Anda di halaman 1dari 26

Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan

“Asma Bronkial dan Pneumonia’’

Oleh: Lely Kurniawati, Ngaisah Eka Raditya, Sintalia Dewi Zulaikha


Definisi Asma bronchial

suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan napas yang luas dan
derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan
(Muttaqin, 2008).

proses peradangan di saluran nafas yang mengakibatkan peningkatan responsive dari


. saluran nafas terhadap berbagai stimulus yang dapat menyebabkan penyempitan saluran
nafas yang menyeluruh dengan gejala khas sesak nafas yang reversible (Nugroho, 2011).
Etiologi/factor resiko

01. 02.
Faktor predisposisi Faktor presipitasi
 Genetik  Alergi
 Infeksi  Perubahan Cuaca
 Stres
 Olah raga atau aktifitas
jasmani
Manifestasi Klinis
1. Wheezing
2. Dyspneu dengan lama ekspirasi
3. Batuk kering karena sekret kental dan lumen
4. jalan napas sempit
5.Tachypnea, orthopnea
6. Gelisah
7. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam
pernapasan
8. Fatigue
9. Intoleransi aktivitas
10. Perubahan tingkat kesadaran, cemas
Serangan tiba-tiba/ berangsur-angsur
Tanda-tanda serangan asma bronchial

Tanda awal serangan asma

Tanda bahaya serangan asma

Tanda lanjutan serangan asma


Klasifikasi
Berdasarkan derajat penyakitnya, asma bronchial pada anak dibagi menjadi
tiga, antara lain :

• Asma episodic yang jarang

• Asma episodic sering

• Asma kronik atau persisten


Berdasarkan penyebab atau pnecetusnya asma bronchial
terbagi menjadi tiga juga, antara lain : (Brunner and
Suddarth, 2001)

● Asma Alergik / Ekstrinsik


● Asma Idiopatik / Non alergik
● Asma Gabungan
Patofisiologi
Pemeriksaan Diagnostik
1. Spirometri
2. Uji Provokasi bronkus
3. Foto dada ( scanning paru)
4. Pemeriksaan kadar Ig E total dan Ig E spesifik dalam sputum
5. ABGs
6. Darah komplit
7. Uji kulit
8. Elektrokardiografi
9. Analisis gas darah
Penatalaksanaan Medis

1. Mencegah serangan dengan menghindari faktor pencetus


2. Mencegah serta mengatasi proses inflamasi dengan obat antiinflamasi
3. Penanggulangan edema mukosa saluran napas dengan obat antiinflamasi inhalasi
secara oral/parenteral
4. Penanggulangan sumbatan lendir dengan banyak minum, mukolitik serta lendir
encer dan mudah dikeluarkan.
5. Menciptakan kondisi jasmani yang baik meliputi kebugaran dan ketahanan fisik
dengan latihan jasmani atau senam pernapasan
Tindakan penanggulangan :

1. Serangan akut dengan oksigen nasal/ masker


2. Terapi cairan parenteral
3. Terapi pengobatan

Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2 yaitu :


a. Pengobatan non farmakologik
b. Pengobatan farmakologik
Komplikasi
Menurut menurut Arief Mansjoer (2000) komplikasi yang mungkin timbul pada asma
bronchial antara lain :

1. Atelektasis
2. Emfisema dengan hiperinflasi kronis
3. Pneumothoraks
4. Gagal pernafasan yang memerlukan bantuan mekanis
5. Bronkhitis
6. Aspergilosis bronkopulmoner alergik
7. Fraktur iga
Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan

1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit terdahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Riwayat kesehatan lingkungan
7. Pengkajian per sistem
Diagnose Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum/secret
2. Gangguan pertukaran gas berubungan dengan perubahan membran
alveolar kapiler
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen.
PNEUMONIA
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan bawah akut dengan gejala batuk dan
disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,mycoplasma (fungi), dan
aspirasi substansi benda asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsulidasi (Nurarif,
2015).

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) dan mempunyai gejala batuk,
sesak nafas, bunyi nafas ronki, dan infiltrat pada foto rontgen. Terjadinya pneumonia pada anak sering kali
bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut disebut bronkopneumonia. Dalam pelaksanaan
pengendalian penyakit ISPA semua bentuk pneumonia (baik pneumonia maupun bronkopneumonia),
disebut “Pneumonia” saja (Christian, 2016).
Etiologi
Menurut Nugroho.T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti:

a) Bakteri
b) Virus
c) Micoplasma pneumonia
d) Jamur
e) Benda asing

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan


tubuh yang menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP),
penyakit menahun, trauma pada paru, anestesia, aspirasi, dan pengobatan
dengan antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015)
Patofisiologi dan Patway
Manifestos Klinis

Gejala klinis dari pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk


(baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen,
atau bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum
lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada yang sakit dengan lutut
tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau
penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas, takipneu, kenaikan atau
penurunan taktil fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan
konsolidasi atau terdapat cairan pleura, dan ronki (Nursalam, 2016).
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang
dapat dilakukan pada orang dengan masalah pneumonia
adalah:

1. Sinar X
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah
3. Pemeriksaan serologi
4. Pemeriksaan fungsi paru
5. Biopsi paru
6. Spirometrik static
7. Bronkostopi
Komplikasi

1. Shock dan gagal napas


2. Atelektasis dan Efusi pleura
3. Superinfeksi
4. Empiema
5. Abses paru
6. Edema pulmonary
7. Infeksi super pericarditis
8. Meningitis
9. Arthritis
Penatalaksanaan
Menurut DiGiulio, Jackson, dan Keogh (2014:119-120) “penatalaksanaan medis
yang tepat klien dengan pneumonia sebagai berikut”:
Oksigen tambahan diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan tubuh.
Antibiotik diberikan untuk orgasme (secara empiris) sampai hasil kultur dahak
didapatkan. Klien mungkin memerlukan bronkodilator untuk membantu membuka
jalan udara.

1. Memberikan oksigen jika diperlukan


2. Untuk infeksi bakterial
3. Memberikan antipyrethic jika demam agar klien lebih nyaman
4. Memberikan bronkodilator
5. Menambah asupan cairan untuk membantu menghilangkan sekresi dan
mencegah dehidrasi
6. Menjelaskan kepada klien bagaimana menggunakan spinometer insentif
untuk mendorong napas dalam, monitor kemajuan
Pengkajian Fokus
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara
subjektif (data yang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode anamnesa
dan data objektif (data hasil pengukuran atau observasi). Menurut Nurarif (2015),
pengkajian yang harus dilakukan adalah:

a. Indentitas
b. Riwayat sakit dan kesehatan
c. Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan yang muncul
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d obstruksi jalan nafas: mucus
berlebihan
2. Ketidakefektifan pola nafas b/d kelemahan otot pernafasan
3. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolar- kapiler
4. Ketidakseim bangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan diet
kurang
5. Intoleransi Aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
6. Defisiensi pengetahuan b/d kurang sumber pengetahuan
Kesimpulan
Asma bronchial adalah penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai
dengan mengi episodic, batuk, dan sesak di dada akibat penyumbatan saluran
napas. Asma bronchial merupakan penyakit respiratorik kronis yang dapat
menyerang orang dewasa maupun anak-anak, tetapi paling sering dijumpai pada
anak-anak. Secara umum yang dapat menimbulkan asma bronchial yaitu adanya
factor presdiposisi (penyebab) dan presiptasinya (pencetus).

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) dan
mempunyai gejala batuk, sesak nafas, bunyi nafas ronki, dan infiltrat pada foto
rontgen. Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan
terjadinya proses infeksi akut disebut bronkopneumonia. Dalam pelaksanaan
pengendalian penyakit ISPA semua bentuk pneumonia (baik pneumonia maupun
bronkopneumonia), disebut “Pneumonia” saja (Christian, 2016).
JAZAKUMULLAH KHAIRAN

Do you have any questions?


@ta_sintaLia
081278764776
@Tataaa26848641

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai