Anda di halaman 1dari 30

STEP 1

INA CBGs  Indonesia Case Base Group, modelnya digunakan oleh BPJS Kesehatan,
SJSN  Suatu tata cara jaminan social dari suatu badan penyelenggara jaminan social. Sistem
Jaminan Sosial Nasional.
Unit cost  Jumalah biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah
unit yang diproduksi disebut juga biaya satuan. Biaya yang dikeluarkan oleh satu kali pemesanan
PPK  Pemberi pelayanan kesehatan, tingkat 1,2,3
1  dr umum praktik swasta/puskesmas
2  RS tipe C dan D
3  RS tipe A dan B

STEP 2

1. Apa saja fungsi dan prinsip-prinsip dari manajemen keuangan?


2. Apa saja ruang lingkup, peran, tujuan dari manajemen keuangan?
3. Bagaimana aturan manajemen keuangan dan akuntansi di rumah sakit?
4. Apa yang dimaksud dengan system pembayaran yang bersifat prospektif?
5. Bagaimana rumah sakit melakukan analisis unit cost? Apa manfaat dari penghitungan unit cost?
6. Apa yang dimaksud dengan system dan bagaimana struktur dari INA CBGs? Serta system
pembayaran INA CBGs?
7. Apa saja dasar dari BPJS?
8. Mengapa terjadi perbedaan tarif rumah sakit dengan BPJS?
9. Apa saja prinsip, program dan tujuan dari SJSN?
10. Bagaimana cara menentukan tarif rumah sakit?
11. Bagaimana mengatur pentarifan dan pengeluarannya agar RS tidak merugi?
12. Apa saja kebijakan dalam pelaksanaan rujukan berjenjang?
13. Apa saja system, proses, syarat-syarat, dan keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaan
rujukan ber jenjang?
14. Bagaimana evaluasi dari setiap pengeluarannya?
15. Bagaimana mengelola aset rumah sakit dengan baik?

STEP 3

1. Apa saja fungsi dan prinsip-prinsip dari manajemen keuangan?


Jawab :
Fungsi Manajemen Keuangan
 Merencanakan keuangan, membuat rancangan pemasukan/pengeluaran serta kegiatan
kegiatan tertentu dalam suatu periode
 Penganggaran keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan, membuat secara
detail dari pemasukan dan pengeluaran keuangan (misal harga bahan)
 Pengelolaan keuangan, menggunakan dana yang ada untuk memaksimalkan kebutuhan
 Pancarian keuangan, pencarian sumber dana untuk mengeksploitasi kegunaan
 Penyimpanan keuangan, menyimpan hasil dari pencarian keuangan yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan per satu periode atau per bulan
 Pengendalian keuangan , contohnya evaluasi dari kegiatan keuangan yang telah
dilakukan (apakah bisa dikurangi / ditambahkan sesuai dgn kebutuhannya)
 Pemeriksaan keuangan / audit internal , harus jelas pada saat pelaporan keuangan

Prinsip Manajemen Keuangan

- Konsistensi, setiap perubahan keuangan harus dicatat untuk mencegah manipulasi.


Harus peka terhadap setiap perubahan.
- Transparansi, hasil pelaporan harus tersedia untuk kebutuhan dari stakeholeder
- Integritas, menggabungkan nilai kejujuran, disiplin dan gotong-royong untuk cegah
manipulasi
- Akuntabilitas, adanya laporan yang berisi tentang kapan, siapa, bagaimana uang tsb
digunakan agar mejadi bukti hokum
- Pengelolaan, manajemen keuangan mengelola manajemen strategi, risaiko, system
pengendalian saat kita melakukan manajemen keuangan
- Akunting standard, setiap akuntan harus mengerti system dari organisasinya

2. Apa saja ruang lingkup, peran, tujuan dari manajemen keuangan?


Jawab :
Ruang lingkup Manajemen Keuangan
- Bagaimana perusahaan melakukan pemakaian dana. Internal financing () dan eksternal
fainancing
- Inter financing  mengevaluasi RS, acuan sebagai tindakan (mislanya kerugian)
- Eksternal Financing  pembayaran pihak ketiga/berhubungan dengan luar ( donator,
lembaga pemberi pinjaman, asuransi kesehatan)
- Bagaimana mengalokasikan dana dan keputusan operasi,
- Kebijakan deviden, dalam perusahaan baru/ perusahaan telah operasi mendapatkan
laba
- Laporan hasil usaha
- Neraca/ kondisi keuangan suatu tanggal tertentu
- Laporan kas RS / informasi arus kas atau masuk keluarnya selama periode tertentu yang
berasal dari investasi dan pendanaan

