Prodi : D3 Keperawatan
16. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan pneumonia (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
a. Definisi : Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi
karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi
atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat peradangan (Mutaqin,
2008).
b. Batasan karakteristik :
17. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan pneumonia
(klafisikasi dan indikator)
Ketidakefektif an bersihan jalan nafas b.d mukus berlebihan
NOC : Status pernafasan : Kepatenan jalan nafas Definisi : saluran trakeobronkial
yang terbuka dan lancar untuk pertukaran udara Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam pasien dapat meningkatkan status pernafasan yang
adekuat meningkat dari skala 2 (cukup) menjadi skala 4 (ringan) dengan kriteria
hasil :
a. Frekuensi pernafasan normal (30-50x/menit).
b. Irama pernafasan normal (teratur).
c. Kemampuan untuk mengeluarkan secret (pasien dapat melakukan batuk efektif
jika memungkinkan).
d. Tidak ada suara nafas tambahan (seperti ; Ronchi,wezing,mengi).
e. Tidak ada penggunaan otot bantu napas (tidak adanya retraksi dinding dada).
f. Tidak ada batuk.
g. Ket: 1. Sangat berat 2. Berat 3. Cukup 4. Ringan 5. Tidak ada
18. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan pneumonia (klafisikasi
dan aktifitasnya)
a. Ketidakefektif an bersihan jalan nafas b.d mukus berlebihan
Manajemen jalan nafas :
Monitor status pernafasan dan respirasi sebagaimana mestinya.
Posisikan pasien semi fowler, atau posisi fowler.
Observasi kecepatan,irama,ked alaman dan kesulitan bernafas.
Auskultasi suara nafas 5. lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya.
Kolaborasi pemberian O2 sesuai instruksi.
Ajarkan melakukan batuk efektif.
Ajarkan pasien dan keluarga mengenai penggunaan perangkat oksigen
yang memudahkan mobilitas.
19. Jelaskan pengertian dari bronkitis!
peradangan atau juga bisa disebut infeksi yang terdapat di saluran nafas yang
menginfeksi pada bronkus. Bronkitis biasanya menginfeksi pada anak-anak yang
disekitar tempat tinggalnya terdapat polutan, seperti orangorang merokok diluar atau
didalam ruangan, kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi udara, dan
pembakaran yang menyebabkan asap biasanya saat masak menggunakan kayu bakar.
Pasien bronkitis banyak ditemukan dengan keluhan seperti batuk, mengi,
penumpukan sputum dan sesak nafas (Marni, 2014).
20. Jelaskan etiologi bronkitis pada lansia!
Bronkitis akut biasanya akan muncul disebabkan karena virus seperti virus influenza,
rhinovirus Syncirial Virus (RSV), Coxsackie virus dan virus parainfluenza.
Sedangkan menurut pendapat lainnyan penyebab ini bisa terjadi bisa melalui zat
iritasi yaitu seperti asam lambung hal ini ditemukan setelah terjadinya aspirasi pada
saat sesudah muntah yang menyebabkan bronkitis kronis. Jelaskan tanda dan gejala
bronkitis pada lansia!
a. Dyspnea.
b. Batuk.
c. Produksi sputum.
d. Wheezing.
e. Sesak nafas.
21. Jelaskan pemeriksaan diagnostik bronkitis pada lansia!
A. Tes fungsi paru (mungkin sukar dilakukan untuk pasien yang kondisinya parah)
PEF < 100 L/menit atau FEV1 < 1L mengindikasikan adanya eksaserbasi yang
parah.
B. Pemeriksaan analisa gas darah :
PaO26,7 kPa (50 mmHg), saat bernafas dalam udara ruangan,
mengindikasikan adanya gagal nafas.
PaO29,3 kPa (70 mmHg) dan pH
22. Jelaskan penatalaksanaan medis bronkitis pada lansia!
Pengobatan farmakologi :
A. Anti inflamasi (kortikosteroid, natrium kromolin).
B. Bronkhodilator (Adrenergik : efedrin, epineprin, beta adrenergik agonis selektif.
Nonadrenergik : aminofilin, teofilin.
C. Antihistamin.
D. Steroid.
E. Antibiotik(ceftazidime, ceftriakson, cefotaksime, amoxicilinklavulanat).
F. Ekspektoran.
G. Oksigen digunakan 31/menit dengan nasal kanul.
H. Kombinasi B 2 agonis (short-acting) dengan antikolinegik dalam satu inhaler:
Fenoterol : inhaler 200/80ug (MDI) Nebulizer 1,25/0,5 mg/ml 15.
Salbutamol : inhaler 75/15 (MDI) Nebulizer 0,75/4,5 mg/ml.
