Disusun Oleh :
DEA PUTRI EKA NURULITA
P1337420418009
3A
Telah diterima dan disetujui “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Ny.
Y Dengan Diagnosa Asthma Broncheale di ruang IGD RSUD DR. R.
SOETIJONO BLORA”. Pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 27 Maret 2021
Tempat : Ruang IGD ( Instalasi Gawat Darurat )
Mengetahui
MK : Bersihan Jalan
Tubuh lemah Asma Nafas Tidak Efektif
2) Fisioterapi Dada
1. Clapping/Perkusi Dada
3) Batuk Efektif.
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk
dengan benar, dimana pasien dapat menghemat energi
sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan
secret secara maksimal. Tujuannya yaitu membantu
membersihkan jalan nafas. Indikasi : Produksi sputum
yang berlebih, Pasien dengan batuk yang tidak efektif.
4) Menerapkan posisi semi fowler untuk memfasilitasi nafas dan
ekspansi paru. Posisi ini mengurangi kerja napas dan
meningkatkan ekspansi paru.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Agama
5. Pendidikan
6. Alamat/Tempat tinggal
B. Pengkajian Primer
General Impression
1. Keluhan Utama
a. Keluhan utama saat masuk rumah sakit, keluhan yang paling utama
dikeluhkan oleh pasien sehingga masuk rumah sakit.
b. Keluhan saat pengkajian, keluhan yang dikeluhkan pasien saat
dilakukan pengkajian
Primer Assessment
1. Airway
a. Kaji dan pertahankan jalan nafas.
b. Lakukan head tilt, chin lift jika perlu.
c. Gunakan bantuan untuk memperbaiki jalan nafas jika perlu.
d. Pertimbangkan untuk dirujuk ke anesthetist untuk dilakukan intubasi
jika tidak mampu untuk menjaga jalan nafas atau pasien dalam kondisi
terancam kehidupannya atau pada asthma akut berat.
e. Jika pasien menunjukkan gejala yang mengancam kehidupan,
yakinkan mendapat pertolongan medis secepatnya.
2. Breathing
a. Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, dengan
tujuan mempertahankan saturasi oksigen > 95%.
b. Berikan aliran oksigen tinggi melalui non-breath mask.
c. Pertimbangkan untuk menggunakan bag-valve-mask-ventilation.
d. Ambil darah untuk pemeriksaan arterial blood gases untuk mengkaji
PaO2 dan PaCO2.
e. Kaji respiratory rate.
f. Jika pasien mampu, rekam peak expiratory flow dan dokumentasikan.
g. Periksa sistem pernafasan, cari tanda-tanda :
- Sianosis
- Deviasi trachea
- Kesimetrisan pergerakan dada
- Retraksi dinding dada
h. Auskultasi adanya :
- Wheezing
- Pengurangan aliran darah masuk
3. Circulation
a. Kaji denyut jantung
b. Catat tekanan darah
c. Lakukan EKG
d. Berikan akses IV dan pertimbangkan pemberian magnesium sulfat 2
gram dalam 20 menit
e. Kaji intake output
f. Jika potassium rendah makan berikan potassium
4. Disability
a. Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan GCS/AVPU
b. Penurunan tingkat kesadaran merupakan tanda ekstrim pertama dan
pasien membutuhkan pertolongan diruang intensive
C. Pengkajian Sekunder
1. Full of vital sign
TD, N, S, RR
2. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Lama menderita asma, hal yang menimbulkan serangan, obat
yang dipakai setiap hari dan saat serangan.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat alergi, batuk pilek, menderita penyakit infeksi saluran
nafas bagian atas.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah riwayat sakit asma pada keluarga.
d. Riwayat Sosial Ekonomi
Lingkungan tempat tinggal dan bekerja, jenis makanan yang
berhubungan dengan alergen, hewan peliharaan yang dipelihara dan
tingkat stressor.
3. Pemeriksaan Head To Toe
D. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
(bronchospasme) (D.0001)
(SDKI, 2017)
E. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan
. Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
tidak efektif tindakan keperawatan 2. Monitor saturasi
berhubungan dengan selama 1 x 30 menit oksigen
spasme jalan nafas diharapkan bersihan 3. Monitor bunyi nafas
(bronkospasme) jalan nafas pasien tambahan
(D.0001) teratasi dengan 4. Berikan posisi semi
kriteria hasil : fowler
⁃ Sesak nafas 5. Kolaborasikan dengan
berkurang dokter dalam
⁃ Tidak gelisah pemberian :
⁃ Tidak ada suara ⁃ Infus RL 500 ml (IV)
wheezing ⁃ Bronkodilator
(nebulizer) ventolin 1
x 2,5 mg + pulmicort
1 x 1 mg
⁃ Berikan oksigen
lewat NRM
⁃ Injeksi
metilprednisolon 62,5
mg (IV)
⁃ Injeksi
diphenhydramine 1
amp 10 mg (IV)
DAFTAR PUSTAKA
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 38 tahun
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : S.Kep Ners
Pekerjaan : Perawat
Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga
Alamat : Tambaksari
No. RM : 250XXX
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 22 Maret 2021
Pukul Pengkajian : 09.00 WIB
Triage : Kuning
Ruang : IGD ( Instalasi Gawat Darurat )
Diagnosa Medis : Asthma Bronchiale
2. General Impression
a. Keluhan Utama : Pasien mengatakan sesak nafas.
b. Orientasi (Tempat, waktu, orang) : Pasien mampu mengenali orang
yang disekitarnya, pasien mengetahui jika malam hari dan pasien
sedang sedang dirumah sakit.
3. Primary Survey
a. (A) Airway
Jalan nafas bersih, tidak ada sumbatan jalan nafas.
b. (B) Breathing
Terdengar suara nafas wheezing dan pasien terlihat sesak nafas, RR :
28 x/menit, pasien terlihat gelisah
c. (C) Circulation
Akral dingin, pasien terlihat pucat, CPR <2 detik, TD : 143/92 mmHg,
N : 104 x/menit, S : 36 oC, SPO2 : 93%.
d. (D) Dissability
Kesadaran composmentis, GCS : E=4, M=6,V=5 Total 15
4. Secondary Survei
a. Anamnesa
1) Riwayat Penyakit Saat Ini
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas setelah
diberikan injeksi vaksin sinovac. Di IGD mendapatkan terapi infus
RL 500 ml (IV), bronkodilator (nebulizer) ventolin 1 x 2,5 mg +
pulmicort 1 x 1 mg, berikan oksigen lewat NRM, injeksi
metilprednisolon 62,5 mg (IV), injeksi diphenhydramine 1 amp 10
mg (IV) dan dilakukan observasi selama 1 x 30 menit.
2) Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi obat, makanan, minuman,
namun asthma pasien kambuh karena setelah injeksi vaksin
sinovac.
3) Medikasi
Pasien mengatakan jika asthmanya kumat, diberikan ventolin
inhaler dan beberapa menit sudah tidak sesak nafas.
4) Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien mengatakan mempunyai penyakit asma pada tahun 2015.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan ayahnya juga mempunyai penyakit Asthma.
6) Makan Minum Sebelumya
Pasien mengatakan masih makan dan minum
7) Tanda-Tanda Vital
- TD : 143/92 mmHg
- RR : 28 x/menit
- N : 104 x/menit
- S : 36 oC
- SPO2 : 93%
5. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Keadaan Umum : Pasien tampak lemah.
b. Kesadaran : Composmentis, E=4, M=6,V=5, Total : 15
c. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
1) Kepala dan leher
Kepala mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak terpasang neck collar.
2) Mulut/Bibir
Bibir pucat
3) Kulit
- Palpasi : Akral dingin, tidak ada lesi dikulit.
4) Paru-paru
- Inspeksi : Bentuk simetris, gerakan dada simetris
- Palpasi : Fremitus kanan dan kiri
- Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
- Auskultasi : Terdengar wheezing
5) Abdomen
- Inspeksi : Simetris antara kanan dan kiri, terlihat gerakan
diafragma, tidak ada lesi atau luka di perut.
- Palpasi : Tidak ada pembesaran hati
- Perkusi : Tympani
- Auskultasi : Bising usus 15 x/menit
6) Ekstremitas
Atas : Kekuatan otot 5 pada kedua tangan, terpasang infus RL
500
Mg
Bawah : Kekuatan otot 5 pada kedua kaki, akral dingin.
6. Terapi di IGD
⁃ Bronkodilator (nebulizer) ventolin 1 x 2,5 mg + pulmicort 1 x 1mg
⁃ Berikan oksigen lewat NRM
⁃ Infus RL 500 ml (IV)
⁃ Injeksi metilprednisolon 62,5 mg (IV)
⁃ Injeksi diphenhydramine 1 amp 10 mg (IV)
B. ANALISA DATA
Hari/Tanggal No
Data Fokus Etiologi Problem
/Jam .
Senin, 1 DS : Pasien Spasme Jalan Bersihan
22 Maret mengatakan Nafas Jalan Nafas
2021 sesak nafas. (bronchospasme) Tidak Efektif
Jam 09.05 DO :
WIB ⁃ Pasien tampak
sesak nafas
⁃ Pasien tampak
lemah
⁃ Terdengar suara
nafas wheezing
⁃ Pasien tampak
gelisah
⁃ TTV
TD :
143/92
mmHg
RR : 28
x/menit
N : 104
x/menit
S : 36 oC
SPO2 : 93%
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
(bronchospasme) (D.0001)
(SDKI, 2017)
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan
. Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
tidak efektif tindakan keperawatan 2. Monitor saturasi
berhubungan dengan selama 1x 30 menit oksigen
spasme jalan nafas diharapkan bersihan 3. Monitor bunyi nafas
(bronkospasme) jalan nafas pasien tambahan
(D.0001) teratasi dengan 4. Berikan posisi semi
kriteria hasil : fowler
⁃ TTV normal 5. Kolaborasikan dengan
⁃ Sesak nafas dokter dalam
berkurang pemberian :
⁃ Pasien tampak ⁃ Infus RL 500 ml (IV)
rileks ⁃ Bronkodilator
⁃ Tidak ada suara (nebulizer) ventolin 1
wheezing x 2,5 mg + pulmicort
1 x 1 mg
⁃ Berikan oksigen
lewat NRM
⁃ Injeksi
metilprednisolon 62,5
mg (IV)
⁃ Injeksi
diphenhydramine 1
amp 10 mg (IV)
E. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal/
No. Dx Implementasi Respon Paraf
Jam
Senin,
22 Maret 2021
Jam I Memonitoring DS : Pasien
09.10 WIB TTV mengatakan sesak
nafas
DO :
⁃ Tanda-Tanda Vital
TD :
143/92
mmHg
RR : 28
x/menit
N : 104
x/menit
S : 36 oC
Jam I Memonitoring DS : Pasien
09.20 WIB saturasi oksigen mengatakan sesak
nafas
DO : - SPO2 : 93%
- RR : 28 x/menit
Jam I Memonitoring DS : Pasien
09.25 WIB bunyi nafas mengatakan sesak
tambahan nafas
DO : - Saat
diauskultasi
terdengar suara
nafas wheezing
Jam I Memberikan posisi DS : Pasien
09.30 WIB semi fowler mengatakan
masih sesak nafas
DO :
⁃ Pasien terlihat
masih sesak
⁃ Klien tidur dalam
posisi semi fowler
Jam I Mengkolaborasikan DS : Pasien
09.35 WIB dengan dokter mengatakan
dalam pemberian masih sesak nafas
obat medis DO :
⁃ Infus RL 500 ml
(IV)
⁃ Bronkodilator
(nebulizer)
ventolin 1 x 2,5 mg
+ pulmicort 1 x 1
mg
⁃ Berikan oksigen
lewat NRM
⁃ Injeksi
metilprednisolon
62,5 mg (IV)
⁃ Injeksi
diphenhydramine 1
amp 10 mg (IV)
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal/Jam No. Dx Evaluasi Keperawatan Paraf
Senin, I S : Pasien mengatakan sudah tidak
22 Maret 2021 sesak nafas
Jam O:
10.00 WIB ⁃ Tanda-Tanda Vital
TD : 118/89
mmHg
RR : 18
x/menit
N : 85
x/menit
S : 36,4 oC
⁃ SPO2 : 98%
⁃ Pasien tampak rileks
⁃ Tidak ada suara nafas wheezing
A : Masalah bersihan jalan nafas
tidak efektif teratasi.
P : Hentikan intervensi ( Pasien
pulang )