Peran Manajemen Keuangan


- Membantu perusahaan menyediakan produk untuk menjadi lebih baik dengan harga
yang terjangkau
- Membayar gaji yang lebih tinggi kepada karyawan
- Tetap memberikan return yang lebih tinggi terhadap investornya

Tujuan Manajemen Keuangan


- Pendekatan keuntungan dan risiko : Perusahaan harus menciptakan keuntungan yang
maksimal dengan meminimalkan risiko
- Pendekatan likuiditas dan profitabilitas : untuk menjaga liquiditas (manager keuangan
agar selalu terseia uang kas untuk memenuhi finansial) dan profitabilitas (berusah untuk
memperoleh laba perusahaan untuk jangka panjang)

3. Bagaimana aturan manajemen keuangan dan akuntansi di rumah sakit?


Jawab :
Akuntansi di RS:
1) Case base : paling mudah dan paling sering digunakan. System yang dicatat hanya
penerimaan uang
2) Accrual basis :diakui pada saat kejadian. Transaksi dicatat pada periode yang
bersangkutan. Pemerintah mengatur pihak swasta, financial accounting standards boad(
dewan standar akuntansi keuangan)

Manajemen  proses yang dilakukan individu atau kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
yang diinginkan
Pentarifan retrospektif  metode pembayaran yang dilakukan
Pentarifan prospektif  dimanage untuk menciptakan profit

Bagaimana standard dari pemerintah dalam tarif pelayanan rumah sakit?

4. Apa yang dimaksud dengan system pembayaran yang bersifat prospektif?


Jawab:
PROSPEKTIF  metode pembayaran yang dilakukan atas pelayanan kesehatan yang
besarannya telah diketahui sebelum pelayanan kesehatan diberikan (contohnya : case base
payment)
Tujuan : membatasi pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan. Mengendalikan biaya
kesehatan, mendorong kesehatannya bermutu dan sesuai standard
Kelebihan prospektif
 Pembeyaran lebih adil sesuai kompleksitas pelayanan
 Proses klaim lebih cepat
 Kualitas pelayanan lebih baik
 Pasien memilih provider dengan pelayanan terbaik
Kekurangan
 Kualitas koding tidak sesuai menyebabkan ketidaksesuaian proses grouping/
pengelompokan kasusnya
 Kekurangan pasien , kekuraangan kuantitas dari pelayanan

RETROSPEKTIF  metode pembayaran yang dilakukan pelayanan kesehatan yang


dilakukan pasien atas pelayanan yang diberikan (Fee for Service). Standard tidak sesuai
untuk pelayanannya.
Keuntungan:
 Risiko keuangan sangat kecil dan layanan tidak terbatas
 Pasien : waktu tunggu lebih singkat dan teknologi yang lebih baru
Kekurangan :
 tidak ada yang memberikan prefentif care,
 jumlah pasien di klinik sangat banyak,
 sehingga kualitas pelayanan berkurang

5. Apa saja prinsip, program dan tujuan dari SJSN?


Jawab:
SJSN  Sistem Jaminan Sosial Nasional
Tujuan : UU No 42 Th 2004 pasal 3  terjaminnnya kehidupan yanglayak dari setiap anggota
keluarganya
Prinsip:
- Prinsip gotong royong, dari pembayaran iuran sesuai tingkat gaji, upah, tingkat penghasilan
- Prinsip nirlaba, pengelola usaha memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada seluuh
- Prinsip keterbukaan
- Prinsip kehati hatian
- Prinsip akuntabilitas : semua program harus akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
- Prinsip portabilitas: memberikan jaminan secara keberlanjutan
- Prinsip kesertaan wajib, mengharuskan seluruh penduduk menjadi jaminan social
- Prinsip dana amanat: iuran harus digunakan untuk pengembangan dari pesrta atau jaminan
social
- Prinsip hasil pengelolaan jaminan social yang dilakukan untuk pengembangan program dan
kepentingan peserta