23. Jelaskan pengkajian keperawatan pada lansia dengan bronkitis!
A. Pengumpulan Data Pengkajian mengenai nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tinggal, adanya riwayat alergi pada keluarga, adanya riwayat asma pada
saat anak-anak. Hal ini yang perlu dikaji dari identitas klien adalah tanggal masuk
rumah sakit (MRS), nomor rekam medis, asuransi kesehatan, dan diagnosa medis
perlu dilakukan pada klien dengan Bronkitis.
B. Keluhan utama pada Bronkitis adalah dispnea, klien biasanya mempunyai riwayat
merokok dan riwayat batuk kronik.
C. Riwayat Penyakit Saat Ini Klien dengan Bronkitis datang mancari pertolongan
dengan keluhan sesak nafas, susah untuk bernafas, batuk. Suara nafas ngkrok-
ngkrok diikuti adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, tidak nafsu
makan, berat badan menurun serta kelemahan.
D. Riwayat penyakit Dahulu Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu
seperti adanya infeksi saluran pernafasan atas, bronkitis kronik, asma bronkhial,
emfisema, batuk kronis, dan alergi.
E. Riwayat Penyakit Keluarga Pada klien dengan Bronkitis perlu dikaji adanya
keluarga yang mempunyai riwayat alergi.
F. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Perawat perlu mengkaji kesadaran klien,
adanya dispnea, riwayat merokok, riwayat batuk kronis, adanya faktor pencetus
eksaserbasi yang meliputi alergen, stres emosional, peningkatan aktivitas fisik
yang berlebihan, riwayat asma saat anak-anak, terpapar dengan polusi udara,
infeksi saluran pernafasan, tidak adanya nafsu makan, penurunan berat badan,
serta kelemhan. Perawat perlu mengkaji obat-obatan yang biasa diminum klien.
(Breathing) Pada pemeriksaan fisik B1 dapat kita lihat klien dengan
Bronkitis, terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan,
serta penggunaan otot bantu nafas (sternokloidomastoid). Pada saat
inspeksi, biasanya dapat terlihat klien mempunyai bentuk dada barrel chest
akibat udara yang terperangkap, penipisan massa otot, bernafas dengan
bibir yang dirapatkan, dan pernafasan abnormal yang tidak efektif. Pada
tahap lanjut, dispnea terjadi pada saat beraktivitas bahkan pada saat
aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan 18 dan mandi. Pengkajian
batuk produktif dengan sputum purulen disertai dengan demam
mengindikasikan adanya tanda pertama infeksi pernafasan, kemudian pada
palpasi dengan klien bronkitis terdapat vocal fremitus biasanya normal
Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan
diafragma mendatar/menurun, sedangkan pada Auskultasi Sering
didapatkan adanya bunyi nafas ronchi dan wheezing sesuai tingkat
keparahan obstruksi pada bronkhiolus.
B2 (Blood) Pada pasien dengan Bronkitis terjadi penurunan tekanan darah
(hipotensi), takikardia, disritmia, pulsus paradoksus, didapatkan kadar
oksigen yang rendah (hipoksemia), distensi vena jugularis, vlubbing
finger, edema perifer, sianosis sentral.
B3 (Brain) Pada saat inspeksi, tingkat kesadaran perlu dikaji. Disamping
itu diperlukan pemeriksaan GCS untuk menentukan tingkat kesadaran
pasien apakah compos mentis, somnolen, stupor, atau koma.
B4 (Bledder) Pengukuran volume output urine perlu dilakukan karena
berkaitan dengan intake cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor
ada tidaknya oliguria, karena hal tersebut merupakan tanda awal syok.
B5 (Bowel) Pasien biasanya sering mengalami mual dan muntah,
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.
B6 (Bone) Dikaji adanya edema pada ekstremitas, adanya infeksi,
keletihan fisik. Pada integumen perlu dikaji adanya permukaan yang kasar,
turgor kulit, keelastisan kulit, kelembaban, mengelupas, bersisik atau
pruritus, perdarahan, adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis.
Pada rambut dikaji warna rambut, kelembaban, penyebaran rambut, dan
kusam. Perlu dikaji bagaimana istirahat serta aktivitas pasien, berapa lama
pasien istirahat tidur dan berapa lama pasien beraktivitas.
B7 (Penginderaan) (1) Mata: Konjungtiva tampak anemis, pupil isokor,
sklera berwarna putih (2) Telinga: Tidak terjadi pembengkakan, gangguan
pendengaran pada klien (3) Hidung: Tidak terdapat sekret pada hidung
klien kecuali klien dalam keadaan flu atau bersin (4) Mulut: Biasanya
klien mengalami perasa lidah yang pahit sehingga klien tidak nafsu makan
yang mengakibatkan nafsu makan klien menurun.
