Anda di halaman 1dari 16

Nama : Indra Dwi Verawati (200201026)

Prodi : D3 Keperawatan

LKM B KEPERAWATAN GERONTIK

1. Jelaskan pengertian dari asma!


Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Jelaskan klasifikasi
asma!
Asma allergen/asma ekstrinsik dan Asma non allergen/Intrisik
a. Asma ekstrinsik
 Allergen p.u. diketahui
 Test kulit positif
 IgE meningkat pada 60% pemderita
 Onset biasanya pada anak-anak dan dewasa muda
 Asma intermitten
 Derajat asma bervariasi
 Riwayat alergen keluarga positif
Asma intrinsik
 Allergen tidak diketahui
 Test kulit negatif
 IgE normal atau rendah
 Onset biasanya pada orangtua
 Asma terus menerus
 Asma pada umumnya berat
 Jarabg ada riwayat alergi pada keluarga
2. Jelaskan etiologi asma pada lansia!
Penyebab awal terjadinya inflamasi saluran pernapasan pada penderita asma belum
diketahui mekanismenya (Soedarto, 2012).Terdapat berbagai keadaan yang memicu
terjadinya serangan asma, diantara lain:
 Kegiatan fisik (exercise).
 Kontak dengan alergen dan irritan.
Allergen dapat disebabkan oleh berbagai bahan yang ada di sekitar penderita asma
seperti misalnya kulit, rambut, dan sayap hewan. Selain itu debu rumah yang
mengandung tungau debu rumah (house dust mites) juga dapat menyebabkan
alergi. Hewan seperti lipas (cockroaches, kecoa) dapat menjadi pemicu timbulnya
alergi bagi penderita asma. Bagian dari tumbuhan seperti tepung sari dan ilalang
serta jamur (nold) juga dapat bertindak sebagai allergen. Irritans atau iritasi pada
penderita asma dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti asap rokok, polusi
udara. Berbagai penyebab dapat memicu terjadinya asma yaitu:

 Obat-obatan (aspirin, beta-blockers).


 Sulfite (buah kering wine).
 Gastroesophageal reflux disease, menyebabkan terjadinya rasa terbakar
pada lambung (pyrosis, heart burn) yang memperberat gejala serangan
asma terutama yang terjadi pada malam hari.
 Bahan kimia dan debu di tempat kerja
3. Jelaskan tanda dan gejala asma pada lansia!
A. Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
 Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
 Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
 Whezing belum ada
 Belum ada kelainan bentuk thorak
 Ada peningkatan eosinofil darag dab IG E
 BGA belum patologis
B. Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
 Timbul sesak nafas dengan atau tanpa sputum
 Whezing
 Ronchi basah bika terdapat hipersekresi
 Penurunan tekanan parsial O2
 Sesak nafas berat
 Thorak seperti barel chest
4. Jelaskan pemeriksaan diagnostik asma pada lansia!
 Pemeriksaan sputum
 Pemeriksaan darah
 Pemerimsaan Radiologi
 Faal paru
 Scanning paru
5. Jelaskan penatalaksanaan medis asma pada lansia!
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk pasien asma yaitu:
A. Prinsip umum dalam pengobatan asma:
 Menghilangkan obstruksi jalan napas.
 Menghindari faktor yang bisa menimbulkan serangan asma.
 Menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit asma dan
pengobatannya.
B. Pengobatan pada asma:
 Pengobatan farmakologi, Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran
napas. Terbagi menjadi dua golongan, yaitu:
 Adrenergik (Adrenalin dan Efedrin), misalnya
terbutalin/bricasama.
 Santin/teofilin (Aminofilin).
 Kromalin Bukan bronkhodilator tetapi obat pencegah seranga asma
pada penderita anak. Kromalin biasanya diberikan bersama obat
anti asma dan efeknya baru terlihat setelah satu bulan.
 Ketolifen Mempunyai efek pencegahan terhadap asma dan
diberikan dalam dosis dua kali 1mg/hari. Keuntungannya adalah
obat diberikan secara oral.
 Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg jika tidak ada respon
maka segera penderita diberi steroid oral.

