Anda di halaman 1dari 6

PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT

Nunung Hariani, 71190891029

1) Pendahuluan
Pengembangan kesehatan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan oleh semua
anggota bangsa Indonesia yang memiliki tujuan =untuk lebih meningkatkan kesadaran,
keinginan, dan kemampuan untuk hidup sehat untuk setiap individu agar terwujudnya taraf
kesehatan pada masyarakat yang lebih tinggi, sebagai modal bagi pembangunan sumber daya
manusia yang bermanfaat secara ekonomi dan sosial.1
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun
Rencana Strategis (Renstra) yang mengarah pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN).1
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui
upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan
finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Program Indonesia dituangkan dalam sasaran
pokok RPJMN 2015-2019 yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;
(2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4)
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan
kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.1
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
pendekatan keluarga dan GERMAS diarahkan pada upaya to detect (deteksi) yang
merupakan upaya deteksi dan diagnosis dini penyakit; to prevent (mencegah) yang
merupakan upaya untuk untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya penyakit; upaya to
response (merespon) yang dilakukan dengan menangani kejadian penyakit, penggerakan
masyarakat, dan pelaporan kejadian penyakit; to protect (melindungi) yang merupakan upaya
untuk melindungi masyarakat dari risiko terpapar penyakit menular dan tidak menular; dan to
promote (meningkatkan) yang merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat sehingga tidak mudah terpapar penyakit menular dan tidak menular.1
2) Materi
Pencegahan Penyakit
Tindakan pencegahan dan pengebalan dilakukan terhadap orang, masyarakat dan
lingkungannya yang mempunyai risiko terkena penyakit wabah agar jangan sampai terjangkit
penyakit. Orang, masyarakat, dan lingkungannya yang mempunyai risiko terkena penyakit
wabah ditentukan berdasarkan penyelidikan epidemiologi.2
Tindakan pencegahan dan pengebalan dilaksanakan sesuai dengan jenis penyakit wabah
serta hasil penyelidikan epidemiologi, antara lain:
a. Pengobatan penderita sedini mungkin agar tidak menjadi sumber penularan
penyakit, termasuk tindakan isolasi dan karantina.
b. Peningkatan daya tahan tubuh dengan perbaikan gizi dan imunisasi.
c. Perlindungan diri dari penularan penyakit, termasuk menghindari kontak dengan
penderita, sarana dan lingkungan tercemar, penggunaan alat proteksi diri, perilaku
hidup bersih dan sehat, penggunaan obat profilaksis.
d. Pengendalian sarana, lingkungan dan hewan pembawa penyakit untuk
menghilangkan sumber penularan dan memutus mata rantai penularan.2
Strategi Pencegahan Penyakit
1. Pencegahan primordial (pencegahan tingkat dasar)
 Selain pencegahan primer, sekunder dan tertier terdapat pencegahan yang
lebih awal yang disebut Primordial Prevention yang pertama kali dikenalkan
WHO (Nadjib Bustan, 2012)
 Adalah usaha mencegah terjadinya risiko atau mempertahankan keadaan
risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara umum
 Upaya meliputi Pemantapan status kesehatan atau underlying condition :
a. Memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah
ada dalam masyarakat, yang dapat mencegah terjadinya risiko thd
penyakit. Misal: memelihara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan.
b. Mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat yang
menimbulkan risiko timbulnya berbagai penyakit; Misal: perilaku seks
bebas, merokok.3
2. Pencegahan sekunder
 Pada periode Pre-patogenesis atau pada stage of susceptibility
 Tujuan
a. Memutus mata rantai interaksi “Agent-Host-Environment”
b. Mencegah dan menunda kejadian baru penyakit.
 Tindakan
a. Modifikasi determinan/faktor risiko/kausa penyakit/Agent
b. Promosi kesehatan (pendidikan kesehatan, gizi cukup sesuai
perkembangan, konseling pernikahan, medical check up, air bersih, dsb)
c. Perlindungan khusus (imunisasi, PHBS, sanitasi lingkungan, K3,
pencegahan kecelakaan umum, nutrisi khusus, proteksi thd karsinogenik,
menghindari zat-zat allergen, dsb).3
3. Pencegahan Sekunder
 Pada periode Patogenesis
 Tujuan
a. Deteksi dini penyakit dengan skrining dan pengobatan segera
 Tindakan
a. Memperbaiki prognosis kasus (memperpendek durasi penyakit, dan
memperpanjang usia hidup)
b. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pembatasan ketidakmampuan
(disability).3
4. Pencegahan Tersier
 Pada periode Patogenesis
 Tujuan
a. Mencegah semakin buruknya kondisi atau menetapnya disabilitas
/defect/kerusakan struktural.
b. Pengobatan, rehablitasi, pembatasan kecacatan
 Tindakan
rehabilitasi, meliputi:
a. Penyediaan fasilitas pelatihan
b. Pendidikan/himbauan kepada masyarakat umum dan industri agar tetap
mempekerjakan mereka yang telah direhabilitasi
c. Penempatan kerja secara selektif
d. Terapi kerja (terapi okupasi) di RS; – Penggunaan koloni yang terlidung.3
Penatalaksanaan Penyakit
Penatalaksanaan penderita meliputi penemuan penderita, pemeriksaan, pengobatan, dan
perawatan serta upaya pencegahan penularan penyakit. Upaya pencegahan penularan
penyakit dilakukan dengan pengobatan dini, tindakan isolasi, evakuasi dan karantina sesuai
dengan jenis penyakitnya. Penatalaksanaan penderita dilaksanakan di fasilitas pelayanan
kesehatan atau tempat lain yang sesuai untuk kebutuhan pelayanan kesehatan penyakit
menular tertentu.2
Penatalaksanaan penderita dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di rumah
sakit, puskesmas, pos pelayanan kesehatan atau tempat lain yang sesuai untuk
penatalaksanaan penderita. Secara umum, penatalaksanaan penderita setidak-tidaknya
meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Mendekatkan sarana pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan tempat tinggal
penduduk di daerah wabah, sehingga penderita dapat berobat setiap saat.
b. Melengkapi sarana kesehatan tersebut dengan tenaga dan peralatan untuk
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan, pengambilan spesimen dan sarana
pencatatan penderita berobat serta rujukan penderita.
c. Mengatur tata ruang dan mekanisme kegiatan di sarana kesehatan agar tidak terjadi
penularan penyakit, baik penularan langsung maupun penularan tidak langsung.
Penularan tidak langsung dapat terjadi karena adanya pencemaran lingkungan oleh
bibit/kuman penyakit atau penularan melalui hewan penular penyakit.
d. Penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan berperan
aktif dalam penemuan dan penatalaksanaan penderita di masyarakat.
e. Menggalang kerja sama pimpinan daerah dan tokoh masyarakat serta lembaga
swadaya masyarakat untuk melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat.2
Apabila diperlukan dapat dilakukan tindakan isolasi, evakuasi dan karantina.
a. Isolasi penderita atau tersangka penderita dengan cara memisahkan seorang
penderita agar tidak menjadi sumber penyebaran penyakit selama penderita atau
tersangka penderita tersebut dapat menyebarkan penyakit kepada orang lain. Isolasi
dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas, rumah atau tempat lain yang sesuai dengan
kebutuhan.2,4
b. Evakuasi dengan memindahkan seseorang atau sekelompok orang dari suatu lokasi
di daerah wabah agar terhindar dari penularan penyakit. Evakuasi ditetapkan oleh
bupati/walikota atas usulan tim penanggulangan wabah berdasarkan indikasi medis
dan epidemiologi.2 ,4
c. Tindakan karantina dengan melarang keluar atau masuk orang dari dan ke daerah
rawan wabah untuk menghindari terjadinya penyebaran penyakit. Karantina :
ditetapkan oleh bupati/walikota atas usulan tim penanggulangan wabah berdasarkan
indikasi medis dan epidemiologi.2,4
3) Kesimpulan
Tindakan pencegahan dan pengebalan dilakukan terhadap orang, masyarakat dan
lingkungannya yang mempunyai risiko terkena penyakit wabah agar jangan sampai
terjangkit penyakit. Orang, masyarakat, dan lingkungannya yang mempunyai risiko
terkena penyakit wabah ditentukan berdasarkan penyelidikan epidemiologi.
Penatalaksanaan penderita meliputi penemuan penderita, pemeriksaan, pengobatan,
dan perawatan serta upaya pencegahan penularan penyakit. Upaya pencegahan
penularan penyakit dilakukan dengan pengobatan dini, tindakan isolasi, evakuasi dan
karantina sesuai dengan jenis penyakitnya. Penatalaksanaan penderita dilaksanakan di
fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat lain yang sesuai untuk kebutuhan pelayanan
kesehatan penyakit menular tertentu.
Penatalaksanaan penderita dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan, baik di
rumah sakit, puskesmas, pos pelayanan kesehatan atau tempat lain yang sesuai untuk
penatalaksanaan penderita.
4) Referensi

1. Sugihantono A, Dachlan AIH, Waworuntu W, Sitohang V, Supardi J, Fidiansyah,


et al. RENCANA AKSI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT 2015-2019 [Internet]. Jakarta; 2018. Available from: https://e-
renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-465827-3tahunan-755.pdf

2. RI K. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1501/MENKES/PER/X/2010 TENTANG JENIS PENYAKIT
MENULAR TERTENTU YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN
UPAYA PENANGGULANGAN [Internet]. Kemenkes RI. 2010. p. 21–4.
Available from:
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/PERMENKES_1501_2010_JENIS
_PENYAKIT_MENULAR_POTENSIAL_WABAH_DAN_UPAYA_PENANGG
ULANGAN.pdf

3. Heryana A. Upaya Pencegahan Penyakit Menular [Internet]. Universitas Esa


Unggul-Jakarta. 2015. Available from:
http://adeheryana.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/
5665/2015/10/Ade-Heryana_Upaya-Pencegahan-Penyakit-Menular_Materi-
Online-Class1.pdf
4. SKM I. Epidemiologi Penyakit Menular [Internet]. Pertama. Alim IS, editor.
Yogyakarta: ABSOLUTE MEDIA; 2017. 63–96 p. Available from:
file:///C:/Users/Win10/Downloads/Irwan-Buku-Epidemiologi-Penyakit-
Menular.pdf

Anda mungkin juga menyukai