DOSEN PENGAMPU :
ERNI JUNIARTATI S. ST, M. Tr. Keb
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ADITYA PRATAMA
191101042
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian Asma
Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang
ditandai dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang dan
timbul terutama pada malam atau menjelang pagi akibat penyumbatan saluran
pernapasan. (Info datin, 2017). Asma dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Asma Bronkial
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan
dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap dan bahan lain penyebab
alergi. Gejala kemunculannya sangat mendadak, sehingga gangguan asma bisa
datang secara tiba-tiba. Gangguan asma bronkial juga bisa muncul
lantaranadanya radang yang mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan
bagian bawah. Penyempitan iniakibat berkerutnya otot polos saluran pernapasan,
pembengkakan selaput lendir, dan pembentukan timbunan lendir yang
berlebihan.
b. Asma Kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat. Kejadian ini
disebut nocturnal paroxymul dispnea. Biasanya terjadi pada saat penderita
sedang tidur
2. Etiologi
Asma merupakan gangguan kompleks yang melibatkaan faktor autonom,
imunologis, infeksi, endokrin dan psikologis dalam berbagai tingkat pada berbagai
individu. Pengendalian diameter jalan napas dapat dipandang sebagai suatu
keseimbangan gaya neural dan humoral. Aktivitas bronkokonstriktor neural
diperantarai oleh bagian kolinergik sistem saraf otonom. Ujung sensoris vagus pada
epitel jalan napas, disebut reseptor batu atau iritan, tergantung pada lokasinya,
mencetuskan refleks arkus cabang aferens, yang pada ujung eferens merangsang
kontraksi otot polos bronkus.
3. Klasifikasi Asma
a. Asma Ringan
Asma ringan adalah asma yang terkontrol dengan pengobatan tahap 1 atau tahap
2, yaitu terapi pelega bila perlu saja, atau dengan obat pengontrol dengan intensitas
rendah seperti steroid inhalasi dosis rendah atau antogonis leukotrien, atau kromon.
b. Asma Sedang
Asma sedang adalah asma terkontrol dengan pengobatan tahap 3, yaitu terapi
dengan obat pengontrol kombinasi steroid dosis rendah plus long acting beta agonist
(LABA).
c. Asma Berat
Asma berat adalah asma yang membutuhkan terapi tahap 4 atau 5, yaitu terapi
dengan obat pengontrol kombinasi steroid dosis tinggi plus long acting beta agonist
(LABA) untuk menjadi terkontrol, atau asma yang tidak terkontrol meskipun telah
mendapat terapi.
4. Manifestasi Klinik
Berikut ini adalah tanda dan gejala asma, menurut Zullies (2016), tanda dan gejala
pada penderita asma dibagi menjadi 2, yakni :
a. Stadium Dini
Ada 2 faktor pada stadium dini diantaranya :
1) Faktor hipersekresi yang lebih menonjol diantaranya :
a) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
c) Wheezing belum ada
d) Belum ada kelainana bentuk thorak
e) Ada peningkatan eosinofil darah dan IGE .
f) Blood gas analysis (BGA) belum patologis
2) Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
a) Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b) Wheezing
c) Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d) Penurunan tekanan parial O2.
b. Stadium Lanjut
1) Batuk, ronchi
2) Sesak nafas berat dan dada seolah-olah tertekan
3) Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
4) Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest)
5) Thorak seperti barel chest
6) Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
7) Sianosis
8) Blood gas analysis (BGA) Pa O2 kurang dari 80 %
9) Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
10) Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis repiratorik
5. Patofisiologi
Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang
saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi)
dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang
akhirnya seseorang mengalami sesak nafas.
6. Pathway
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Uji Faal Paru
Uji faal paru dikerjakan untuk menentukan derajat obstruksi, menilai hasil
provokasi bronkus, menilai hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit. Alat
yang digunakan untuk uji faal paru adalah peak flow meter, caranya anak disuruh
meniup flow meter beberapa kali (sebelumnya menarik napas dalam melalui mulut
kemudian menghembuskan dengan kuat) dan dicatat hasil.
b. Foto Thoraks
Foto thoraks dilakukan terutama pada anak yang baru berkunjung pertama kali di
poliklinik, untuk menyingkirkan kemungkinan ada penyakit lain. Pada pasien asma
yang telah kronik akan terlihat jelas adanya kelainan berupa hiperinflasi dan
atelektasis
c. Pemeriksaan Darah
Hasilnya akan terdapat eosinofilia pada darah tepi dan sekret hidung. Bila tidak
eosinofilia kemungkinan bukan asma. Selain itu juga, dilakukan uji tuberkulin dan uji
kulit dengan menggunakan allergen.
8. Komplikasi
1) Pneumotoraks
2) Pneumodiastinum dan erofirema subkutis
3) Atelektasis
4) Gagal nafas
5) Bronkitis
6) Fraktur iga
9. Penatalaksaan Medis
Obat- obatan untuk asma anak terdiri:
a) Bronkodilator : adrenalin,orsipenalin, terbutalin dan fenoterol
b) Kortikosteroid : prednison, hidrokortison deksametason dan dll.
c) Mukolitik : banyak minum air
Obat- obat yang disebutkan itu diberikan jika sedang mendapatkan serangan. Obat untuk
mencegah serangan asma dapat :
PENGKAJIAN
1. Biodata
Pada pengkajian biodata, identitas klien dan identitas informan. Selain itu dapat
mengkaji keterangan klien masuk rumah sakit. Biasanya pasien anak yang terserang asma
adalah anak 1-5 tahun.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang timbul pada pasien asma yaitu batuk, terutama malam hari:
batuk menggonggong yang pada awalnya kering, yang menjadi batuk berdahak
dengan sputum berbusa. Pernapasan sulit: dispnea saat beraktivitas, napas pendek atau
sesak, dan juga mengi (Kyle & Carman,2014)
Kulit : sianosis perifer, sianosis secara umum, penurunan turgor, edema dan edema
periorbital.
Mulut dan Bibir : membran mukosa sianosis, bernafas dengan mengerutkan bibir
Hidung : pernapasan dengan cuping hidung, Vena leher dan adanya distensi/ bendungan
Dada:
a) Inspeksi
Anak yang mengalami asma berat dapat memiliki dada tong yang selalu menunjukkan
sedikit peningkatan upaya pernapasan. Frekuensi irama, kedalaman dann upaya
bermafas antara lain : takipnea, dispnea profresif, pernafasan dangkal
b) Palpasi
Biasanya tidak ada kelainan yang nyata (pada serangan berat terdapat/ terjadi pulsus
paradoksus)
Integumen
Suhu : pada hipertermi kulit teraba panas akan tetapi setelah hipertermi teratasi kulit anak
akan teraba dingin
Penyebab :
Fisiologis :
1. Spasme jalan napas.
2. Hipersekresi jalan napas.
3. Disfungsi neuromuskuler.
4. Benda asing dalam jalan napas.
5. Adanya jalan napas buatan.
6. Sekresi yang tertahan.
7. Hiperplasia dinding jalan napas.
8. Proses infeksi .
9. Respon alergi.
10. Efek agen farmakologis (mis. anastesi).
Objektif :
1. batuk tidak efektif
2. tidak mampu batuk.
3. sputum berlebih.
4. Mengi, wheezing dan / atau ronkhi kering.
5. Mekonium di jalan nafas pada Neonatus.
Penyebab :
Subjektif :
1. Mengeluh lelah
Objektif
Subjektif:
Objektif
Definisi :
Penyebab :
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
Subjektif :
Objektif :
(tidak tersedia)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24jam maka, bersihan jalan
napas meningkat dengan Kriteria Hasil:
Intervensi keperawatan :
Observasi :
Teraupetik :
Edukasi:
2. anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik,ditahan selama 2 detik kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir mengunci selama 8 detik
4. anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran
a. dibutuhkan
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24jam maka, toleransi aktivitas
meningkat dengan kriteria hasil :
Intervensi Keperawatan :
Menejemen Energi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Intervensi Keperawatan :
Dukungan Tidur
Observasi :
Terapeutik :
1. Modifikasi lingkungan
2. Batasi waktu tidur siang
3. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
Edukasi :