Program
- Program jaminan kesehatan : menjamin peserta / anggota keluarga mendapatkan jaminan
kesehatan dan kebutuhan kesehatan
- Program jaminan kecelakaan kerja, agar [eserta mendapatkan pelayanan kesehatan kerja /
santunan tunai/ penyakit akibat kerja
- Jaminan hari tua : agar menjamin para peserta menerima tuani pada sat memasuki masa
pensiun, ketika cacat total/ meninggal
- Jaminan pensiun: untuk mempertahankan derajat kehidupan para peserta yang mengalami
penurunan / kehilangan penghasilan ketika memasuki masa pensun
- Program jaminan kematian : pemberian santunan kematian yang diberikan kepada ahli
waris dari peserta yang meninggal dunia

6. Bagaimana rumah sakit melakukan analisis unit cost? Apa manfaat dari penghitungan unit cost?
Jawab:
Manfaat:
- Unit cost merupakan informasi yang sangat penting bagi suatu entitas (sesuatu yang
berbeda/unik)
- Perhitungan per cost dilihat dari per item, memudahan dalam pembuatan strategi,
penganggaran, dan keputusan penting lainnya
- Informasi unit cost sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam suatu entitas

Fungsi :

- Sebagai dasar evaluasi rumah sakit, termasuk evaluasi biaya yang dikeluarkan RS dengan
tariff JKN

Langkah perhitungan
1) Identifikasi jasa/produk yang dihasilkan oleh unit kerja
Tentukan mana yang akan dianalisis
2) Identifikasi biaya yang timbul di unit kerja, berupa biaya langsung dan tidak langsung
3) Tentukan dasar alokasi biaya bersama, biaya yang menghasilkan 2 produk/lebih
4) Hitung semua biaya langsung yang terjadi
5) Hitung biaya tidak langsung dan hitung alokasi biaya tidak langsung untuk setiap unit kerja
6) Hitung unit cost per pelayanan dengan cara mengalokasikan total biaya (langsung dan tak
langsung ke setiap jasa layanan)

Rumus:

Unit cost = biaya langsung + biaya tidak langsung (total cost) / volume tindakan atau
pemeriksaan atau jumlah produk

*Besar biaya total menggambarkan tinggi rendahnya fungsi produk dan tingkat investasinya

7. Apa saja dasar dari BPJS?


Jawab:
Ada 2 dasar BPJS:
1) Sesuai UU no 24 th 2011 tentang badan penyelenggara jaminan social
2) UU No 40 th 2004 tentang SJSN

8. Dari manasaja sumber dari pembiayaan Rumah Sakit? Bagaimana cara menentukan tarif rumah
sakit?
9. Bagaimana evaluasi dari setiap pengeluarannya?
10. Bagaimana mengelola aset rumah sakit dengan baik?
11. Mengapa terjadi perbedaan tarif rumah sakit dengan BPJS?
12. Apa yang dimaksud dengan system dan bagaimana struktur dari INA CBGs? Serta system
pembayaran INA CBGs?
13. Bagaimana mengatur pentarifan dan pengeluarannya agar RS tidak merugi?
14. Apa saja kebijakan dalam pelaksanaan rujukan berjenjang?
15. Apa saja system, proses, syarat-syarat, dan keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaan
rujukan ber jenjang?

STEP 4 (Mapping)

STEP 5 (Learning Issue)

1. Apa saja fungsi dan prinsip-prinsip dari manajemen keuangan?


2. Apa saja ruang lingkup, peran, tujuan dari manajemen keuangan?
3. Bagaimana aturan manajemen keuangan dan akuntansi di rumah sakit?
Bagaimana standard dari pemerintah dalam tarif pelayanan rumah sakit?
4. Apa yang dimaksud dengan system pembayaran yang bersifat prospektif?
5. Apa saja prinsip, program dan tujuan dari SJSN?
6. Bagaimana rumah sakit melakukan analisis unit cost? Apa manfaat dari penghitungan unit cost?
7. Apa saja dasar dari BPJS?
8. Dari manasaja sumber dari pembiayaan Rumah Sakit? Bagaimana cara menentukan tarif rumah
sakit?
9. Bagaimana evaluasi dari setiap pengeluarannya?
10. Bagaimana mengelola aset rumah sakit dengan baik?
11. Mengapa terjadi perbedaan tarif rumah sakit dengan BPJS?
12. Apa yang dimaksud dengan system dan bagaimana struktur dari INA CBGs? Serta system
pembayaran INA CBGs?
13. Bagaimana mengatur pentarifan dan pengeluarannya agar RS tidak merugi?
14. Apa saja kebijakan dalam pelaksanaan rujukan berjenjang?
15. Apa saja system, proses, syarat-syarat, dan keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaan
rujukan ber jenjang?