6. Jelaskan pengkajian keperawatan pada lansia dengan asma!


A. Biodata Identitas pasien berisikan nama pasien, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, tanggal masuk sakit, rekam medis.
B. Keluhan utama Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma adalah
dispnea (sampai bisa berhari-hari atau berbulan-bulan), batuk, dan mengi (pada
beberapa kasus lebih banyak paroksimal).
C. Riwayat Kesehatan Dahulu Terdapat data yang menyatakan adanya faktor
prediposisi timbulnya penyakit ini, di antaranya adalah riwayat alergi dan riwayat
penyakit saluran nafas bagian bawah (rhinitis, utikaria, dan eskrim).
D. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien dengan asma sering kali didapatkan adanya
riwayat penyakit turunan, tetapi pada beberapa klien lainnya tidak ditemukan
adanya penyakit yang sama pada anggota keluarganya.
E. Pemeriksaan fisik :
a. Palpasi
b. Auskultasi
7. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan asma (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
DEFINISI : Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang
ditandai dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang dan
timbul terutama pada malam atau menjelang pagi akibat penyumbatan saluran
pernapasan. (Infodatin, 2017).
BATASAN KARAKTERISTIK : Ada batuk, suara napas tambahan, perubahan
frekuensi napas, perubahan irama napas, sianosis, kesulitan berbicara/ mengeluarkan
suara, penurunan bunyi napas, dispnea, sputum dalam jumlah yang berlebihan, batuk
yang tidak efektif, gelisah (NANDA, 2011).
FAKTOR BERHUBUNGNA ATAU FAKTOR RISIKO : Bila serangan asma sering
terjadi dan telah berlangsung lama, maka akan terjadi emfisema dan mengakibatkan
perubahan bentuk toraks, yaitu toraks menbungkuk ke depan dan memanjang. Pada
foto rontgen toraks terlihat diafragma letaknya rendah, gambaran jantung menyempit,
corakan hilus kiri dan kanan bertambah
8. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan asma (klafisikasi dan
indikator)
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret.
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien akan mempertahankan bersihan
jalan napas yang efektif.
b. kriteria hasil :
Domain 2 : kesehatan fisiologis.
Kelas E : jantung paru
Kode 0410 : saluran trakeobronkial yang terbuka dan lancar untuk pertukaran
udara berat (2) menjadi ringan (4).
indikator : Indikator/Outcome :
 Kemampuan untuk mengeluarkan sekret.
 Frekuensi pernapasan.
 Suara napas tambahan.
 Batuk
9. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan asma (klafisikasi dan
aktifitasnya)
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret.
Air management antara lain:
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
b. Keluarkan sekret dengan batuk (teknik batuk efektif).
c. Monitor vital sign.
d. Observasi suara tambahan.
e. Latih napas dalam
10. Jelaskan pengertian dari pneumonia!
pneumonia adalah peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi
saluran pernafasan bawah akut dimana asinus terisi dengan cairan radang yang
ditandai dengan batuk dan disertai nafas cepat yang disebabkan oleh virus, bakteri,
dan mycoplasma(fungi).
11. Jelaskan etiologi pneumonia pada lansia!
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai kuman, mulai dari bakteri, virus, dan jamur.
Saat kuman masuk ke dalam saluran pernapasan, kuman ini dapat menyebabkan
infeksi dan menyebabkan peradangan pada paru-paru.
12. Jelaskan tanda dan gejala pneumonia pada lansia!
• Lansia pengidap pneumonia dapat mengalami kondisi yang lemah terus-
menerus. Tidak jarang, kondisi ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan
kecil, seperti jatuh.
• Pneumonia pada lansia umumnya jarang disertai dengan demam. Namun,
biasanya suhu tubuh mereka akan lebih rendah dari normal.
• Lansia akan mengalami kebingungan atau delirium.
• Lansia juga akan mengalami inkontinensia urine saat mengidap pneumonia.
 Mengalami penurunan nafsu makan.
• Penurunan kondisi kesehatan.
13. Jelaskan pemeriksaan diagnostik pneumonia pada lansia!
a. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi rontgen toraks memiliki gambaran khas infiltrat setelah
12 jam infeksi yang dapat terlihat dari gambaran posteroanterior (PA) dan
lateral. Posisi lateral juga diperlukan dalam diagnosis untuk melihat infiltrat
yang mungkin tertutup dengan gambaran jantung.
b. CT-Scan Toraks:
Pemeriksaan CT-scan toraks dalam diagnosis CAP diindikasikan pada pasien
dengan kecurigaan mengalami pneumonia aspirasi, etiologi keganasan, dan pasien
dengan gambaran rontgen toraks tidak ditemukan infiltrat tetapi klinis pasien
sangat mengarah pada pneumonia.
c. Aplikasi Analisis Batuk
Tes batuk dengan aplikasi analisis batuk berbasis artificial intelligence (AI)
dengan mengenal jenis batuk untuk membantu mengidentifikasi pneumonia
berdasarkan jenis batuk serta membedakan pneumonia dengan penyakit sistem
respirasi lainnya seperti asma, croup, dan infeksi saluran napas atas.
14. Jelaskan penatalaksanaan medis pneumonia pada lansia!
Penatalaksanaan awal pada pneumonia aspirasi bertujuan mengatasi
kegawatdaruratan, meliputi stabilisasi jalan napas, status oksigenasi, dan sirkulasi.
Posisi kepala ditinggikan kurang lebih 45 derajat. Bila didapatkan pasien dalam
keadaan sadar, kepala dapat dimiringkan ke lateral ketika terjadi muntah agar tidak
terjadi aspirasi. Lakukan suction pada saluran napas bagian atas dan kavum oris untuk
mengurangi jumlah aspirat yang mungkin terhirup.Intubasi dapat dipertimbangkan
terutama pada pasien yang tidak mampu mempertahankan patensi jalan napas.
Beberapa indikasi dari intubasi di antaranya:
• Instabilitas status oksigenasi
• Instabilitas hemodinamik
• Gangguan kesadaran dan neurologis
• Terdapat peningkatan usaha napas
• Impending respiratory failur/
Pemasangan selang nasogastrik dapat dipertimbangkan dengan tujuan
dekompresi dari lambung.Bronkoskopi fleksibel dapat dilakukan jika aspirasi
diperkirakan dalam jumlah besar. Tujuan bronkoskopi adalah untuk
membersihkan aspirat dan mengambil sampel cairan untuk kultur
15. Jelaskan pengkajian keperawatan pada lansia dengan pneumonia!
A. Pengumpulan data Identiatas klien : Lakukan pengkajian pada identitas pasien dan
isi identitasnya, yang meliputi : Nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir,
alamat, agama, tanggal pengkajian, keluhan utama ; keluhan dimulai dengan
infeksi saluran pernafasan, kemidian mendadak panas tinggi disertai batuk yang
hebat, nyeri dada dan nafas sesak, Riwayat kesehatan sekarang : pada klien
pneumonia yang sering dijumpai pada waktu anamnese ada klien mengeluh
mendadak panas tinggi (380C - 410C) Disertai menggigil, kadangkadang muntah,
nyeri pleura dan batuk pernafasan terganggu (takipnea), batuk yang kering akan
menghasilkan sputum seperti karat dan purulen. Riwayat penyakit dahulu :
Pneumonia sering diikuti oleh suatu infeksi saluran pernafasan atas, pada penyakit
PPOM, tuberkulosis, DM, Pasca influenza dapat mendasari timbulnya pneumonia,
Riwayat penyakit keluarhga : Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit
yang sama dengan klien atau asma bronkiale, tuberkulosis, DM, atau penyakit
ISPA lainnya.
