Metabolit Sekunder
Ekstrak Daun Salam,
Daun Jati Belanda,
dan Daun Jambu Biji
Kelompok 6
Nama NPM
Hukum Lambert-Beer
hukum yang menyatakan bahwa hubungan linieritas diantara konsentrasi
larutan analit dan adsorban dan berbanding terbalik dengan transmitan.
Rumus : A = e.b.c Keterangan
A = absorban
e = absorptivitas molar
(Tahir, b = tebal kuvet (cm)
2009). c = konsentrasi
Reaksi
Larutan yang terbentuk disaring dan filtratnya ditambahkan etanol 95% hingga 25
ml.
Pembuatan Kurva Kalibrasi dengan Kuersetin sebagai
Pembanding.
Larutan kuersetin dibuat dalam etanol dengan konsentrasi 40, 60, 80, 100 dan 120
μg/ml.
Sebanyak 2 tetes filtrat ekstrak dicampurkan dengan 1,5 ml etanol 95%; 2 tetes
AlCl3 10%; 2 tetes kalIum asetat 1 M; dan 2,8 ml H2O.
Campuran diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit. Kemudian serapan diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ maksimum 429 nm. Kurva baku
dibuat.
Penentuan Jumlah Flavonoid dari Larutan Uji Ekstrak
Etanol
Larutan ekstrak etanol diambil sebanyak 2 tetes, kemudian dicampurkan dengan 1,5
ml etanol; 2 tetes AlCl3 10%; 2 tetes kalium asetat 1 M; dan 2,8 ml H2O.
Campuran kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit. Serapan diukur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ maksimum 429 nm.
Ekstrak dan baku kuersetin ditotolkan masing-masing 1 cm dari plat atas. Plat
dikembangkan didalam chamber yang terdapat larutan 200 ml n-butanol, asam
asetat, air (4 : 1 : 5).
40 0,2606
60 0,421
80
0,5603
100 0,723
Kelompok Kelompok Kelompok
Kelompok Kelompok Kelompok
1 (Ekstrak 2 (Ekstrak 6
3 (Ekstrak 4 (Ekstrak 5 (Ekstrak
Daun Daun (Ekstrak
Daun Jati Daun Jati Daun
Jambu Jambu Daun
Belanda) Belanda) Salam)
Biji) Biji) Salam)
0,147
(Tidak
sesuai)
0,108 0,24 0,038
Jumlah Flavonoid Total
(Tidak (Tidak (Tidak 0,6352 0,6375
Rata-Rata (%)
sesuai) sesuai) sesuai)
Na-Asetat 1 M
PERHITUNGAN
Sampel Absorbansi
1 1,54
2 2,163
3 1,986
Data Serapan Ekstrak
PEMBAHASA
N
› Apabila jumlah flavonoid total tidak sesuai dengan literature, kemungkinan
karena inkubasi yang dilakukan kurang atau lebih dari yang seharusnya
sehingga sampel belum bereaksi sepenuhnya dengan pereaksi.
› Apabila Rf sampel yang selisihnya besar dengan kuarsetin, maka
kemungkinan disebabkan penotolan yang tidak tepat dan kurang teliti dan
perbandingan eluen yang kurang tepat.
› Selain itu, kemungkinan disebabkan tidak dilakukan sonikasi pada prosedur
sentrifugasi, sehingga metabolit aktif atau kuarsetin yang terdapat dalam
ekstrak tidak banyak yang terambil, karena tertinggal dalam sisa sentrifugasi.
› Faktor lainnya juga dapat karena pemanasan yang berlebihan, reaksi oksidasi,