B8 (Endokrin) Pada endokrin tidak ditemukan pembesaran pada area
kelenjar tiroid dan kelenjar parotis
24. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
A. DEFINISI : Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
inflamasi pada pembuluh bronkus, trakea dan bronkioli. Inflamasi menyebabkan
bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan
sekresi dari cairan inflamasi (Ngastiyah, 2005).
B. BATASAN KARAKTERISTIK :
a. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan).
b. Sesak napas ketika melakukan olahraga atau aktivitas ringan.
c. Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya, flu).
d. Napas berat.
e. Mudah lelah.
f. Pembengkakan pergelangan kaki dan tungkai kiri dan kanan.
g. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan.
h. Pipi tampak kemerahan.
i. Sakit kapala.
j. Gangguan penglihatan.
C. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN ATAU FAKTOR RISIKO :
Bronkitis akut yang tidak diobati secara benar cenderung menjadi bronitis kronis,
sedangkan bronkitis kronis memungkinkan anak mudah mendapat infeksi.
Gangguan pernapasan secara langsung sebagai akibat bronkitis kronis ialah bila
lendir tetap tinggal di dalam paru akan menyebabkan terjadinya atelektasis atau
bronkiektasis, kelainan ini akan menambah penderitaan pasien lebih lama. Untuk
menghindarkan terjadinya komplikasi ini pasien bronkitis harus mendapatkan
pengobatan dan perawatan yang benar sehingga lendir tidak selalu tertinggal
dalam paru. Berikan banyak minum untuk membantu mengencerkan lendir,
berikan buah dan makanan bergizi untuk mempertinggi daya tahan tubuh.
25. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan indikator)
Diagnosa yang saya ambil NOC :Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi
paru.
Goal : pasien akan meningkatkan pola napas efektif selama dalam perawatan.
Objektif : dalam jangka waktu 3 x 24 jam pasien akan menunjukan jalan napas
efektif dengan.
kriteria hasil :
A. pola pernafasan normal/ efektif.
B. frekuensi pernafasan, kedalaman pernapasan, dan irama pernapasan dalam
batas normal.
C. tidak ada cuping hidung.
D. tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
26. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan aktifitasnya)
Diagnosa yang saya ambil NOC :Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi
paru.
A. kaji dan pantau frekuensi pernafasan, kedalaman pernapasan, dan irama
pernapasan,R/ perubahan (seperti takipnea, dispnea,penggunaan otot aksesoris)
dapat mengindikasikan berlanjutnya keterlibatan/ pengaruh pernapasanyang
membutuhkan upaya.
B. tempatkan klien pada posisi yangnyaman.R/Memaksimalkan ekspansi paru.
C. bantu klien untu mengubah posisi yang nyaman. R/untuk memaksimalkan
kenyamanan.
D. Berikan kesempatan pasien beristirahat diantara tindakan untuk memperlancar
pernapasan. R/untuk menehindari keletihan.
27. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan indikator)
Diagnosa yang saya ambil NOC :Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi
paru.
Goal : pasien akan meningkatkan pola napas efektif selama dalam perawatan.
Objektif : dalam jangka waktu 3 x 24 jam pasien akan menunjukan jalan napas
efektif dengan.
kriteria hasil :
E. pola pernafasan normal/ efektif.
F. frekuensi pernafasan, kedalaman pernapasan, dan irama pernapasan dalam
batas normal.
G. tidak ada cuping hidung.
H. tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
I. tanda – tanda vital dalam batas normal.
J. dyspnea tidak ada.
K. ekspansi paru simetris.
28. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan aktifitasnya)
Diagnosa yang saya ambil NOC :Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi
paru.
E. kaji dan pantau frekuensi pernafasan, kedalaman pernapasan, dan irama
pernapasan,R/ perubahan (seperti takipnea, dispnea,penggunaan otot aksesoris)
dapat mengindikasikan berlanjutnya keterlibatan/ pengaruh pernapasanyang
membutuhkan upaya.
F. tempatkan klien pada posisi yangnyaman.R/Memaksimalkan ekspansi paru.
G. bantu klien untu mengubah posisi yang nyaman. R/untuk memaksimalkan
kenyamanan.
H. Berikan kesempatan pasien beristirahat diantara tindakan untuk memperlancar
pernapasan. R/untuk menehindari keletihan.
I. Berikan oksigen sesuai program. R/untuk membantu menurunkan distres
pernapasan yang disebabkan oleh hipoksia.
J. berikan antibiotik (yang dapat diberikan untuk infeksi bakteri sekunder) sesuai
jadwal.kaji dan catat setiap efek samping (mis,ruam,diare).