A DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA
DIAGNOSA MEDIS ASMA BRONKIAL DI BANGSAL MELATI RSUD DR.
SOEDIRMAN KEBUMEN
Disusun oleh :
SHEZHA NURHALIZA
A02020057
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
B. Etiologi
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkaan faktor autonom,
imunologis, infeksi, endokrin dan psikologis dalam berbagai tingkat pada berbagai
individu. Pengendalian diameter jalan napas dapat dipandang sebagai suatu
keseimbangan gaya neural dan humoral. Aktivitas bronkokonstriktor neural diperantarai
oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom. Ujung sensoris vagus pada epitel jalan
napas, disebut reseptor batu atau iritan, tergantung pada lokasinya, mencetuskan refleks
arkus cabang aferens, yang pada ujung eferens merangsang kontraksi otot polos bronkus.
1) Faktor imunologis
Pada beberapa penderita yang disebut asma ekstrinsik atau alergik, eksaserbasi terjadi
setelah pemaparan terhadap faktor lingkungan seperti debu rumah, tepungsari, dan
ketombe. Bentuk asma adanya instrinsik dan ekstrinsik. Perbedaan intrinsik dan
ekstrinsik mungkun pada hal buatan (artifisial), karena dasar imun pada jejas mukosa
akibat mediator pada kedua kelompok tersebut. Asma ekstrinsikmungkin dihubungkan
dengan lebih mudahnya mengenali. rangsangan pelepasan mediator daripada asma
instrinsik.
2) Faktor endokrin
Asma dapat lebih buruk dalam hubungannya dengan kehamilan dan menstruasi, terutama
premenstruasi, atau dapat timbul pada saat wanita menopause. Asma membaik pada
beberapa anak saat pubertas.
3) Faktor psikologis
Faktor emosi dapat memicu gejala-gejala pada beberapa anak dan dewasa yang
berpenyakit asma, tetapi “penyimpangan” emosional atau sifat-sifat perilaku yang
dijumpai pad anak asma tidak lebih sering daripada anak dengan penyakit cacat kronis
yang lain.(Nelson, 2013).
C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis yang dapat ditemui pada pasien asma menurut Halim
Danokusumo (2000) dalam Padila (2015) diantaranya ialah :
a. Stadium Dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
3) Wheezing belum ada
4) Belum ada kelainan bentuk thorak
5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE
6) BGA belum patologis
Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan:
1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
2) Wheezing
3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
4) Penurunan tekanan parsial O2
b. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
2) Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit dikeluarkan
4) Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)
5) Thorak seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot stenorkleidomastoideus
7) Sianosis
8) BGA Pa O2 kurang dari 80%
9) Terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kiri dan kanan pada Rongen
paru
10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik.
D. Patifisiologi
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan napas dan hiperaktif
dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain. Bahan iritasi atau allergen otot-
otot bronkus menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau Ig
E) dengan adanya alergi. Ig E muncul pada reseptor sel mast yang menyebabkan
pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya yang akan memberikan gejala asma.
Respon asma terjadi dalam tiga tahap: pertama tahap immediate yang ditandai dengan
bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed di mana bronkokonstriksi dapat berulang
dalam 4-6 jam, tahap late ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan napas
beberapa minggu/bulan. Selama serangan asma, bronkiolus menjadi meradang dan
peningkatan sekresi mukus. Keadaan ini menyebabkan lumen jalan napas menjadi
bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan napas dan menimbulkan distres
pernapasan (Marni, 2014).
Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukar untuk ekshalasi
karena ada edema jalan napas. Kondisi seperti ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli
dan terjadi perubahan pertukaran gas. Jalan napas menjadi obstruksi yang kemudian
tidak adekuat ventilasi dan saturasi oksigennya, sehingga terjadi penurunan PaO2
(hipoksia), selama serangan karbondioksida tertahan dengan meningkatnya resistensi
jalan napas selama ekspirasi, dan menyebabkan asidosis respiratorik dan hiperkapnea.
Kemudian sistem pernapasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan
pernapasan (takipnea), yang bisa menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan
kadar karbondioksida dalam darah yang disebut sebagai hipokapnea (Suriadi dan
Yuliani, 2010: 14 dikutip dari Marni, 2014).
