PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil suatu penelitian di Amerika Serikat hanya 60% dokter ahli
paru dan alergi yang memahami panduan tentang asma dengan baik, sedangkan
dokter lainnya 20%-40%. Tidak mengherankan bila tatalaksana asma belum
sesuai dengan yang diharapkan. Di lapangan masih banyak dijumpai pemakaian
obat anti asma yang kurang tepat dan masih tingginya kunjungan pasien ke unit
gawat darurat, perawatan inap, bahkan perawatan intensif.2 4 7
Studi di Asia Pasifik baru-baru ini menunjukkan bahwa tingkat tidak masuk
kerja akibat asma jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Amerika Serikat dan
Eropa. Hampir separuh dari seluruh pasien asma pernah dirawat di rumah sakit
dan melakukan kunjungan ke bagian gawat darurat setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan manajemen dan pengobatan asma yang masih jauh dari pedoman yang
direkomendasikan Global Initiative for Asthma (GINA). Dengan melihat kondisi
dan kecenderungan asma secara global, GINA pada kongres asma sedunia di
Barcelona tahun 1998 menetapkan tanggal 7 Mei 1998 sebagai Hari Asma
27
Sedunia untuk pertama kalinya.
3
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F
Umur : 9 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Anoa I No. 161
Agama : Islam
Tanggal masuk : 31 Oktober 2016
Tempat Pemeriksaan : Ruang Nuri Atas RSAP
II.ANAMNESIS
Keluhan utama :Sesak nafas
Pasien anak perempuan usia 3 tahun 2 bulan masuk ke RSUD Undata dengan
keluhan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Sesak
dirasakan pertama kali pada siang hari ketika sedang beraktifitas, Pasien lebih
menyukai untuk duduk, untuk mengurangi sesak nafas yang dialami, sensasi
seperti rasa dada tertekan. Biasanya Sesak nafas timbul pada saat pasien
merasa terlalu capek. terakhir kali pasien mengalami sesak napas pada 7
bulan yang lalu. Sesak nafas tidak dialami setiap bulan, dimana sesak nafas
dialami sudah 2 kali selama 1 tahun ini dan jarak antara sesak sekitar 7 bulan.
Pasien juga mengeluhkan batuk berlendir sejak 3 hari lalu, tidak disertai
dengan flu.
Pasien tidak Demam dan tidak ada riwayat kejang, tidak mengalami mual dan
muntah, buang air kecil lancar dan buang air besar biasa.
Riwayat sosial-ekonomi :
Menengah
Riwayat Kehamilan dan persalinan :
Pasien lahir normal dirumah sakit dibantu oleh dokter, BBL 3400 g,
PB 49 cm, pasien anak pertama dari dua bersaudara. Pada saat kehamilan ibu
pasien kontrol kedokter sebanyak 4 kali.
10. Toraks
a. Dinding dada/paru :
Inspeksi : Retraksi dinding dada,
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Bronchovesikular+/+, Rhonki (-/-), Wheezing (+/+)
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
Perkusi :
Batas jantung kanan : pada SIC V linea Parasternal
dextra
Batas jantung kiri : pada SIC V linea midclavicula
sinistra
7
V. RESUME
Pasien anak perempuan usia 3 tahun 2 bulan masuk ke RSUD Undata
dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 hari yang lalu.
Sesak dirasakan pertama kali pada siang hari ketika sedang beraktifitas,
Pasien lebih menyukai untuk duduk dibandingkan dengan berbaring untuk
mengurangi sesak nafas yang dialami, sensasi seperti rasa dada tertekan.
Biasanya Sesak nafas timbul pada saat pasien merasa terlalu capek. terakhir
kali pasien mengalami sesak napas pada 7 bulan yang lalu. Sesak nafas tidak
8
dialami setiap bulan, dimana sesak nafas dialami sudah 2 kali selama 1 tahun
ini dan jarak antara sesak sekitar 7 bulan. Pasien juga mengeluhkan batuk
berlendir sejak 3 hari lalu, tidak disertai dengan flu.
Pasien tidak Demam dan tidak ada riwayat kejang, tidak mengalami mual
dan muntah, buang air kecil lancar dan buang air besar biasa.
VII. TERAPI
- O2 2 LPM
- IVFD RL 8 gtt/m
- Inj. Dexametasone 3 x 2 mg.
- Nebulizer 2 agonist (salbutamol nebule 2.5 mg )
- ambroxol 5,5 mg
- Salbutamol 1 mg 3x1
VIII. ANJURAN
- Spirometri
IX. FOLLOW UP
Tanggal : 15-07- 2016
Subjek (S) : Sesak (-), Batuk(+), lendir (+), sianosis (-),
Objek (O) :
Tanda Vital
- Denyut Nadi : 88 kali/menit
- Respirasi : 28 kali/menit
- Suhu : 36,50C
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
9
- IVFD RL 8 gtt/m
- Inj. Dexametasone 3 x 2 mg.
- Ambroxol 5,5 mg
- Salbutamol 1 mg 3x1
DISKUSI
Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan napas yang luas
namun bervariasi, yang paling tidak sebagian bersifat reversibel baik secara
spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi ini juga berhubungan dengan
hiperaktivitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan.
ANAMNESIS
Keluhan mengi dan atau batuk berulang merupakan manifestasi klinis yang
diterima luas sebagai titik awal diagnosis asma. Gejala respiratori asma berupa
kombinasi dari batuk, wheezing, sesak nafas, rasa dada tertekan, produksi sputum.
Gejala dengan karakteristik yang khas diperlukan untuk menegakan diagnosis
asma. Karakteristik yang mengarah ke asma adalah gejala timbul secara episodic
atau berulang. Gejala timbul misalnya ada faktor pencetus misalny airitan, asap
obat nyamuk, udara dingin, makanan dan minuman dingin, aktifitas fisik.
Seringkali ada riwayat alergi pada pasien dan keluarganya. Biasanya gejala juga
dapat lebih berat pada malam hari. Dari hasil Anamnesis terhadap
pasien :pasien datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1
hari. Sesak dirasakan pertama kali pada malam hari dan pasien mengeluhkan
11
susah tidur. Sesak nafas timbul pada saat pasien merasa terlalu capek dan juga
meminum air dingin. Sesak nafas tidak dialami setiap bulan, dimana sesak
nafas dialami sudah 2 kali selama 1 tahun ini dan jarak antara sesak sekitar 7
bulan. Pasien juga mengeluhkan adanya batuk berlendir (+), orang tua pasien
mengalami alergi seafood
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik pasien dalam keadaan sedang bergejala batuk atau sesak
dapat terdengar wheezing, baik yang terdengar langsung atau yang terdengar
dengan stetoskop. Perlu dicari gejala lain alergi pada pasien seperti dermatitis
atopik atau rinitis alergi. Dari Pemeriksaan fisik yang dilakukan, didapatkan pada
pemeriksaan thorax terdengar suara nafas tambahan wheezing (+)
Pemeriksaan penunjang
Tujuan tata laksana asma adalah terkendalinya asma anak secara umum untuk
mencapai kendali asma sehingga menjamin tercapainya potensi tumbuh kembang
anak secara optimal. Secara lebih rinci, tujuan yang ingin dicapai adalah :
Serangan
Serangan
ringansedang
1. Aktivitas pasien berjalan normal, termasuk bermain dan Serangan
berolahragaberat
(nebulisasi 1-3x, respons baik, gejala hilang) (nebulisasi 1-3x, respons parsial) (nebulisasi 3x, respons buruk)
2. Gejala tidak timbul pada siang maupun malam hari
observasi 2 jam Berikan oksigen(3)
sejak awal berikan O2 saat / di luar nebulisasi
jika efek
Nilai
bertahan,
3. Kebutuhan
kembali boleh
derajatpulang
obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan
serangan, jika sesuai dgn serangan sedang, observasipasang di Ruangjalur Rawat Sehari/observasi
parenteral
jika gejala timbul lagi,4. perlakukan
Efek samping
sebagaiobat dapat
serangan
Pasang
nilai dicegah
sedang
ulangjalur untukjikatidak
parenteral
klinisnya, atau
sesuai sesedikit
dengan seranganmungkin
berat, rawat di Ruang Ra
1 6
terjadi, terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
foto Rontgen toraks
Apabila tujuan ini belum tercapai maka tata laksananya perlu dievaluasi kembali
tatan:
a menurut penilaian serangannya berat, nebulisasi cukup 1x langsung dengan -agonis + antikolinergik
a terdapat tanda ancaman henti napas segera ke Ruang Rawat Intensif
a tidak ada alatnya, nebulisasi dapat diganti dengan adrenalin subkutan 0,01ml/kgBB/kali maksimal 0,3ml/kali
tuk serangan sedang dan terutama berat, oksigen 2-4 L/menit diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi
14
DAFTAR PUSTAKA