B. Pemeriksaan fisik Keadaan Umum : Klien tampak lemah, Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital pada klien dengan pneumonia biasanya didapatkan peningkatan
suhu tubuh lebih dari 400C, frekuensi napas meningkat dari frekuensi normal,
denyut nadi 14 biasanya seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi
pernapasan, dan apabila tidak melibatkan infeksi sistem yang berpengaruh pada
hemodinamika kardiovaskuler tekanan darah biasanya tidak ada masalah antara
lain :
 B1 (Breathing) Pemeriksaan fisaik pada klien dengan pneumonia
merupakan pemeriksaan fokus, berurutan pemeriksaan ini terdiri atas
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Inspeksi : Bentuk dada dan
gerakan pernapasan, Gerakan pernapasan simetris. Pada klien dengan
pneumonia sering ditemukan peningkatan frekuensi napas cepat dan
dangkal, serta adanya retraksi sternum dan intercostal space (ICS). Napas
cuping hidung pada sesak berat dialami terutama oleh anak-anak. Batuk
dan sputum. Saat dilakukan pengkajian batuk pada klien dengan
pneumonia, biasanya didapatkan batuk produktif disertai dengan adanya
peningkatan produksi sekret dan sekresi sputum yang purulen. Palpasi :
Gerakan dinding thorak anterior/ ekskrusi pernapasan. Pada palpasi klien
dengan pneumonia, gerakan dada saat bernapas biasanya normal dan
seimbang antara bagian kanan dan kiri. Getaran suara (frimitus vocal).
Taktil frimitus pada klien dengan pneumonia biasanya normal. Perkusi :
Klien dengan pneumonia tanpa disertai komplikasi, biasanya didapatkan
bunyi resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. Bunyi redup perkusi
pada klien dengan pneumonia didapatkan apabila bronkopneumonia
menjadi suatu sarang (kunfluens). Auskultasi ; Pada klien dengan
pneumonia, didapatkan bunyi napas melemah dan bunyi napas tambahan
ronkhi basah pada sisi yang sakit. Penting bagi perawat pemeriksa untuk
mendokumentasikan hasil auskultasi di daerah mana didapatkan adanya
ronkhi.
 B2 (Blood) Pada klien dengan pneumonia pengkajian yang didapat
meliputi : 15 Inspeksi : Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umun.
Palpasi : Denyut nadi perifer melemah. Perkusi : Batas jantung tidak
mengalami pergeseran. Auskultasi : Tekanan darah biasanya normal, bunyi
jantung tambahan biasanya tidak didapatkan.
 B3 (Brain) Klien dengan pneumonia yang berat sering terjadi penurunan
kesadaran, didapatkan sianosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan
berat. Pada pengkajian objektif, wajah klien tampak meringis. Menangis,
merintih, merengang, dan mengeliat.
 B4 (Bladder) Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake
cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria karena
hal tersebut merupakan tanda awal dari syok.
 B5 (Bowel) Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan napsu
makan, dan penurunan berat badan.
 B6 (Bone) Kelemahan dan kelelahan fisik secara umum sering
menyebabkan ketergantungan klien terhadap bantuan orang lain dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.

16. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan pneumonia (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
a. Definisi : Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi
karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi
atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat peradangan (Mutaqin,
2008).
b. Batasan karakteristik :
17. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan pneumonia
(klafisikasi dan indikator)
Ketidakefektif an bersihan jalan nafas b.d mukus berlebihan
NOC : Status pernafasan : Kepatenan jalan nafas Definisi : saluran trakeobronkial
yang terbuka dan lancar untuk pertukaran udara Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam pasien dapat meningkatkan status pernafasan yang
adekuat meningkat dari skala 2 (cukup) menjadi skala 4 (ringan) dengan kriteria
hasil :
a. Frekuensi pernafasan normal (30-50x/menit).
b. Irama pernafasan normal (teratur).
c. Kemampuan untuk mengeluarkan secret (pasien dapat melakukan batuk efektif
jika memungkinkan).
d. Tidak ada suara nafas tambahan (seperti ; Ronchi,wezing,mengi).
e. Tidak ada penggunaan otot bantu napas (tidak adanya retraksi dinding dada).
f. Tidak ada batuk.
g. Ket: 1. Sangat berat 2. Berat 3. Cukup 4. Ringan 5. Tidak ada
18. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan pneumonia (klafisikasi
dan aktifitasnya)
a. Ketidakefektif an bersihan jalan nafas b.d mukus berlebihan
Manajemen jalan nafas :
 Monitor status pernafasan dan respirasi sebagaimana mestinya.
 Posisikan pasien semi fowler, atau posisi fowler.
 Observasi kecepatan,irama,ked alaman dan kesulitan bernafas.
 Auskultasi suara nafas 5. lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya.
 Kolaborasi pemberian O2 sesuai instruksi.