E. Pathway
(Brunner&Suddarth,2002)
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Padila (2015) yaitu :
a. Spirometri ,Untuk mengkaji jumlah udara yang dinspirasi
b. Uji provokasi bronkus
c. Pemeriksaan sputum
d. Pemeriksaan cosinofit total
e. Pemeriksaan tes kulit, dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen
yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g. Foto thorak untuk mengetahui adanya pembengkakan, adanya penyempitan
bronkus dan adanya sumbatan
h. Analisa gas darah, Untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan
dengan oksigenasi.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu :
Non farmakologi, tujuan dari terapi asma :
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
b. Mencegah kekambuhan
c. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
d. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk
melakukan exercise
e. Menghindari efek samping obat asma
f. Mencegah obstruksi jalan nafas
a. Bronchodilator
Adrenalin, epedrin, terbutallin, fenotirol
b. Antikolinergin
Iptropiem bromid (atrovont)
c. Kortikosteroid
Predrison, hidrokortison, orodexon.
d. Mukolitin
BPH, OBH, bisolvon, mucapoel dan banyak minum air putih.
H. Pengkajian
Pengkajian pada anak Asma Bronkial adalah sebagai berikut:
1. Identitas Klien
Pengkajian mengenai nama, umur, dan jenis kelamin perlu dilakukan pada klien
dengan asma. Serangan asma pada usia dini memberikan implikasi bahwa sangat
mungkin terdapat status atopik. Tempat tinggal menggambarkan kondisi lingkungan
tempat klien berada. Berdasarkan alamat tersebut, dapat diketahui pula faktor yang
memungkinkan menjadi pencetus serangan asma. Asma merupakan salah satu penyakit
saluran napas yang banyak dijumpai pada anak-anak maupun dewasa (Dahlan, 2014).
Penyakit asma bisa menyerang siapa saja, kapan saja, etnis manapun, baik laki-laki
maupun perempuan tanpa terkecuali. Hasil survey pada anak sekolah di Indonesia
menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (usia 6 sampai 12 tahun) berkisar antara
3,7-6,4% (Rengganis, 2008 dikutip dari Marni, 2014).
1. Keluhan Utama
Widagdo (2014) menjelaskan bahwa manifestasi klinik dari asma yang paling
sering dijumpai ialah keluhan berupa batuk kering intermiten dan atau wheezing
ekspirasi. Anak besar dapat melaporkan adanya napas pendek, dada sempit, dan anak
lebih muda menyebutkan adanya nyeri dada non-fokal dan hilang-timbul. Klien dengan
serangan asma datang dengan keluhan sesak napas yang hebat dan mendadak, kemudian
diikuti dengan gejala-gejala lain seperti wheezing, penggunaan otot bantu pernapasan,
kelelahan, gangguan kesadaran, sianosis, dan perubahan tekanan darah.
5. Riwayat Kelahiran
a. Riwayat parental
Keadaan ibu selama hamil, keluhan pada saat hamil, apakah ibu mendapatkan
imunisasi TT, nutrisi ibu selama hamil apakah ada makanan pantangan selama hamil,
apakah ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan kehamilan pola. Kebiasaan ibu
yang mempengaruhi terhada p kehamilan.
b. Riwayat natal
Petugas yang menolong, jenis persalinan, kesehatan ibu selama melahirkan posisi
janin sewaktu melahirkan, apakah bayi langsung menangis.
c. Riwayat post natal
Faktor perinatal seperti prematuritas dan berat badan lahir rendah diduga
memiliki asosiasi positif dengan kejadian asma pada anak. Beberapa penelitian
menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan di USA menunjukkan
adanya hubungan yang berarti antara usia gestasional ≤37 minggu dengan kejadian
asma. Munculnya asma pada anak dengan riwayat BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
dan prematur diduga berhubungan dengan gangguan suplai nutrien yang menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan paru (Wahyudi, 2016).
6. Riwayat Imunisasi
Anak penderita asma lebih rentan terhadap infeksi pernapasan berat akibat
bakteri dan virus (Ratcliffe dan Kiechefer, 2010 dikutip dari Kyle dan Carman, 2019).
Oleh karena itu perlu dikaji mengenai riwayat pemberian imunisasi terhadap anak.
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik anak yang menderita asma meliputi inspeksi, auskultasi, dan perkusi
(Kyle dan Carman, 2019).
1. Inspeksi
Observasi penampilan umum dan warna kulit anak. Selama perburukan ringan,
warna kulit anak dapat tetap merah muda. Akan tetapi, seiring perburukan kondisi,
sianosis dapat terjadi. Upaya pernapasan beragam. Beberapa anak menunjukkan retraksi
ringan, sementara anak lain menunjukkan penggunaan otot tambahan dan pada akhirnya
gerakan kepala naik-turun jika tidak ditangani secara efektif. Anak dapat tampak cemas
dan ketakutan atau dapat letargi dan iritabel. Mengi dapat terdengar jelas. Anak yang
mengalami asma menetap berat dapat memiliki dada tong dan selalu menunjukkan
sedikit upaya pernapasan (Kyle dan Carman, 2019).
a. Warna. Observasi warna kulit anak, perhatikan pucat atau sianosis (sirkumoral
atau sentral). Pucat terjadi akibat vasokontriksi perifer sebagai upaya menghemat
oksigen untuk fungsi vital. Sianosis (kulit dan membran mukosa kebiruan) terjadi akibat
hipoksia (defisiensi oksigen). Sianosis pertama kali sirkumoral (hanya di sekitar mulut)
dan berlanjut menjadi sianosis sentral. Perhatikan kecepatan dan kedalaman pernapasan,
serta upaya pernapasan. Sering kali, tanda awal penyakit pernapasan pada bayi dan anak
adalah takipnea (Kyle dan Carman, 2019).
b. Upaya pernapasan
Kaji kedalaman dan kualitas upaya pernapasan. Apakah pernapasan sulit?
Peningkatan upaya pernapasan, terutama jika berkaitan dengan gelisah dan cemas,
biasanya mengindikasikan gangguan pada saluran napas bawah. Kaji adanya napas
cuping hidung, retraksi, atau pergerakan naik-turun kepala saat bernapas. Cuping hidung
dapat terjadi dini pada perjalanan penyakit pernapasan dan merupakan upaya untuk
menginhalasi oksigen yang lebih banyak (Kyle dan Carman, 2019).
c. Retraksi
Retraksi (penarikan ke dalam jaringan lunak saat bernapas) dapat terjadi pada
regio interkosta, subkosta, substrenal, supraklavikula, atau suprasternal. Dokumentasikan
keparahan retraksi: ringan, sedang, atau berat (Kyle dan Carman, 2019).
9. Analisa Data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2009 dikutip dari Gunawan dan Sukarna, 2016).
3. Intoleran aktivitas
- Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- Penyebab :
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
tirah baring
kelemahan
imobilitas
gaya hidup monoton
- Batasan karakteristik :
1. Subjektif :
dispnea
mengeluh lelah
merasa lemah
merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
2. Objektif :
sianosis
frekuensi jantung meningkat>20% dari kondisi istirahat
Gambaran ekg menunjukan arittmia saat/setelah aktivitas
gambaran ekg menunjukan iskemia
4. Defisit pengetahuan
- Definisi : Ketidakadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkalitan dengan
topik tertentu.
