Anda di halaman 1dari 16

LBM 3 Modul MARS

STEP 1

1. SJSN Sistem jaminan sosial nasional; suatu cara penyelengaraan program sosial
dari beberapa badan penyelenggaraan jaminan sosial. Diatur oleh UU RI no 40 tahun
2004.
2. INA CBG’s Indonesia case based groups. sistem pembayaran dengan sistem paket
berdasarkan penyakit pasien. RS mendapatkan dana sesuai INA CBG dgn ratarata
biaya yg dihabiskan untuk suatu kelompok diagnosis
3. Unit cost biaya perunit produk atau biaya per pelayanan.

STEP 2

1. Definisi manajemen akutansi dan keuangan?


2. Bagaimana prinsip managemen keuangan RS?
3. Apa fungsi managemen keuangan?
4. Apa saja program dan fungsi SJSN?
5. Apa saja prinsip SJSN?
6. Apa perbedaan pembayaran tarif BPJS dan RS?
7. Bagaimana sistem pembayaran INA CBG?
8. Manfaat dan fungsi perhitungan unit cost?
9. Bagaimana penetuan tarif rumah sakit?
10. Bagaimana regulasi pemerintah terhadap tarif RS?
11. Bagaimana memanage pengeluaran RS secara efisien?

STEP 3
1. Definisi manajemen akutansi dan keuangan?
Management keuangan keseluruhan kegiatan perusahaan yg berhubungan
dengan suatu usaha untuk mendapatkan dana yg di perlukan dg biaya minimal
dengan syarat yg menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana seefisien
mungkin ; bagaimana merencanakan dan memperoleh dana kemudian
mempergunakannya dengan efisien dengan tujuan mencegah meningkatnya
pembiaayaan dan mencegah pengeluaran tidak berguna.

Management akutansi langkah langkah identifikasi, pengukuran, pengumpulan,


analisis, pencatatan, interpretasi, dan pelaporan kejadian ekonomi suatu badan
usaha supaya manajemen dapat menjalankan fx perencanaan, pengendalian, dan
pegambilan keputusan

2. Bagaimana prinsip managemen keuangan RS?


a. Konsistensi  sebuah sistem/ kebijakan sesuai dengan apa yang direncanakan
b. Akuntabilitas  kewajiban hukum dan moral yg melekat pada setiap
individu/kelompok/perusahaan dalam memberikan penjelasan bagaimana
dana/kewenangan yg diberikandari pihakketiga digunakan sebaik mungkin
c. Tranparansi  terbuka dalam pekerjaan, menyediakan informasi yang sesuai dgn
rencana dan aktivitas dan menyiapkan laporan yang lengkap, akurat dan dapat
diakses
d. Viability  prinsip yg menenkankan pd kesehatan keuangan perusahaan agar
terjaga supaya pengeluaran operasional disesuaikan dengan dana yang ada
e. Integrity  dalam melaksanakan kegiatan, individu harus memiliki integritas
yang baik
f. Pengelolaan  dapat mengelola dengan baik dana yang didapatkan dan dalam
memberikan jaminan akan dana yg diperoleh tsb untuk direalisasikan tujuan yg
ditetapkan
g. Standar akutansi  sistem akutansi keuangan yg sesuai dengan semua prinsip
dan standar aturan akutansi yg berlaku dgn tujuan supaya laporan keuangan
mudah dipahami/dimengerti semua pihak
APA SAJA PRINSIP” DARI MANAJEMEN
KEUANGAN?
Ada 7 prinsip dari manajemen keuangan yang harus
diperhatikan.
1. Konsistensi (Consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus
konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa
sistem keuangan tidak boleh disesuaikan apabila terjadi
perubahan di organisasi.

2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang
melekat pada individu, kelompok atau organisasi untuk
menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau
kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah
digunakan.
Manajemen Keuangan Rumah Sakit Amal C Sjaaf Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat-Universitas Indonesia

3. Transparansi (Transparency)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan
pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan
dengan rencana dan aktivitasnya kepada para
pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya,
menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap
dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses
oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat.

4. Kelangsungan Hidup (Viability)


Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi
di tingkat stratejik maupun operasional harus
sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima.
Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu
ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan
keuangan organisasi.

