Anda di halaman 1dari 17

Asuhan keperawatan

agregat pada
komunitas penyakit
infeksi
Jihan nurul fadhillah M19010012
Nanda nur asmiyati M19010020
Latar belakang
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi organisme patogen hidup seperti bakteri,virus, jamur,
protozoa cacing ke dalam tubuh. Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh agen
biologi (seperti virus bakteri atau parasit ), bukan faktor fisik seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan
(Sumampouw,2017)

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi organisme patogen hidup seperti bakteri,virus, jamur,
protozoa cacing ke dalam tubuh (Wilson,2015).
● Pendekatan epidemiologi untuk penyakit menular epidemiologi
triangle segitiga epidemiologi model tradisional epidemiologi
atau segitiga epidemiologi yang dikemukakan oleh John Gordon
dan lari 1950 yang menyebutkan bahwa

● timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh 3


faktor utama host (penjamu) agent (agent) dan environment
(lingkungan).

● John Gordon berpendapat bahwa


● Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent
(penyebab) dan host (manusia)
● Keadaan keseimbangan tergantung pada sifat alami dan
karakteristik agent dan host (baik individu/kelompok)
● Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi,
dalam interaksi tersebut akan berhubungan langsung pada
keadaan alami daru lingkungan (lingkungan sosial, fisik,
ekonomi, dan biologis)
Penyebaran penyakit infeksi

Transmisi langsung (direct transmission)


Transmisi tidak langsung (indirect transmission)
Food-borne
Air-borne
● Dalam riwayat perjalanan
penyakit, pejamu yang peka
akan berinteraksi dengan
mikroba patogen,yang secara
alamiah akan melewati 4
tahap.

● Tahap Rentan
● Tahap inkubasi
● Tahap klinis
● Tahap akhir penyakit
PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR :
• Pencegahan Primer
Pencegahan primer penyakit menular melibatkan tindakan untuk mencegah penularan agen infeksius
dan untuk mencegah kelainan pada orang yang terkena infeksi

• Pencegahan sekunder
terdiri dari kegiatan mendeteksi infeksi dini dan efektif mengobati orang yang terinfeksi. Tindakan ini
mencegah tidak hanyaperkembangan penyakit menular,tetapi juga transmisi pathogen ke orang lain.

• Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier mencakup kegiatan yang terlibat dalam merawat orang-orang dengan penyakit
menular untuk memastikan bahwa mereka dapat disembuhkanatau kualitas hidup mereka dipelihara.
• INDIKATOR SPESIFIK KEBERHASILAN PENCEGAHAN
DANPENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR OLEH PERAWAT
KESEHATANKOMUNITAS
Semua penderita penyakit menular menjalankan program pengobatan
sesuai standar
Semua penderita penyakit menular terpantau status kesehatannya
Penderita penyakit menular dan keluarganya mendapat kunjungan rumah
oleh perawat minimal I kali per minggu sampai dinyatakan sembuh atau
mandiri
Keluarga penderita penyakit menular mendapatkan penyuluhan,
pelatihan dan pendampingan oleh perawat tentang tata kelola hidup
sehat dirumah
Penderita penyakit menular yang mengalami kecenderungan
depresimendapatkan konseling dan pendampingan oleh perawat
Keluarga dan penderita penyakit menular yang mengalami stigma atau
cenderung dikucilkan oleh masyarakat mendapatkan advokasi oleh
perawat
Tidak terjadi penulaman kepada anggota keluarga lainnya
Strategi pencegahan dan pengendalian penyakit
menular
● Perluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat bila ada dugaan
potensi meningkatnya kejadian penyakit menular seperti Mass Blood Survey untuk
Malaria) dalam memperoleh pelayanan kesehatan terkait penyakit menular
terutama i daerah perbatasan, kepulauan dan terpencil.
● Peningkatan mutu penyelenggaraan penanggulangan penyakit menular, dibutuhkan
strategi inovasi yang disesuai dengan karakteristik dan kemampuandaerah
termasuk kearifan budaya local setempat (local wisdom),
● Mendorong keterlibatan masyarakat dalam membantu pengendalian penyakit
melalui community based surveillance untuk melakukan pengamatan terhadap hal-
hal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan melaporkannya kepada
petugas kesehatan agar dapat dilakukan respons dini sehingga permasalahan
kesehatan tidak terjadi.
● Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian penyakit menular
seperti tenaga epidemiologi, sanitasi dan laboratorium termasuk perawatan
komunitas
Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang menjadi daerah
pintu masuk Negara dalam mendukung implementasi pelaksanaa
Internasional Health Regulation (IHR) untuk upaya cegah tangkal terhadap
masuk dan keluarnya
penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.

Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostic cepat


untukpengendalian penyakit menular secara cepat.
Asuhan keperawatan

Kasus :
Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang menjadi daerah pintu masuk Negara dalam
mendukung implementasi pelaksanaa Internasional Health Regulation (IHR) untuk upaya cegah tangkal
terhadap masuk dan keluarnyapenyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
Manjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostic cepat untukpengendalian penyakit menular
secara cepat.