- Penyebab :
Kurang terpapar informasi
gangguan fungsi kognitif
kekeliruan mengikuti anjuran
kurang minat dalam belajar
keteratasan kognitif
kurang mampu mengingat
ketidak tahuan menemukan sumber informasi
- Batasan karakteristik :
1. Subjektif :
Menanyakan masalah yang dihadapi
2. Objektif :
Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah
menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
menjalani perilaku berlebihan
menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
5. Gangguan pola tidur
- Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor ekasternal
- Penyebab :
kurang kontrol tidur
Hambatan lingkungan
kurang privasi
restaint fisik
ketidaadaan teman tidur
tidak famliar dengan peralatan tidur
- Batasan karakteristik
1. Subjektif :
mengeluh sulit tidur
mengeluh sering terjaga
mengeluh pola tidur berubah
mengeluh kemampuan aktivitas menurun
2. Objektif : -
6. Hipertermia
- Definisi: suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
- Penyebab:
Dehidrasi
terpapar lingkungan panas
respon trauma
proses penyakit
ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
- Batasan karakteristik
Subjektif: -
Objektif
Suhu tubuh diatas nilai normal
Kulit merah
Kejang
Kulit terasa hangat
7. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SIKI
1 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi Manajemen jalan napas
jalan napas Observasi
-Monitorpola napas(frekuensi,kedalaman, usaha
Bersihan jalan napas napas )
-Monitor bunyi napas tambahan(mengi,whezing,ronkhi
kering)
-Monitor adanya produksi sputum
-Monitor adanya sumbatan jalan napas
-Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
-Posisikan semi fowler
-Berikan minum hangat
-Lakukan fisioterapi dada jika perlu
-Lakukan terapi nebulizer
-Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
-Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika
perlu
Mengi 1 2 3 4 5
Wheezing 1 2 3 4 5
Mekonium 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup sedang Cukup menurun
memburuk menurun
Dispnea 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Sulit bicara 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
napas
Pola napas 1 2 3 4 5
2 Diagnosis: SIKI:
Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas Manajemen jalan napas
Observasi
-Monitorpola napas(frekuensi,kedalaman, usaha
napas )
-Monitor bunyi napas tambahan(mengi,whezing,ronkhi
kering)
-Monitor adanya produksi sputum
-Monitor adanya sumbatan jalan napas
-Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
-Posisikan semi fowler
-Berikan minum hangat
-Lakukan fisioterapi dada jika perlu
-Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
-Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika
perlu
Kriteria hasil SLKI Pertukaran gas
Tingkat Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
kesadaran menurun meningkat
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Bunyi napas 1 2 3 4 5
tambahan
Pusing 1 2 3 4 5
Penglihatan 1 2 3 4 5
kabur
Diaforesis 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Napas cuping 1 2 3 4 5
hidung
Memburuk Cukup sedang Cukup menurun
memburuk menurun
Pco2 1 2 3 4 5
O2 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Ph arteri 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Warna kulit 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5
3 Diagnosis: SIKI:
Intoleran aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara Manajemen energi
suplai dan kebutuhan oksigen Observasi
-Identifikasi gangguan fungsional tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
-Monitor pola dan jam tidur
-Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik
-Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
-Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
-Anjurkan tirah baring
-Amjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
-Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Kriteria hasil SLKI Toleransi aktivitas
Menurun Cukup sedang Cukup meningkat
menurun meningkat
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Kemudahan 1 2 3 4 5
melakukan
aktivitas sehari
hari
Kecepatan 1 2 3 4 5
berjalan jarak
jauh
Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5
bagian atas
Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5
bagian bawah
Toleransi dalam 1 2 3 4 5
menaiki tangga
Meningkat Cukup sedang Cukup Menurun
meningkat menrun
Keluhan lelah 1 2 3 4 5
Dispnea saat 1 2 3 4 5
beraktivitas
Dispnea setelah 1 2 3 4 5
beraktivitas
Perasaan lemah
Aritmia saat 1 2 3 4 5
aktivitas
Aritmia setelah 1 2 3 4 5
aktivitas
Sianosis 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Warna kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
Ekg iskemia 1 2 3 4 5
5 Diagnosa: SIKI:
Hipertermi b.d proses penyakit Manajemen hipertemia
Observasi
-Identifikasi penyebab hipertermia
-Monitor suhu tubuh
-Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
-Sediakan lingkungan yang dingin
-Basahi dan kipasi permukaan tubuh
-Berikan cairan oral
-Berikan oksigen jika perlu
-Lakukan pendinginan eksternal
Edukasi
-Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit inravena
Kriteria hasil SLKI Termoregulasi
meningkat Cukup Sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
Konsumsi 1 2 3 4 5
oksigen
Akrosianosis 1 2 3 5
Piloereksi 1 2 3 4 5
Akrosianosis 1 2 3 4 5
Vasokontriksi 1 2 3 4 5
perifer
Kutis 1 2 3 4 5
memorata
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Taipnea 1 2 3 4 5
Bradikardi 1 2 3 4 5
Dasar kuku 1 2 3 4 5
sianotik
Hipoksia 1 2 3 4 5
memburuk Cukup sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa 1 2 3 4 5
Pengisian 1 2 3 4 5
kapiler
Ventilisasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
6 Diagnosa: SIKI:
Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur Manajemen jalan napas
Observasi
-Monitorpola napas(frekuensi,kedalaman, usaha
napas )
-Monitor bunyi napas tambahan(mengi,whezing,ronkhi
kering)
-Monitor adanya produksi sputum
-Monitor adanya sumbatan jalan napas
-Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
-Posisikan semi fowler
-Berikan minum hangat
-Lakukan fisioterapi dada jika perlu
-Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
-Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika
perlu
Kriteria hasil SLKI Pola tidur
menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Keluhan sulit 1 2 3 4 5
tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
sering terjaga
Keluhan tidak 1 2 3 4 5
puas tidur
Keluhan pola 1 2 3 4 5
tidur berubah
Keluhan 1 2 3 4 5
istirahat tidak
cukup
Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Kemampuan 1 2 3 4 5
betakivitas
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=askep+asma+pada+anak+sdki&oq=AS&aqs=chrome.0.69i59j69i57j35i39j0i433i512j0i512j6
9i61j69i60j69i61.2813j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/673/MEDA
%20SUSHETA.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://www.google.com/search?
