Anda di halaman 1dari 20

LBM 3 MARS

Andika
Apa saja prinsip sjsn?
Pasal 4
Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip :
• a. kegotong-royongan;
• b. nirlaba;
• c. keterbukaan;
• d. kehati-hatian;
• e. akuntabilitas;
• f. portabilitas;
• g. kepesertaan bersifat wajib;
• h. dan amanat , dan
• i. hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.
• Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebagai berikut :
• Prinsip kegotong royongan. Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme
gotongroyong dari peserta yang mampu kepada peserta yamg kurang
mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat; peserta yang
berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi; dan peserta yang sehat
membantu yang sakit. Melalui prinsip kegotong-royongan ini jaminan sosial
dapat menumbuhkan keadalan sosial bagi keseluruhan rakyat Indonesia.
• Prinsip nirlaba. Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba
(nirlaba) bagi Badan Penyelenggara Jaminan sosial, akan tetapi tujuan
utama penyelenggaraan jaminan sosial adalah untuk memenuhi sebesar-
besarnya kepentingan peserta. Dana amanat, hasil pengembangannya, dan
surplus anggaran akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan
peserta.
• Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan
efektivitas. Prinsip prinsip manajemen ini diterapkan dan mendasari
seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan
hasil pengembangannya.
• Prinsip portabilitas. Jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau
tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Prinsip kepesertaan bersifat wajib. Kepesertaan wajib dimaksudkan agar
seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun
kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap
disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta
kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari
pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat
menajdi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan
Sosial Nasional dapat mencakup seluruh rakyat.
• Prinsip dana amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan
titipan kepada badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya
dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
• Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional dalam Undang-
Undang ini adalah hasil berupa dividen dari pemegang saham yang
dikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.
Apa saja program dari sjsn?
Jenis program jaminan sosial meliputi (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 18) :
• Jaminan Kesehatan
adalah suatu program Pemerintah dan masyarakat/rakyat dengan tujuan memberikan kepastian
jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia
dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera (Naskah Akademik UU SJSN).
• Jaminan Kecelakaan Kerja
adalah suatu program pemerintah dan pemberi kerja dengan tujuan memberikan kepastian
jaminan pelayanan dan santunan apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan saat menuju,
menunaikan dan selesai menunaikan tugas pekerjaan dan berbagai penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan (Naskah Akademik UU SJSN).
• Jaminan Hari Tua
adalah program jangka panjang yang diberikan secara sekaligus sebelum peserta memasuki
masa pensiun, bisa diterimakan kepada janda/duda, anak atau ahli waris peserta yang sah
apabila peserta meninggal dunia ((Naskah Akademik UU SJSN).
• Jaminan Pensiun
adalah pembayaran berkala jangka panjang sebagai substitusi dari penurunan/hilangnya
penghasilan karena peserta mencapai usia tua (pensiun), mengalami cacat total permanen, atau
meninggal dunia. (Naskah Akademik UU SJSN).
• Jaminan Kematian
Definisi Jaminan Kematian (JK) tidak dijelaskan secara tegas baik dalam UU SJSN maupun dalam
naskah akademik.
Apa saja prinsip prinsip manajemen
keuangan?
• Ada 7 prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan.
1. Konsistensi (Consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak
berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi.
Pendekatan yang tidak konsisten terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa
terdapat manipulasi di pengelolaan keuangan.

• 2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang melekat pada individu, kelompok atau
organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau kewenangan yang diberikan pihak
ketiga telah digunakan. NGO mempunyai kewajiban secara operasional, moral dan hukum untuk
menjelaskan semua keputusan dan tindakan yang telah mereka ambil. Organisasi harus dapat
menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa yang telah dia capai sebagai
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Semua pemangku
kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
3. Transparansi (Transparency)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan
dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya,
menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah
diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak transparan,
hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
• 4. Kelangsungan Hidup (Viability)
Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat stratejik maupun operasional
harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima. Kelangsungan hidup (viability)
merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi.
Manager organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukan
bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi
kebutuhan keuangannya.

• 5. Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus mempunyai
integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus dijaga
integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan

• 6. Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh dan menjamin
bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara
praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan dengan baik melalui :
berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko keuangan dan
membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan organisasi.

• 7. Standar Akuntansi (Accounting Standards)


Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan organisasi harus sesuai dengan prinsip
dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa setiap akuntan di
seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi
Bagaiamana pelaksanaan sistem pembayaran di rs?