STEP 7

1. Apa saja fungsi dan prinsip-prinsip dari manajemen keuangan?


Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau
memaksimumkan nilai perusahaan, bukan memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan
profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi
jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai
perusahaan sebagai berikut:
1. Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa
datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
2. Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian
akuntansi.
Kelebihan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan/kemakmuran pemegang saham adalah
secara konseptual jelas sebagai pedoman di dalam pengambilan keputusan yang
memprtimbangkan faktor risiko. Dalam pencapaian tujuan tersebut, manajemen keuangan
harus dapat menyeimbangkan kepentingan pemilik, kreditor, dan pihak lain yang berkaitan
dengan perusahaan.
Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham/pemilik perusahaan tidak mengingkari
adanya social objectives dan kewajiban sosial. Tanggung jawab sosial adalah satu aspek
penting dari tujuan perusahaan, maksudnya:
1. Keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan sumbangan yang
berarti kepada lingkungan sosial secara keseluruhan.
2. Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja, keamanan
produk juga harus diperhitungkan.
3. Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting agar
perusahaan tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
4. Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam kendala
legal dan sosial dan bertanggung jawab terhadap perubahan lingkungan.

Tujuan Manajemen Keuangan dalam Organisasi RS


Tujuan manajemen keuangan organisasi pelayanan kesehatan termasuk RS, secara umum adalah
menyediakan informasi akuntansi dan keuangan yang membantu para manajer untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Berikut adalah beberapa tujuan manajemen keuangan di RS;
1. Memfasilitasi hubungan organisasi dengan pihak pembayar.  Manajemen keuangan
harus bersifat responsif pada pembayar pihak ketiga dan memperlakukan pembayar
pihak ketiga sebagai customer dalam konteks ekonomi karena pihak ketiga merupakan
pihak pembayar tagihan. Pada saat yang bersamaan, manajemen keuangan harus
memperhatikan pasien sebagai customer dalam konteks pelayanan karena pasien
memiliki pengaruh terhadap pembayar pihak-ketiga, dan dalam beberapa kasus,
bertanggung jawab secara parsial atas tagihan.
2. Memonitor potensi kerugian keuangan atas kealpaan pola pelayanan.  Secara tidak
sadar, proses pelayanan yang kurang di RS dapat menyebabkan terjadinya pengeluaran
RS secara berlebihan. Manajemen keuangan RS harus memastikan, melalui proses
kajian penggunaan, bahwa pola pelayanan dokter konsisten, tidak hanya sesuai dengan
kebutuhan pasien tetapi juga sesuai dengan kesepakatan tentang layanan yang akan
dibayar oleh pasien dan pihak ketiga (asuransi).
3. Melindungi status pajak organisasi. Organisasi RS yang for-profit mencari jalan untuk
mengurangi tanggungan pajaknya, dan organisasi RS yang non-profit mencari jalan
untuk melindungi status pajak mereka dari upaya negara untuk mencari sumber
pendapatan baru. Karena itu, manajemen keuangan harus paham betul tentang
peraturan perpajakan yang ada.

Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2008) ada 3 fungsi utama dalam
manajemen keuangan, anatara lain sebagai berikut :

a. Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh
perusahaan. Keputusan investasi merupakan keputusan yang paling penting karena
keputusan investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap besarnya laba investasi
dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu yang akan datang.
b. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan menyangkut tentang sumber-sumber dana yang berada di sisi
aktiva. Ada beberapa hal mengenai keputusan pendanaan, yaitu keputusan mengenai
penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi, dan penetapan 10
tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal
yang optimum.
c. Keputusan Pengelolaan Aktiva
Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset-aset tersebut
memerlukan pengelolaan secara efisien. Manajer keuangan bersama manajer-manajer
lain diperusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai tingkatan dari aset-aset yang
ada. Tanggung jawab tersebut menuntut manajer keuangan lebih memperhatikan
pengelolaan aktiva lancar daripada aktiva tetap. Manajer keuangan yang konservatif
akan mengalokasikan dananya sesuai dengan jangka waktu aset yang didanai.