Manajemen Keuangan Rumah Sakit Amal C Sjaaf Departemen


Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat-Universitas Indonesia
5. Integritas (Integrity)
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya,
individu yang terlibat harus mempunyai
integritas yang baik. Selain itu, laporan dan
catatan keuangan juga harus dijaga integritasnya
melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan
keuangan

6. Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik
dana yang telah diperoleh dan menjamin
bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

7. Standar Akuntansi (Accounting Standards)


Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan
organisasi harus sesuai dengan prinsip dan
standar akuntansi yang berlaku umum.

Manajemen Keuangan Rumah Sakit Amal C Sjaaf Departemen


Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat-Universitas Indonesia

3. Apa fungsi managemen keuangan?

Fungsi utama Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut:

 Planning atau Perencanaan Keuangan, meliputi Perencanaan Arus Kas dan Rugi
Laba.

 Budgeting atau Anggaran, perencanaan penerimaan dan pengalokasian anggaran


biaya secara efisien dan memaksimalkan dana yang dimiliki.
 Controlling atau Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan perusahaan.

 Auditing atau Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas


keuangan perusahaan yang ada agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan
tidak terjadi penyimpangan.

 Reporting atau Pelaporan Keuangan, menyediakan laporan informasi tentang kondisi


keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan keuangan

Tujuan :
Manajemen Keuangan Rumah Sakit
Amal C Sjaaf Departemen Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan Fakultas
Kesehatan Masyarakat-Universitas
Indonesia

Manajemen Keuangan Rumah


Sakit Amal C Sjaaf Departemen
Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat-Universitas
Indonesia

4. Apa saja program dan fungsi SJSN?


(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 18)
 Jaminan Kesehatan
adalah suatu program Pemerintah dan masyarakat/rakyat dengan tujuan
memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat
Indonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera
(Naskah Akademik UU SJSN).
 Jaminan Kecelakaan Kerja
adalah suatu program pemerintah dan pemberi kerja dengan tujuan memberikan
kepastian jaminan pelayanan dan santunan apabila tenaga kerja mengalami
kecelakaan saat menuju, menunaikan dan selesai menunaikan tugas pekerjaan dan
berbagai penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Naskah Akademik UU
SJSN).
 Jaminan Hari Tua
adalah program jangka panjang yang diberikan secara sekaligus sebelum peserta
memasuki masa pensiun, bisa diterimakan kepada janda/duda, anak atau ahli
waris peserta yang sah apabila peserta meninggal dunia ((Naskah Akademik UU
SJSN).
 Jaminan Pensiun
adalah pembayaran berkala jangka panjang sebagai substitusi dari
penurunan/hilangnya penghasilan karena peserta mencapai usia tua (pensiun),
mengalami cacat total permanen, atau meninggal dunia. (Naskah Akademik UU
SJSN).
 Jaminan Kematian
Definisi Jaminan Kematian (JK) tidak dijelaskan secara tegas baik dalam UU SJSN
maupun dalam naskah akademik.
UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 18

Fungsi:

a. Instrumen negara untuk mencegah kemiskinan bagi masyarakat miskin/ tidak


mampu
b. Instrumen untuk pendapatan di hari tua
c. Instrumen negara untuk redistribusi dari pendapatan tinggi ke pendapatan
rendah
d. Meminimalisir peredaran uang di masyarakat
e. Mengikat berdirinya NKRI

5. Apa saja prinsip SJSN?


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN
SOSIAL NASIONAL

6. Apa perbedaan pembayaran tarif BPJS dan umum?


SEBUTKAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
PROSPEKTIF DAN RETROSPEKTIF?

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 27 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 27 TAHUN 2014

Faktor-Faktor Pertimbangan Penetapan Tarif RS Menurut Gani (1996) :

1. Biaya satuan Biaya yang menggambarkan besarnya biaya pelayanan per pasien
(besar pengorbanan faktor produksi untuk menghasilkan pelayanan).

2. Jenis pelayanan, tingkat pemanfaatan dan subsidi silang yang diharapkan Unit
dengan tingkat pemanfaatan yang rendah relatif sulit untuk ditingkatkan tarifnya
sebaliknya unit-unit yang potensial sebagai Revenue Center perlu dikembangkanlagi
agar dapat meningkatkan untuk pendapatan RS.
3. Elastisitas Hukum ekonomi mengatakan bahwa perubahan tarif akan menyebabkan
perubahan permintaanakan produk yang ditawarkan.