 Ajarkan melakukan batuk efektif.
 Ajarkan pasien dan keluarga mengenai penggunaan perangkat oksigen
yang memudahkan mobilitas.
19. Jelaskan pengertian dari bronkitis!
peradangan atau juga bisa disebut infeksi yang terdapat di saluran nafas yang
menginfeksi pada bronkus. Bronkitis biasanya menginfeksi pada anak-anak yang
disekitar tempat tinggalnya terdapat polutan, seperti orangorang merokok diluar atau
didalam ruangan, kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi udara, dan
pembakaran yang menyebabkan asap biasanya saat masak menggunakan kayu bakar.
Pasien bronkitis banyak ditemukan dengan keluhan seperti batuk, mengi,
penumpukan sputum dan sesak nafas (Marni, 2014).
20. Jelaskan etiologi bronkitis pada lansia!
Bronkitis akut biasanya akan muncul disebabkan karena virus seperti virus influenza,
rhinovirus Syncirial Virus (RSV), Coxsackie virus dan virus parainfluenza.
Sedangkan menurut pendapat lainnyan penyebab ini bisa terjadi bisa melalui zat
iritasi yaitu seperti asam lambung hal ini ditemukan setelah terjadinya aspirasi pada
saat sesudah muntah yang menyebabkan bronkitis kronis. Jelaskan tanda dan gejala
bronkitis pada lansia!
a. Dyspnea.
b. Batuk.
c. Produksi sputum.
d. Wheezing.
e. Sesak nafas.
21. Jelaskan pemeriksaan diagnostik bronkitis pada lansia!
A. Tes fungsi paru (mungkin sukar dilakukan untuk pasien yang kondisinya parah)
PEF < 100 L/menit atau FEV1 < 1L mengindikasikan adanya eksaserbasi yang
parah.
B. Pemeriksaan analisa gas darah :
 PaO26,7 kPa (50 mmHg), saat bernafas dalam udara ruangan,
mengindikasikan adanya gagal nafas.
 PaO29,3 kPa (70 mmHg) dan pH
22. Jelaskan penatalaksanaan medis bronkitis pada lansia!
Pengobatan farmakologi :
A. Anti inflamasi (kortikosteroid, natrium kromolin).
B. Bronkhodilator (Adrenergik : efedrin, epineprin, beta adrenergik agonis selektif.
Nonadrenergik : aminofilin, teofilin.
C. Antihistamin.
D. Steroid.
E. Antibiotik(ceftazidime, ceftriakson, cefotaksime, amoxicilinklavulanat).
F. Ekspektoran.
G. Oksigen digunakan 31/menit dengan nasal kanul.
H. Kombinasi B 2 agonis (short-acting) dengan antikolinegik dalam satu inhaler:
 Fenoterol : inhaler 200/80ug (MDI) Nebulizer 1,25/0,5 mg/ml 15.
 Salbutamol : inhaler 75/15 (MDI) Nebulizer 0,75/4,5 mg/ml.
23. Jelaskan pengkajian keperawatan pada lansia dengan bronkitis!
A. Pengumpulan Data Pengkajian mengenai nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tinggal, adanya riwayat alergi pada keluarga, adanya riwayat asma pada
saat anak-anak. Hal ini yang perlu dikaji dari identitas klien adalah tanggal masuk
rumah sakit (MRS), nomor rekam medis, asuransi kesehatan, dan diagnosa medis
perlu dilakukan pada klien dengan Bronkitis.
B. Keluhan utama pada Bronkitis adalah dispnea, klien biasanya mempunyai riwayat
merokok dan riwayat batuk kronik.
C. Riwayat Penyakit Saat Ini Klien dengan Bronkitis datang mancari pertolongan
dengan keluhan sesak nafas, susah untuk bernafas, batuk. Suara nafas ngkrok-
ngkrok diikuti adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, tidak nafsu
makan, berat badan menurun serta kelemahan.
D. Riwayat penyakit Dahulu Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu
seperti adanya infeksi saluran pernafasan atas, bronkitis kronik, asma bronkhial,
emfisema, batuk kronis, dan alergi.