PRINSIP:
 Konsistensi
 menghindarkan tindakan manipulasi, setiap perubahan harus tercatat dan
dilaporkan. 
 Transparansi
 Menyediakan segala bentuk informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder
 Integritas
 Mengaktualisasikan nilai-nilai kejujuran, disiplin, saling membantu
 Akuntabilitas
 Tanggungjawab secara moral dan hukum atas seluruh kegiatan yang menjadi
kewenangannya; what, when, why, who, how
 Kelangsungan hidup
 Menjaga keseimbangan antara penerimaan dengan distribusinya
 Pengelolaan
 Pengelolaan sumber daya yang baik melalui manajemen stratejik, manajemen
risiko, dan menyiapkan sistem pengendalian yang baik

2. Apa saja ruang lingkup, peran, tujuan dari manajemen keuangan?


3. Bagaimana aturan manajemen keuangan dan akuntansi di rumah sakit?
Bagaimana standard dari pemerintah dalam tarif pelayanan rumah sakit?
4. Apa yang dimaksud dengan system pembayaran yang bersifat prospektif?
5. Apa saja prinsip, program dan tujuan dari SJSN?
6. Bagaimana rumah sakit melakukan analisis unit cost? Apa manfaat dari penghitungan unit cost?

7. Apa saja dasar dari BPJS?

MANFAAT :

 Sebagai dasar pengajuan pola tarif baru


 Sebagai dasar dalam membuat estimasi anggaran / subsidi pemerintah pusat dan
daerah
 Sebagai bahan untuk penilaian inventarisasi aset
 Sebagai dasar besaran subsidi pasien tidak mampu
 Sebagai dasar penetapan iur biaya peserta Penjaminan
 Sebagai alat advocacy dalam pembiayaan / pendanaan kesehatan kepada
stakeholder terkait
 Diharapkan dapat menjadi alat bridging bagi Pemerintah/Depkes, Rumahsakit dan
stakeholder lain dalam mewujudkan harmonisasi sehingga bisa diperoleh win-win
solution yang disepakati bersama di masa depan
LANGKAHLANGKAH :

8. Dari manasaja sumber dari pembiayaan Rumah Sakit? Bagaimana cara menentukan tarif rumah
sakit?
9. Bagaimana evaluasi dari setiap pengeluarannya?
10. Bagaimana mengelola aset rumah sakit dengan baik?

Manajemen aset sebagai proses pengorganisasian, perencanaan, merancang dan mengendalikan


akuisisi, perawatan, perbaikan, dan penjualan aset infrastruktur dan rekayasa untuk mendukung
pemberian layanan. Tujuan dari manajemen aset adalah untuk mengoptimalkan potensi pelayanan
aset dan untuk meminimalkan risiko terkait dan biaya dan memastikan peningkatan positif modal
alam dan sosial melalui siklus hidup aset. Manajemen rumah sakit yang baik dan cerdas dalam sistem
bisnis, proses dan penempatan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang sesuai adalah
faktor penting dalam mencapai tujuan tersebut. Manajemen aset yang baik dapat mengukur nilai
properti (aset) dalam bentuk uang dan menggunakan perkiraan minimal untuk pengeluaran
manajemen.

Perkembangan terbaru, manajemen asset bertambah ruang lingkupnya hingga mampu memantau
kinerja operasionalisasi asset dan juga strategi investasi untuk optimalisasi asset. Bila perkembangan
set tersebut dicoba untuk ditelaah dalam konteks pengelolaan asset oleh pemerintah daerah di
Indonesia, memang belum sepenuhnya dipahami oleh para pengelola asset daerah. Salah satu masalah
utama pengelolaan asset adalah ketidaktertiban dalam pengelolaan data asset. Ini menyebabkan
pemerintah kesulitan untuk mengetahui secara pasti asset yang dikuasai/ dikelola, sehingga asset- asset
yang dikelola pemerintah cenderung tidak optimal dalam penggunaannya, serta di sisi lain pemerintah
daerah akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan pemanfaatan asset pada masa mendatang.
Implikasi dari pemanfaatan dan pengelolaan asset yang tidak optimal adalah tidak diperolehnya nilai
kemanfaatan yang seimbang dengan nilai instrinsik dan potensi yang terkandung dalam asset itu sendiri.
Seperti yang dinyatakan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri No.49/2001sebagai

”… rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap asset daerah yang meliputi perencanaan, penentuan
kebutuhan, penganggaran, standardisasi asset dan harga, pengadaan, penyimpanan, penyaluran,
inventarisasi, pengendalian, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan, perubahan status hukum serta
penatausahaannya”[Permendagri,2001].

Manajemen asset dapat dibagi dalam lima tahapan kerja, yaitu inventarisasi asset, legal audit,
penilaian asset, optimalisasi asset dan pengembangan SIMA (system informasi manajemen asset).
Kelima tahapan kerja ini saling berhubungan dan terintegrasi [Siregar,2004].

Tahap pertama, Inventarisasi Aset, terdiri atas dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan legal/ yuridis.
Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi/ labeling, pengelompokan dan
pendokumentasian sesuai dengan tujuan manajemen asset. Inventarisasi Aset ditujukan untuk
memberikan kemudahan dalam pembukuan asset atau pelaksanaan penatausahaan/administrasi
sehingga seluruh aset dapat dibukukan secara seragam dan dapat dengan mudah diketahui jumlah fisik,
lokasi serta kondisinya.

Tahap kedua, Legal Audit, merupakan satu lingkup kerja manajemen asset yang berupa inventarisasi
status penguasaan asset, system dan prosedur penguasaan atau pengalihan asset, identifikasi dan
mencari solusi atas permasalahan legal dan strategi untuk memecahkan berbagai masalah legal yang
terkait dengan penguasaan atau pengalihan asset. Legal audit akan memberikan manfaat yang besar
terutama untuk menentukan aset mana yang seharusnya diikutsertakan dalam pencatatan asset tetap
pada Laporan Keuangan.

Tahap ketiga, Penilaian Aset, merupakan proses kerja untuk melakukan penilaian atas aspek yang
dikuasai. Dari penilaian asset ini akan dapat diketahui adanya asset yang tidak dapat dinilai fair value-
nya pada saat penilaian asset ini dikarenakan sudah sangat tua dan tidak lagi ada pasar untuk asset
tersebut, sehingga asset tersebut sulit diperkirakan nilainya dimasa kini, atau adanya barang-barang
hibah tanpa informasi nilai perolehannya.

Tahap keempat, Optimalisasi Aset, merupakan proses kerja dalam manajemen asset yang bertujuan
untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/ volume, legal dan ekonomi yang dimiliki asset
tersebut. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi dan program
untuk mengoptimalkan asset yang dikuasai.

Tahap kelima, Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan dan pengalihan asset yang merupakan
efektif untuk meningkatkan kinerja asset melalui pengembangan SIMA. Melalui SIMA transparasi
pengelolaan asset sangat terjamin, dan keempat aspek terakomodasi dalam system ini dengan
menambah aspek pengawasan dan pengendalian. Sehingga setiap penanganan terhadap asset,
termonitor dengan jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang bertanggungjawab
menanganinya.

Sumber:
11. Mengapa terjadi perbedaan tarif rumah sakit dengan BPJS?
12. Apa yang dimaksud dengan system dan bagaimana struktur dari INA CBGs? Serta system
pembayaran INA CBGs?