Ada beberapa jenis sistem pembayaran asuransi kesehatan antara lain :

1. Sistem Pembayaran Restropektif


• Pembayaran restropektif sesuai namanya dalam pembiayaan kesehatan berarti
bahwa besaran biaya dan jumlah biaya yang yang harus dibayar oleh pasien atau
pihak pembayar, misalnya perusahan majikan pasien, ditetapkan setelah
pelayanan diberikan.

2. Sistem Pembayaran Prospektif


• Pembayaran Prospektif secara umum adalah pembayaran pelayanan kesehatan
yang harus dibayar, besaran biayanya sudah ditetapkan dari awal sebelum
pelayanan kesehatan diberikan. Berikut adalah macam-macam jenis pembayaran
pelayanan kesehatan dengan sistem Prospektif, yaitu:
• 1. Diagnostic Related Group (DRG)
• Pengertian DRG dapat disederhanakan dengan cara pembayaran dengan biaya satuan
per diagnosis, bukan biaya satuan per pelayanan medis maupun non medis yang
diberikan kepada seorang pasien dalam rangka penyembuhan suatu penyakit3. Dalam
pembayaran DRG, rumah sakit maupun pihak pembayar tidak lagi merinci pelayanan apa
saja yang telah diberikan kepada seorang pasien. Rumah Sakit hanya menyampaikan
diagnois pasien waktu pulang dan memasukan kode DRG untuk diagnosis tersebut.
Besarnya tagihan untuk diagnosis tersebut telah disepakati oleh seluruh rumah sakit di
suatu wilayah dan pihak pembayar, misalnya badan asuransi/jaminan sosial atau tarif
DRG tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah sebelum tagihan rumah sakit
dikeluarkan.

• 2. Pembayaran Kapitasi
• Pembayaran kapitasi merupakan suatu cara pengedalian biaya dengan menempatkan
fasilitas kesehatan pada posisi menanggung risiko, seluruhnya atau sebagian, dengan
cara menerima pembayaran atas dasar jumlah jiwa yang ditanggung.

• 3. Pembayaran Per Kasus


• Sistem pembayaran per kasus (case rates) banyak digunakan untuk membayar rumah
sakit dalam kasus-kasus tertentu. Pembayaran per kasus ini mirip dengan DRG, yaitu
dengan mengelompokan berbagai jenis pelayanan menjadi satu-kesatuan.
Pengelompokan ini harus ditetapkan dulu di muka dan disetujui kedua belah pihak, yaitu
pihak rumah sakit dan pihak pembayar.
• 4. Pembayaran Per Diem
• Pembayaran per diem merupakan pembayaran yang dinegosiasi dan disepakati di muka
yang didasari pada pembayaran per hari perawatan, tanpa mempertimbangkan biaya
yang dihabiskan oleh rumah sakit3. Satuan biaya per hari sudah mencakup kasus apapun
dan biaya keseluruhan, misalnya biaya ruangan, jasa konsultasi/visite dokter, obat-
obatan, tindakan medis dan pemeriksaan penunjang lainnya. Sebuah rumah sakit yang
efisien dapat mengendalikan biaya perawatan dengan memberikan obat yang paling
cost-effective, pemeriksaan laboratorium hanya untuk jenis pemeriksaan yang benar-
benar diperlukan, memiliki dokter yang dibayar gaji bulanan dan bonus, serta berbagai
penghematan lainya, akan mendapatkan keuntungan

• 5. Pembayaran Global Budget


• Merupakan cara pendanaan rumah sakit oleh pemerintah atau suatu badan asuransi
kesehatan nasional dimana rumah sakit mendapat dana untuk mmembiayai seluruh
kegiatannya untuk masa satu tahun. Alokasi dan ke rumah sakit tersebut diperhitungkan
dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan tahun sebelumnya, kegiatan lain yang
diperkirakan akan dilaksanakan dan kinerja rumah sakit tersebut. Manajemen rumah
sakit mempunyai keleluasaan mengatur dana anggaran global tersebut untuk gaji dokter,
belanja operasional, pemeliharaan rumah sakit dan lain-lain.
Bagaimana pembayaran tarif Ina Cbg
Kelebihan dan kekurangan Ina cbg?
Apa saja ruang lingkup bpjs?
Apa saja tugas dan wewenang bpjs?

Anda mungkin juga menyukai