Disusun Oleh :
Dokter Pembimbing :
dr. Soraya Fasya, M.Ked(Opth), Sp. M
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul
Katarak Senilis untuk memenuhi tugas yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran kepaniteraan klinik khususnya di SMF Ilmu Penyakit Mata Rumah
Sakit Umum Dr Pirngadi Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Soraya Fasya,M.Ked.(Opth),Sp.M selaku pembimbing yang telah membantu
memberikan bimbingan dan masukan sehingga Laporan Kasus ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kasus ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. oleh karena itu segala saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Demikianlah penulisan
Laporan Kasus ini semoga bermanfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Fisiologi Lensa
Lensa pada manusia mengandung kosentrasi protein sebanyak 30% dari
beratnya lensa. Protein lensa dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan kelarutan air.
Sebanyak 80% lensa terdapat protein yang larut air dan mengandung komponen
utama protein yaitu kristalin. Kristalin lensa akan dibagi menjadi kristalin α- dan
kristalin β,γ-., kedua bagian ini memiliki peran penting dalam menjaga kejernihan
lensa.3
Proses metabolisme lensa terbanyak terjadi pada bagian epitel dan korteks
lensa. Diferensiasi serat lensa pada bagian apikal dan basal akan mengalami
degradasi dan menghasilkan kristalin protein. Peran utama dari kristalin protein
yaitu untuk menjaga stabilisasi protein pada lensa dan mencegah terjadinya
agregasi. Permukaan luar sel akan memanfaatkan oksigen dan glukosa sebagai
transport aktif elektrolit, karbohidrat, dan asam amino pada lensa. Konsentrasi
protein yang tinggi pada lensa tanpa adanya suplai pembuluh darah merupakan
suatu hambatan untuk regulasi air, nutrisi, dan antioksidan pada bagian lensa yang
lebih dalam. Keadaan ini diseimbangi oleh proses osmotik antar molekul protein
lensa yang juga berperan sebagai salah satu proses transparansi lensa. Pada
keadaan normal, lensa manusia mengandung 66% air dan 33% protein. Bagian
korteks lensa lebih banyak mengandung air dibandingkan dengan nukleus.
Sebanyak 5% air terdapat diantara serat lensa ekstraselular.3
Secara fisiologis, sistem pump-leak pada lensa merupakan suatu kombinasi
transport aktif dan permeabilitas membran untuk transportasi potasium dan
molekul-molekul lain seperti asam amino untuk mensuplai ke bagian terdalam
lensa anterior epitel. Molekul tersebut dapat berdifusi keluar dan masuk kedalam
lensa dengan konsentrasi yang sama. Berdasarkan teori ini, ion-ion sodium dan
potasium didapatkan pada bagian anteroposterior lensa. Lensa manusia memiliki
kadar natrium rendah dan kalium yang tinggi, sedangkan humor akuous dan
vitreus kadar natrium tinggi dan kalium yang rendah.3
2.2 Katarak Senilis
2.2.1 Definisi
Katarak berasal dari bahasa Yunani yaitu Katarrakhies dan berasal dari
Bahasa Latin yaitu Cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia
disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air akibat lensa yang keruh.
Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-
keduanya. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak terus
berkembang seiring waktu, menyebabkan kerusakan penglihatan secara progresif.
Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis. Katarak senilis
adalah setiap kekeruhan pada lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas usia
50 tahun.2
Keadaan ini biasanya mengenai kedua mata, akan tetapi dapat terjadi pada
salah satu mata terlebih dahulu. Berdasarkan morfologi, katarak senilis dapat
terbentuk menjadi katarak nuklear dan kortikal. Bentuk katarak kortikal dan
nuklear merupakan bentuk yang paling sering ditemukan pada katarak senilis.
Secara umum, katarak kortikal dapat terbentuk sebanyak 70%, nuklear 25%, dan
subkapsularis posterior 5%.3
Terdapat berbagai faktor resiko yang dapat mengakibatkan katarak senilis.
Faktor usia terutama usia 50 tahun atau dapat juga terjadi pada usia 45 tahun yang
biasa disebut dengan presenil. Paparan sinar ultraviolet yang semakin sering,
defisiensi protein dan vitamin (riboplavin, vitamin E, dan vitamin C), dan
merokok Subkapsular posterior Kortikal (peripheral) Anterior kortikal
Subkapsular Nuklear Lamelar Polaris posterior berdasarkan penelitian dapat
mempengaruhi denaturasi protein yang akan berkembang menjadi katarak.