Merupakan Sistem Casemix (pengelompokan kasus berdasarkan ciri klinis dan pemakaian
sumber daya yang relative sama/mirip)
Dasar pengelompokan kasus dengan menggunakan :
a. ICD 10 Untuk Diagnosis (± 14.500 kode)
b. ICD 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (± 7.500 kode)
c. DAFTAR TARIF INA-CBG saat ini terdiri atas 1075 kelompok kasus, meliputi :
i. 786 kelompok kasus rawat inap  kelas 1, 2, 3
ii. 289 kelompok kasus rawat jalan
13. Bagaimana mengatur pentarifan dan pengeluarannya agar RS tidak merugi?
Strategi
Model Tiga C dari Philip Kotler memberikan pemahaman yang mudah dimengerti dalam
rangka penentuan tarif Pelayanan Kesehatan. Model 3 C tersebut adalah:
– Cost
– Characteristics of products
– Competitor
Cost
Informasi mengenai seberapa besar unit cost dari suatu produk atau layanan yang ada.
Informasi ini harus tersedia dan harus akurat.
Characteristics of product
Informasi yang terkait dengan sejauh mana konsumen menghargai karakteristik produk
yang ditawarkan. Informasi ini terkait dengan willingness to pay dan ability to pay.
Competitors
Informasi tentang pesaing, terutama tarif yang ditentukan oleh pesaing. Informasi ini
akan sangat menentukan dalam kondisi memiliki pesaing.
Metode
1. TOP-DOWN COSTING (pendekatan atas-bawah)
a. Top down costing, menggunakan beberapa indikator untuk mengalokasikan seluruh
biaya, termasuk biaya overhead, ke masing-masing obyek
b. Metode ini menggunakan informasi utama dari rekening atau data keuangan rumah
sakit yang telah ada. (top-down)
c. Biaya per pasien terdistribusi sesuai bobot pelayanan yang telah ditetapkan sebelumnya
(service weights) berdasarkan nilai relatif masing-masing komponen biaya perawat,
patologi, pencitraan (imaging), perawatan intensif (ICU), dan biaya ruang operasi untuk
seluruh CBGs
2. Bottom-up Costing (pendekatan bawah-atas)
a. Sebagai penjabaran metode bottom up costing, mencakup pengumpulan data tentang
layanan-layanan yang diterima oleh pasien secara individual, seperti patologi, radiologi,
fisioterapi, dan keperawatan. (bottom-up)
b. Salah satu metode bottom up costing yang banyak digunakan adalah activity based
costing (ABC). ABC adalah suatu metodologi pengukuran biaya dan kinerja atas aktivitas,
sumber daya, dan objek biaya.
c. Konsep dasar ABC menyatakan bahwa aktivitas mengkonsumsi sumber daya untuk
memproduksi sebuah keluaran (output), yaitu penyediaan layanan kesehatan.

14. Apa saja kebijakan dalam pelaksanaan rujukan berjenjang?

Peraturan Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan no 4 tahun 2018 yang telah dikeluarkan oleh
BPJS Kesehatan
Sistem rujukan online tersebut diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada peserta
karena
a). Rumah sakit tujuan rujukan mengutamakan rumah sakit dengan jarak terdekat sesuai
tingkatannya;
b). Proses pelayanan peserta di rumah sakit menjadi lebih cepat karena data tidak perlu diinput
ulang pada saat pendaftaran;
c). Peserta tidak perlu khawatir jika kehilangan atau lupa membawa surat rujukan karena
informasi rujukan peserta sudah terekam otomatis di rumah sakit sehingga cukup dengan
menunjukkan kartu JKN-KIS/KIS digital (BPJS Kesehatan, 2018).
Penerapan sistem rujukan online juga memberikan kepastian kepada peserta karena
a). Rujukan ditujukan kepada rumah sakit dengan kompetensi sesuai dengan kebutuhan medis
peserta;
b). Rujukan mempertimbangkan kapasitas pelayanan di rumah sakit sehingga terhindar dari
penumpukan antrian (BPJS Kesehatan, 2018
15 . Apa saja system, proses, syarat-syarat, dan keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaan
rujukan ber jenjang?
SYARAT
A. Merujuk dan Menerima Rujukan Pasien
Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk dirujuk. Adapun
kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari:
1. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyatatidak
mampu diatasi.
3. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap,
tetapipemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan.
4. Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan
pemeriksaan,pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih
mampu.
Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihakyang
terlibat yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukandengan
rincian beberapa prosedur sebagai berikut :
1. Prosedur standar merujuk pasien
2. Prosedur standar menerima rujukan pasien,
3. Prosedur standar memberi rujukan balik pasien,
4. Prosedur standar menerima rujukan balik pasien.

1. Prosedur Standar Merujuk Pasien


a. Prosedur Klinis:
1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpenunjang medik
untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosebanding.
2. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkanStandar Prosedur
Operasional (SPO).
3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas Medis /Paramedis
yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisipasien.
5. Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling atauambulans,
agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasiendi IGD tujuan sampai ada
kepastian pasien tersebut mendapatpelayanan dan kesimpulan dirawat inap
atau rawat jalan.
b. Prosedur Administratif:
1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.
2. Membuat catatan rekam medis pasien.
3. Memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)
4. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke tempat
rujukan bersama pasien yangbersakutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip.
5. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
6. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi
dengan tempat tujuan rujukan.
7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan
administrasi yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai