Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK AN.

A DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA
DIAGNOSA MEDIS ASMA BRONKIAL DI BANGSAL MELATI RSUD DR.
SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun oleh :

SHEZHA NURHALIZA

A02020057

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM

DIPLOMA III FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

GOMBONG TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang ditandai
dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang dan timbul terutama
pada malam atau menjelang pagi akibat penyumbatan saluran pernapasan. (Infodatin,
2017). Asma merupakan proses inflamasi kronik saluran pernapasan menjadi
hiperesponsif, sehingga memudahkan terjadinya bronkokonstriksi, edema, dan
hipersekresi kelenjar.(Nelson, 2013). Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas
mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan. (Amin & Hardi, 2016). Beberapa faktor penyebab asma,
antara lain umur pasien, status atopi, faktor keturunan, serta faktor lingkungan.
Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau
obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten. Adapun tanda dan gejala
yang ditimbulkan seperti, batuk tidak efektif, sputum berlebih, suara napas mengi atau wheezing
dan ronkhi(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

B. Etiologi
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkaan faktor autonom,
imunologis, infeksi, endokrin dan psikologis dalam berbagai tingkat pada berbagai
individu. Pengendalian diameter jalan napas dapat dipandang sebagai suatu
keseimbangan gaya neural dan humoral. Aktivitas bronkokonstriktor neural diperantarai
oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom. Ujung sensoris vagus pada epitel jalan
napas, disebut reseptor batu atau iritan, tergantung pada lokasinya, mencetuskan refleks
arkus cabang aferens, yang pada ujung eferens merangsang kontraksi otot polos bronkus.
1) Faktor imunologis
Pada beberapa penderita yang disebut asma ekstrinsik atau alergik, eksaserbasi terjadi
setelah pemaparan terhadap faktor lingkungan seperti debu rumah, tepungsari, dan
ketombe. Bentuk asma adanya instrinsik dan ekstrinsik. Perbedaan intrinsik dan
ekstrinsik mungkun pada hal buatan (artifisial), karena dasar imun pada jejas mukosa
akibat mediator pada kedua kelompok tersebut. Asma ekstrinsikmungkin dihubungkan
dengan lebih mudahnya mengenali. rangsangan pelepasan mediator daripada asma
instrinsik.
2) Faktor endokrin
Asma dapat lebih buruk dalam hubungannya dengan kehamilan dan menstruasi, terutama
premenstruasi, atau dapat timbul pada saat wanita menopause. Asma membaik pada
beberapa anak saat pubertas.
3) Faktor psikologis
Faktor emosi dapat memicu gejala-gejala pada beberapa anak dan dewasa yang
berpenyakit asma, tetapi “penyimpangan” emosional atau sifat-sifat perilaku yang
dijumpai pad anak asma tidak lebih sering daripada anak dengan penyakit cacat kronis
yang lain.(Nelson, 2013).

C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis yang dapat ditemui pada pasien asma menurut Halim
Danokusumo (2000) dalam Padila (2015) diantaranya ialah :
a. Stadium Dini
Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
1) Batuk berdahak disertai atau tidak dengan pilek
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
3) Wheezing belum ada
4) Belum ada kelainan bentuk thorak
5) Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE
6) BGA belum patologis
Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan:
1) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
2) Wheezing
3) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
4) Penurunan tekanan parsial O2
b. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
2) Sesak napas berat dan dada seolah-olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit dikeluarkan
4) Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)
5) Thorak seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot stenorkleidomastoideus
7) Sianosis
8) BGA Pa O2 kurang dari 80%
9) Terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kiri dan kanan pada Rongen
paru
10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik.

D. Patifisiologi
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan napas dan hiperaktif
dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain. Bahan iritasi atau allergen otot-
otot bronkus menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul (immunoglobulin E atau Ig
E) dengan adanya alergi. Ig E muncul pada reseptor sel mast yang menyebabkan
pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya yang akan memberikan gejala asma.
Respon asma terjadi dalam tiga tahap: pertama tahap immediate yang ditandai dengan
bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed di mana bronkokonstriksi dapat berulang
dalam 4-6 jam, tahap late ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan napas
beberapa minggu/bulan. Selama serangan asma, bronkiolus menjadi meradang dan
peningkatan sekresi mukus. Keadaan ini menyebabkan lumen jalan napas menjadi
bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan napas dan menimbulkan distres
pernapasan (Marni, 2014).
Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukar untuk ekshalasi
karena ada edema jalan napas. Kondisi seperti ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli
dan terjadi perubahan pertukaran gas. Jalan napas menjadi obstruksi yang kemudian
tidak adekuat ventilasi dan saturasi oksigennya, sehingga terjadi penurunan PaO2
(hipoksia), selama serangan karbondioksida tertahan dengan meningkatnya resistensi
jalan napas selama ekspirasi, dan menyebabkan asidosis respiratorik dan hiperkapnea.
Kemudian sistem pernapasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan
pernapasan (takipnea), yang bisa menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan
kadar karbondioksida dalam darah yang disebut sebagai hipokapnea (Suriadi dan
Yuliani, 2010: 14 dikutip dari Marni, 2014).
E. Pathway

(Brunner&Suddarth,2002)
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Padila (2015) yaitu :
a. Spirometri ,Untuk mengkaji jumlah udara yang dinspirasi
b. Uji provokasi bronkus
c. Pemeriksaan sputum
d. Pemeriksaan cosinofit total
e. Pemeriksaan tes kulit, dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen
yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g. Foto thorak untuk mengetahui adanya pembengkakan, adanya penyempitan
bronkus dan adanya sumbatan
h. Analisa gas darah, Untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan
dengan oksigenasi.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu :
Non farmakologi, tujuan dari terapi asma :
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
b. Mencegah kekambuhan
c. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankannya
d. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal termasuk
melakukan exercise
e. Menghindari efek samping obat asma
f. Mencegah obstruksi jalan nafas

Farmakologi, obat anti asma :

a. Bronchodilator
Adrenalin, epedrin, terbutallin, fenotirol
b. Antikolinergin
Iptropiem bromid (atrovont)
c. Kortikosteroid
Predrison, hidrokortison, orodexon.
d. Mukolitin
BPH, OBH, bisolvon, mucapoel dan banyak minum air putih.

H. Pengkajian
Pengkajian pada anak Asma Bronkial adalah sebagai berikut:
1. Identitas Klien
Pengkajian mengenai nama, umur, dan jenis kelamin perlu dilakukan pada klien
dengan asma. Serangan asma pada usia dini memberikan implikasi bahwa sangat
mungkin terdapat status atopik. Tempat tinggal menggambarkan kondisi lingkungan
tempat klien berada. Berdasarkan alamat tersebut, dapat diketahui pula faktor yang
memungkinkan menjadi pencetus serangan asma. Asma merupakan salah satu penyakit
saluran napas yang banyak dijumpai pada anak-anak maupun dewasa (Dahlan, 2014).
Penyakit asma bisa menyerang siapa saja, kapan saja, etnis manapun, baik laki-laki
maupun perempuan tanpa terkecuali. Hasil survey pada anak sekolah di Indonesia
menunjukkan prevalensi asma pada anak SD (usia 6 sampai 12 tahun) berkisar antara
3,7-6,4% (Rengganis, 2008 dikutip dari Marni, 2014).

2. Riwayat Kesehatan Klien

1. Keluhan Utama

Widagdo (2014) menjelaskan bahwa manifestasi klinik dari asma yang paling
sering dijumpai ialah keluhan berupa batuk kering intermiten dan atau wheezing
ekspirasi. Anak besar dapat melaporkan adanya napas pendek, dada sempit, dan anak
lebih muda menyebutkan adanya nyeri dada non-fokal dan hilang-timbul. Klien dengan
serangan asma datang dengan keluhan sesak napas yang hebat dan mendadak, kemudian
diikuti dengan gejala-gejala lain seperti wheezing, penggunaan otot bantu pernapasan,
kelelahan, gangguan kesadaran, sianosis, dan perubahan tekanan darah.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Riwayat ini diperoleh dengan cara menanyakan pertanyaan tertentu dan pasien
atau keluarga pasien dapat memberikan jawaban yang sesuai. Riwayat ini merupakan
pengembangan dari keluhan utama pasien.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Untuk mengetahui riwayat penyakit masa lalu, tanyakan pada anak maupun
orangtuanya tentang penyakit yang pernah diderita anak, apakah pernah sakit asma
sebelumnya, apakah ada riwayat sakit infeksi saluran pernapasan atas, apakah ada alergi
terhadap hawa dingin, alergi debu, alergi asap rokok, alergi bau-bauan bahan kimia,
parfum, dan lain sebagainya. Riwayat pengobatan yang pernah dilakukan untuk
mengatasu penyakitnya, berobat kemana, kapan, obat apa yang dipakai untuk mengatasi
sakitnya, apakah obat yang digunakan untuk mengobati asma saat ini (Marni, 2014).

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Menurut Dahlan (2012), beberapa faktor risiko terjadinya asma dapat dibagi
menjadi dua, yaitu yang menyebabkan berkembangnya asma pada individu dan yang
memicu terjadinya gejala asma. Faktor yang pertama utamanya berasal dari faktor yang
meliputi unsur genetik, obesitas, dan jenis kelamin. Asma memiliki komponen herediter,
di mana banyak gen terlibat dalam perkembangan pathogenesis penyakit ini. Oleh karena
itu Kyle dan Carman (2019) mengatakan perlu dikaji riwayat atopi (asma, rinitis, alergi,
dermatitis atopik) di dalam keluarga.

5. Riwayat Kelahiran
a. Riwayat parental
Keadaan ibu selama hamil, keluhan pada saat hamil, apakah ibu mendapatkan
imunisasi TT, nutrisi ibu selama hamil apakah ada makanan pantangan selama hamil,
apakah ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan kehamilan pola. Kebiasaan ibu
yang mempengaruhi terhada p kehamilan.
b. Riwayat natal
Petugas yang menolong, jenis persalinan, kesehatan ibu selama melahirkan posisi
janin sewaktu melahirkan, apakah bayi langsung menangis.
c. Riwayat post natal
Faktor perinatal seperti prematuritas dan berat badan lahir rendah diduga
memiliki asosiasi positif dengan kejadian asma pada anak. Beberapa penelitian
menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan di USA menunjukkan
adanya hubungan yang berarti antara usia gestasional ≤37 minggu dengan kejadian
asma. Munculnya asma pada anak dengan riwayat BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
dan prematur diduga berhubungan dengan gangguan suplai nutrien yang menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan paru (Wahyudi, 2016).
6. Riwayat Imunisasi
Anak penderita asma lebih rentan terhadap infeksi pernapasan berat akibat
bakteri dan virus (Ratcliffe dan Kiechefer, 2010 dikutip dari Kyle dan Carman, 2019).
Oleh karena itu perlu dikaji mengenai riwayat pemberian imunisasi terhadap anak.

7. Pola Aktivitas Sehari-hari


1. Pola makan dan minum, kaji frekuensi, jumlah, dan jenis asupan makanan
perhari, serta keluhan sebelum dan sesudah sakit.
2. Pola eliminasi, kaji tentang warna urine dan feses, frekuensi, konsistensi, bau,
serta keluhan sebelum dan sesudah sakit.
3. Pola istirahat dan tidur, kaji kualitas dan kuantitas tidur perhari serta keluhan
sebelum dan sesudah sakit.
4. Personal hygiene, kaji tentang kebiasaan melakukan personal hygiene seperti
mandi, gosok gigi, keramas, gunting kuku, dan ganti pakaian sebelum dan sesudah sakit.
5. Pola aktivitas, kaji tentang kebiasaan yang sering dilakukan anak, stress, latihan,
rutinitas, kira-kira faktor yang mencetus kambuhnya penyakit asma (Marni, 2014).

8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik anak yang menderita asma meliputi inspeksi, auskultasi, dan perkusi
(Kyle dan Carman, 2019).

1. Inspeksi
Observasi penampilan umum dan warna kulit anak. Selama perburukan ringan,
warna kulit anak dapat tetap merah muda. Akan tetapi, seiring perburukan kondisi,
sianosis dapat terjadi. Upaya pernapasan beragam. Beberapa anak menunjukkan retraksi
ringan, sementara anak lain menunjukkan penggunaan otot tambahan dan pada akhirnya
gerakan kepala naik-turun jika tidak ditangani secara efektif. Anak dapat tampak cemas
dan ketakutan atau dapat letargi dan iritabel. Mengi dapat terdengar jelas. Anak yang
mengalami asma menetap berat dapat memiliki dada tong dan selalu menunjukkan
sedikit upaya pernapasan (Kyle dan Carman, 2019).
a. Warna. Observasi warna kulit anak, perhatikan pucat atau sianosis (sirkumoral
atau sentral). Pucat terjadi akibat vasokontriksi perifer sebagai upaya menghemat
oksigen untuk fungsi vital. Sianosis (kulit dan membran mukosa kebiruan) terjadi akibat
hipoksia (defisiensi oksigen). Sianosis pertama kali sirkumoral (hanya di sekitar mulut)
dan berlanjut menjadi sianosis sentral. Perhatikan kecepatan dan kedalaman pernapasan,
serta upaya pernapasan. Sering kali, tanda awal penyakit pernapasan pada bayi dan anak
adalah takipnea (Kyle dan Carman, 2019).
b. Upaya pernapasan
Kaji kedalaman dan kualitas upaya pernapasan. Apakah pernapasan sulit?
Peningkatan upaya pernapasan, terutama jika berkaitan dengan gelisah dan cemas,
biasanya mengindikasikan gangguan pada saluran napas bawah. Kaji adanya napas
cuping hidung, retraksi, atau pergerakan naik-turun kepala saat bernapas. Cuping hidung
dapat terjadi dini pada perjalanan penyakit pernapasan dan merupakan upaya untuk
menginhalasi oksigen yang lebih banyak (Kyle dan Carman, 2019).

c. Retraksi
Retraksi (penarikan ke dalam jaringan lunak saat bernapas) dapat terjadi pada
regio interkosta, subkosta, substrenal, supraklavikula, atau suprasternal. Dokumentasikan
keparahan retraksi: ringan, sedang, atau berat (Kyle dan Carman, 2019).

d. Cemas dan Gelisah


Apakah anak cemas atau gelisah? Gelisah, iritabilitas, dan cemas terjadi akibat
kesulitan mempertahankan oksigen yang adekuat. Ini dapat menjadi tanda paling awal
gawat napas, terutama jika disertai takipnea. Gelisah dapat berkembang menjadi lesu dan
letargi jika disfungsi pernapasan tidak diatasi (Kyle dan Carman, 2019).

2. Auskultasi dan perkusi


Pengkajian menyeluruh terhadap lapang paru sangat penting. Mengi merupakan
penanda utama obstruksi jalan napas dan dapat beragam di seluruh lapang paru. Serak
juga dapat muncul. Kaji keadekuatan pengisian udara. Suara napas dapat hilang di basal
paru atau diseluruh lapang paru. Dada yang tenang pada anak penderita asma dapat
menjadi tanda bahaya. Akibat onstruksi jalan napas berat, gerakan udara dapat sangat
buruk sehingga mengi dapat tidak terdengar saat auskultasi. Saat melakukan perkusi,
catat suara yang tidak bersifat resonan. Pada anak yang menderita asma, perkusi dapat
mengungkap hiper-resonan (Kyle dan Carman, 2019).

9. Analisa Data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2009 dikutip dari Gunawan dan Sukarna, 2016).

10. Diagnosis Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien asma menurut SDKI
(2017) dan Donsu, Induniasih, dan Purwanti (2015) yaitu :
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- Definisi: ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten
- Penyebab:
 Respon alergi
 Infeksi saluran pernapasan
 proses infeksi
 sekresi yang tertahan
 spasme jalan napas
 hipersekresi jalan napas
 benda asing dalam jalan napas
 efek agen farmakologi
- Batasan karakteristik
Kriteria mayor :
1. Subjektif : Dispnea, sulit bicara, ortopnea
2. Objektif :
 Gelisah,
 sianosis,
 frekuensi dan pola napas berubah
 bunyi napas menurun
 sputum berlebih
 batuk tidak efektif
 mengi,ronki,wheezing,ronkhi
 mekonum dijalan napas
2. Pola napas tidak efektif
Definisi : inspirasi/ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
- Penyebab :
 Hambatan upaya napas( kelemahan otot pernapasan)
 Depresi pusat pernapsan
 kecemasan
 penurunan energi
 efek agen farmakologis
 deformits tulang dan dinding dada
 posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
- Batasan karakteristik
Kriteria mayor:
1. Subjektif : Dispnea, ortopnea
2. Objektif :
 Penggunaan otot bantu pernapasan,
 Pola napas abnormal
 Fas ekspirasi memanjang
 pernapasan cuping hidung
 teknan ekspirasi menurun
 tekanan inspirasi menurun
 diameter thoraks anterior –posterior meningkat

3. Intoleran aktivitas
- Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
- Penyebab :
 Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
 tirah baring
 kelemahan
 imobilitas
 gaya hidup monoton
- Batasan karakteristik :
1. Subjektif :
 dispnea
 mengeluh lelah
 merasa lemah
 merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
2. Objektif :
 sianosis
 frekuensi jantung meningkat>20% dari kondisi istirahat
 Gambaran ekg menunjukan arittmia saat/setelah aktivitas
 gambaran ekg menunjukan iskemia

4. Defisit pengetahuan
- Definisi : Ketidakadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkalitan dengan
topik tertentu.
- Penyebab :
 Kurang terpapar informasi
 gangguan fungsi kognitif
 kekeliruan mengikuti anjuran
 kurang minat dalam belajar
 keteratasan kognitif
 kurang mampu mengingat
 ketidak tahuan menemukan sumber informasi
- Batasan karakteristik :
1. Subjektif :
 Menanyakan masalah yang dihadapi
2. Objektif :
 Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah
 menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
 menjalani perilaku berlebihan
 menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
5. Gangguan pola tidur
- Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor ekasternal
- Penyebab :
 kurang kontrol tidur
 Hambatan lingkungan
 kurang privasi
 restaint fisik
 ketidaadaan teman tidur
 tidak famliar dengan peralatan tidur
- Batasan karakteristik
1. Subjektif :
 mengeluh sulit tidur
 mengeluh sering terjaga
 mengeluh pola tidur berubah
 mengeluh kemampuan aktivitas menurun
2. Objektif : -
6. Hipertermia
- Definisi: suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh
- Penyebab:
 Dehidrasi
 terpapar lingkungan panas
 respon trauma
 proses penyakit
 ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
- Batasan karakteristik
Subjektif: -
Objektif
 Suhu tubuh diatas nilai normal
 Kulit merah
 Kejang
 Kulit terasa hangat

7. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SIKI
1 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi Manajemen jalan napas
jalan napas Observasi
-Monitorpola napas(frekuensi,kedalaman, usaha
Bersihan jalan napas napas )
-Monitor bunyi napas tambahan(mengi,whezing,ronkhi
kering)
-Monitor adanya produksi sputum
-Monitor adanya sumbatan jalan napas
-Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
-Posisikan semi fowler
-Berikan minum hangat
-Lakukan fisioterapi dada jika perlu
-Lakukan terapi nebulizer
-Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
-Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
-Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika
perlu

Kriteria hasil SLKI Bersihan jalan napas


Batuk efektif Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Produksi 1 2 3 4 5
sputum

Mengi 1 2 3 4 5
Wheezing 1 2 3 4 5
Mekonium 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup sedang Cukup menurun
memburuk menurun
Dispnea 1 2 3 4 5
Ortopnea 1 2 3 4 5
Sulit bicara 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
napas
Pola napas 1 2 3 4 5

2 Diagnosis: SIKI:
Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas Manajemen jalan napas
Observasi
-Monitorpola napas(frekuensi,kedalaman, usaha
napas )
-Monitor bunyi napas tambahan(mengi,whezing,ronkhi
kering)
-Monitor adanya produksi sputum
-Monitor adanya sumbatan jalan napas
-Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
-Posisikan semi fowler
-Berikan minum hangat
-Lakukan fisioterapi dada jika perlu
-Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
-Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika
perlu
Kriteria hasil SLKI Pertukaran gas
Tingkat Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
kesadaran menurun meningkat
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Bunyi napas 1 2 3 4 5
tambahan

Pusing 1 2 3 4 5
Penglihatan 1 2 3 4 5
kabur
Diaforesis 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Napas cuping 1 2 3 4 5
hidung
Memburuk Cukup sedang Cukup menurun
memburuk menurun
Pco2 1 2 3 4 5
O2 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Ph arteri 1 2 3 4 5
Sianosis 1 2 3 4 5
Warna kulit 1 2 3 4 5
Pola napas 1 2 3 4 5

3 Diagnosis: SIKI:
Intoleran aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara Manajemen energi
suplai dan kebutuhan oksigen Observasi
-Identifikasi gangguan fungsional tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
-Monitor pola dan jam tidur
-Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik
-Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
-Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
-Anjurkan tirah baring
-Amjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
-Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
-Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Kriteria hasil SLKI Toleransi aktivitas
Menurun Cukup sedang Cukup meningkat
menurun meningkat
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
Kemudahan 1 2 3 4 5
melakukan
aktivitas sehari
hari
Kecepatan 1 2 3 4 5
berjalan jarak
jauh
Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5
bagian atas
Kekuatan tubuh 1 2 3 4 5
bagian bawah
Toleransi dalam 1 2 3 4 5
menaiki tangga
Meningkat Cukup sedang Cukup Menurun
meningkat menrun
Keluhan lelah 1 2 3 4 5
Dispnea saat 1 2 3 4 5
beraktivitas
Dispnea setelah 1 2 3 4 5
beraktivitas
Perasaan lemah
Aritmia saat 1 2 3 4 5
aktivitas
Aritmia setelah 1 2 3 4 5
aktivitas
Sianosis 1 2 3 4 5
Memburuk Cukup sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Warna kulit 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Frekuensi napas 1 2 3 4 5
Ekg iskemia 1 2 3 4 5

4 Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi Edukasi kesehatan


Observasi
-Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
-Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi perilaku hidup sehat dan
bersih
Terapeutik
-Sediakan materi dan media penkes
-Jadwalkan penkes sesuai kesepakatan
-Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
-Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
-Ajarkan perilaku hidup sehat dan bersih
-Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih
Kriteria hasil SLKI Tingkat pengetahuan
Menurun Cukup sedang Cukup meningkat
menurun Meningkat
Perilaku sesuai 1 2 3 4 5
anjuran
Verbalisasi
minat dalam
belajar
Kemampuan 1 2 3 4 5
menjelaskan
tentang suatu
topik
Kemampuan 1 2 3 4 5
menggambarkan
pengalaman
sebelumnya
yang sesuai
dengan topik
Perilaku sesuai
pengetahuan
Meningkat Cukup sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Pertanyaan 1 2 3 4 5
tentang masalah
yang dihadapi
Persepsi yang 1 2 3 4 5
keliru terhadap
masalah
Mengalami 1 2 3 4 5
pemeriksaan
yang tidak tepat
memburuk Cukup sedang Cukup Membaik
memburuk Membaik
Perilaku 1 2 3 4 5

5 Diagnosa: SIKI:
Hipertermi b.d proses penyakit Manajemen hipertemia
Observasi
-Identifikasi penyebab hipertermia
-Monitor suhu tubuh
-Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
-Sediakan lingkungan yang dingin
-Basahi dan kipasi permukaan tubuh
-Berikan cairan oral
-Berikan oksigen jika perlu
-Lakukan pendinginan eksternal
Edukasi
-Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit inravena
Kriteria hasil SLKI Termoregulasi
meningkat Cukup Sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
Konsumsi 1 2 3 4 5
oksigen
Akrosianosis 1 2 3 5
Piloereksi 1 2 3 4 5
Akrosianosis 1 2 3 4 5
Vasokontriksi 1 2 3 4 5
perifer
Kutis 1 2 3 4 5
memorata
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Taipnea 1 2 3 4 5
Bradikardi 1 2 3 4 5
Dasar kuku 1 2 3 4 5
sianotik
Hipoksia 1 2 3 4 5
memburuk Cukup sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa 1 2 3 4 5
Pengisian 1 2 3 4 5
kapiler
Ventilisasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5

6 Diagnosa: SIKI:
Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur Manajemen jalan napas
Observasi
-Monitorpola napas(frekuensi,kedalaman, usaha
napas )
-Monitor bunyi napas tambahan(mengi,whezing,ronkhi
kering)
-Monitor adanya produksi sputum
-Monitor adanya sumbatan jalan napas
-Monitor saturasi oksigen
Terapeutik
-Posisikan semi fowler
-Berikan minum hangat
-Lakukan fisioterapi dada jika perlu
-Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
-Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika
perlu
Kriteria hasil SLKI Pola tidur
menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Keluhan sulit 1 2 3 4 5
tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
sering terjaga
Keluhan tidak 1 2 3 4 5
puas tidur
Keluhan pola 1 2 3 4 5
tidur berubah
Keluhan 1 2 3 4 5
istirahat tidak
cukup
Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun
meningkat menurun
Kemampuan 1 2 3 4 5
betakivitas

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=askep+asma+pada+anak+sdki&oq=AS&aqs=chrome.0.69i59j69i57j35i39j0i433i512j0i512j6
9i61j69i60j69i61.2813j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/673/MEDA
%20SUSHETA.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://www.google.com/search?
q=pathway+asma+bronkial+pada+anak&oq=PAT&aqs=chrome.0.69i59j69i57j69i59l2j46i433i
512j0i433i512j46i131i199i433i465i512j46i199i433i465i512j0i433i512l2.2757j0j7&sourceid=c
hrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=kpsp+anak+usia+60+bulan&sxsrf=ALiCzsZGlxNOeMObB3IYfPI1ST3_aTk9uA:165547195
5023&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjRgMLOybT4AhUeTWwGHVuSBnsQ
_AUoAXoECAEQAw&cshid=1655472023142315&biw=1366&bih=657&dpr=1#imgrc=h8yPe
5qBxrdVgM

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama Pengkaji : Shezha Nurhaliza
Tanggal Masuk RS : Senin,13 Juni 2022 pukul 10.30 WIB
Tanggal Pengkajian : Selasa,14 Juni 2022 pukul 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Melati
Sumber Data : Rekam Medik, Anamnesa Pasien dan Keluarganya

1. RIWAYAT KESEHATAN
A. Identitas Klien
Nama : An. A
Alamat : Depokrejo,02/02 Kebumen
Tempat tanggal lahir / usia : Kebumen, 09 Agustus 2016
Suku : Jawa
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Diagnosa medis : Asma Bronkial
B. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn.B
Alamat : Depokrejo,02/02 Kebumen
Usia : 44 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Hubungan dengan klien : Ayah kandung
C. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan pasien mengalami sesak napas
D. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari selasa, 14 juni pukul 09.00 WIB Pasien tampak
rewel dan terlihat pucat. Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami sesak napas dan
pilek,demam sejak 2 hari lalu, sempat ada bunyi suara napas tambahan lalu ibu pasien
langsung membawa anaknya ke RSUD Dr.Soedirman Kebumen. Ibu pasien mengatakan
2 tahun lalu pasien pernah mengalami sesak napas yang sama. Hasil pemeriksaan
didapatkan data RR: 22 x/menit, N: 98x/menit, Suhu: 37,1°C, SpO2: 95%. BB saat ini:
14,5 Kg.

E. Riwayat kelahiran
1) Kelahiran
a. Usia kehamilan : 38 minggu
b. Persalinan : Spontan
c. Menangis : ya
d. Berat badan : - , panjang badan :-
e. Riwayat kuning: tidak
2) Penyakit, operasi, atau cedera sebelumnya
a. Pernah dirawat : Ya, 2 tahun lalu, Diagnosa: Asma Bronkial
b. Riwayat penyakit mayor pada anggota keluarga lain atau dikomunitas :
tidak
c. Respon emosi pada hospitalisasi sebelumnya :
● Pemahaman Keluarga Tentang Sakit dan Rawat Inap
Ibu membawa anaknya ke RS Saat An. A sakit ibu langsung
membawanya ke RS. Orang tua nampak cemas dan khawatir
dengan kondisi anaknya. Ibu pasien yang menemani atau tinggal
dengan pasien pada saat anak dirawat
● Pemahaman Anak Tentang Sakit Dan Rawat Inap
Anak belum mampu paham hanya saja ibu mengatakan An.A saat
melihat perawat anaknya tenang dan tidak menangis
d. Kejadian dan sifat cedera. : -
3) Alergi
a. Reaksi tak umum terhadap makanan, obat, binatang, tanaman, atau
produk rumah tangga : Alergi debu
4) Genogram

Ket :
: Menikah : Laki-laki

: Pasien : Perempuan

: Garis keturunan : Tinggal satu rumah

5) Riwayat Imunisasi
N Jenis Usia
o
Imunisasi pemberian
1 Hepatitis 3 jam pasca
Lahir,1 bulan, 4 bulan
2 DPT 2, 4, 6, 18
Bulan, 5 tahun
4 Polio 2, 4, 6, 18
(I,II,III,IV, Bulan,5 tahun
V)

5 Campak 19 bulan
6 BCG 0 bulan
a. Kekambuhan reaksi :-
6) Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a. Berat Badan :14,5 kg Tinggi Badan/Panjang Badan : - cm
b. Standar Indeks Massa Tubuh menurut umur
Umur -3SD -2SD -1SD MEDIAN 1SD 2SD 3SD
Tahun Bulan
5 10 11.7 12.7 13.9 15.3 17.0 19.1 22.0

c. Pemeriksaan perkembangan dengaan

Kuesioner Praskrining untuk Anak 66 bulan

No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jangan membantu anak dan jangan memberitahu Gerak halus YA
nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti
contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan
3 kali kesempatan. Apakah anak dapat
menggambar seperti contoh ini?

2 Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan Bicara & bahasa YA


memberi isyarat dengan telunjuk atau mats pads
saat memberikan perintah berikut ini:
"Letakkan kertas ini di atas lantai". "Letakkan
kertas ini di bawah kursi". "Letakkan kertas ini
di depan kamu" "Letakkan kertas ini di
belakang kamu" Jawab YA hanya jika anak
mengerti arti "di atas", "di bawah", "di depan"
dan "di
belakang”
3 Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak Sosialisasi & TIDAK
rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada kemandirian
anda) pada saat anda
meninggalkannya?
4 Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, Bicara & bahasa YA
katakan pada anak :

"Tunjukkan segi empat merah"


"Tunjukkan segi empat kuning"
‘Tunjukkan segi empat biru”
"Tunjukkan segi empat hijau"
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu
dengan benar?
5 Suruh anak melompat dengan satu kaki Gerak kasar YA
beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan
dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia
dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
6 Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri Sosialisasi & YA
tanpa bantuan? kemandirian

7 Suruh anak menggambar di tempat kosong yang Gerak halus YA


tersedia. Katakan padanya: "Buatlah gambar
orang".
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan
bertanya/ mengingatkan anak bila ada bagian
yang belum tergambar. Dalam memberi nilai,
hitunglah berapa bagian tubuh yang tergambar.
Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti
mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang
dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar
sedikitnya 3 bagian tubuh?

8 Pada gambar orang yang dibuat pada Gerak halus YA


nomor 7, dapatkah anak menggambar
sedikitnya 6 bagian tubuh?
9 Tulis apa yang dikatakan anak pada Bicara & bahasa YA
kalimat-kalimat yang belum selesai ini,
jangan membantu kecuali mengulang
pertanyaan:
"Jika kuda besar maka tikus ………
"Jika api panas maka es ……… "Jika
ibu seorang wanita maka ayah seorang
………
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus
kecil, es dingin, ayah seorang pria) ?
10 Apakah anak dapat menangkap bola kecil Gerak kasar YA
sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan
menggunakan kedua tangannya? (Bola besar
tidak ikut dinilai)
 Jumlah jawaban Ya (9), Tidak (1)
o 9 jawaban YA maka perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S)

F. Pola Fungsional Gordon


1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Ibu Pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit, dibawa ke puskesmas atau RS
terdekat
2. Pola Nutrisi-Metabolik
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya makan 3x sehari , munum 8 gelas sehari,
Ibu Pasien mengatakan saat sakit anaknya kurang nafsu makan dan hanya dengan porsi
sedikit dan minum 4x sehari setelah dibawa keRS
3. Pola Eliminasi
Ibu Pasien mengatakan saat sakit BAK 4 x/ hari, warna jernih, BAB 1x berwarna agak
kuning kecoklatan dan berbau
4. Pola Latihan-Aktivitas
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien dapat beraktivitas dengan normal tanpa ada
gangguan sesak napas, nyeri atau yang lainnya,
Ibu Pasien mengatakan saat sakit pasien dalam aktivitas sedikit terganggu karena sesak
napas yang dialaminya
5. Pola Kognitif Perseptual
Pasien sudah mengenal orang orang disekitarnya
6. Pola Istirahat-Tidur
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya tidur pukul 9 malam dan tidur siang sekitar
3 jam,
Ibu Pasien mengatakan saat sakit pasien An. A jam tidurnya berkurang
7. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
ibu pasien mengatakan pasien sudah ingin cepat pulang
8. Pola Peran dan Hubungan
Ibu Pasien mengatkan, An. A merupakan anak ketiga mereka.
9. Pola Reproduksi / Seksual
-
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)
Pasien mengatakan jika tidak enak badan akan melaporkan kepada ibunya
11. Pola Keyakinan dan Nilai
Ibu Pasien mengatakan satu keluarga beragama islam
G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Pasien tampak gelisah, rewel
2. Antopometri
a. BB : 14,5 kg
b. TB : - cm
c. Lingkar Kepala : - cm
d. Lingkar Dada : - cm
3. TTV
a. S : 37,1oC.
b. TD: -
c. N: 98x/menit
d. RR :22x/menit
e. SPO2: 93%
4. Kulit
Warna kulit : kuning langsat
Turgor kulit : 1 detik
5. Nodus limfe : normal, tidak ada pembesaran atau benjolan nodus limfe
6. Struktur aksesori : rambut bewarna hitam panjang lebat
7. Kepala
Inspeksi : bentuk bulat, kulit kepala bersih, rambut bersih.
Palpasi : Tidak ada benjolan ataupun massa di kepala

8. Leher : normal tidak ada benjolan dan nyeri tekan


9. Mata
Inspeksi : Kedua mata sejajar, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Palpasi : Kelopak mata teraba lunak.
10. Telinga : Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, tidak keluar cairan, tidak ada
sumbatan
11. Hidung : Bentuk simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada lesi, tidak ada polip
12. Mulut : Bibir tampak pucat, mukosa kering, tidak terdapat lesi
13. Dada
a. Paru-paru
Inspeksi : Terlihat ekspansi dada simetris
Palpasi : Ekspansi dada/paru simetris, taktil fremitus simetris
Perkusi : Bunyi pekak
Auskultasi : Suara paru wheezing
b. Jantung
Inspeksi : Tidak tampak adanya ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis berada di intracosta
Perkusi : Suara pekak
Auskultasi : Bunyi lup dup ,tidak ada bunyi tambahan.
14. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut cembung, tidak ada lesi
Auskultasi : Frekuensi suara bising 20 x/menit
Palpasi : tidak ada hernia inguinalis.
Perkusi : Suara perut hipertimpani
15. Genetalia : Jenis kelamin perempuan
16. Ekstremitas
Atas : Tangan kanan terpasang infus, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan
Bawah : Tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan. Kuku pada jari kaki terlihat bersih

H. Skrining Nyeri
Tidak ada rasa nyeri
I. Skrining Gizi

Tinggi badan : - cm
Berat badan : 14.1 kg
Skrining Gizi Anak Usia 1 bulan – 18 tahun ( modifikasi strong-kids)

No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah pasien memilik status Tidak (1) Ya (0)
nutrisi kurang atau buruk secara
klinis?
( anak kurus/sangat kurus, mata
cekung, wajah tampak tua,
edema, rambut tipis dan jarang,
otot lengan dan paha tipis, iga
gambang, perut kempes, bokong
tipis, dan kisut)
2 Apakah terdapat penurunan Tidak (1) Ya (0)
berat badan selama 1 bulan
terakhir ?
Atau
Untuk bayi<1 tahun berat badan
tidak naik selama 3 bulan
terakhir?
Jika pasien menjawab tidak
tahu,dianggap jawaban “ya”
3 Apakah terdapat SALAH SATU TIDAK(1) YA(0)
dari kondisi berikut ?
 Diare profuse (>5x/hari)
dan atau muntah
).3x/hari)
 Asupan makan
berkurang selama
1
minggu terakhir
4 Apakah terdapat penyakit dasar TIDAK(1) YA(0)
atau keadaan yang
mengakibatkan pasien beresiko
mengalami malnutrisi (lihat
tabel di bawah) ?

Total skor 0(tanp


a
resiko
)
1. Status Fungsional
PENGKAJIAN RISIKO JATUH ANAK (SKALA
HUMPTY DUMPTY)

Nilai
Parameter Kriteria Skor Skor

Dibawah 3
Umur tahun 4 3

3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
>13tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2 1

Perempuan 1
Diagnosis Gangguan Neurologis 4

Perubahan dalam oksigenisasi (masalah saluran nafas, 3


dehidrasi, anemia, anorexia, sinkop, sakit kepala dll) 3
Kelainan psikis/ perilaku 2
Diagnosis
lain 1
Gangguan
kognitif Tidak sadar terhadap keterbatasan 3 1
Lupa
keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1
Faktor
lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi/ anak 4
Pasien menggunakan alat bantu atau box/ mebel 3
2
Pasien berada di tempat tidur 2
Pasien diluar ruang rawat 1
Dalam 24
Respon terhadap jam 3
Dalam 48
operasi/’ obat jam 2
1
penenang/efek >48 jam 1
Anasthesi

Penggunaan obat: sedative (kecuali pasien ICU, yang


menggunakan sedasi
Penggunaan obat dan paralisis) hipnotik, barbiturat, fenotialin, 3
antidepresan, laksatif/
diuretika,
narkotik

Salah satu dari pengobatan diatas 2


Pengobatan 1
lain 1
12
(risiko
jatuh
Total tinggi)

Skor: 7-11- Risiko jatuh rendah; ≥12 – Risiko jatuh tinggi


Terapi Medis
- LVFD RL 30 tpm
- Inf pamol 3x150 cc
- oral dexametasone 3x0,15 mg
- Lasal sirup 3x 3/₄ sendok takar
- Ventolin 3x 2,5 mg
- Pulmicort 2 mg

Nama Kegunaan
LVFD RL Sebagai sumber elektrolit
Paracetamol Untuk meredakan nyeri ringan hingga
sedang,sakit kepala,demam
Dexametasone Mengatasi pedangan, alergi
Lasal sirup Digunakan untuk menangani gejala asma,sesak
naoas dan memperbaiki aliran pernapasan
Ventolin Untuk membuka saluran napas diparu-paru
Pulmicort Untuk meredakan dan mencegah serangan
asma, seperti sesak napas dan mengi
J. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium 13 Juni 2022 07.09 wib
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hemoglobin 13.2 gr/dl anak : 12-14g/dl

Leukosit 9.3 rb/ul 4.5-13.5

Hematokrit 39% (L) 33-45

Eritrosit 5.0rb/ul 3.80-5.80

Trombosit 484 rb/ul 181-521

Eosinofil 5.90% (L) 1-5

Basofil 0.20% 0-1

Netrofil 68.50% 50-70

Limfosit 18.80 %(L) 25-50

Monosit 6.60% 1-6

MCH 27 pg 22-34

MCHC 34g/dl 32-36

MCV 78 Fl 69-93

Diff count

Absolut neutrofil count 6.37 rb/ul 1.80-8.00

Absolut limfosit count 1.75 rb/ul 0.9 – 5.2

Absolut limfosit rasio 3.64

GDS 83 mg/dl 80-100

Antigen SARS-COV-2 Negatif Negatif

Rontgen foto thorax


Hasil:
- Corakan bronchusvascular bertambah
- Sinus costophrenicus lancip
- Diafragma licin,tak mendatar
- CTR <0,56
Kesan:
- Pulmo tampak bercak
- besar cor normal
A. ANALI SA DATA

No Data Etiologi Problem


1. DS: Bersihan jalan napas tidak Respon alergi
efektif
- Ibu pasien mengatakan
anaknya mengalami sesak
napas sejak 2 hari yang lalu
- Ibu pasien mengatakan
anaknya pilek sejak dua hari
yang lalu dan memberat
sejak kemarin
- Ibu pasien mengatakan
anaknya sempat demam
kemarin

DO:
- Pola napas pasien tampak
tidak teratur
- Pasien tampak sedang pilek
- Akral teraba hangat
2 DS: Hipertermia Proses penyakit
- Ibu pasien mengatakan
anaknya sempat demam
sebelum dibawa ke rs

DO
- Kulit teraba hangat
- Tampak pucat

B. PRIORITAS DIAGNOSA
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d respon alergi
b. Hipertermia b.d proses penyakit
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

SLKI SIKI
Setelah di lakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan napas
Observasi
3x24 jam di harapkan masalah bersihan
- Monitorpola
jalan napas dapat membaik , dengan kriteria napas(frekuensi,kedalaman,
usaha napas )
hasil:
- Monitor bunyi napas
- Produksi sputum dapat menurun tambahan(mengi,whezing,ronkhi
kering)
- Batuk efektif dapat cukup meningkat
- Monitor adanya produksi sputum
- Dispnea dapat membaiik - Monitor adanya sumbatan jalan
napas
- Pola napas dapat membaik
- Monitor saturasi oksigen
- Frekuensi napas dapat membaik Terapeutik
- Posisikan semi fowler
- Gelisah dapat menurun
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
- Lakukan terapi nebulizer
- Berikan oksigen jika perlu
Edukasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Pemberian
bronkodilator,eksektoran,mukolit
ik,jika perlu

Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hipertemia


selama 3x24 jam diharapkan masalah Observasi
termoregulasi dapat membaik dengan - Identifikasi penyebab hipertermia
kriteria hasil : - Monitor suhu tubuh
- pucat dapat menurun - Monitor komplikasi akibat
hipertermia
- suhu tubuh dapat membaik
Terapeutik
- suhu kulit dapat membaik
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Berikan oksigen jika perlu
- Lakukan pendinginan eksternal
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberiaan cairandan
elektrolit inravena
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/jam No.d Implementasi Respon TTD


x
13 Juni - Posisikan semi - Pasien tampak berbaring
2022 fowler dan ditempat tidur
10.30 anjurkan tirah
baring
- Ibu klien mengatakan anaknya
- Monitor sesak napas hingga terdengar
keluhan umum bunyi napas tambahan, dan
pilek sejak 2 hari lalu
- Monitor
adanya - Pasien tampak pilek
sumbatan jalan
napas
- IVFD RL 30 tpm
- N: 103 x/m,
12.00
- Berikan cairan RR:22x/m,S:36,5ºc,Spo2:95%
intra vena
- Pct 150mg,Lassal sirup3/4
- Monitor TTV sendok teh, dexametason 0,15
16.00 mg, nebulizer ventikolin
pulmikot
- Pemberian
Obat - Ibu pasien mengerti apa yang
dianjurkan dan mulai
membimbing anaknya
- Anjurkan
bernapas - N: 120 x/m,
lambat selama RR:20x/m,S:36,8ºc,Spo2:97%
penggunaan
nebulizer

- Monitor TTV
14 Juni - Ibu pasien mengatakan anaknya
2022 - Monitor TTV demam dari semalam mulai
& keluhan batuk dan sesak napas berkurang
umum - Pasien tampak sudah tidak
memakai oksigen
- N: 100x/m,
S:37,8ºc,RR:20x/m,Spo2:97%
- Pemberian - Pct 150mg,Lassal sirup3/4
obat sendok teh, dexametason 0,15
mg, nebulizer ventikolin
- Anjurkan pulmikot
melakukan
pendinginan - keluarga pasien tampak paham
09.00
eksternal apa yang dianjurkan
- ivfd rl 30 tpm
- Mengganti
cairan infus - Ibu pasien mengatakan sering
mengipasi anaknya dan
11.00 - Anjurkan membiarkan anaknya tidak
memfasilitasi memakai selimut
12.00 lingkungan
dingin
- Pasien tampak batuk
- Ajarkan batuk & berdahak
efektif
- Monitor
adanya - N: 110x/m, RR: 20x/m, Spo2:
produksi 99% , S: 37,5ºc
sputum
- Pct 150mg,Lassal sirup3/4
- Monitor TTV sendok teh, dexametason 0,15
17.00 mg, nebulizer ventikolin
- Pemberian pulmikot
obat

- Monitor TTV - Ibu pasien mengatakan sudah


dan keluhan tidak sesak napas dan demam
umum namun masih batuk dan pilek

- N:112x/m.RR:22x/m,SpO2:98%,
S: 36,9ºc
- Pct 150mg,Lassal sirup3/4
22.00 - Pemberian sendok teh, dexametason 0,15
obat mg, nebulizer ventikolin
pulmikot

- Mengganti - IVFD RL 30 tpm


cairan infus
15 Juni - Monitor - Pasien sudah tidak sesak napas
2022 keluhan umum dan demam, namun masih batuk
dan pilek
06.00 - Monitor TTV - N: 110x/m, S: 36,2ºc, Spo2: 99%
RR: 24x/m
- Pemberian - Nebulizer ventikolin dan
obat pulmikot, dan lasal ,dexa
09.00 - Mengganti - IVFD RL 30 tpm
cairan infus

E. EVALUASI

Waktu Dx Evaluasi Paraf


13 juni I S:
2022 - Ibu pasien mengatakan anaknya pilek sejak 2 hari yang lalu

O:
- Pasien tampak berbaring ditempat tidur
- Pasien tampak menggunakan oksigen kanul nasal 2 l/menit
A: Masalah keperawatan bersihan jalan napas belum teratasi
- Produksi sputum meningkat
- Batuk efektif menurun
- Dispnea cukup membaiik
- Pola napas cukup membaik
- Frekuensi napas cukup membaik
- Gelisah menurun

P: Lanjutkan intervensi
- Monitorpola napas(frekuensi,kedalaman, usaha napas )
- Monitor bunyi napas tambahan(mengi,whezing,ronkhi kering)
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Monitor saturasi oksigen
- Posisikan semi fowler
- Berikan minum hangat
- Berikan oksigen jika perlu
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika perlu

II S:
- Ibu klien mengatakan demam anaknya sudah turun
O:
- Akral teraba hangat
- Kulit teraba hangat
- N: 120 x/m, RR:20x/m,S:36,8ºc,Spo2:97%

A: Masalah keperawatan hipetermi belum teratasi


- Pucat dapat menurun
- Suhu tubuh dapat membaik
- Suhu kulit dapat membaik
P: Lanjutkan intervensi
- Identifikasi penyebab hipertermia
- Monitor suhu tubuh
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Basahi dan kipasi permukaan tubuh
- Berikan cairan oral
- Berikan oksigen jika perlu
- Lakukan pendinginan eksternal
- Kolaborasi pemberiaan cairandan elektrolit inravena
14 juni I S:
2022 - Ibu pasien mengatakan anaknya kini batuk dan masih pilek

O:
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak sering batuk dan masih pilek
A: Masalah keperawatan Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi

- Produksi sputum cukup menurun


- Batuk efektif sedang
- Dispnea cukup membaiik
- Pola napas cukup membaik
- Frekuensi napas cukup membaik
- Gelisah cukup menurun

P: Lanjutkan intervensi
- Monitor adanya produksi sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Monitor saturasi oksigen
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Pemberian bronkodilator,eksektoran,mukolitik,jika perlu

II S:
- Ibu klien mengatakan anaknya demam naik turun sejak
semalam
O:
- Akral teraba hangat
- Kulit teraba hangat
- Tampak masih pucat
- N:112x/m.RR:22x/m,SpO2:98%, S: 36,9ºc

A: Masalah keperawatan hipertermi belum teratasi


- Pucat dapat menurun
- Suhu tubuh cukup memburuk
- Suhu kulit cukup memburuk

P: Lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Anjurkan melakukan pendinginan ekasternal
- Berikan cairan oral
-Kolaborasi pemberiaan cairandan elektrolit inravena
15juni I S:
2022 - Ibu pasien mengatakan anaknya masih pilek meler dan batuk
O:
- Pasien tampak meler pileknya
- Pasien tampak masih batuk
A:
- Produksi sputum cukup menurun
- Batuk efektif sedang
- Dispnea sudah membaiik
- Pola napas sudah membaik
- Frekuensi napas sudah membaik
- Gelisah cukup menurun

- Masalah keperawatan Bersihan jalan napas tidak efektif


belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi

II S:
- Ibu klien mengatakan demam anaknya sudah menurun
O:
- Akral teraba hangat
- Tampak sudah tidak pucat
- N: 110x/m, S: 36,2ºc, Spo2: 99%
RR: 24x/m

A: Masalah keperawatan hipertermi belum teratasi


- Pucat cukup menurun
- Suhu tubuh cukup membaik
- Suhu kulit cukup membaik

P: Intervensi dihentikan
40

Anda mungkin juga menyukai