Kelainan metabolik seperti Diabetes Mellitus akan mengakibatkan peningkatan
proses metabolisme sorbitol pada lensa, sehingga katarak dapat lebih cepat
terbentuk.3
2.2.2 Epidemiologi
Katarak Pada tahun 2010, prevalensi katarak di Amerika Serikat adalah
17,1%. Katarak paling banyak mengenai ras putih (80%) dan perempuan (61%).4
Menurut hasil survei Riskesdas 2013, prevalensi katarak di Indonesia adalah
1,4%, dengan responden tanpa batasan umur.1
2.2.4 Patofisiologi
Katarak senilis adalah penyebab utama gangguan penglihatan pada orang
tua. Patogenesis katarak senilis bersifat multifaktorial dan belum sepenuhnya
dimengerti. Walaupun sel lensa terus bertumbuh sepanjang hidup, tidak ada sel-
sel yang dibuang. Seiring dengan bertambahnya usia, lensa bertambah berat dan
tebal sehingga kemampuan akomodasinya menurun. Saat lapisan baru dari serabut
korteks terbentuk secara konsentris, sel-sel tua menumpuk ke ararh tengah
sehingga nukleus lensa mengalami penekanan dan pengerasan (sklerosis nuklear).
Crystallin (protein lensa) mengalami modifikasi dan agregasi kimia menjadi
high-molecular-weight-protein. Agregasi protein ini menyebabkan fluktuasi
mendadak pada index refraksi lensa, penyebaran sinar cahaya, dan penurunan
transparansi. Perubahan kimia protein lensa nuklear ini juga menghasilkan
pigmentasi yang progresif sehingga seiring berjalannya usia lensa menjadi
bercorak kuning kecoklatan sehingga lensa yang seharusnya jernih tidak bisa
menghantarkan dan memfokuskan cahaya ke retina. Selain itu, terjadi penurunan
konsentrasi Glutathione dan Kalium diikuti meningkatnya konsentrasi Natrium
dan Kalsium.2
IDENTITAS PASIEN
Nama : Napsiah
Umur : 64 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Padang/Indonesia
RM : 01.00.60.16
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jalan Tembung
Tgl. Pemeriksaan : 12 Agustus 2022
Rumah Sakit : Poliklinik Mata RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Penglihatan mata kanan kabur
Anamnesis :
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan
keluhan mata kiri kabur seperti berkabut, perlahan-lahan, semakin lama semakin
kabur yang di alami sejak ± 7 bulan ini. Keluhan penglihatan kabur dirasakan
perlahan-lahan semakin memberat dan disertai penglihatan yang berkabut seperti
tertutup asap, pasien juga merasa silau jika melihat cahaya dan terasa pegal.
Pasien juga merasa silau dan tidak nyaman apabila terkena sinar matahari dan
melihat cahaya secara langsung, namun pasien merasa lebih nyaman bila berada
di tempat yang lebih gelap atau saat malam hari. Mata merah (-), nyeri (-), mata
berair(-), gatal (-).
Pasien datang ke dokter poliklinik mata RSUD Dr. Pirngadi Medan untuk
mengobati mata kanannya. Riwayat konsumsi obat-obatan jangka panjang,
alkohol, merokok, dan terpapar sinar matahari berlebihan pada mata disangkal.
b. Mata
- Riwayat sakit mata sebelumnya (+)
- Riwayat operasi mata (+)
- Riwayat trauma mata sebelumnya (-)
Riwayat Penyakit Keluarga:
- Hipertensi (-)
- Diabetes Melitus (-)
KETERANGAN OD OS
1. VISUS
5. KONJUNGTIVA BULBI
6. SKLERA
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak Ada Tidak ada
7. KORNEA
9. IRIS
10. PUPIL
Letak Di tengah Di tengah
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 3 mm 3 mm
Refleks Cahaya + +
Langsung
Refleks Cahaya + +
Tak Langsung
11. LENSA
13. PALPASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
RESUME
Seorang pasien perempuan berusia 64 tahun datang ke poliklinik mata
RSUD Dr. Pirngadi Medan dengan keluhan mata kiri kabur seperti berkabut,
perlahan-lahan, semakin lama semakin kabur yang di alami sejak ± 7 bulan ini.
Keluhan penglihatan kabur dirasakan perlahan-lahan semakin memberat dan
disertai penglihatan yang berkabut seperti tertutup asap, pasien juga merasa silau
jika melihat cahaya dan terasa pegal. Pasien juga merasa silau dan tidak nyaman
apabila terkena sinar matahari dan melihat cahaya secara langsung, namun pasien
merasa lebih nyaman bila berada di tempat yang lebih gelap atau saat malam hari.
Mata merah (-), nyeri (-), mata berair(-), gatal (-).
Pasien datang ke dokter poliklinik mata RSUD Dr. Pirngadi Medan untuk
mengobati mata kanannya. Riwayat konsumsi obat-obatan jangka panjang,
alkohol, merokok, dan terpapar sinar matahari berlebihan pada mata disangkal.
Riwayat HT (-). Riwayat DM (-). Riwayat menggunakan kacamata (-).
Riwayat trauma (-). Riwayat sakit mata sebelumnya (+), riwayat operasi mata
sebelumnya (+), Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD : 6/24 VOS : 6/9,
SLOS : dijumpai Lensa keruh
DIAGNOSIS BANDING
- Katarak senilis matur OD
- Glaukoma
- Retinopati
DIAGNOSIS KERJA
Katarak senilis matur OD
2. Ilyas, S. dan Yuliyanti, S. R. 2015. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Badan
Peneribit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia