(kelompok 3 Tersier)
Pencegahan tersier dilakukan setelah seseorang telah terdiagnosa positif HIV yang
dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium. Pencegahan tersier dilakukan setelah penyakit
berada di dalam tubuh, bermaksud untuk mengurangi dampak rasa sakit, menghentikan
perkembangan penyakit, dan membatasi kecacatan yang timbul dari penyakit. Menurut Kenneth
Mayer yang dielaborasi dengan teori dari beberapa ahli, Pencegahan tersier untuk mencegah
orang dengan positif infeksi HIV untuk mengurangi kematian dan disabilitas dengan
menggunakan antiretroviral therapy (ART) (Mayer, K. H, 2009).
3. Siapa yang Melakukkan Pencegahan HIV Tersier
Kemenkes, 2016. Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Petunjuk Teknis 2016. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit.
Mayer, K.H. and French, M.A., 2009. Immune reconstitution inflammatory syndrome: a
reappraisal. Clinical Infectious Diseases, 48(1), pp.101-107.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Putranto, D.W., 2017. Proses Kolaborasi Antara Pemerintah Daerah Dengan Lembaga
Swadaya Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Hiv-Aids Di Kota
Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).