PENYAKIT ASMA
Oleh :
Aang Kunaifi Aditya
(23.14901.12.38)
2. Etiologi
a. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
a) Reaksi antigen-antibodi
b) Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
a) Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
b) Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
c) Iritan : kimia
d) Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
e) Emosional : takut, cemas dan tegang
f) Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
3. Patofisiologi
Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma adalah
spasme otot polos, edema dan inflamasi membran mukosa jalan udara, dan eksudasi
mucus intraliminal, sel-sel radang dan debris selular. Obstruksi menyebabkan
pertambahan resistensi jalan udara yang merendahkan volume ekspresi paksa dan
kecepatan aliran, penutupan prematur jalan udara, hiperinflasi paru, bertambahnya
kerja pernafasan, perubahan sifat elastik dan frekuensi pernafasan. Walaupun jalan
udara bersifat difus, obstruksi menyebabkan perbedaaan satu bagian dengan bagian
lain, ini berakibat perfusi bagian paru tidak cukup mendapat ventilasi dan
menyebabkan kelainan gas-gas darah terutama penurunan pCO2 akibat
hiperventilasi.
Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen
menyebabkan degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin
dilepaskan. Histamin menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus. Apabila
respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin
juga merangsang pembentukan mukkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler,
maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif
berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah mengalami
degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil
akhirnya adalah bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran
udara.
4. Gejala klinis
Tanda dan Gejala asma sendiri dapat digolongkan menjadi :
1. Asma tingkat I
yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala asma atau
keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru. Asma akan
muncul bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan tes provokasi
bronchial di laboratorium.
2. Asma tingkat II
yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada
kelainan, tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran
pernafasan. Biasanya terjadi setelah sembuh dari serangan asma.
3. Asma tingkat III
yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik dan
tes fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita merasa tidak
sakit tetapi bila pengobatan dihentikan asma akan kambuh.
4. Asma tingkat IV
yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu
dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi.
Pada serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang makin
banyak antara lain:
a. Kontraksi otot-otot bantu pernafasan, terutama sternokliedo mastoideus
b. Sianosis
c. Silent Chest
d. Gangguan kesadaran
e. Tampak lelah
f. Hiperinflasi thoraks dan takhikardi
5. Asma tingkat V
yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa
serangan asma yang berat bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang
lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma bersifat reversible maka dalam kondisi
apapun diusahakan untuk mengembalikan nafas ke kondisi normal
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan sputum
Pada pemeriksaan sputum ditemukan :
1. Kristal –kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinofil.
2. Terdapatnya Spiral Curschman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-sel
cabang-cabang bronkus
3. Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
4. Terdapatnya neutrofil eosinofil
b. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi, sedangkan
leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma
1. Gas analisa darah
Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila terdapat peninggian
PaCO2 maupun penurunan pH menunjukkan prognosis yang buruk
2. Kadang –kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang meninggi
3. Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi
4. Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada waktu seranggan,
dan menurun pada waktu penderita bebas dari serangan.
5. Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergennya dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.
c. Foto Rontgen
Pada umumnya, pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan asma,
gambaran ini menunjukkan hiperinflasi paru berupa rradiolusen yang bertambah,
dan pelebaran rongga interkostal serta diagfragma yang menurun. Akan tetapi bila
terdapat komplikasi, kelainan yang terjadi adalah:
1. Bila disertai dengan bronkhitis, bercakan hilus akan bertambah
2. Bila terdapat komplikasi emfisema (COPD) menimbulkan gambaran yang
bertambah.
3. Bila terdapat komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran infiltrat pada paru.
d. Pemeriksaan faal paru
1. Bila FEV1 lebih kecil dari 40%, 2/3 penderita menujukkan penurunan tekanan
sistolenya dan bila lebih rendah dari 20%, seluruh pasien menunjukkan penurunan
tekanan sistolik.
2. Terjadi penambahan volume paru yang meliputi RV hampir terjadi pada seluruh
asma, FRC selalu menurun, sedangan penurunan TRC sering terjadi pada asma
yang berat.
e. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi selama terjadi serangan asma dapat dibagi atas tiga
bagian dan disesuaikan dengan gambaran emfisema paru, yakni :
1. Perubahan aksis jantung pada umumnya terjadi deviasi aksis ke kanan dan rotasi
searah jarum jam
2. Terdapatnya tanda-tanda hipertrofi jantung, yakni tedapat RBBB
3. Tanda-tanda hipoksemia yakni terdapat sinus takikardi, SVES, dan VES atau
terjadinya relatif ST depresi
6. Penatalaksanaan Medis
SLKI : Bersihan jalan nafas tidak SIKI: Bersihan jalan nafas tidak efektif
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif efektif (D.0001) Intervensi Utama Label: Manajemen jalan
(D.0001)
1
2 Gangguan pertukaran gas (D.0003) (SLKI) : Gangguan SIKI: Gangguan pertukaran gas
Definisi : pertukaran gas (D.0003) Intervensi Utama Label: pemantauan
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi Label : pertukaran gas respirasi
dan/atau eliminasi karbondioksida pada Setelah dilakukan intervensi selama, Observasi:
membran alveolus –kapiler 3x24 jam diharapkan pertukaran gas 1) Monitor frekuensi irama kedalaman dan
Penyebab : meningkat dengan kriteria hasil:
1) Ketidakseimbangan ventilasi- - Dyspnea menurun
upaya nafas
perfusi 2) Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
- Bunyi nafas tambahan menurun takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
2) Perubahan membran alveolus- - Nafas cuping hidung menurun
kapiler cheyne-stokes, biot, ataksik.
- Tingkat kesadaran meningkat 3) Monitor kemampuan batuk efektif
Gejala dan Tanda Mayor:
Subjektif
- Gelisah menurun
4) Monitor adanya produksi sputum
1) Dispnea - Pola nafas membaik
5) Monitor adanya sumbatan jalan napas
Objektif: 6) Monitor saturasi oksigen
1) PCO2 meningkat/menurun 7) Monitor nilai AGD
2) Po2 menurun 8) Auskultasi bunyi napas
3) Takikardia
Terapeutik:
4) pH arteri meningkat/menurun
5) bunyi napas tambahan
1) Atur interval pemantauan respirasi
Gejala Dan Tanda Minor sesuai kondisi pasien
Subjektif : 2) Dokumentasikan hasil pemantauan
1) pusing Edukasi:
2) penglihatan kabur 1) Jelaskan tujuan dan prosedur
objektif: pemantauan
1) Sianosis 2) Informasikan
2) Diaforesis 3) hasil pemantauan jika perlu
3) Gelisah
4) Napas cuping hidung
5) Pola napas abnormal
(cepat/lambat, regular/ireguler,
dalam/dangkal)
6) Warna kulit abnormal (mis.
Pucat, kebiruan)
7) Kesadaran menurun
Kondisi Klinis Terkait
1) Penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK)
2) Gagal jantung kongestif
3) Asma
4) Pneumonia
5) Tuberkulosis paru
6) Penyakit membran hialin
7) Asfiksia
8) Persistent pulmonary
hypertension of newborn (PPHN)
9) Prematuritas
10) Infeksi saluran napas
3 Pola Nafas tidak efektif (D.0005) (SLKI) : Pola nafas tidak efektif SIKI: Pola nafas tidak efektif
Definisi: (D.0005) Intervensi Utama Label: Manajemen jalan
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang Luaran Utama Label : nafas (I.01011)
tidak memberikan ventilasi adekuat Pola napas Observasi:
Setelah dilakukan intervensi selama 1) Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
Penyebab :
3x24 jam, diharapkan pola napas usaha nafas)
1) Depresi pusat pernapasan membaik dengan kriteria hasil:
2) Hambatan upaya napas 2) Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
- Ventilasi semenit Gurgling, mengi wheezing, ronkhi kering)
(mis.nyeri saat meningakat Monitor sputum (jumlah warna aroma)
bernapas,kelemahan otot - Kapasitas vital Terapeutik:
pernapasan) meningkat 3) Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan
3) Deformitas dinding dada - Dispnea menurun head tilt chin lift ( jawthrust jika curiga
4) Deformitas tulang dada - Penggunakan otot bantu nafas trauma servical)
5) Gangguan neuromuskular menurun 4) Posisikan semifowler/fowlee
6) Gangguan neurologis (mis. - Pemanjangan fase ekspirasi 5) Berikan minum hangat
Elektroensefalogram (eeg) menurun 6) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
positif, cedera kepala, gangguan - Pernapasan cuping hidung 7) Lakukan
kejang) menurun penghisapan lender kurang dari 15 detik
7) Imaturitas neurologis 8) Lakukan
8) Penurunan energi hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrakeal
9) Obesitas
10) Posisi tubuh yang menghambat 9) Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep mcgill
ekspansi paru
10) Berikan oksigen
11) Sindrom hivpoventilasi
11) bila perlu
12) Kerusakan inervasi diafragma Edukasi:
(kerusakan saraf c5 ke atas) 12) Anjurkan asupan 2000ml perhari, jika tidak
13) Cedera pada medula spinalis kontraindikasi
14) Efek agen farmakologis 13) Ajarkan teknik batuk efektif
15) Kecemasan
gejala dan Tanda Mayor : Kolaborasi:
subjektif; 14) Kolaborasi pemberian bronkodilator,
1) Dispnea ekspektoran, mukolitik jika perlu
Objektif :
1) Penggunaan otot bantu
pernapasan
2) Fase ekspirasi memanjang
3) Pola napas abnormal (mis.
Takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif:
1) Ortopnea
Objektif :
1) Pernapasan pursed-lip
2) Pernapasan cuping hidung
3) Diameter thoraks anterior-posterior
meningkat
4) Ventilasi semenit menurun
5) Kapasitas vital menurun
6) Tekanan ekspirasi menurun
7) Tekanan inspirasi menurun
8) Ekskursi dada berubah
Kondisi Klinis Terkait:
1) Depresi sistem saraf pusat
2) Cedera kepala
3) Trauma thoraks
4) Gullian barre sydrom
5) Multiple sclerosis
6) Myasthenia gravis
7) Stroke
8) Kuadriplegia
9) Intoksikasi alkohol
4 Intoleransi aktivitas (D.0056) (SLKI) :Intoleransi SIKI: Intoleransi aktivitas
Definisi: aktivitas (D.0056) Intervensi Utama
Ketidakcukupan energi untuk Label : toleransi aktivitas setelah Label: Terapi aktivitas (
melakukan aktivitas sehari-hari dilakukan intervensi selama 3x Observasi:
Penyebab: 24jam, diharapkan toleransi aktivitas 1) Observasi identifikasi deficit tingkat
1) Ketidakseimbangan antara suplai meningkat meningkat dengan kriteria aktivitas
dan kebutuhan oksigen hasil: 2) Indentifikasi aktivitas dalam aktivitas
2) Tirah baring - Frekuensi nadi meningkat tertentu
3) Kelemahan - Saturasi oksigen meningkat 3) Identifikasi sumber daya untuk aktivitas
4) Imobilitas - Kemudahan dalam melakukan yang diinginkan
5) Gaya hidup monoton aktivitas sehari-hari meningkat
Gejala dan Tanda Mayor - Keluhan lelah menurun Terapeutik
Subjektif: - Dyspnea saat melakukan aktivitas 1) Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan
1) Mengeluh lelah menurun tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
Objektif: - Dyspnea setelah aktivitas kemampuan fisik, psikologis, dan social
Frekuensi jantung meningkat >20% menurun 2) Kordinasikan pemilihan aktivitas sesuai
dari kondisi istirhat - Perasaan lemah menurun usia
Gejala dan Tanda Minor: 3) Fasilitasi pasien
- Warna kulit membaik
Subjektif: dan keluarga dalam menyesuaikan
1) Dispnea saat/setelah sktivitas
- Tekanan darah membaik
lingkungan untuk mengakomodasi aktivitas
2) Merasa tidak nyaman setelah - Frekuensi napas membaik
yang dipilih
beraktivitas 4) Fasilitai aktivitas fisik rutin (mis. Ambulasi,
3) Merasa lemah mobilisasi, dan perawatan diri
Objektif:
5) Fasilitasi aktivitas motoric untuk
1) Tekanan darah berubah >20% dari
merelaksasi otot
kondisi istirahat
2) Gambaran EKG menunjukkan
6) Libatkan keluarga dalam aktivitas jika
perlu
aritmia saat/setelah aktivitas
3) Gambaran EKG menunjukkan 7) Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-
iskemia hari
4) Sianosis Edukasi:
Kondisi Klinis Terkait 1) Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari
1) Anemia jika perlu
2) Gagal jantung kongestif Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
3) Penyakit jantung koroner dipilih
4) Penyakit katup jantung Kolaborasi:
5) Aritmia 1) Kolaborasi dengan terapis ukupasi dalam
6) PPOK mrencanakan dan memonitor program
7) Gangguan Metabolik aktivitas
8) Gangguan muskuloskeletal 2) Rujuk pada pusat atau program
aktivitas komunitas, jika perlu
5 Ansietas (D.0080) (SLKI) : Ansietas (D.0080) Tindakan (Reduksi Ansietas : I. 09314)
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah ( misal
Definisi Label : Ansietas kondisi, waktu , stressor)
Kondisi emosi dan pengalaman Setelah dilakukan intervensi selama 2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
subjektif individu terhadap objek yang 3x 24jam, diharapkan ansietas 3) Monitor tanda – tanda ansietas
tidak jelas dan spesifik akibat antipasi menurun dengan kriteria hasil Terapeutik
bahaya yang memungkinkandi individu (L.09093): 1) Ciptakan suasana teurapetik untuk
melakukan tindakan untuk menghadapi 1) Verbalisasi kebingungan menurun menumbuhkan kepercayaan
ancaman 2) Verbalisasi khawatir menurun 2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
Penyebab 3) Kondisi yang dihadapi menurun jika memungkinkan
1) Krisis situasional 4) Perilaku gelisah menurun 3) Pahami situasi yang membuat ansietas
2) Kebutuhan tidak terpenuhi 5) Perilaku tegang menurun 4) Dengarkan dengan penuh perhatian
3) Krisis maturasional 5) Gunakan pendekatan yang tenang dan
4) Ancaman terhadap konsep diri meyakinkan
5) Kekhawatiran mengalami 6) Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kegagalan kenyaman
6) Disfungsi sistem keluarga 7) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
7) Hubungan orang tua – anak tidak kecemasan
memuaskan 8) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
8) Faktor keturunan ( temperamen yang akan datang
mudah teragitasi sejak lahir) Edukasi
9) Ancaman terhadap kematian 1) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
10) Penyalahgunaan zat dialami
11) Terpapar bahaya lingkungan 2) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
misal toksin, patogen, dll pengobatan dan prognosis
12) Kurang terpapar informasi 3) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Gejala dan tanda mayor 4) Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi
Subjektif pasien
1) Merasa bingung 5) Anjurkan melakuka kegiatan yang tidak
2) Merasa khawatir akibat dari kompetetif, sesuai kebutuhan
kondisi yang dihadapi 6) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
3) Sulit berkonsentrasi ketegangan
7) Latih penggunn mekanisme pertahanan diri yang
Objektif tepat
1) Tampak gelisah 8) Latih teknik relaksasi
2) Tampak tegang Kolaborasi
3) Sulit tidur Kolaborasi pemberian obat antisietas, jika perlu
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
1) Mengeluh pusing
2) Anoreksia
3) Palpitasi
4) Merasa tidak berdaya
Objektif :
1) Frekuensi nafas meningkat
2) Frekuensi nadi meningkat
3) Tekanan darah meningkat
4) Diaphoresis
5) Tremor
6) Muka tampak pucat
7) Suara brgetar
8) Kontak mata buruk
9) Sering berkemih
10) Berorientasi pada masa lalu
Kondisi Klinis Terkait:
1) Penyakit kronis progresif
(mis.kanker,penyakit autoimun)
2) Penyakit akut
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
5) Kondisi diagnosis penyakit belum
jelas
6) Penyakit neurologis
Tahap tumbuh kembang
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Denifisi dan Kriteria Hasil
OLEH:
Aang Kunaifi Aditya
(23.14901.12.38)
B. KELUHAN UTAMA
Os mengatakan sesak napas, batuk berdahak, dahak sulit untuk dikeluarkan dan jika
beraktivitas akan bertambah sesaknya.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah Rutin
Hemoglobin : 13,3 g/dL (N: 11,5 – 13,5)
Eritrosit : 4,8 10^6/µL (N: 3,9 – 5,0)
Leukosit : 13,00 10^3/µL (N: 5,00 – 10,00)
Trombosit : 265 10^3/µL (N: 250 – 550)
Hematokrit : 39,4 % (N: 40,0 – 52,0)
b. Radiologi
a. Rontgen Thorax
Kesan : -
II. ANALISA DATA
1 - pasien - Pasien nafas - Dispneau - Gelisah Spasme jalan napas - Bersihan jalan nafas tidak
- Frekuensi efektif (D.0001)
mengatakan dangkal.
napas berubah
batuk dengan - Batuk tidak : 30 x/m
dahak efektif - Pola napas
- pasien berubah
- Tidak mampu
mengatakan saat
batuk
dibatukkan
- Sputum
dahak susah
berlebih
untuk keluar,
- Mengi/
- Pasien
Wheezing,
mengatakan
Ronkhi Kering
dahak yang
keluar berwarna - HR : 112 x/m
putih kental - RR :35 x/m
- T: 36,7
2 - pasien - Fase ekspirasi Hambatan upaya - Pola napas tidak efektif
mengatakan memanjang napas (D.0005)
pasien sesak - Takipnea
napas, dan jika ( 30x/m)
ditidurkan
semakin sesak
Nama Px : Ny. R
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Ruangan : IGD Puskesmas Pedamaran Timur
Tgl Lahir : 01 Mei 1990 P
TGL/ DIAGNOSIS (SDKI) TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI (SIKI) NAMA /TTD
JAM
2/12/2023 Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama SIKI: Bersihan jalan nafas tidak AANG
efektif Intervensi Utama Label:
08.30 b.d spasme jalan napas 3 x 24 jam, diharapkan bersihan jalan nafas
Manajemen jalan nafas (I.01011)
meningkat dengan kriteria hasil: Observasi:
- batuk efektif meningkat 12) Monitor pola nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha nafas)
- produksi sputum menurun 13) Monitor bunyi nafas tambahan
(mis. Gurgling, mengi wheezing,
- mengi, wheezing menurun ronkhi kering)
- meconium meurun 14) Monitor sputum (jumlah warna
aroma)
- Dispneaa meurun Terapeutik:
- ortopnea menurun sulit bicara menurun 15) Pertahankan kepatenan jalan nafas
dengan head tilt chin lift (jawthrust
jika curiga trauma servical)
16) Posisikan semifowler/fowler
17) Berikan minum hangat
18) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
19) Lakukan penghisapan lender kurang
dari 15 detik
20) Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
21) Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep mcgill
22) Berikan oksigen bila perlu
Edukasi:
• Anjurkan asupan 2000ml perhari,
jika tidak kontraindikasi
• Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
23) Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
2/12/2023 Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam, SIKI: Pola nafas tidak efektif AANG
Intervensi Utama Label:
08.30 hambatan upaya napas diharapkan pola napas membaik dengan
Manajemen jalan nafas (I.01011)
kriteria hasil: Observasi:
- Ventilasi semenit meningakat
15) Monitor pola nafas (frekuensi,
kedalaman, usaha nafas)
- Kapasitas vital meningkat 16) Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
Gurgling, mengi wheezing, ronkhi
- Dispnea menurun kering)
- Penggunakan otot bantu nafas menurun
17) Monitor sputum (jumlah warna
aroma)
- Pemanjangan fase ekspirasi Terapeutik:
18) Pertahankan kepatenan jalan nafas
menurun dengan
- Pernapasan cuping hidung 19) head tilt chin lift ( jawthrust jika
curiga trauma servical)
menurun
20) Posisikan semifowler/fowlee
21) Berikan minum hangat
22) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
23) Lakukan
penghisapan lender kurang dari 15
detik
10) Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
11) Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep mcgill
12) Berikan oksigen bila perlu
Edukasi:
1) Anjurkan asupan 2000ml perhari,
jika tidak kontraindikasi
2) Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
3) Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik jika perlu
2/12/2023 Intoleransi Aktivitas b.d (SLKI) :Intoleransi aktivitas SIKI: Intoleransi aktivitas AANG
(D.0056) Intervensi Utama
08.30 Ketidakseimbangan antara suplai
Label : toleransi aktivitas setelah dilakukan Label: Terapi aktivitas (
dan kebutuhan oksigen intervensi selama 3x 24jam, diharapkan Observasi:
toleransi aktivitas meningkat meningkat 4) Observasi identifikasi deficit
dengan kriteria hasil: tingkat aktivitas
- Frekuensi nadi meningkat 5) Indentifikasi aktivitas dalam
- Saturasi oksigen meningkat aktivitas tertentu
- Kemudahan dalam melakukan 6) Identifikasi sumber daya untuk
- aktivitas sehari-hari meningkat aktivitas yang diinginkan
- Keluhan lelah menurun Terapeutik
- Dyspnea saat melakukan aktivitas 4) Fasilitasi memilih aktivitas dan
menurun tetapkan tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai kemampuan fisik,
- Dyspnea setelah aktivitas menurun psikologis, dan social
- Perasaan lemah menurun 5) Kordinasikan pemilihan aktivitas
- Warna kulit membaik sesua i usia
- Tekanan darah membaik 6) Fasilitasi pasien
- Frekuensi napas membaik dan keluarga dalam menyesuaikan
lingkungan untuk mengakomodasi
aktivitas yang dipilih
8) Fasilitai aktivitas fisik rutin (mis.
Ambulasi, mobilisasi, dan
perawatan diri
9) Fasilitasi aktivitas motoric untuk
merelaksasi otot
10) Libatkan keluarga dalam
aktivitas jika perlu
11) Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari- hari
Edukasi:
3) Jelaskan metode aktivitas fisik
sehari-hari jika perlu
Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
Kolaborasi:
1) Kolaborasi dengan terapis ukupasi
dalam mrencanakan dan
memonitor program aktivitas
4) Rujuk pada pusat atau program
aktivitas komunitas, jika perlu
V. IMPLEMANTASI KEPERAWATAN
2/12/2023
08.30 Melakukan pengkajian awal/anamnesa
Aang
08.30 Memberikan therapy sesuai instruksi DPJP
09.00 Melakukan pemeriksaan TTV
1. Bersihan jalan napas tidak Memonitor pola napas (RR: 30x/m)
efektif (D.0001) 09.15 Memonitor bunyi nafas tambahan (terdengar mengi wheezing, dan ada
ronkhi
09.30 Memberikan posisi nyaman (semi fowler) pada pasien
10.00 Memberikan Oksigen nasal canul 2 l/m
Memonitor Saturasi Oksigen
Mengobservasi identifikasi deficit tingkat aktivitas
Mengidentifikasi aktivitas dalam aktivitas tertentu
Pasien dioperkan petugas shift malam
2/12/2023
08.30 Memonitor Pola napas (RR:28x/m) Aang
2. Pola napas tidak efektif 08.30 Memberikan pasien posisi semi fowler
(D.0005) 09.00 Mengajarkan teknik batuk efektif
09.15 Memberikan oksigen via nasal kanul 2 liter/menit
09.30 Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy
10.00 nebulizer Combiven + pulmicort 3x1
Melibatkan keluarga dalam aktivitas jika perlu
3. Intoleransi Aktivitas 2/12/2023
(D.0056) 09.00 Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia
Aang
09.15 Libatkan keluarga dalam aktivitas jika perlu
09.30 Memberikan minum air hangat
10.00 Mengobservasi ku/ pasien
VI. EVALUASI
LABEL TGL DAN
EVALUASI NAMA/TTD
DIAGNOSIS JAM
2/12/23 S: Aang
10.00
1. Bersihan jalan - pasien mengatakan batuk dengan dahak telah berkurang
nafas tidak efektif
- pasien mengatakan saat dibatukkan dahak masih susah untuk dikeluarkan
b.d spasme jalan
napas - Pasien mengatakan dahak yang keluar berwarna putih kental
- pasien mengatakan pasien sesak napas berkurang
O:
- Pola napas pasien mulai teratur.
- Batuk tidak efektif
- Sputum berkurang
- HR : 112 x/m
- RR :25 x/m
- T: 36,7
A : Masalah teratasi sebagian
P : - Mengulagi dan melanjutkan intervensi
• Berikan pasien posisi semi fowler
• Monitor Pola napas
• Monitor Bunyi napas
• Berikan minum air hangat
• Lakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy