Cemas Normal
suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman
sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan identitasnya sendiri dan arti
hidup.
Ex. anak masuk sekolah pertama kali
Cemas Patologis
respon yang tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada
intensitas atau durasinya.
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang.
Sistem saraf otonom àneuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam
(jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos
pembuluh darah)
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Pasien harus menunjukan gejala primer anxietas yang berlangsung hampir setiap hari selama beberapa
minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya mencakup hal-hal berikut :
kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik, overaktivitas otonomik
(Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ,SIMPOSIUM SEHARI KESEHATAN JIWA, IKATAN
DOKTER INDONESIA)
1. GANGGUAN PANIK
Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan panik
dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik.
GAMBARAN KLINIS
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun serangan panik
kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma
emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului
serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10
menit.
Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien
biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan
mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian.
Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk
mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit.
Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit mendapatkan
bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah.
PEDOMAN DIAGNOSTIK AGORAFOBIA
Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dimana kemungkinan sulit meloloskan diri
Situasi dihindari, misal jarang bepergian
Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena gangguan mental lain, misal fobia sosial
TERAPI
Konseling dan medikasi.
Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk
mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama
serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut saya tidak mengalami serangan jantung, hanya panik,
akan berlalu.
Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan
sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg malam
hari, dosis bisa sampai 100 150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti
anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian
jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu.
7. Apa pengertian obsesif konvulsif?
3. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum diperkirakan adalah 2-3 persen.
OBSESIF adalahpikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.
KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.
PEDOMAN DIAGNOSIS
= Pikiran, impuls, yang berulang
= Perilaku yang berulang
= Menyadari bahwa obsesif-kompulsif adalah berlebihan atau tidak beralasan
= Obsesif-kompulsif menyebabkan penderitaan
= Tidak disebabkan oleh suatu zat atau kondisi medis umum.
TERAPI
Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi
gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang
akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila
diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors.
Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.
(Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ,SIMPOSIUM SEHARI KESEHATAN JIWA, IKATAN DOKTER
INDONESIA)
2. GANGGUAN FOBIK
Penelitian epidemiologis di Amerika Serikat menemukan 5 10 persen populasi menderita gangguan ini.
FOBIA adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari
terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti.
Fobia spesifik: takut terhadap binatang, badai, ketinggian, penyakit, cedera, dsb
Fobia sosial: takut terhadap rasa memalukan di dalam berbagai lingkungan sosial seperti berbicara di
depan umum, dsb
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Rasa takut yang jelas, menetap dan berlebihan atau tidak beralasan (obyek /situasi)
Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan kecemasan
Menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan
Situasi fobik dihindari
TERAPI
Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi yang
ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan konseling banyak
pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan lmipramin 50 150 mg/ hari.
Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa menimbulkan ketergantungan. Beta
blokerdapat mengurangi gejala fisik. Konsultasi spesialistik bila rasa takut menetap
1. GANGGUAN PANIK
Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan panik dengan
agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik.
GAMBARAN KLINIS
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun serangan panik
kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma
emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang sering mendahului
serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10
menit.
Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien
biasanya tidak mampu menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan
mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian.
Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk
mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit.
Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit mendapatkan
bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah.
PEDOMAN DIAGNOSTIK AGORAFOBIA
Kecemasan berada di dalam suatu tempat atau situasi dimana kemungkinan sulit meloloskan diri
Situasi dihindari, misal jarang bepergian
Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena gangguan mental lain, misal fobia sosial
TERAPI
Konseling dan medikasi.
Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri untuk
mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa takut selama
serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut saya tidak mengalami serangan jantung, hanya panik,
akan berlalu.
Medikasi : banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan
sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25 mg malam
hari, dosis bisa sampai 100 150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang dan terbatas beri anti
anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1 mg 3 dd 1) hindari pemberian
jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu.
3. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum diperkirakan adalah 2-3 persen.
OBSESIF adalahpikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.
KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki.
PEDOMAN DIAGNOSIS
= Pikiran, impuls, yang berulang
= Perilaku yang berulang
= Menyadari bahwa obsesif-kompulsif adalah berlebihan atau tidak beralasan
= Obsesif-kompulsif menyebabkan penderitaan
= Tidak disebabkan oleh suatu zat atau kondisi medis umum.
TERAPI
Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang dapat mengurangi
gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan pernafasan. Bicarakan apa yang
akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila
diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150 mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors.
Konsultasi spesialistik bila kondisi tidak berkurang atau menetap.
(Dr. Evalina Asnawi Hutagalung, Sp.KJ,SIMPOSIUM SEHARI KESEHATAN JIWA,
IKATAN DOKTER INDONESIA)
9. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario?
Axis 1 : f.41.1
Axis 2: tidak ada
Axis 3: tidak ada
Axis 4: masalah pendidikan
Axis 5: 60
10. Mengapa pasien mengeluh berdebar debar, sesak nafas disertai keringat dingin
(hiperaktivitas otonomik) serta keluhan sering merasa kawatir, ketakutan dan sulit
konsentrasi
Stresor dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal melalui mekanisme berikut ini:
Ancaman dipersepsi oleh panca indera, diteruskan ke korteks serebri, kemudian ke sistem limbik dan
RAS (Reticular ActivatingSystem), lalu ke hipotalamus dan hipofisis. Kemudian kelenjar adrenal
mensekresikan katekolamin dan terjadilah stimulasi saraf otonom (Mudjaddid, 2006).
Hiperaktivitas sistem saraf otonom akan mempengaruhi berbagai sistem organ dan menyebabkan
gejala tertentu, misalnya: kardiovaskuler (contohnya: takikardi), muskuler (contohnya: nyeri kepala),
gastrointestinal (contohnya: diare), dan pernafasan (contohnya: nafas cepat).
Kecemasan atau anxietas akan merangsang respon hormonal dari hipotalamus yang
akan mengsekresi CRF ( Corticotropin- Releasing Factor) yang meneybabkan sekresi
hormon-hormon hipofise. Salah satu dari hormon tersebut adalah ACTH (Adreno-
Corticotropin Hormon). Hormon tersebut akan merangsang korteks adrenal untuk
mengsekresi kortisol kedalam sirkulasi darah (2,15). Peningkatan kadar kortisol
dalam darah akan mengakibatkan peningkatan renin plasma, angiotensin II dan
peningkatan kepekaan pembuluh darah terhadap katekolmin (26), sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah.
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang.
Sistem saraf otonom àneuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam
(jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos
pembuluh darah)
Respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan ansietas àaktivitas involunter
pada tubuh yang termasuk dalam mekanisme pertahanan diri.
Serabut saraf simpatis “ mengaktifkan” tanda-tanda vital pada setiap tanda bahaya
untuk mempersiapkan pertahanan tubuh.
Kelenjar adrenal melepas adrenalin (epinefrin), yang menyebabkan tubuh mengambil
lebih banyak oksigen, medilatasi pupil, dan meningkatkan tekanan arteri serta
frekuensi jantung sambil membuat konstriksi pembuluh darah perifer dan memirau
darah dari sistem gastrointestinal dan reproduksi serta meningkatkan glikogenolisis
menjadi glukosa bebas guna menyokong jantung, otot, dan sistem saraf pusat.
Ketika bahaya telah berakhir, serabut saraf parasimpatis membalik proses ini dan
mengembalikan tubuh ke kondisi normal sampai tanda ancaman berikutnya
mengaktifkan kembali respons simpatis (Videbeck, 2008).
Ansietas menyebabkan respons kognitif, psikomotor, dan fisiologis yang tidak
nyaman, misalnya kesulitan berpikir logis, peningkatan aktivitas motorik, agitasi, dan
peningkatan tanda-tanda vital. Untuk mengurangi perasaan tidak nyaman, individu
mencoba mengurangi tingkat ketidaknyaman tersebut dengan melakukan perilaku
adaptif yang baru atau mekanisme pertahanan. Perilaku adaptif dapat menjadi hal
yang positif dan membantu individu beradaptasi dan belajar, misalnya : menggunakan
teknik imajinasi untuk memfokuskan kembali perhatian pada pemandangan yang
indah, relaksasi tubuh secara berurutan dari kepala sampai jari kaki, dan pernafasan
yang lambat dan teratur untuk mengurangi ketegangan otot dan tanda-tanda vital.
Respons negatif terhadap ansietas dapat menimbulkan perilaku maladaptif, seperti
sakit kepala akibat ketegangan, sindrom nyeri, dan respons terkait stress yang
menimbulkan efisiensi imun (Videbeck, 2008).
Farmakoterapi
Benzodiazepin
Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepin dimulai dengan dosis
terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi, Penggunaan sediaan den
gan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek yang
tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu.
Buspiron
Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding dengan gejala
somatik. Tidak menyebabkan withdrawl. Kekurangannya adalah efek klinisnya baru
terasa setelah 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita yang sudah menggunakan
benzodiazepin tidak akan memberikan respon yang baik dengan buspiron. Dapat
dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepin dengan buspiron kemudian
dilakukan tapering benzodiazepin setelah 2-3 minggu, disaat efek terapi buspiron sudah
mencapai maksimal.
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
Sertraline dan paroxetine merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin.
Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat. SSRI efektif terutama pada
pasien gangguan anxietas menyeluruh dengan riwayat depresi.
Psikoterapi
Terapi Kognitif Perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik, secara langsung. Teknik utama yang
digunakan adalah pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
Terapi Suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan
belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial
dan pekerjaannya.
Psikoterapi Berorientasi Tilikan
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik
egostrength, relasi obyek, serta keutuhan diri pasien. Dari pemahaman akan komponen-
komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat memperkirakan sejauh mana pasien
dapat diubah menjadi lebih matur; bila tidak tercapai, minimal kita memfasilitasi agar
pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.
Gangguan Cemas, Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa, Universitas
Tarumanegara