Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian ALT dan AKK pada ekstrak kental
daun salam dan sediaan suspense ekstrak daun salam. Dalam pengujian angka lempeng
total (ALT) hal yang diamati ialah pertumbuhan koloni bakteri sedangkan dalam
pengujian angka kapang khamir hal yang diamati adalah pertumbuhan kooni jamur,
baik dalam bentuk kapang ataupun khamir.

Sebelum melakukan pengujian, dilakukan sterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi


yang dilakukan adalah pembakaran secara langsung. Pembakaran secara langsung
menggunakan bunsen. Sterilisasi ini dapat disebut juga fiksasi. Fiksasi dilakukan
terhadap alat-alat yaitu objek glass, mulut tabung biakan, kapas, serta alat lain yang
diperlukan dalam pengujian. Cara fiksasi adalah dengan dilewatkan di atas titik api,
tetapi jangan terlalu dekat dengan api. Fiksasi dilakukan secara singkat, kecuali alat
yang terbuat dari logam seperti ose yang harus dipanaskan hingga berpijar. Secara
umum, fiksasi bertujuan untuk membunuh bakteri, merekatkan bakteri pada objek
glass, mencegah terjadinya otolisis sel, mengubah afinitas, dan melepaskan granula
protein menjadi gugusan reaktif (NH3).

Hal yang pertama kali dilakukan dalam praktikum kali ini adalah pengenceran
bertingkat terhadap sample yakni suspensi ekstrak dan eksrak kental daun salam.
Dalam pengenceran dilakukan pengenceran hingga 10-6. Pengenceran ini bertujuan
untuk mengurangi atau menurunkan konsentrasi dari suatu suspense bakteri.

Setelah dilakukan pengenceran secara bertingkat, dilakukan inokulasi sample


(suspense ekstrak daun salam dan ekstrak kental daun salam) terhadap media baru yaitu
media agar padat. Adapaun pemindahan suspensi bakteri ke media baru adalah dengan
metode penggoresan. Dalam memindahkan suspense bakteri ke media baru harus
dilakukan secara aseptis supaya menghindari pertumbuhan bakteri yang tidak
diinginkan pada media. Adapun media yang digunakan pada pengujian ALT adalah
MHA (Mueller Hinton Agar) ada media tersebut khusus untuk pertumbuhan bakteri
dengan komposisi yang ada didalamnya adalah pepton, kasein, pati, dan agar yang
dilarutkan pada aquadest. Sedangkan pada pengujian AKK, karena tujuannya untuk
melihat pertumbuhan jamur, maka media yang digunakannnya pun adalah SDA
(Sabouraud Dextrose Agar) karena pada media tersebut selektif untuk melihat
pertumbuhan jamur, adapun komposisi didalamnya adalah mycological peptone,
glukosa, agar dan dilarutkan dalam aquadest. Pada media agar MHA harus diberikan
anti jamur, karena tujuan sampel diinokulasi kedalam media agar MHA untuk melihat
pertumbuhan bakteri, bukan jamur.

Setelah dilakukan inokulasi suspense ekstrak daun salam dan ekstrak kental
daun salam kedalam media agar padat yaitu MHA dan SDA, media agar padat tersebut
diinkubasi. Tujuan dilakukannya inkubasi adalah agar bakteri dan jamur yang telah
diinokulasi pada media, mendapat suhu optimum untuk tumbuh dengan baik sehingga
nantinya didapatkan bakteri dan jamur yang diinginkan.

Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri dan jamur memiliki perbedaan. Suhu
optimum untuk menghasilkan pertumbuhan bakteri adalah 35℃ - 37℃, sedangkan
suhu optimum untuk menghasilkan pertumbuhan jamur adalah suhu ruang atau 20℃-
25℃.

Setiap organisme memiliki suhu optimum pertumbuhan. Pada suhu yang


rendah, waktu regenerasi akan meningkat dan memperlambat pertumbuhan sel
mikroba, sedangkan pada suhu yang tinggi akan mengakibatkan kematian dari mikroba.
Apabila inkubasi dilakukan pada suhu melebihi suhu maksimum, akan terjadi
denaturasi enzim dan protein sehingga metabolisme terhenti dan mikroba akan mati.

Selain perbedaan suhu optimum, waktu inkubasi antara bakteri dan jamur juga
memiliki perbedaan waktu inkubasi. Pada bakteri, dibutuhkan waktu 18-24 jam untuk
inkubasi, sedangkan jamur dibutuhkan waktu 2x24 jam untuk inkubasi. Perbedaan
waktu inkubasi antara jamur dan bakteri disebabkan oleh struktur sel dan waktu
regenerasi bakteri dan jamur yang berbeda. Bakteri mempunyai struktur sel yang lebih
sederhana dibandingkan jamur yang mempunyai struktur sel yang lebih rumit. Hal ini
berkaitan dengan waktu regenerasinya. Waktu regenerasi bakteri dan jamur pun
berbeda. Pada umumnya atau sebagian besar dari bakteri mempunyai waktu regenerasi
sekitar 20 sampai 120 menit, berbeda dengan jamur yang mempunyai waktu regenerasi
yang lebih lama dibandingkan bakteri. Waktu regenerasi kapang diperkirakan 4 sampai
8 jam dan waktu regenerasi khamir diperkirakan 6 sampai 15 jam.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengikubasi bakteri adalah selama 18-24 jam.
Alasannya adalah kemungkinan besar pada waktu tersebut, bakteri berada pada suatu
fase yang disebut fase eksponensial atau logaritmik. Fase eksponensial atau logaritmik
adalah waktu panen. Pada waktu tersebut atau setelah inkubasi selama 18-24 jam,
jumlah sel bakteri adalah jumlah terbanyak yang bisa mencapai 10 sampai 15 milyar sel
per mililiter.

Pada saat inkubasi, cawan harus disimpan secara terbalik, hal ini bertujuan agar
uap air yang terbentuk tidak jatuh kedalam media agar, yang jika uap air jatuh kedalam
media agar, akan menghasilkan pertumbuhan mikroorganisme yang tidak sesuai.

Tidak hanya media agar padat yang berisi suspense ekstrak dan ekstrak kental
saja yang diinkubasi, namun ada juga media agar padat tanpa suspense ekstrak dan
ekstrak kental yang diinkubasi atau biasa disebut dengan blanko. Tujuan dibuatnya
blanko adalah sebagai pembanding dan untuk memastikan media yang digunakan
terdapat kontaminasi atau tidak. Pada praktikum ini, didapatkan hasil blanko yang
terdapat jamur didalamnya, hal ini menunjukan bahwa media yang digunakan pada
praktikum ini mengandung kontaminasi.

Setelah dilakukan inkubasi, dilakukan penghitungan jumlah bakteri pada media


agar MHA untuk bisa diketahui angka lempeng totalnya. Dan dilakukan penghitungan
jumlah jamur pada media agar SDA untuk bisa diketahui angka kapang khamirnya.

Anda mungkin juga menyukai