A DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMIA DI BANGSAL MELATI
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Disusun oleh :
1. Shezha Nurhaliza(A02020057)
2. Zahrotul Asfia(A02020071)
3. Wahyu Dwi P N(A02020077)
4. Anita Silviah (A02020079)
B. Etiologi
Etiologi demam thypoid adalah salmonella thypi (S.thypi) 90 % dan
salmonellaparathypi (S. Parathypi Adan B serta C). Bakteri ini berbentuk batang,
gram negatif, mempunyai flagela, dapat hidup dalamair, sampah dan debu. Namun
bakteri ini dapat mati dengan pemanasan suhu 600 selama 15- 20 menit. Akibat
infeksi oleh salmonellathypi, pasien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
1. AglutininO (antigen somatik) yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal
dari tubuh kuman).
2. AglutininH (antigen flagela) yang dibuat karena rangsangan antigenH (berasal
dari flagel kuman).
3. AglutininVi (envelope) terletak pada kapsul yang dibuat karena rangsangan
antigenVi (berasal dari simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutininO dan jugaH yang ditentukan titernya
untuk diagnosa, makin tinggi titernya makinbesar pasien menderita tifoid. (Aru W.
Sudoyo. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 2009. Ed V.Jilid III
C. Patofisiologi
Bakteri Salmonellatyphi bersama makanan atau minuman masuk kedalam
tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam (pH<2)
banyak bakteri yang mati. Keadaan-keadaan seperti aklorhidiria, gastrektomi,
pengobatan dengan antagonis reseptor histamin H2, inhibitor pompaproton /antasida
dalam jumlah besar, akan mengurangi dosis infeksi. Bakteri yang masih hidup akan
mencapai usus halus. Di usus halus, bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan juga
kemudian menginvasi mukosa dan menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan
jejunum. Sel-selM, selepitel khusus yang melapisi Peyer’s patch, merupakan tempat
internalisasi Salmonellatyphi. Bakteri mencapai folikel limfe usus halus, mengikuti
aliran kekelenjar limfe mesenterika bahkan ada yang melewati sirkulasi sistemik
sampai kejaringan RES di organ hati dan limpa. Salmonella typhi mengalami
multiplikasi di dalam sel fagosit mononuklear didalam folikel limfe, kelenjarlimfe
mesenterika, hati dan limfe (Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar
Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI)
D. Pathway
Basil salmonella
tyhosa
Menginfeksi
saluran Demam Hipertemi
Tifus abdominalis
Mual, nafsu
makan Diserap usus Tukak di Nyeri
menurun halus usus
Skema 2.1
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit
normal. Leukositosis dapatterjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
sembuh. Peningkatan SGOT dan juga SGPT ini tidak memerlukan penanganan
khusus
3. Pemeriksaan uji widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri
salmonella typhi. Ujiwidal dimaksudkan untuk menentukan adanya agglutinin
dalam serum penderita demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella
typhi maka penderita membuatantibody (agglutinin)
4. Kultur
a. Kulturdarah : bisa positif pada minggu pertama
b. Kultururine : bisa positif pada akhir minggu kedua
c. Kulturfeses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
G. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Anti Biotik (Membunuh KUman)
- Klorampenicol
- Amoxicillin
- Kotrimoxason
- Ceftriaxon
- Cefixim
2. keperawatan
a. Observasi dan pengobatan
- Pasien harus tirah baring absolute sampai 7hari bebas demam atau kurang
lebih dari selam 14hari. MAksud tirah baring adalah untuk mencegah
terjadinya komplikasi perforasi usus.
- Mobilisasi bertahap bila tidak panas,sesuai dengan pulihnya kekuatan
pasien.
- Pasien dengan kesadarannya yang menurun,posisi tubuhnya harus diubah
pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia dan
juga dekubitus.
- Defekasi dan buang airkecil perlu diperhatikan karena kadang-kadang
terjadi konstipasi dan diare.
3. Diet
a. Diet yang sesuaicukup kalori dan tinggi protein.
b. Pada penderita yang akutdapat diberi bubur saring
c. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2hari lalu nasi tim
d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama
7hari (Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC).