E. Riwayat Penyakit Keluarga Pada klien dengan Bronkitis perlu dikaji adanya
keluarga yang mempunyai riwayat alergi.
F. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Perawat perlu mengkaji kesadaran klien,
adanya dispnea, riwayat merokok, riwayat batuk kronis, adanya faktor pencetus
eksaserbasi yang meliputi alergen, stres emosional, peningkatan aktivitas fisik
yang berlebihan, riwayat asma saat anak-anak, terpapar dengan polusi udara,
infeksi saluran pernafasan, tidak adanya nafsu makan, penurunan berat badan,
serta kelemhan. Perawat perlu mengkaji obat-obatan yang biasa diminum klien.
 (Breathing) Pada pemeriksaan fisik B1 dapat kita lihat klien dengan
Bronkitis, terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan,
serta penggunaan otot bantu nafas (sternokloidomastoid). Pada saat
inspeksi, biasanya dapat terlihat klien mempunyai bentuk dada barrel chest
akibat udara yang terperangkap, penipisan massa otot, bernafas dengan
bibir yang dirapatkan, dan pernafasan abnormal yang tidak efektif. Pada
tahap lanjut, dispnea terjadi pada saat beraktivitas bahkan pada saat
aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan 18 dan mandi. Pengkajian
batuk produktif dengan sputum purulen disertai dengan demam
mengindikasikan adanya tanda pertama infeksi pernafasan, kemudian pada
palpasi dengan klien bronkitis terdapat vocal fremitus biasanya normal
Pada perkusi, didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan
diafragma mendatar/menurun, sedangkan pada Auskultasi Sering
didapatkan adanya bunyi nafas ronchi dan wheezing sesuai tingkat
keparahan obstruksi pada bronkhiolus.
 B2 (Blood) Pada pasien dengan Bronkitis terjadi penurunan tekanan darah
(hipotensi), takikardia, disritmia, pulsus paradoksus, didapatkan kadar
oksigen yang rendah (hipoksemia), distensi vena jugularis, vlubbing
finger, edema perifer, sianosis sentral.
 B3 (Brain) Pada saat inspeksi, tingkat kesadaran perlu dikaji. Disamping
itu diperlukan pemeriksaan GCS untuk menentukan tingkat kesadaran
pasien apakah compos mentis, somnolen, stupor, atau koma.
 B4 (Bledder) Pengukuran volume output urine perlu dilakukan karena
berkaitan dengan intake cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor
ada tidaknya oliguria, karena hal tersebut merupakan tanda awal syok.
 B5 (Bowel) Pasien biasanya sering mengalami mual dan muntah,
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.
 B6 (Bone) Dikaji adanya edema pada ekstremitas, adanya infeksi,
keletihan fisik. Pada integumen perlu dikaji adanya permukaan yang kasar,
turgor kulit, keelastisan kulit, kelembaban, mengelupas, bersisik atau
pruritus, perdarahan, adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis.
Pada rambut dikaji warna rambut, kelembaban, penyebaran rambut, dan
kusam. Perlu dikaji bagaimana istirahat serta aktivitas pasien, berapa lama
pasien istirahat tidur dan berapa lama pasien beraktivitas.
 B7 (Penginderaan) (1) Mata: Konjungtiva tampak anemis, pupil isokor,
sklera berwarna putih (2) Telinga: Tidak terjadi pembengkakan, gangguan
pendengaran pada klien (3) Hidung: Tidak terdapat sekret pada hidung
klien kecuali klien dalam keadaan flu atau bersin (4) Mulut: Biasanya
klien mengalami perasa lidah yang pahit sehingga klien tidak nafsu makan
yang mengakibatkan nafsu makan klien menurun.
 B8 (Endokrin) Pada endokrin tidak ditemukan pembesaran pada area
kelenjar tiroid dan kelenjar parotis
24. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
A. DEFINISI : Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
inflamasi pada pembuluh bronkus, trakea dan bronkioli. Inflamasi menyebabkan
bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan
sekresi dari cairan inflamasi (Ngastiyah, 2005).
B. BATASAN KARAKTERISTIK :
a. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan).
b. Sesak napas ketika melakukan olahraga atau aktivitas ringan.
c. Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya, flu).
d. Napas berat.
e. Mudah lelah.
f. Pembengkakan pergelangan kaki dan tungkai kiri dan kanan.
g. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan.
h. Pipi tampak kemerahan.
i. Sakit kapala.
j. Gangguan penglihatan.
C. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN ATAU FAKTOR RISIKO :
Bronkitis akut yang tidak diobati secara benar cenderung menjadi bronitis kronis,
sedangkan bronkitis kronis memungkinkan anak mudah mendapat infeksi.
Gangguan pernapasan secara langsung sebagai akibat bronkitis kronis ialah bila
lendir tetap tinggal di dalam paru akan menyebabkan terjadinya atelektasis atau
bronkiektasis, kelainan ini akan menambah penderitaan pasien lebih lama. Untuk
menghindarkan terjadinya komplikasi ini pasien bronkitis harus mendapatkan
pengobatan dan perawatan yang benar sehingga lendir tidak selalu tertinggal
dalam paru. Berikan banyak minum untuk membantu mengencerkan lendir,
berikan buah dan makanan bergizi untuk mempertinggi daya tahan tubuh.
25. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan indikator)
Diagnosa yang saya ambil NOC :Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi
paru.
 Goal : pasien akan meningkatkan pola napas efektif selama dalam perawatan.
 Objektif : dalam jangka waktu 3 x 24 jam pasien akan menunjukan jalan napas
efektif dengan.
 kriteria hasil :
A. pola pernafasan normal/ efektif.
B. frekuensi pernafasan, kedalaman pernapasan, dan irama pernapasan dalam
batas normal.
C. tidak ada cuping hidung.
D. tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
26. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan aktifitasnya)
Diagnosa yang saya ambil NOC :Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi
paru.
A. kaji dan pantau frekuensi pernafasan, kedalaman pernapasan, dan irama
pernapasan,R/ perubahan (seperti takipnea, dispnea,penggunaan otot aksesoris)
dapat mengindikasikan berlanjutnya keterlibatan/ pengaruh pernapasanyang
membutuhkan upaya.
B. tempatkan klien pada posisi yangnyaman.R/Memaksimalkan ekspansi paru.
C. bantu klien untu mengubah posisi yang nyaman. R/untuk memaksimalkan
kenyamanan.
D. Berikan kesempatan pasien beristirahat diantara tindakan untuk memperlancar
pernapasan. R/untuk menehindari keletihan.
27. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan indikator)
Diagnosa yang saya ambil NOC :Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi
paru.
 Goal : pasien akan meningkatkan pola napas efektif selama dalam perawatan.
 Objektif : dalam jangka waktu 3 x 24 jam pasien akan menunjukan jalan napas
efektif dengan.
 kriteria hasil :
E. pola pernafasan normal/ efektif.
F. frekuensi pernafasan, kedalaman pernapasan, dan irama pernapasan dalam
batas normal.
G. tidak ada cuping hidung.
H. tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
I. tanda – tanda vital dalam batas normal.
J. dyspnea tidak ada.
K. ekspansi paru simetris.

28. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan aktifitasnya)
Diagnosa yang saya ambil NOC :Ketidakefektifan pola napas b.d penurunan ekspansi
paru.
E. kaji dan pantau frekuensi pernafasan, kedalaman pernapasan, dan irama
pernapasan,R/ perubahan (seperti takipnea, dispnea,penggunaan otot aksesoris)
dapat mengindikasikan berlanjutnya keterlibatan/ pengaruh pernapasanyang
membutuhkan upaya.
F. tempatkan klien pada posisi yangnyaman.R/Memaksimalkan ekspansi paru.
G. bantu klien untu mengubah posisi yang nyaman. R/untuk memaksimalkan
kenyamanan.
H. Berikan kesempatan pasien beristirahat diantara tindakan untuk memperlancar
pernapasan. R/untuk menehindari keletihan.
I. Berikan oksigen sesuai program. R/untuk membantu menurunkan distres
pernapasan yang disebabkan oleh hipoksia.
J. berikan antibiotik (yang dapat diberikan untuk infeksi bakteri sekunder) sesuai
jadwal.kaji dan catat setiap efek samping (mis,ruam,diare).

Anda mungkin juga menyukai