Anatomi
Patofisiologi
Model Noradrenergik. Model ini menunjukkan bahwa sistem saraf otonom dari pasien
yang mengalamikecemasan adalah hipersensitif dan bereaksi berlebihan terhadap berbagai
rangsangan. Lokus seruleus mungkin memiliki peran dalam mengatur kecemasan, dengan
mengaktifkan pelepasan norepinefrin dan menstimulasi sistem saraf simpatetik dan parasimpatik.
Kronis overaktivitas noradrenergik menurunkanregulasi α2 -adrenoreseptor pada pasien dengan
generalized anxiety disorder (GAD) dan gangguan stres pasca trauma (PTSD). Pasien dengan
gangguan kecemasan sosial (SAD) tampaknya memiliki adrenocortical hiperrespektif
Menanggapi stres psikologis.
Gejala kecemasan mungkin terkait dengan kurangnya aktivitas sistem GABA atau
reseptor benzodiazepine sentral yang diregulasi. Pada pasien dengan GAD, benzodiazepine yang
mengikat pada lobus temporal kiri berkurang. Sensitivitas abnormal ke antagonisme dari situs
pengikatan benzodiazepine dan penurunan pengikatan terjadi di gangguan panik. Dalam SAD
umum mungkin ada reseptor GABAB sentral yang abnormal fungsi. Abnormalitas
penghambatan GABA dapat menyebabkan peningkatan respons terhadap stres di PTSD.
Di GAD, ada peningkatan abnormal di sirkuit ketakutan otak dan peningkatan aktivitas di
korteks prefrontal. Pasien dengan gangguan panik memiliki kelainan struktur otak tengah. Pasien
dengan SAD memiliki aktivitas yang lebih besar di amigdala dan insula. Dalam PTSD, amigdala
memainkan peran dalam kegigihan memori traumatis (Wells, et al., 2015).
Gejala
1. Gejala Somatik: gejala somatik adalah gejala yang timbul dari keadaan fisik penderita
(motorik dan otonomik)
- Gemetar - Hiperaktivitas otonomik (wajah merah
dan pucat, takikardia, palpitasi, tangan rasa
- Nyeri punggung dan nyeri kepala dingin, diare, mulut kering, sering kencing)
- Ketegangan otot - Parestesia
- Napas pendek, hiperventilasi -Sulit menelan
- Mudah lelah, sering kaget
.
2. Gejala Psikologik: Gejala Psikologi adalah gejala yang timbul dikarenakan pola pikir atau
kejiwaan si penderita
Rasa takut yang berlebihan dan sulit untuk - Libido menurun
dikontrol
- Rasa mual di perut
- Sulit konsentrasi
- Hipervigilance (siaga berlebih).
- Insomnia
(Saddock, 2007).
Tingkat Keparahan
- Kecemasan ringan adalah cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan, tetapi individu masih
mampu memecahkan masalah → terlihat tenang percaya diri, waspada, memperhatikan
banyak hal, sedikit tidak sabar, ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rilex atau
sedikit gelisah.
- Kecemasan sedang adalah cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan
pada hal-hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting atau bukan menjadi
prioritas yang ditandai dengan perhatian menurun penyelesaian masalah menurun, tidak
sabar, mudah tersinggung, ketegangan otot sedang, mulai berkeringat, sering mondar-
mandir, sering berkemih dan sakit kepala.
- Kecemasan berat, mengurangi persepsi individu, cenderung untuk memusatkan pada
sesuatu yang terinci dan spesifik, dan tidak dapat berfikir tentang hal yang lain. Semua
perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan individu memerlukan banyak
pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain ditandai dengan sulit berfikir ,
penyelesaian masalah buruk, takut, bingung, menarik diri, sangat cemas, kontak mata
buruk, berkeringat, bicara cepat, rahang menegang, menggertakkan gigi, mondar mandir
dan gemetar.
- Panik, ketakutan, teror, mengalami kehilangan kendali → tidak mampu melakukan
sesuatu walaupun dengan pengarahan, panik melibatkan disorganisasi kepribadian →
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang tidak dapat
rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.
(Stuart, 2007)\
Diagnosis
Klasifikasi tingkat ansietas berdasarkan skor yang diperoleh yaitu 20-40 (tidak
cemas), 41-60 (ansietas ringan), 61-80 (ansietas sedang), dan 81-100 (ansietas berat)
(Sarifah, 2013).
Terapi Farmakologi
a. Antidepresan
Antidepresan berkhasiat untuk manajemen jangka panjang akut dari GAD. Berupa
pengobatan pilihan untuk manajemen jangka panjang kecemasan kronis, terutama di gejala
depresi. Respons efek anti ansietas akan terlihat pada minggu ke 2-4. Inhibitor reuptake
serotonin selektif (SSRI), venlafaxine XR, dan duloxetine efektif dalam terapi akut (tingkat
respons 60-68%) Antidepresan trisiklik (TCA) umumnya menyebabkan sedasi, hipotensi
ortostatik, efek antikolinergik, dan penambahan berat badan, dan sangat beracun pada
overdosis (Dipiro,2015 ).
b. Benzodiazepine
Benzodiazepin adalah obat yang paling efektif dan sering digunakan untuk pengobatan
kecemasan akut. Sekitar 65-75% pasien dengan gangguan kecemasan umum telah ditandai
dengan respon sedang, dan sebagian besar perbaikan terjadi pada 2 minggu pertama terapi.
Obat ini lebih efektif untuk gejala somatik dan otonom dari gangguan kecemasan umum,
sedangkan antidepresan lebih efektif untuk gejala psikis (misalnya ketakutan dan kekhawatiran)
(Dipiro,2015 ).
c. Hydroxyzine
Hydroxyzine efektif pada 88% pasien dengan durasi selama 3 bulan digunakan hanya
saat dibutuhkan. Menyediakan kelegaan simtomatik kecemasan dan ketegangan yang terkait
dengan psikoneurosis; Pengobatan tambahan pada keadaan penyakit organik di mana
kecemasan termanifestasi (Dipiro,2009)
- Meditasi
Meditasi adalah kondisi rileks dengan membebaskan pikiran dari segala macam
yang melelahkan dan berfokus dengan konsentrasi tinggi (Vitahealth, 2006). Meditasi
dapat menekan produksi hormon epinefrin, kortisol, steroid dan aldosteron sehingga
menurunkan tekanan darah, stres, depresi, dan kecemasan (Ramaiah, 2007).
- Yoga
Yoga merupakan kegiatan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu : streching,
latihan pernapasan dan meditasi. Dua orang peneliti, Berger dan Owen pada tahun 1988
membuktikan berenang, body conditioning dan yoga yang memiliki efek yang signifikan
terhadap anxiety ialah yoga (Kirkwood, et all, 2005).
- Deep Breathing Exercise
Tujuannya memberikan asupan oksigen segar ke otak dan membantu
meremajakan sel-sel melalui pasokan oksigen dari aliran darah. Cara: mengambil napas
dalam secara perlahan, tahan beberapa detik, hembuskan lebih lambat dari menarik napas
(Sellakumar, 2015).
- Guided Imagery
Guided Imagery adalah bentuk relaksasi terfokus yang membantu menciptakan
harmoni antara pikiran dan tubuh. Terapi ini dilakukan dengan memfokuskan imajinasi
untuk menciptakan suasana tenang, damai yang tergambarkan dalam pikiran, sehingga
dapat disebut 'mental escape' (Clevelad Clinic, 2019).
- Akupuntur
Akupunktur terbukti dapat mengatasi kecemasan dengan meningkatkan ekspresi
neuropeptida Y (NPY) di hipotalamus. NPY berperan pada regulasi kecemasan (Lee et.al,
2009
- Essential Oil
Aromaterapy adalah suatu metode pengobatan menggunakan minyak atisiri.
Minyak atsiri adalah cairan mudah menguap yang berasal dari sumber alami, biasanya
tanaman. Essential oil dapat mempengaruhi psikologi dan meregulasi emosi seseorang.
Menurut literatur terdapat beberapa essential oil yang dapat mengurangi anxiety seperti
piper methystucum dan bacopa monniera (Fradelos & Komini, 2015).
- Homeopathy
Homeopati merupakan pengobatan alternatif menggunakan bahan-bahan dari
alam, sediaannya dapat berbentuk tablet, sirup, maupun bubuk. Metode ini sudah dibuat
oleh Samuel Hahnemann (Jain, 2011)
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
CBT merupakan terapi agar pasien dapat lebih mengetahui penyebab dan cara
mengatasi masalahnya sehingga pasien dapat lebih nyaman dalam menghadapi
masalahnya dan menjalani hidupnya. CBT terdiri dari strategi relaksasi dan berpikir
realistik. CBT dapat dilakukan sendiri dan dengan seorang terapis (Anxiety Canada,
2019).
- Counseling / Psychoterapy
Konseling adalah bentuk komunikasi interpersonal yang dilakukan secara
sistematik sebagai proses pemberian informasi. Terapi konseling. Konseling untuk
menangani ansietas dilakukan dengan memperkuat rasa percaya diri, ketahanan dan
kekebalan fisik maupun mental, dan kemampuan beradaptasi (Yunitawati dan Santi,
2014)
- Support Groups
Suatu komunitas yang dapat menjamin keamanan para penderita anxietas untuk
bercerita pada orang lain yang lebih mengerti (Anxiety And Depression Association of
America (AADA, 2018).
Fitoterapi
Monitoring
- Pasien yang berusia lebih dari 40 tahun harus menjalankan pemeriksaan EKG
sebelum memulai terapi antidepresan trisiklik , dan pemeriksaan EKG selanjutnya perlu di
lakukan secara berkala
berbeda dari sebelumnya, pasien harus di pantau secara ketat terhadap kekambuhan dan
kemunculan kembali penyakit
Daftar Pustaka
Astuti, R.T., M. K. Amin, N. Purborini. 2018. Manajemen Penanganan Post Traumatic Disorder.
Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang.
Anxiety And Depression Association of America (AADA). 2018. Support Groups. tersedia
online di https://adaa.org/supportgroups [Diakses pada 22 mei 2019]
Anxiety Canada. 2019. Self Help – Cognitive-Behavioural Therapy (CBT). Tersedia online di
https://anxietycanada.com/articles/self-help-cognitive-behavioural-therapy-cbt/ [Diakses
pada 22 Mei 2019]
Baek, J, H., Andrew, A., Gustavo, K. 2014. Clinical Applications of Herbal Medicines for
Anxiety and Insomnia Targeting Patients with Bipolar Disorder. Journal of Psychiatry. 48
(8) : 705-714
Buckle, J. 2003. Clinical Aromateraphy: Essential Oil in Practice. London: Churcill Livingstone.
Cleveland Clinic. 2019. Guided Imagery. Tersedia online di
https://my.clevelandclinic.org/departments/wellness/integrative/treatments
services/guided-imagery [Diakses pada 22 mei 2019]
Drugs. 2018. Hydroxyzine. Diakses secara online di https://www.drugs.com/hydroxyzine.html.
[Diakses pada tanggal 18 Mei 2019].
Fradelos E.,dan Komini A.. 2015. The Use of Essential Oils as a Complementary Treatment for
Anxiety. American Journal of Nursing Science Vol 4(1) : 1-5.
Jain, R. 2011. Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia
Kirkwood, G., Rampes, H., Tuffrey, V., Rchardson, J., dan Pilkington, K. 2005. Yoga for
Anxiety : A Systematic Review of The Research Evidence. Br J Sport Med vol 39 : 884
891.
Lee, Shim, dan Yang. 2009. Effects of acupuncture on chronic corticosterone-induced
depression-like behavior and expression of neuropeptida Y in the rats. Neuroscience
letters. Vol. 453:151-6.
Locke, B. L., Nell, K., and Cameron, G. S. 2015. Diagnosis and Management of Generalized
Anxiety Disorder and Panic Disorder in Adults. American Family Physician, 91(9).
Mao, J., Qing, S., Irene, S., Kenneth, R dan Sharon,X. 2014. Long-Term Chamomile Therapy of
Generalized Anxiety Disorder : A Study Protocol for A Randomized, Double-Blind,
Placebo-Controlled Trial. J Clin Trials. 4(5) : 1-8.
MayoClinic. 2019. OCD. Accessed at https://www.mayoclinic.org/diseases
conditions/obsessive-compulsive disorder/symptoms-causes/syc-20354432 [21 May
2019]
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis : Jakarta :
SalembaMedika.
Pionas. 2018. Pemberian Informasi Obat untuk Meningkatkan Kepatuhan Pasien. Diakses secara
online di http://pionas.pom.go.id/ioni/lampiran-6-petunjuk-praktis-penggunaan-obat
yang-benar/pemberian-informasi-obat-untuk. [Diakses pada tanggal 18 Mei 2019].
Ramaiah, 2007. All you wanted to know about hypertension. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia
Sarifah, S. N. 2013. Gambaran Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan saat Menghadapi
Ujian Skill Lab di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. UIN Sarif Hidayatullah
: Program Studi Ilmu Keperawatan
Sellakumar, GK. 2015. Effect Of Slow-Deep Breathing Exercise To Reduce Anxiet Among
Adolescent School Students In A Selected Higher Secondary School In Coimbatore,
India. Journal of Psychological and Educational Research Vol. 23(1):54-72.
Singh, Y.N. 2002. Therapeutical Potential of Kava in The Treatment of Anxiety Disorders. CNS
Drugs, Vol 16: 731-743.
Shelton, C. I. 2004. Diagnosis and Management of Anxiety Disorders. Tersedia di online
https://jaoa.org/article.aspx?articleid=2092999 [Diakses pada tanggal 22 Mei 2019].
Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC.
Sukandar, Elin., Retnosari A., Joseph I., I Ketut A., Adji P., Kusnandar. 2008. ISO
Farmakoterapi. Jakarta: PT ISFI.
Tuso, P.J. 2002. The Herbal Medicine Pharmacy Update. The Permanente Journal. 6(4).
US Department of Health & Human Services. 2019. What Are Major Types of Anxiety Disorder.
Accessed at https://www.hhs.gov/answers/mental-health-and-substance-abuse/what-are
the-five-major-types-of-anxiety-disorders/index.html [21 May 2019]
U.S. Preventive Services Task Force Ratings. Tersedia Online di
https://www.uspreventiveservicestaskforce.org/Page/Name/us-preventive-services-task
force-ratings [Diakses pada 22 Mei 2019]
Vitahealth. 2006. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
Yunitawati dan Santi. 2014. Konseling Psikologi dan Kecemasan Pada Penderita Hipertiroid Di
Klinik Litbang Gaki Magelang. MGMI Vol. 6(1):53-62