4. 5. Tarif pelayanan pesaing yang setara RS perlu juga membandingkan tarif


pelayanan pesaing yang setara

KEBIJAKSANAAN TARIF
1. Tarif pelayanan rumah sakit ditetapkan
dengan memperhatikan nilai jasa
pelayanan rumah sakit serta kemampuan
membayar mayarakat setempat.
2. Tarif rumah sakit harus memperhatikan
kontinuitas pelayanan, daya beli
masyarakat, azas keadilan dan kepatuhan
dengan kompetisi yang sehat.
3. Tarif rumah sakit ditetapkan atas dasar jenis
pelayanan, tingkat kecanggihan
pelayanan dan kelas perawatan.

4. Pemberian keringanan atau pembebasan biaya


pelayanan rumah sakit bagi pasien kurang
mampu diatur oleh direktur rumah sakit yang
bersangkutan berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik.
5.Penetapan besaran tarif pelayanan rumah sakit
dilakukan dengan mempertimbangkan adanya
subsidi silang bagi tarif pelayanan pasien kelas III.
(Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1165/
MENKES/SK/X/2007 tentang Pola Tarif Rumah
Sakit Badan Layanan Umum.)
MENURUT TRISNATORO (2009),PENANGANAN
PENETAPAN TARIF DAN TUJUAN PENETAPAN

1. Penetapan tarif untuk pemulihan biaya


Keadaan ini terutama terdapat pada rumah
sakit pemerintah yang semakin lama
semakin berkurang subsidinya.
2. Penetapan tarif untuk subsidi silang Adanya
kebijakan agar masyarakat ekonomi kuat
dapat ikut meringankan pembiayaan
pelayanan rumah sakit bagi masyarakat
ekonomi lemah.
3. Penetapan tarif untuk meningkatkan akses
pelayanan Kebijakan penetapan tarif
serendah mungkinsehingga diharapkan
dengan tarif rendah ini maka akses akan baik
atau mudah terutama bagi orang miskin.

4. Penetapan tarif untuk meningkatkan


mutupelayanan Kebijakan penetapan tarif pada
bangsal VIP yang dilakukan berdasarkan
pertimbangan untuk meningkatkan mutu layanan
dan juga peningkatan kepuasan kerja dokter
spesialis.
5. Penetapan tarif untuk mengurangi pesaing dapat
dilakukan untuk mencegah adanya rumah sakit baru
yang akan menjadi pesaing.
6. Penetapan tarif yang bertujuan minimalisasi
penggunaan pelayanan, mengurangi
pemakaian, tarif ditetapkan secara tinggi.
7. Penetapan tarif dengan tujuan untuk
menciptakan corporate image adalah
penetapan tarif yangditetapkan dengan
tujuan meningkatkan citra rumah sakit.

7. Bagaimana sistem pembayaran INA CBG?


Metode prospective  menentukan dana yang diberikan terlebih dahulu sesuai
dengan gejala klinis.

Output pelayanan:
Berhubungan dengan clinical pathway, coding, dan pihak IT
Pada output terdapat coding :
Contoh coding = K- 4-17-I
- K = dalam alphabet; merupakan CMG (casemix main group)
Contoh : kode G  saraf
- Angka 4 = tipe kelompok kasus
Contoh : 9 tipe + 1 error (Rawat inap, rawat jalan, IGD)
- Angka 17 = spesifikasi kelompok kasus
Contoh : CBG code (1-99) yang menunjukan spesikasi CBG
(penyakitnya)
- Romawi I = tingkat keparahan kelompok kasus
Contoh =
0  rawat jalan
1  Ringan
2 sedang
3 berat
Grouper menggunakan aplikasi UNU-IIGH setelah itu dari sistem
otomatis terdapat biaya sesuai coding

Permenkes 76 tahun 2016 mengelompokan diagnosis dan


prosedur melalui klinis yang sama dan penggunaan sumber daya/
biaya perawatan yang mirip/sama.

Tarif INA CBG diatur dalam UU no 40 tahun 2004 berbasis dari 6 juta kasus penyakit di
indonesia dan tarif beberapa Rumah sakit

Yang mempengaruhi besaran tarif:

a. Diagnosis utama
b. Diagnosis penyerta
c. Tingkat keparahan
d. Bentuk intervensi dan
e. Umur pasien
f. Berdasarkan kelas pada pasien yang ingin naik kelas harus membayar 75% dari
selisih pembayaran yg diberi BPJS dan tarif RS.

Tarif dibayarkan per episode (per bulan) . paket pembayaran sudah termasuk : jasa dokter,
penunjang, obat formula nasional/ non fornas , alat bahan habis pakai, kamar perawatan,
biaya lainnya yang berhubungan dengan biaya pasien.