H. Diagnosa
1. Hipertermia adalah suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
a. Penyebab
Dehidrasi
Terpapar lingkungan panas
Proses penyakit
Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
Peningkatan laju metabolisme
Respon trauma
Aktivitas berlebihan
Penggunaan inkubator
b. Batasan karakteristik
Suhu tubuh diatas nilai normal
Kulit merah
Kejang
Takikardi
Takipnea
Kulit terasa hangat
2. Defisit Nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhanmetabolisme
a. Penyebab
Ketidakmampuan menelan makanan
Ketidakmampuan mencerna makanan
Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
Peningkatan kebutuhan metabolisme
Faktor ekonomis
Faktor psikologis (mis, stres, keenganan untuk makan)
b. Batasan karakteristik
Berat badan menurun 10% dibawah rentang ideal
Bising usus hiperaktif
Membaan mukosa pucat
Diare
Nafsu makan menurun
Kram/ nyeri abdomen
3. intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari – hari
a. Penyebab
Kelehamahan
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Tirah baring
Imobilitas
Gaya hidup monoton
b. Batasan karakteristik
Dipsnea saat/setelah beraktivitas
Merasa lelah
Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
Sianosis
4. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berinteraksi ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
a. Penyebab
Agen pencedera fisiologis (mis,inflamasi,iskemia,neoplasma)
Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
Agen pencedera fisik (mis.
abses,amputasi,terbakar,terpotong,mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma)
b. Batasan karakteristik
Tampak meringis
Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Sulit tidur
Tekanan darah meningkat
Pola napas berubah
Nafsu makan berubah
5. Resiko hipovolemia adalah beresiko menglami penurunan volume cairan
intravaskular, interssisial, dan intraseluler
a. Penyebab
Kehilangan cairan secara aktif
Gangguan absorbsi cairan
Usia lanjut
Kelebihan berta badan
Kekurangan intake cairan
Evaporasi
b. Batasan karakterisktik
Trauma
Perdarahan
Luka bakar
AIDS
Muntah
Diare
I. Intervensi
No Diagnosa SIKI
1 Hipertermi b.d proses Manajemen hipertemia (I. 15506)
penyakit
Observasi
hipertermia Terapeutik
5. Berikan oksigen
aspirin Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
0bservasi
Terapeutik
4. Berikan oksigen
Edukasi
Kolaborasi
No Diagnosa SIKI
2 Defisit nutrisi b.d Manajemen nutrisi (I. 03119)
faktor psikologis
Observasi
Terapeutik
No Diagnosa SIKI
3 Intoleransi aktivitas Manajemen energy
b.d kelemahan Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan
2. Kelelahan
3. Monitor kelelahan fisik dan emosional
4. Monitor pola jam tidur
5. Monitor lokasi dan ketidaknyaman an
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus
2. Lakukan rentang gerak pasif dan aktif
3. Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
Kriteria hasil
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Kecepatan berjalan 1 2 3 4 5
Jarak berjalan 1 2 3 4 5
Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5
bagian bawah
Mening Cukup Sedang Cukup Meningkat
kat meningk meningkat
at
Keluhan lelah 1 2 3 4 5
Dispnea saat 1 2 3 4 5
berkativitas
Dispnea setelah 1 2 3 4 5
berktivitas
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
No Diagnosa SIKI
4 Nyeri akut b.d agen Manajemen nyeri (I.08238)
pencedera fisiologis Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verba
4. Identifikasi faktor yang memperberat yang
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas nyeri
6. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik nonfrmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.terapi musik, terapi pijat, teknik
imajinasi terbimbing
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis.suhu ruangan, pencehayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskn strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Kriteria hasil
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Perasaan depresi 1 2 3 4 5
Perasaaan takut 1 2 3 4 5
mengalami cedera
berulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasa 1 2 3 4 5
tertekan
Uterus teraba 1 2 3 4 5
membulat
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Proses berfikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
No Diagnosa SIKI
5 Resiko hipovolemia Manajemen hipovolemia (I. 03116)
b.d kekurangan intake
Observasi
cairan
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
Terapeutik
Kolaborasi