q=pathway+asma+bronkial+pada+anak&oq=PAT&aqs=chrome.0.69i59j69i57j69i59l2j46i433i
512j0i433i512j46i131i199i433i465i512j46i199i433i465i512j0i433i512l2.2757j0j7&sourceid=c
hrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=kpsp+anak+usia+60+bulan&sxsrf=ALiCzsZGlxNOeMObB3IYfPI1ST3_aTk9uA:165547195
5023&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjRgMLOybT4AhUeTWwGHVuSBnsQ
_AUoAXoECAEQAw&cshid=1655472023142315&biw=1366&bih=657&dpr=1#imgrc=h8yPe
5qBxrdVgM
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama Pengkaji : Shezha Nurhaliza
Tanggal Masuk RS : Senin,13 Juni 2022 pukul 10.30 WIB
Tanggal Pengkajian : Selasa,14 Juni 2022 pukul 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Melati
Sumber Data : Rekam Medik, Anamnesa Pasien dan Keluarganya
1. RIWAYAT KESEHATAN
A. Identitas Klien
Nama : An. A
Alamat : Depokrejo,02/02 Kebumen
Tempat tanggal lahir / usia : Kebumen, 09 Agustus 2016
Suku : Jawa
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Diagnosa medis : Asma Bronkial
B. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn.B
Alamat : Depokrejo,02/02 Kebumen
Usia : 44 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Hubungan dengan klien : Ayah kandung
C. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan pasien mengalami sesak napas
D. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari selasa, 14 juni pukul 09.00 WIB Pasien tampak
rewel dan terlihat pucat. Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami sesak napas dan
pilek,demam sejak 2 hari lalu, sempat ada bunyi suara napas tambahan lalu ibu pasien
langsung membawa anaknya ke RSUD Dr.Soedirman Kebumen. Ibu pasien mengatakan
2 tahun lalu pasien pernah mengalami sesak napas yang sama. Hasil pemeriksaan
didapatkan data RR: 22 x/menit, N: 98x/menit, Suhu: 37,1°C, SpO2: 95%. BB saat ini:
14,5 Kg.