Diagnosis
HIV positif
Risiko penularan kepada orang lain
Tujuan Individu
*Tujuan jangka pendek-Pasien akan segera memulai program
pengobatannya - Pasien tidak akan perasaan rendah diri
*Tujuan jangka panjang-Pasien patah terhadap program
pengobatannya-pasien tidak mengalami infeksi
oppurnunistic selama 1 tahun

Keluarga
Tujuan jangka pendek
- semua anggota keluarga menerima pasien apa adanya -
tidak ada anggota keluarga yang menyalahkan pasien dalam
keluarganya
• Tujuan jangka panjang-Semua anggota keluarga selama
tahun mampu menjalankan perannya masingmasing
● Masyarakat
● Tujuan jangka pendek-tidak ada pengucilan terhadap pasien
dan keluarganya-tetangga dekat pasien dan keluarganya
mendapat informasi yang benar tentangHIV
● Tujuan jangka panjang-seluruh warga masyrakat
dilingkungan pasien menerima pasien dan keluarganyatanpa
ada perbedaan perlakuan
1. Prinsip dalam penerpan asuhan keperawatan pada tahap implementasi dalam pasien dan keluarganya serta tidak boleh
ada diskriminasi dalam semua bentuk interaksi di keluarga dan atau dimasyarakat.Membangun kepercayaan adalah
kunci yang harus selalu dipelihara dalam berinteraksi dengan pasien dan keluarga. Namun demikian perlu selalu
dikoordinasikan dengan puskesmas terdekat untuk pencatatan dan pelaporannya.Edukasi kepada masyarakat lebih
ditekankan pada spek perlunya dukungan terhadap pasien dan keluarganya antara lain dengan pendekatan
• Tidak menjaga jarak dalam interaksi dan komunikasi dengan pasien dankeluarganya
• Tidak bersikap tendensius dengan memposisikan bahwa pasien adalah penderita HIV positif dna kluarga sehingga perlu
dikucilkan
• Tetap megajak dalam setiap kegiatan baik dilingkungan warga atau masyrakat pada umumnya.
• Penyampaian informasi yang komprehensif rentang HIV dan AIDS tanpadiskriminasi
• Kepada pasien dianjurkan untuk control khususnya pemantauan kadar ARV dan dilakukan konseling rutin.
• Bila perlu pasien dilbarkan dalam kelompok swabantu untuk meningkatkan hargadiri dan membangun spirit social
untuk lebih produktif dan kreatif
1. Evaluasi- Pasien mampu menjalani kehidupan sehari-harinya tanpa keluhan fisik dan social-pasien secara rutin
melakukan control kadar ARV dan konseling- pasien terlbiat dalam kelompok swabantu dan aktif dalam kegiatan
kelompok swabantutersebut

2. Tingkat pencegahanPrimer
⚫ Mendidik petugas kesehatan untuk memberikan asuhan keperawatan tanpadiskiriminasi, khususnya pada pasien HIV
positif.Mendidik petugas kesehatan pentingnya kewaspadaan universal dalam setiaptindakan kepada pasien
⚫ Merancang dan menerapkan pola komunikasi dan pola interaksi yang sama dan tanpadiskiriminasi dengan semua pasien
dan keluarga.SekunderMembuat film documenter tentang pemahaman HIV positif secara komprehensif danhumanis
⚫ Melakukan deteksi dini HIV terhadap peer group (kelompok seusianya) yang diawalidengan konseling kelompok..
Melakukan skrining rutin dan dilanjutkan dengan konseling sesuai kebutuhan individuMelakukan koordinasi dengan dinas
kesehatan dan sectoral terkait.
3. Tersier
• Memantau kepatuhan dalam program pengobatan dan tingkat harga diri pasien dankeluarganya.
Kesimpulan
1. Untuk membantu mempersiapkan perawat lebih siap dan bertanggung jawab, prinsip-prinsip biologis dan epidemiologi
yang melekat pada penyakit infeksi dan kejadian penyakit menular dijabarkan dalam bagian ini: Multicausation
Epidemiologic Triangle Model Spektrum Infeksi Tahapan Infeksi Spektrum Kejadian PenyakitAda beberapa bentuk
intervensi dalam keperawatan komunitas yang diganukan oleh perawat sebagai pendekatan dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit menular adalah: Pendidikan kesehatan/health education Proses kelompok Kemitraan/Partnership
Pemberdayaan masyarakat/Community empowermen. Pencegahan penyakit menular ada tiga yaitu pencegahan primer,
sekunder dan tersierIndikator spesifik keberhasilan pencegahan dan pengendalian penyakit menular oleh perawat
kesehatan komunitas yaitu: Semua penderita penyakit menular menjalankan program pengobatan sesuai standar. Semua
penderita penyakit menular terpantau status kesehatannya Penderita penyakit menular dan keluarganya mendapat
kunjungan rumah oleh perawat minimal 1 kali per minggu sampai dinyatakan sembuh atau mandiriStrategi pencegahan
dan pengendalian penyakit menular di Indonesia yaituPerluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat
bila ada dugaan potensi meningkatnya kejadian penyakit menular seperti Mass Blood Survey untuk Malaria) dalam
memperoleh pelayanan kesehatan terkait penyakit menular terutama di daerah perbatasan, kepulauan dan terpencil
Jazakumullahu khairan
Thanks!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai