Anda di halaman 1dari 2

Hasil dari formulasi emulsi adalah larutan emulsi yang pecah atau terjadinya

cracking atau koalesensi yang disebabkan oleh partikel-partikel kecil yang merupakan
fase terdispersi bergabung atau menyatu menjadi lapisan atau endapan dan film yang
meliputi partikel rusak. Koalesen atau cracking ini sifatnya irreversibel.
Faktor dari pecahnya emulsi antara lain adalah peristiwa kimia yaitu apabila terjadi
perubahan pH dan perubahan temperature serta perubahan fisika yaitu pengadukan yang
kurang homogen dan apabila emulsi diencerkan saat emulsi belum terbentuk sempurna
maka emulsi akan pecah kembali.
Emulsi termasuk sediaan yang tidak stabil sehingga memerlukan emulgator atau
dapat disebut zat pengemulsi yang berfungsi untuk menstabilkan sediaan sehingga zat
terdispersi dan zat pendispersi tidak pecah atau tidak memisah. Selain emulgator, ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi kestabilan sediaan, antara lain adalah
perbandingan optimum minyak dan air. Emulsi dengan minyak 2/3-3/4 bagian
meskipun disimpan lama tidak akan terpisah. Dan penambahan zat yang dapat membuat
viskositas meningkat. Selain itu, ada juga faktor lain yaitu gaya tolak-menolak karena
adanya lapisan ganda elektrik yang saling bertumpuklkan dengan muatan yang sama.
Adapun gaya tarik-menarik atau dapat disebut gaya Van der walss yang membuat
partikel-partikel koloid membentuk gumpalan dan mengendap.
Kelebihan dalam membuat sediaan emulsi adalah dapat dihasilkan sediaan yang
homogen, mudah untuk ditelan, serta menutupi rasa yang tidak enak pada sediaan obat.
Adapun kekurangan sediaan emulsi adalah takaran dosis kurang pasti atau teliti dan
stabilitas rendah apabila dibandingkan dengan tablet, dan kurang praktis.
Na-CMC dapat berfungsi sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel dan
sebagai pengemulsi. Na-CMC bekerja dengan cara yaitu Na-CMC akan terdispersi
dalam air dan butir-butir Na-CMC yang hidrofilik menyerap air sehingga menjadi
bengkak. Air yang sebelumnya dapat bergerak bebas dan berada di luar granula menjadi
tidak bebas lagi bergerak sehingga menyebabkan viskositas meningkat dan akan
memperlambat pengendapan yang disebabkan oleh adanya gaya gravitasi.
Dalam membuat sediaan emulsi I yang menggunakan tween, span, dan Na-CMC,
larutan yang dihasilkan sebelum penambahan Na-CMC tercampur dengan baik. Tetapi
saat ditambah Na-CMC, larutan menjadi tidak bercampur. Sedangkan emulsi II yang
hanya menggunakan Na-CMC, hasil larutannya adalah emulsi tidak menyatu atau pecah
antara minyak dan airnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan Na-CMC
yang digunakan rusak atau kurang baik dalam pembuatannya.

Anda mungkin juga menyukai