E. Riwayat kelahiran
1) Kelahiran
a. Usia kehamilan : 38 minggu
b. Persalinan : Spontan
c. Menangis : ya
d. Berat badan : - , panjang badan :-
e. Riwayat kuning: tidak
2) Penyakit, operasi, atau cedera sebelumnya
a. Pernah dirawat : Ya, 2 tahun lalu, Diagnosa: Asma Bronkial
b. Riwayat penyakit mayor pada anggota keluarga lain atau dikomunitas :
tidak
c. Respon emosi pada hospitalisasi sebelumnya :
● Pemahaman Keluarga Tentang Sakit dan Rawat Inap
Ibu membawa anaknya ke RS Saat An. A sakit ibu langsung
membawanya ke RS. Orang tua nampak cemas dan khawatir
dengan kondisi anaknya. Ibu pasien yang menemani atau tinggal
dengan pasien pada saat anak dirawat
● Pemahaman Anak Tentang Sakit Dan Rawat Inap
Anak belum mampu paham hanya saja ibu mengatakan An.A saat
melihat perawat anaknya tenang dan tidak menangis
d. Kejadian dan sifat cedera. : -
3) Alergi
a. Reaksi tak umum terhadap makanan, obat, binatang, tanaman, atau
produk rumah tangga : Alergi debu
4) Genogram
Ket :
: Menikah : Laki-laki
: Pasien : Perempuan
5) Riwayat Imunisasi
N Jenis Usia
o
Imunisasi pemberian
1 Hepatitis 3 jam pasca
Lahir,1 bulan, 4 bulan
2 DPT 2, 4, 6, 18
Bulan, 5 tahun
4 Polio 2, 4, 6, 18
(I,II,III,IV, Bulan,5 tahun
V)
5 Campak 19 bulan
6 BCG 0 bulan
a. Kekambuhan reaksi :-
6) Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a. Berat Badan :14,5 kg Tinggi Badan/Panjang Badan : - cm
b. Standar Indeks Massa Tubuh menurut umur
Umur -3SD -2SD -1SD MEDIAN 1SD 2SD 3SD
Tahun Bulan
5 10 11.7 12.7 13.9 15.3 17.0 19.1 22.0
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jangan membantu anak dan jangan memberitahu Gerak halus YA
nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti
contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan
3 kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar seperti contoh ini?
H. Skrining Nyeri
Tidak ada rasa nyeri
I. Skrining Gizi
Tinggi badan : - cm
Berat badan : 14.1 kg
Skrining Gizi Anak Usia 1 bulan – 18 tahun ( modifikasi strong-kids)
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah pasien memilik status Tidak (1) Ya (0)
nutrisi kurang atau buruk secara
klinis?
( anak kurus/sangat kurus, mata
cekung, wajah tampak tua,
edema, rambut tipis dan jarang,
otot lengan dan paha tipis, iga
gambang, perut kempes, bokong
tipis, dan kisut)
2 Apakah terdapat penurunan Tidak (1) Ya (0)
berat badan selama 1 bulan
terakhir ?
Atau
Untuk bayi<1 tahun berat badan
tidak naik selama 3 bulan
terakhir?
Jika pasien menjawab tidak
tahu,dianggap jawaban “ya”
3 Apakah terdapat SALAH SATU TIDAK(1) YA(0)
dari kondisi berikut ?
Diare profuse (>5x/hari)
dan atau muntah
).3x/hari)
Asupan makan
berkurang selama
1
minggu terakhir
4 Apakah terdapat penyakit dasar TIDAK(1) YA(0)
atau keadaan yang
mengakibatkan pasien beresiko
mengalami malnutrisi (lihat
tabel di bawah) ?
Nilai
Parameter Kriteria Skor Skor
Dibawah 3
Umur tahun 4 3
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
>13tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2 1
Perempuan 1
Diagnosis Gangguan Neurologis 4
Nama Kegunaan
LVFD RL Sebagai sumber elektrolit
Paracetamol Untuk meredakan nyeri ringan hingga
sedang,sakit kepala,demam
Dexametasone Mengatasi pedangan, alergi
Lasal sirup Digunakan untuk menangani gejala asma,sesak
naoas dan memperbaiki aliran pernapasan
Ventolin Untuk membuka saluran napas diparu-paru
Pulmicort Untuk meredakan dan mencegah serangan
asma, seperti sesak napas dan mengi
J. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium 13 Juni 2022 07.09 wib
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
MCH 27 pg 22-34
MCV 78 Fl 69-93
Diff count
DO:
- Pola napas pasien tampak
tidak teratur
- Pasien tampak sedang pilek
- Akral teraba hangat
2 DS: Hipertermia Proses penyakit
- Ibu pasien mengatakan
anaknya sempat demam
sebelum dibawa ke rs
DO
- Kulit teraba hangat
- Tampak pucat
B. PRIORITAS DIAGNOSA
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d respon alergi
b. Hipertermia b.d proses penyakit
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
SLKI SIKI
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan napas
Observasi
3x24 jam di harapkan masalah bersihan
- Monitorpola
jalan napas dapat membaik , dengan kriteria napas(frekuensi,kedalaman,
usaha napas )
hasil:
- Monitor bunyi napas
- Produksi sputum dapat menurun tambahan(mengi,whezing,ronkhi
kering)
- Batuk efektif dapat cukup meningkat
- Monitor adanya produksi sputum
- Dispnea dapat membaiik - Monitor adanya sumbatan jalan
napas
- Pola napas dapat membaik
- Monitor saturasi oksigen
- Frekuensi napas dapat membaik Terapeutik
- Posisikan semi fowler
- Gelisah dapat menurun
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
- Lakukan terapi nebulizer
- Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Pemberian
bronkodilator,eksektoran,mukolit
ik,jika perlu
- Monitor TTV
14 Juni - Ibu pasien mengatakan anaknya
2022 - Monitor TTV demam dari semalam mulai
& keluhan batuk dan sesak napas berkurang
umum - Pasien tampak sudah tidak
memakai oksigen
- N: 100x/m,
S:37,8ºc,RR:20x/m,Spo2:97%
- Pemberian - Pct 150mg,Lassal sirup3/4
obat sendok teh, dexametason 0,15
mg, nebulizer ventikolin
- Anjurkan pulmikot
melakukan
pendinginan - keluarga pasien tampak paham
09.00
eksternal apa yang dianjurkan
- ivfd rl 30 tpm
- Mengganti
cairan infus - Ibu pasien mengatakan sering
mengipasi anaknya dan
11.00 - Anjurkan membiarkan anaknya tidak
memfasilitasi memakai selimut
12.00 lingkungan
dingin
- Pasien tampak batuk
- Ajarkan batuk & berdahak
efektif
- Monitor
adanya - N: 110x/m, RR: 20x/m, Spo2:
produksi 99% , S: 37,5ºc
sputum
- Pct 150mg,Lassal sirup3/4
- Monitor TTV sendok teh, dexametason 0,15
17.00 mg, nebulizer ventikolin
- Pemberian pulmikot
obat
- N:112x/m.RR:22x/m,SpO2:98%,
S: 36,9ºc
- Pct 150mg,Lassal sirup3/4
22.00 - Pemberian sendok teh, dexametason 0,15
obat mg, nebulizer ventikolin
pulmikot
E. EVALUASI
O:
- Pasien tampak berbaring ditempat tidur
- Pasien tampak menggunakan oksigen kanul nasal 2 l/menit
A: Masalah keperawatan bersihan jalan napas belum teratasi
- Produksi sputum meningkat
- Batuk efektif menurun
- Dispnea cukup membaiik
- Pola napas cukup membaik
- Frekuensi napas cukup membaik
- Gelisah menurun
P: Lanjutkan intervensi
- Monitorpola napas(frekuensi,kedalaman, usaha napas )
- Monitor bunyi napas tambahan(mengi,whezing,ronkhi kering)
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Monitor saturasi oksigen
- Posisikan semi fowler
- Berikan minum hangat
- Berikan oksigen jika perlu
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika perlu
II S:
- Ibu klien mengatakan demam anaknya sudah turun
O:
- Akral teraba hangat
- Kulit teraba hangat
- N: 120 x/m, RR:20x/m,S:36,8ºc,Spo2:97%
O:
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak sering batuk dan masih pilek
A: Masalah keperawatan Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Monitor saturasi oksigen
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika perlu
II S:
- Ibu klien mengatakan anaknya demam naik turun sejak
semalam
O:
- Akral teraba hangat
- Kulit teraba hangat
- Tampak masih pucat
- N:112x/m.RR:22x/m,SpO2:98%, S: 36,9ºc
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Anjurkan melakukan pendinginan ekasternal
- Berikan cairan oral
-Kolaborasi pemberiaan cairandan elektrolit inravena
15juni I S:
2022 - Ibu pasien mengatakan anaknya masih pilek meler dan batuk
O:
- Pasien tampak meler pileknya
- Pasien tampak masih batuk
A:
- Produksi sputum cukup menurun
- Batuk efektif sedang
- Dispnea sudah membaiik
- Pola napas sudah membaik
- Frekuensi napas sudah membaik
- Gelisah cukup menurun
II S:
- Ibu klien mengatakan demam anaknya sudah menurun
O:
- Akral teraba hangat
- Tampak sudah tidak pucat
- N: 110x/m, S: 36,2ºc, Spo2: 99%
RR: 24x/m
P: Intervensi dihentikan
40