8. Manfaat dan fungsi perhitungan unit cost?


Manfaat:
a. Menjaga tarif yang kompetitif
b. Target pasien dan tindakan terukur dgn objektif
c. Sebagai dashboard seberapa besar biaya RS terpenuhi
d. Menghadirkan data objektif untuk cost control organisasi
e. Menggambarkan proyeksi yang jelas untuk hasil yang dituju
f. Mengetahui efisiensi dan kinerja rumah sakitsupaya dapat memonitor dengan
baik
g. Sebagai informasi mengenai biaya per item sehingga memudahkan pembuatan
strategi dan penganggaran
TOP-DOWN COSTING (PENDEKATAN
ATAS-BAWAH)

 Top down costing, menggunakan beberapa indikator untuk


mengalokasikan seluruh biaya, termasuk biaya overhead,
ke masing-masing obyek
 Metode ini menggunakan informasi utama dari
rekening atau data keuangan rumah sakit yang telah
ada. (top-down)
 Biaya per pasien terdistribusi sesuai bobot
pelayanan yang telah ditetapkan sebelumnya (service
weights) berdasarkan nilai relatif masing-masing
komponen biaya perawat, patologi, pencitraan (imaging),
perawatan intensif (ICU), dan biaya ruang operasi untuk
seluruh CBG

BOTTOM-UP COSTING (PENDEKATAN


BAWAH-ATAS)

 bottom up costing, mencakup pengumpulan data


tentang layanan-layanan yang diterima oleh pasien
secara individual, seperti patologi, radiologi,
fisioterapi, dan keperawatan. (bottom-up)
 Salah satu metode bottom up costing yang banyak
digunakan adalah activity based costing (ABC). ABC
adalah suatu metodologi pengukuran biaya dan
kinerja atas aktivitas, sumber daya, dan objek biaya.
 Konsep dasar ABC menyatakan bahwa aktivitas
mengkonsumsi sumber daya untuk memproduksi
sebuah keluaran (output), yaitu penyediaan layanan
kesehatan.
(Mulyadi, 2007)

9. Bagaimana penetuan tarif rumah sakit berdasarkan PERMENKES NO 52 tahun 2016?


Strategi penentuan tarif :
a. Skimming pasar  harga premium untuk produk/ layanan baru lebih unggul dari
kompetitor/layanan pertama.
b. Harga penetrasi (penetration pricing) harga produk baru tetapi dengan
kompetitor yang sama dan pasar yang fleksibel
c. Harga prestige dan ekonomis  strategi menaikkan harga diatas rata-rata/
dibawah rata-rata (sesuai pasar)
d. Harga majemuk  penentuan harga berdasarkan kuantitas
e. Odd pricing (harga ganjil)  jarang digunakan dalam pelayanan kesehatan

PERMENKES No 52 tahun 2016


Sistem tarif :
a. FKTP (faskes tingkat pertama)
- Kapitasi pembayaran dibayar dimuka dari BPJS berdasarkan
jumlah peserta tidak bergantung dari jenis dan jumlah pelayanan
Rp. 3000 (hanya ada petugas kesehatan )- Rp. 10.000 (2 dokter,1
dr gigi)/pasien
- Non kapitasi 60% jasa medik 40 % operasional, berdasarkan
klaim . biayanya untuk ambulan, inap tingkat pertama, obat rujuk
balik (DM dan hipertensi)
b. FKTL (faskes tingkat lanjut)
- INA CBG sistem paket berdasar diagnosis
- Non INA CBG biaya pemeriksaan penunjang dan obat
kemoterapi

PERMENKES No 4 tahun 2017

a. Peserta yang menginginkan pelayanan eksekutif harus membayar biaya


tambahan paket rawat jalan sebesar 260.000 pada tiap episode rawat jalan
b. Peserta JKN yang ingin kelas inap lebih tinggi dari haknya harus membayar
tambahan biaya tiap episode dengan ketentuan berikut:
- Kenaikan kelas III ke kelas II
- Kelas III ke kelas I
- Kelas II ke kelas I

Paling banyak kenaikan 75% dari INA CBG kelas I

10. Bagaimana regulasi pemerintah terhadap tarif/sistem pembayaran RS?

11. Bagaimana memanage pengeluaran RS secara efisien?

STEP 4
UU No 40 th 2004 Permenkes No 52 th 2016

SJSN BPJS

Manajemen
akuntansi dan
keuangan

Tujuan Fungsi Prinsip

Anda mungkin juga menyukai