sebelas skala yang berkisar dari sangat puas sampai ke
sangat tidak puas.
Dari studi ini, disimpulkan bahwa Skala diskonfirmasi mempunyai
keunggulan untuk kriteria reliabilitas, validitas konvergen dan diskriminan,
skewness, face validity, serta nilai manajerial. Rendahnva predictive validity pada
skala diskonfirmasi dari penelitian mereka disebabkan oleh pemakaian skala yang
hanya terdiri dari 3 tingkatan, dan pemakaian 5 tingkatan skala akan dapat
meningkatkan validitas tersebut.
Kerangka Konsep
Dengan mengacu pada Kotler (2009) tentang kritena penentu kualitas jasa,
maka kerangka konsep sebagai berikut:
Pelayanan Rawat Inap
admission, pelayanan keperawatan,
makanan, kebersihan, tehnis
Diskusi Kelompok
Terarah
Keandalan
Ketanggapan
Keyakinan
Persepsi
Pengguna layanan
Survey
Kepuasa
n
Harapan
Pengguna layanan
Konfirmasi/diskonfirmasi
harapan pengguna layanan
Empati
Berwujud
Kepuasan
Pelanggan
Rekomendas
i
Pada Orang
Lain
Hipotesis
a. Kelima dimensi kualitas jasa berhubungan positif dengan kepuasan
menyeluruh terhadap layanan rawat inap di RS Muhammadya Palembang
masyarakat
terhadap
RS
Muhammadya
Palembang?
c. Bagaimanakah persepsi dokter terhadap RS Muhammadya Palembang ?
BAB III
Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiya Palembang
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiya Palembang
2.1.1. Sejarah Rumah Sakit Muhammadiya Palembang
Rumah Sakit Muhammadiyah yang diresmikan tanggal 10 Dzulhijjah 1417
H / 18 April 1997 oleh Gubernur Propinsi Sumatra Selatan (Bapak H. Ramli
Hasan Basri) bersama Ketua PP Muhammadiyah (Bapak. Prof. DR. Amien Rais)
merupakan salah satu amal usaha dibawah langsung Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) Sumsel.
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang senantiasa menjalankan amanah
pendidri Muhammadiyah terutama melayani kaum duafa dibidang pelayanan
kesehatan dan terus berkembang memenuhi tuntutan pelayanan prima dengan
mengembangkan sumber daya manusia dan melengkapi peralatan, sarana dan
prasarana rumah sakit, ruangan yang bersih, pelayanan yang cepat, tanggap dan
tepat, ramah, santun dan bernuansa islami.
2.1.2 Visi, Misi dan Moto RS Muhammadiyah Palembang
VISI
Terwujutnya Rumah Sakit yang dapat memberikan pelayanan, pendidikan
dan penelitian kesehatan secara profesional, moderen dan islami sehingga
menjadi kebanggaan warga Muhammadiyah dan Sumatera Selatan.
MISI
MOTO
Melayani sebagai ibadah dan Dakwah
2.1.3.
Direktur
Wk. Dir. Pelayanan Medis
Wk. Dir. Adm dan Keuangan
Wk. Dir. SDM & AIK
Dokter Spesialis
1. Tetap
2. Tamu
: 8 orang
: 49 orang
Dokter Umum
1. Tetap
2. Tamu
: 9 orang
: 7 orang
: 225 orang
: 165 orang
Jumlah Pegawai
a.
b.
c.
d.
e.
Pegawai Tetap
Pegawai Kontrak
Pegawai Harian
Pegawai Khusus
Calon Pegawai
Jumlah Pegawai
: 307
: 3 orang
: 26 orang
: 4 orang
: 101 orang
: 441 orang
b. Struktur Organisasi
2.1.4
jumlah
dan
status
pegawai,
saat
ini
Rumah
Sakit
2.1.5
Poliklinik Hematologi
Poliklinik Bedah
Poliklinik THT
Poliklinik Mata
Polikelinik Syaraf
Polikelinik Jantung
Poliklinik Paru
Poliklinik Anak
Poliklinik Jiwa
Poliklinik Kemoterapi
c. Pelayanan Penunjang
Laboratorium
Echocardiografi
Radiologi
Fisiotherafi
Konsultasi Gizi
USG 4 dimensi
ECG
Kemoterapi
Chek Up
Treadmill
Ambulans
d. IGD
e. Rawat jalan
Laundry
b.
Dapur
c.
Ipal
d.
Kamar jenazah
e.
Musholla
f.
Bank
g.
Arena Parkir
h.
Security system
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilaksanakan dengan
memakai rancangan deskriptif eksploratif, dengan pendekatan potong lintang (cross
sectional). Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diisi sendiri oleh
responden, untuk menilai pengalamannya selama menggunakan layanan.
Digunakan penelitian kualitatif untuk melihat harapan dan minat dari
masyarakat yang belum menggunakan layanan rawat inap di RS Muhammadya
2.2.
3. Kriteria Keluaran :
1.1 Pasien yang meninggal sebelum 48 jam dalam perawatan
1.2 Pasien dalam keadaannya sangat gawat.
kualitas
jasa
yang
terdiri
dari
keandalan,
D. Definisi Operasional
1. Keandalan / reliability : kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
III.
Wawancara mendalam
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan
pertanyaan terpandu yang dilakukan oleh petugas yang dilatih, dengan alat
bantu pencatatan dan rekaman suara.
F. Alat Penelitian
Alat ukur adalah kuesioner yang berdasarkan lima penentu kualitas jasa
sebagaimana yang disampaikan oleh Kotler (2009). Kuesioner merupakan
modifikasi instrumen SERVQUAL (Parasuraman et al, 2008) dan instrumen yang
dipakai oleh Woodside (2009) dengan memakai skala pengukuran diskonfirmasi.
Kuesioner dari Parasuraman et al, meneliti dimensi yang merupakan penentu
kualitas jasa sebagaimana disampaikan oleh Kotler (2009) yaitu keandalan,
keresponsifan, keyakinan, empati dan berwujud. sedangkan Woodside (2009)
melihat komponen- komponen kegiatan pelayanan di rawat inap dapat
mempengaruhi kepuasan pasien. K.omponen-komponen tersebut adalah proses
waktu xmsvkladmission, pelayanan keperawatan, pelayanan makanan, kebersihan.
pelayanan teknis serta proses waktu keluar/discharge. Kuesioner pada penelitian
ini tidak memasukkan proses waktu keluar dengan dua alasan. Pertama karena
kriteria masukan pasien adalah yang telah dirawat selama paling kurang 48 jam
sehingga belum tentu pasien mengalami proses keluar. Alasan kedua karena
proses keluar perawatan banyak menyangkut prosedur pembayaran, sedangkan
sebagian besar pasien tidak membayar karena mendapat fasilitas perusahaan.
Pertimbangan penyusunan kuesioner ini adalah :
1. Instrumen SERVQUAL masih bersifat sangat umum, sedangkan instrumen
dari Woodside lebih mengarah kepada komponen kegiatan dalam pelayanan
rawat inap. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan implikasi
manajerial penelitian ini.
2. Instrumen SERVQUAL menggunakan 2 formulir yaitu harapan pengguna dan
persepsi pengguna. Idealnya formulir tentang harapan diisi sebelum responden
menjalani pelayanan. Tetapi hal ini dirasa kurang etis, karena pada umumnya
pasien yang harus menjalani rawat inap ada dalam keadaan sakit yang cukup
berat. Dengan memakai skala diskonfirmasi maka responden cukup mengisi
satu formulir kuesioner saja.
Pengelompokan pertanyaan ke dalam variabel determinan kualitas dan komponen
kegiatan layanan rawat inap dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel 2. Kelompok Butir-Butir Variabel Sesuai Dimensi Determinan
Kualitas Jasa
DIMENSI
Keandalan
NAMA
VARIA
BEL
Al
A2
A3
A4
NOMOR
PERTA
NYAAN
PI
P2
P3
P4
A5
A6
P5
P6
A7
P7
Cep at ianggap / Cl
Respon- sifitas C2
C4
P8
P9
P10
C5
Y1
P12
Pll
Y2
P13
Y3
Y4
P14
P15
Y5
P18
El
P16
E2
E3
E4
E5
E6
E7
PI 7
P19
P20
P21
P22
P23
E8
P24
K1
K2
P25
P26
Keyakinan
Empati
Bervvujud
PERTANYAAN
Proses akan masuk perawatan berlangsung secara cepat dan tepat
Petugas penerimaan pasien bersikap ramah dan siap menolong
Waktu kunjungan dokter selalu tepat waktu
Perawatan yang diperlukan untuk penanganan penyakit saya dibenkan secara
cepat dan tepat
Waktu menunggu untuk pemenksaan laboratorium
Setelah pergantian perawat jaga, permasalahan/keluhan saya diketahui oleh
perawat penggantinya
Hidangan yang diberikan sesuai dengan jenis diet yang dibolehkan dokter untuk
saya
Dokter cepat tanggap dalam menangani permintaan/keluhan saya
Perawat cepat tanggap dalam menangani permintaan/keluhan saya.
Saya mendapatkan informasi yang cukup dari perawat tentang jadwal
pengobatan dan pemeriksaan
Perawat bertindak cepat pada saat saya membutuhkan pertolongannya
Dokter memberikan penjelasan yang cukup tentang rencana pengobatan dan
pemeriksaan saya
Dokter mengetahui banyak tentang penyakit saya dan menjelaskannya kepada
saya
Para perawat trampil / pandai dalam merawat saya
Petugas laboratorium / rontgen trampil / pandai dalam melakukan pemeriksaan
terhadap saya.
Setiap akan melakukan sesuatu pada diri saya, perawat / dokter memberikan
penjelasan kepada saya, sehingga saya tidak menjadi bingung
Petugas kebersihan bersikap sopan dan ramah terhadap pasien dna pengunjung
lainnya
Petugas rontgen / laboratorium bersikap sopan dan ramah
Dokter menyapa dengan ramah dan memanggil nama saya
Perawat menyapa dengan memanggil nama saya
Dokter selalu menanyakan perkembangan keadaan saya
Perawat selalu menanyakan perkembangan keadaan saya
Perawat memperhatikan keluhan saya dan keluarga, terutama yang berhubungan
dengan penyakit saya
Semua petugas RS memberikan pelayanan yang sama kepada semua pasien
tanpa memandang status sosial atau lainnya
Kebersihan dan kerapian ruangan selalu terjaga
Kamar mandi selalu terjaga kebersihannya
K3
K4
K5
K6
K7
P27
P28
P29
P30
P31
NAMA
VARIA
BEL
Adml
Nursl
PI
P2
P4
Nurs2
P6
Nurs3
P9
Nurs4
P10
Nurs5
Nurs6
Nurs7
P12
P14
P18
Nurs8
Nurs9
NurslO
P20
P22
P23
Gizl
P7
Giz2
Bersl
P31
P16
Bers2
Bers3
Bers4
Bers5
Bers6
Bers7
Tekl
Tek2
Tek3
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P3
P5
P8
Tek4
Pll
Tek5
P13
Tek6
P15
Tek7
Tek8
Tek9
P17
P19
P21
Adm2
Pelayanan
Keperawatan
Pelayanan
Ifakanan
Perawatan
ruangan /
kebersihan
Pelayanan
tehnis
NOMOR
PERTANYAAN
G. Skala Pengukuran
Butir-butir pertanyaan
Al
A2
A3
A4
,692 ,765 ,730 ,806
Cl
C2
C4
C5
,812 ,876 ,813 ,849
Y1
Y2
Y3
Y4
,934 ,862 ,876 ,773
A5
,769
Y5
,831
A6
,647
A7
,728
El
,551
K1
,772
Empati
Tangible
E2
,627
K2
,767
E3
,836
K3
,814
E4
,813
K4
,651
E5
,727
K5
,761
E6
,844
K6
,726
E7
,723
K7
,727
E8
,750
Pelayanan
Kebersihan
ruang
Pelayanan
Gizi
Pelayanan
Keperawatan
Pelayanan
Teknis
Butir Pertanyaan
Ad
Adm2
ml
,909 .924
Bers Bers2
Bers3
1
,734 ,868
,831
Giz
1
,898
Bers4
Bers5
Bers6
Bers7
,867
,697
,829
,840
Giz2
,893
Nur s 1 Nurs
2
,827 ,800
Nurs
3
,798
Nurs
4
.790
Nurs
5
,854
Nurs
6
,867
Nurs
7
,848
Nurs
8
,750
Nurs
9
,835
Tek
1
,760
Tek2
Tek3
Tek4
Tek5
Tek6
Tek7
Tek8
Tek9
.842
.869
.899
.861
,790
,843
,806
,754
Nurs
10
.847
Pada butir pertanyaan tentang suku bangsa banyak yang diisi kebangsaan.
Responden lbu rumah tangga pada umumnya tidak .mengisi pertanyaan tentang
penghasilan. Untuk mengatasi masalah ini, petugas yang memberikan kuesioner
menjelaskan butir-butir pertanyaan yang mungkin membingungkan responden,
dan menyatakan kesediaannya untuk dihubungi sambil menyerahkan nomor
telepon.
Beberapa responden tidak menyerahkan kembali kuesioner karena telah
pulang sebelum petugas mengumpulkannya kembali. Partisipasi paramedis untuk
turut mengumpulkan kuesioner sebelum pasien pulang sangat kurang, walaupun
telah diadakan pendekatan dengan kepala ruangan.
Kesulitan melakukan Diskusi Kelompok Terarah terutama pada saat
pemilihan responden. Calon responden dipilih oleh Ketua RW setempat karena
dianggap mengenali warganya sesuai dengan kriteria masukan responden. Pada
pelaksanaannya, masih ada calon responden yang tidak memenuhi persyaratan
karena kesalah pahaman. Pada kelompok diskusi kedua, beberapa orang yang
datang mewakili anaknya yang diundang sebagai responden temyata pensiunan
Pertamina. Menghadapi hal ini, maka diadakan modifikasi pertanyaan diskusi,
dengan harapan dapat lebih menggali persepsi pengguna dan calon pengguna
layanan.
PROPOSAL TESIS
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
Maret 2014
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Administrasi Rumah Sakit