Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare merupakan penyakit yang membuat penderita buang air besar dengan
konsistensi feses yang cair atau lembek dengan frekuensi yang lebih banyak dari
biasanya, biasanya penderita buang air besar tiga kali atau lebih dalam satu hari (Depkes
RI, 2011).
Diare dapat disebabkan karena adanya gangguan motilitas usus. Gangguan
motilitas usus berupa hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Hiperperistaltik adalah
peningkatan gerak peristaltik sehingga menyebabkan kesempatan penyerapan makanan
oleh usus berkurang, sedangkan hipoperistaltik adalah gerak peristaltik yang menurun
atau berkurang sehingga mengakibatkan pertumbuhan bakteri meningkat. Keduanya
merupakan penyebab dari diare (Black dan Hawks, 2014).
Dalam penelitian ini, digunakan oleum ricini atau minyak jarak sebagai zat
penginduksi diare. Dalam usus halus, oleum ricini akan mengalami hidrolisis yang akan
membentuk asam risinoleat sehingga mukosa usus akan terangsang dan mempercepat
gerak peristaltik. Hal ini akan menyebabkan isi usus akan keluar dengan cepat (Anwar,
2000).
Di seluruh dunia, setiap tahunnya, terdapat 1,7 miliar kasus penyakit diare yang
1,9 juta penderitanya adalah anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Diare dan
dehidrasi (kehilangan cairan dalam jumlah yang besar) adalah penyebab sebagian besar
orang meninggal. Apabila diare tidak ditangani dengan segera dan dengan pengobatan
yang tepat, maka penderitanya dapat berujung pada kematian (Sukardi., et al, 2016).
Karena penyakit diare adalah penyakit yang umum diderita oleh masyarakat,
maka efektivitas obat menjadi hal penting yang perlu diperhatikan. Efektivitas obat
mempengaruhi kecepatan kesembuhan, kekambuhan, ataupun tingkat keparahan. Karena
itu, penulis tertarik dalam menguji perbandingan efektivitas obat antidiare agar lebih
tepat dalam penggunaannya.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Membandingkan efektivitas yang diberikan oleh obat loperamide HCl generik dan
loperamide HCl dengan merk imodium.
2. Mengetahui dosis yang paling efektif dalam mengobati diare.

1.3 Kegunaan Penelitian


1. Dapat memberikan informasi yang didasarkan pada hasil percobaan secara ilmiah
tentang efektivitas obat antidiare.
2. Dapat membantu penentuan obat antidiare dengan efektivitas yang paling baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, J. 2000. Obat-obat saluran cerna. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Hipokrates.
Black, J.M., & Hawks, J.H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis Untuk Hasil
Yang Diharapkan. St. Louis : Elsevier Inc.
Departemen Kesehatan RI. 2011. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Pada Balita. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan.
Sukardi., Sartiah, Y., Lymbran, T. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Diare pada Balita Umur 6-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2016.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Vol. 1 (3).

Anda mungkin juga menyukai