Kriteria hasil
K. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah terakir dalam asuhan keperawatan,
evaluasi dilakuakan dengan pendekatan SOAP ( data subjektif, data
objektif, analisa, planning ). Dalam evaluasi ini dapat ditentukan sejauh
mana keberhasilan rencana tindakan keperawatan yang harus
dimodifikasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama Pengkaji : Shezha Nurhaliza
Tanggal Masuk RS : Selasa,21 Juni 2022 pukul 17.00 WIB
Tanggal Pengkajian : Rabu, 22 Juni 2022 pukul 08.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Melati
Sumber Data : Rekam Medik, Anamnesa Pasien dan Keluarganya
1. RIWAYAT KESEHATAN
A. Identitas Klien
Nama : An. A
Alamat : Bocor ,Kebumen
Tempat tanggal lahir / usia : Kebumen, 08-12-2004/17 tahun 6 bln
Suku : Jawa
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Diagnosa medis : Thypoid fever
B. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.W
Alamat : rt01/rw02 Bocor Kebumen
Usia : 44 tahun
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Ibu kandung
C. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan pasien mengalami demam sejak 5 hari lalu hingga
menggigil
Ayah
Nama : Tn. T
Umur : 45 tahun
Bangsa : Indonesia
F. Riwayat kelahiran
Usia kehamilan : 38 minggu
Persalinan : Spontan
Menangis : ya
Berat badan : - , panjang badan :-
Riwayat kuning: tidak
H. Alergi
Reaksi tak umum terhadap makanan, obat, binatang, tanaman, atau produk rumah
tangga : tidak ada
I. Genogram
Ket :
: Menikah : Laki-laki
: Pasien : Perempuan
5 Campak 19 bulan,6tahun
6 BCG 0 Bulan
7 Vaksin covid 2x
Kekambuhan reaksi :-
L. Kebutuhan cairan
Berat badan An.A = 53 kg
10kg x 100 = 1000
10kg x 50 = 500
33kg x 20 = 660
+
Kebutuhan cairan An.A = 12.600 liter/hari
N. Pemeriksaan fisik
1. TTV TD: 102/65 mmHg N: 91 x/menit, S: 38,3 oC, RR: 22x/menit, Spo2:
97%
Kesadaran: compos mentis GCS 15 (E4 V5 M6)
2. Antropometri
Lingkar lengan : 18cm, lingkar dada : 130 cm
3. Kepala
a. Inspeksi : bentuk kepala simetris
b. Palpasi : tidak teraba adanya benjolan, tidak adanya nyeri tekan,
fontanel kepala teraba cekung
4. Mata
a. Inspeksi : mata simetris kanan dan kiri, mata tampak bersih,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, mata
cekung
b. Palpasi : tidak adanya nyeri tekan
5. Hidung
tidak ada benjolan, hidung tampak bersih
6. Mulut
Mukosa bibir kering, lidah agak putih, bibir pucat
7. Telinga
a. Inspeksi : telinga sejajar, bersih, tidak tampak serumen
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan sekitar telinga dan mastoid
8. Leher
a. Inspeksi : leher normal, tidak ada benjolan
b. Palpasi : Tidak ada deviasi trakhea, tidak ada bendungan vena
juguralis, tidak ada pembesaran arteri carotis, tidak ada nyeri tekan
9. Thorax
a. Inspeksi : bentuk dada simetris kanan kiri
b. Palpasi : puting di IC 4
1) Paru-paru
Inspeksi : RR: 22x/menit
Palpasi : Ekspansi dada/paru simetris, taktil fremitus
simetris
Perkusi : Bunyi paru ronki
Auskultasi : Vesikuler diseluruh lapang paru
2) Jantung
Inspeksi : tidak tampak adanya ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis teraba di IC 4, 2cm dari mid
clavicular sinistra
Perkusi : area jantung pekak
Auskultasi : Irama regular, tidak ada mur mur, tidak ada
bunyi tambahan
10. Abdomen
a. Inspeksi : Kulit perut tampak pucat,
b. Auskultasi : Bising usus 20x/menit
c. Palpasi : tidak adanya nyeri tekan, tidak adaya pembesaran hati dan
limfe. Turgor kulit <3 detik
d. Perkusi : Timpani diseluruh region abdomen
11. Genetalia
Berjenis kelamin perempuan, organ reproduksi luar normal, meatus uretra
ditengah
12. Ekstremitas dan kulit
a. Inspeksi : Tangan kanan terpasang infus, sama anatomis, kuku putih
pucat, kulit tampak kehitaman dan kering .
b. Palpasi : Akral hangat, CRT lambat > 3 detik, nadi teraba normal
13. Sirkulasi
Tidak ada sianosis, irama nada regular, akral hangat, CRT >3
14. Gastrointestinal
Muntah ketika diberi makan
15. Eliminasi
Defekasi
Pengeluaran melalui anus
Karakteristik feses normal
Urine
Pengeluaran spontan
Tidak ada kelainan
16. Muskuloskeletal
Tidak ada kelainan tulang
Gerakan anak terbatas tidak ada
17. Gangguan neurologi tidak ada
O. Skrining nyeri
Tidak ada rasa nyeri
P. Skrining gizi
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 53 kg
Skrining Gizi Anak Usia 1 – 18 tahun ( modifikasi strong-kids)
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah pasien memilik status Tidak (1) Ya (0)
nutrisi kurang atau buruk secara
klinis?
( anak kurus/sangat kurus, mata
cekung, wajah tampak tua,
edema, rambut tipis dan jarang,
otot lengan dan paha tipis, iga
gambang, perut kempes, bokong
tipis, dan kisut)
2 Apakah terdapat penurunan Tidak (0) Ya (1)
berat badan selama 1 bulan
terakhir ?
Atau
Untuk bayi<1 tahun berat badan
tidak naik selama 3 bulan
terakhir?
Jika pasien menjawab tidak tahu,
dianggap jawaban “ya”
3 Apakah terdapat SALAH SATU Tidak (1) Ya (0)
dari kondisi berikut ?
Diare profuse (>5x/hari)
dan atau muntah
).3x/hari)
Asupan makan
berkurang selama
1 minggu terakhir
4 Apakah terdapat penyakit dasar Tidak (1) Ya (0)
atau keadaan yang
mengakibatkan pasien beresiko
mengalami malnutrisi (lihat
tabel di bawah) ?
Total skor 3 (tidak berisiko 1
malnutrisi)
Q. Status Fungsional
Nilai
Parameter Kriteria Skor Skor
Dibawah
Umur 3 tahun 4 1
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
>13tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2 1
Perempuan 1
Diagnosis Gangguan Neurologis 4
Perubahan dalam oksigenisasi (masalah saluran nafas, 3 3
dehidrasi, anemia, anorexia, sinkop, sakit kepala dll)
2
Kelainan psikis/perilaku
Diagnosis
lain 1
Gangguan
kognitif Tidak sadar terhadap keterbatasan 3 1
Lupa
keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1
Faktor
lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi/ anak 4
Pasien menggunakan alat bantu atau box/ mebel 3
Pasien berada di tempat tidur 2
2
Pasien diluar ruang rawat 1
Dalam 24
Respon terhadap jam 3
Dalam 48
operasi/’ obat jam 2
1
penenang/efek >48 jam 1
Anasthesi
Diff count
Eosinofil 6.70 % 1–5
Basofil 0.40 % 0–1
Neutrofil 34.50 % 50 – 70
Limfosit 46.70 % 25 – 70
Monosit 11.70 % 1 – 11
Absolut Neutrofil 1.60 10^3/ul 1.80 – 8.00
Count 2.16 10^3/ul 0.9 – 5.2
Absolut Limfosit
Count 0.74
Neutrofil Limfosit
Count
Kimia Klinik
mg/dL 80 – 110
Gula darah sewaktu 76
Widal
S.TYPHI O Positf 1/160 Negatif
ANALISIS DATA
No Data Problem Etiologi
1 DS: Hipertermi Proses penyakit
- Ibu pasien mengatakan
ankanya demam sejak 5 hari
yang lalu
- Ibu pasien mengatakan panas
anaknya naik turun
DO:
- Suhu pasien 38oC
- Akral pasien teraba hangat
2 DS: Intoleransi Kelemahan
- Pasien mengatakan merasa aktivitas
lemas
- Pasien mengatakan pusing
saat berjalan
DO:
- Pasien tampak lemas
- Pucat
- TD : 82/56 mmHg
- N: 130x/menit
- Spo2: 97%
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/jam No Kriteria hasil Intervensi
Dx
22 Juni I Setelah dilakukan tindakan 3x8jam Manajemen hipertermi
2022 diharapkan Hipertermi b.d Proses (L.15506)
penyakit dapat membaik dengan Observasi
kriteria hasil - Identifikasi penyebab
Indikator Awal Akhir hipertermi
Suhu tubuh 2 5 - Monitor suhu tubuh
Kulit merah 3 5 - Monitor komplikasi akibat
Akral 2 5 hipertermi
Pola tidur 3 5 Terapeutik
Keterangan: - Sediakan lingkungan yang
1= memburuk dingin
2= cukup memburuk - Berikan cairan oral
3= sedang Edukasi
4= cukup membaik - Anjurkan tirah baring
5= membaik Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan intravena
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
14.30 WIB
- Monitor keadaan pasien
- DS : Pasien mengatakan
demamnya naik turun
16.00 WIB
- Pemberian obat sesuai
program paracetamol 500mg, - DO : Pasien meneria obat
dan menggingatkan ibu pasien dan meminum obat sesuai
untuk memberikan obat yang dosis yang diberikan
diminum sucralfate dan
16.30 WIB ambrpxol.
09.30 WIB
- Memonitor asupan makanan - DS : pasien mengatakan
sudah tidah mual muntah
untuk makan porsi masih
sekitar 4 – 5 suapan.
12.00 WIB
- Menanyakan kondisi pasien - DS : pasien mengatakan
masih lemas dan badannya
anget lagi
16.00 WIB
- Pemberian obat sesuai
program paracetamol 500mg, - DO : Pasien meneria obat
dan menggingatkan ibu pasien dan meminum obat sesuai
untuk memberikan obat yang dosis yang diberikan
diminum sucralfate, cetirizine
20.30 WIB dan ambrpxol.
12.00 WIB
- Memonitor keadaan pasien - DS : pasien mengatakan
- Monitor keadaan KU demamnya masih naik
turun,batuk,mual, pusing dan
lemas. KU cukup
- DO : TD : 100/57 mmHg N :
90x/mnt S : 37 C RR :
20x/mnt SPO2 : 99%
13.00 WIB
- Monitor asupan makan - DS : Pasien mengatakan bila
abis makan rasanya mual
dan baru masuk 3 – 4 suapan
16.00 WIB
- Pemberian obat sesuai - DO : pasien menerima obat
program paracetamol 500mg, dan meminumnya
dan menggingatkan ibu pasien
untuk memberikan obat yang
diminum sucralfate,dan
ambrpxol
20.15 WIB
- Mengganti cairan infus - DO : pasien sedang istirahat
asering 20 tom
23.00 WIB
- Pemberian obat sesuai progam - DO : pasien menerima obat
Paracetamol 500mg melalui dan meminumnya lalu
IV, ceftriaxone 1gr melalui IV melanjutkan
, ranitidine 50mg melalui IV, tidurnya/istirahatnya
dan mengingatkan untuk
meminum sucralfate,
cetirizine dan ambroxol.
EVALUASI KEPERAWATAN
TGL/JAM NO SOAP TTD%
DP NAMA
Rabu, 22 juni I S: Kelompok
2022 - ibu pasien mengatakan anaknya demam sejak 2
5 hari sampe menggigil
- ibu pasien mengatakan pasien mual muntah
setelah makan
O:
- Monitor tanda – tanda vital
TD : 102/65 mmHg
N : 91 x/mnt
RR: 22x/mnt
S : 38,3 C
- KU cukup
A:
- Masalah hipertermia belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
1. membeikan obat paracetamol
2. kompres dengan air anget
3. menganjurkan keluarga pasien untuk
menyuruh anaknya minum dan makan
Rabu ,22 juni II S: Kelompok
2022 - ibu pasien mengatakan anaknya masih 2
tiduran dan blum beraktifitas karena pusing
dan mual
O:
- Klien tampak masih lemas
- Klien dalam beraktivitas masih di bantu
ibunya
A:
- masalah toleransi aktivitas belum teratasi
P:
- lanjutkan intervensi
1. mengidentifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan
emosional
5. menganjurkan melakukan aktifitas
secara bertahap
Kamis,23 juni I S: Kelompok
2022 - ibu pasien mengatakan suhu badan anaknya 2
naik turun
O:
- Kulit/ tubuh pasien hangat
- Monitor tanda – tanda vital
TD : 102/65 mmHg
N : 91x/mnt
S : 37 C
RR : 22x/mnt
Spo : 97 %
A:
- Masalah hipertermia sedikit teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. membeikan obat paracetamol
2. kompres dengan air anget
3. jaga suhu lingkungan pasien agar pasien
nayam dan tidak mengngaruhi tubuh pasien
Kamis,23 II S: Kelompok
juni2022 - Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa 2
beraktifitas secara bertahap tetapi untuk
duduk tidak bisa lama
O:
- Klien tampak masih lemas
- Klien dalam beraktivitas masih di bantu
ibunya
A:
- masalah toleransi aktivitas belum teratasi
P:
- lanjutkan intervensi
1. mengidentifikasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan
emosional
3. menganjurkan melakukan aktifitas secara
bertahap
Jumat, 24 juni I S: Kelompok
2022 - klien mengatakan demamnya naik turun 2
O:
- klien tampak sudah tidak pucat lagi
- kulit tubuh sedikit hangat
- monitor tanda tanda vital
TD : 126/66 mmHg
S : 36,6 C
N : 95
RR : 22x/mnt
Spo2 : 98%
A:
- masalah hipertermia belum teratasi
P:
lanjutkan intervensi
- membeikan obat paracetamol
- kompres dengan air anget
- jaga suhu lingkungan pasien agar pasien
nayam dan tidak mengngaruhi tubuh pasien
- pantau asupan makan dan minum
Jumat , 24 juni II S: Kelompok
2022 - klien mengatakan sudah mulai berjalan, 2
sekarang sudah bisa duduk lebih lama dan
masih sedikit lemas
O:
- Lemes berkurang
- Sudah tidak pucat
A:
- Maslah toleransi aktivitas sudah teratasi
P:
- Hentikan intervensi