ASMA
Disusun Oleh :
Dawiti
P13337420214091
3B
Nama : Dawiti
NIM : P1337420214091
Judul Kasus : Laporan Pendahuluan Asma
Ajibarang, 1 Februari
2017
Pembimbing,
TINJAUAN TEORI
2. Definisi Penyakit
Menurut Herdman & Kamitsuru (2015, p.448) asma
adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan
mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap
rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
penyempitan ini berulang namun reversible, dan diantara
episode penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan
ventilasi yang lebih normal.
3. Etiologi
Menurut Danu Susanto (2015, p.10) asma
disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Secara
intrinsik asma bisa disebabkan oleh infeksi (virus influenza,
pneumoni mycoplasma) dan lingkungan fisik (cuaca dingin,
perubahan temperatur, kelembaban udara, penggunaan
AC, penggunaan pengharum ruangan) iritan seperti zat
kimia, polusi udara (CO, asap rokok, parfum, asap dapur,
asap obat nyamuk), faktor emosional (takut, cemas,
tegang, tertawa) juga aktivitas yang berlebihan. Secara
ekstrinsik/imunologik asma bisa disebabkan oleh reaksi
antigen-antibody dan inhalasi allergen (debu, serbuk, bulu
binatang), selain itu ada juga faktor penjamu (infeksi
pernafasan, kegemukan, ekspresi emosi)
5. Patofisiologi
Asma akibat alergi bergantung kepada respon IgE
yang di kendalikan oleh imfosit T dan B. Asma diaktifkan
oleh interaksi antara antigen dengan molekul IgE yang
berikatan dengan sel mast. Sebagian besar alergen yang
menimbulkan asma bersifat airbone. Alergen tersebut
harus tersedia dalam jumlah banyak dalam periode waktu
tertentu agar mampu menimbulkan gejala asma.
Obat yang paling sering berhubungan dengan induksi
fase akut asma adalah aspirin, bahan pewarna seperti
tartazin, antagonis beta-adrenergik, dan bahan sulfat.
Masalah ini biasanya berawal dari rhinitis vasomotor
perennial lalu menjadi rhinosinusitis hiperplastik dengan
polip nasal dan akhirnya di ikuti oleh asma progresif.
Antagonis beta-adrenergik merupakan hal yang
biasanya menyebabkan obstruksi jalan nafas pada pasien
asma, demikian juga dengan pasien lain dengan
peningkatan reaktivitas jalan napas. Oleh karena itu,
antagonis beta adrenergik harus di hindarkan pada pasien
tersebut. Selain itu senyawa sulfat yang terkandung di
dalam makanan juga harus di hindarkan dari pasien.
Senyawa sulfat tersebut antara lain kalium metabisulfit,
kalium dan natrium bisulfit, natrium sulfit dan sulfat
klorida.
Faktor penyebab yang telah di sebutkan di atas di
tambah dengan sebab internal pasien akan mengakibatkan
timbulnya reaksi antigen dan antibodi. Reaksi tersebut
mnegakibatkan di keluarkannya substansi pereda alergi
yang sebetulnya merupakan mekanisme tubuh dalam
menghadapi serangan, yaitu di keluarkannya histamin,
bradikinin, dan anafilatoksin. Sekresi zat-zat tersebut
menimbulkan tiga gejala seperti berkontraksinya otot
polos, peningkatan permeabilitas kapiler, dan peningkatan
sekresi mukus.
6. Komplikasi
Menurut Nugroho, Putri dan Putri (2016) Komplikasi asma
antara lain :
a. Status Asmatikus
b. Atelektasis
c. Hipoksia
d. Penemothorak
e. Emfisema
f. Deformitas Tulang
g. Gagal Nafas
7. Pathway
Pencetus serangan
( Alergen, emosi/stres, obat-
obatan, dan infeksi )
Kerusakan
pertukaran gas
Hipoksemia
Hiperkapnia
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Leukositsis dengan netrofil yang meningkat menunjukan
adanya infeksi, eusinofil darah meningkat >250/mm3.
b. Analisa Gas darah
c. Radiologi
Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik
paru biasanya tidak menunjukan adanya kelainan.
Beberapa tanda khas yang menunjukan asma adalah
hiperinflasi, penebalan dinding bronkus, vakulariasasi
paru
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya
penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk.
Jika ada obstruksi maka lakukan :
- Chin lift/jawtrust
- Suction/hisap
- Guedel airway
- Intubasi trakhea dengan leher ditahan
(imobilisasi) pada posisi netral.
2) Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas,
timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak
teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi,
whezing, sonor, stidor/ ngorok, ekspansi dinding
dada.
3) Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi
pada tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal
pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran
mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
4) Disability
Menilai kesadaran dengan cepat,apakah sadar,
hanya respon terhadap nyeri atau atau sama sekali
tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur GCS. Adapun
cara yang cukup jelasa dan cepat adalah Awake : A
Respon bicara :V
Respon nyeri : P
Tidak ada respon :U
5) Eksposure
Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat
dicari semua cidera yang mungkin ada, jika ada
kecurigan cedera leher atau tulang belakang, maka
imobilisasi in line harus dikerjakan
b. Pengkajian Sekunder
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Soemantri (2007) Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada pasien asma yaitu :
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Ketidakefektifan pola nafas
- Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
- Kerusakan Pertukaran Gas
3. Perencanaan
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) intervensi
diagnosa ketidakefektifan pola nafas adalah :
NOC :
a. Respiratory status : Ventilation
b. Respiratory status : Airway patency
c. Vital Sign Status
Kriteria Hasil :
NIC :
Airway Management : 1) Buka jalan napas gunakan
teknik chin liftatau jawthrust bila perlu, 2) Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi, 3) Identifikasi
pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan,
4) Pasang mayo bila perlu, 5) Lakukan fisioterapi dada
jika perlu, 6) Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction, 7) Auskultasi suara napas, 8) Lakukan suction
pada mayo, 9) Berikan bronkodilator, 10) Berikan
pelembab udara kassa basah NaCl lembab, 11)
Monitor respirasi dan status O2.
4. Evaluasi
Menurut Wilkinson dan Ahern (2013) evaluasi
keperawatan ketidakefektifan pola nafas adalah:
a. Menunjukan pernafasan optimal pada saat terpasang
ventilator mekanis
b. Mempunyai kecepatan dan irama pernafasan dalam
batas normal
c. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
d. Meminta bantuan pernafasan saat dibutuhkan
e. Tanda-tanda vital dalam batas normal
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC.
Jakarta : EGC.
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. edisi revisi jilid 1.
Media.
Setiati, Siti, dkk. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid II
Medika