DI SUSUN OLEH :
Boy Surmanto
217210004
PEMBIMBING
dr. Maestro Simanjuntak, M.Kes
Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Paper ini guna
memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di bagian SMF Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan judul “Kesehatan Lingkungan”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya
kepada dr. Maestro Simanjuntak, M.Kes , yang telah memberikan bimbingan dan
arahannya selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di bagian SMF Ilmu Kesehatan
Masyarakat dalam membantu menyusun Paper ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Pmakalah ini memiliki banyak kekurangan
baik dari kelengkapan teori maupun penuturan bahasa, karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan Paper ini. Harapan penulis
semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan serta dapat
menjadi arahan dalam mengimplementasikan ilmu kedokteran dalam praktek di
masyarakat.
Penulis
Halaman 2 | 19
BAB I
PENDAHULUAN
Halaman 3 | 19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Halaman 4 | 19
kesehatan manusia secara optimal. (Tri Cahyono, 2000)
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa Kesehatan Lingkungan adalah “Upaya
perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.2,3
Halaman 5 | 19
kesehatan masyarakat. 4
Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan
lingkungan, yaitu :
1. Penyediaan air minum
Syarat air minum yang sehat :
a. Syarat fisik : bening, tidak berasa, suhu di bawah udara di luarnya.
b. Syarat bakteriologis : bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara
untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah
dengan memeriksa sampel ( contoh ) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc
air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
c. Syarat kimia :
Flour ( 1 – 1,5 mg/l )
Chlor ( 250 mg/l )
Arsen ( 0,05 mg/l )
Tembaga ( 1 mg/l )
Besi ( 0,3 mg/l )
Zat organik ( 10 mg/l )
pH ( 6,5 – 9,0 mg/l )
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
Masuknya limbah ke dalam air yang mengakibatkan fungsi air turun sehingga
tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia dan menyebabkan timbulnya masalah
penyediaan air bersih. Bagian terbesar yang menyebabkan pencemaran air adalah
limbah cair dari industri,di samping limbah padat berupa sampah domestik.
Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan melalui:
Perubahan perilaku masyarakat
Pembuatan kolam/bak pengolahan limbah cair
3. Pengelolaan sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah
yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Halaman 6 | 19
Secara umum sampah didapat dari pemukiman penduduk, tempat umum dan tempat
perdagangan, sarana layanan masyarakat milik pemerintah, industri berat dan ringan
serta pertanian. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah
bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian
khusus untuk masing-masing jenis zat. 4
4. Pengendalian vektor.
Pengendalian vektor ialah segala macam usaha yang dilakukan untuk
menurunkan populasi vektor dengan maksud mencegah atau memberantas penyakit
yang ditularkan vektor atau gangguan yang diakibatkan vektor. 4
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia.
Yang dimaksud ekskreta adalah seluruh zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh
dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari
dalam tubuhh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari
proses pernafasan.Pembuangan kotoran manusia dalam ilmu Kesehatan lingkungan
dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya disebut
latrine, jamban atau kakus. Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam
membuat jamban sehat. Ada 7 kriteria yang harus diperhatikan :
a. Tidak mencemari air
Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang
kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum.
Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan
dengan tanah liat atau diplester.
Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor dari
lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang,
danau, sungai, dan laut
b. Tidak mencemari tanah permukaan
Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat
sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan.
Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau
Halaman 7 | 19
dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
c. Bebas dari serangga
Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah
Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang
nyamuk.
Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi
sarang kecoa atau serangga lainnya
Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup
d. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup setiap
selesai digunakan
Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus tertutup
rapat oleh air
Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk
membuang bau dari dalam lubang kotoran
Lantai jamban harus kedap air dan permukaan bowl licin. Pembersihan harus
dilakukan secara periodik
e. Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang
kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat
lain yang terdapat di daerah setempat.
f. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
Lantai jamban rata dan miring ke arah saluran lubang kotoran
Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran
karena dapat menyumbat saluran
Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban
akan cepat penuh
Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati.
Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci.
g. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
Jamban harus berdinding dan berpintu
Halaman 8 | 19
Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari
kehujanan dan kepanasan.
6. Hygiene makanan termasuk hygiene susu
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Batasan
makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang
diperlukan untuk tujuan pengobatan. Makanan yang dikonsumsi hendaknya
memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak
menimbulkan penyakit, diantaranya :
Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness). 4
7. Pengendalian pencemaran udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk
hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran
udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir
yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. 4
8. Pengendalian radiasi
Radiasi dideskripsikan sebagai proses dimana energi bergerak melalui media
atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Kata radiasi ionisasi
(misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zatradioaktif),
tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio,
cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau
untuk proses lain yang lebih jelas. 4
9. Kesehatan kerja
Kesehatan kerja adalah hal yang sangat penting didalam dunia kerja khusus
nya dunia industri yang bergerak dibidang produksi, kesehatan kerja hendaknya dapat
dipahami betapa penting nya kesehatan kerja tersebut di dalam bekerja
kesehariannya. Hal ini memiliki kepentingan yang besar, baik untuk kepentingan diri
sendiri maupun dikarenakan aturan perusahaan yang meminta untuk menjaga hal-hal
Halaman 9 | 19
tersebut dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi
perusahaan. 4
10. Pengendalian kebisingan
Kebisingan sampai pada tingkat tertentu bisa menimbulkan gangguan pada
fungsi pendengaran manusia. Risiko terbesar adalahhilangnya pendengaran (hearing
loss) secara permanen. Dan jika risiko ini terjadi (biasanya secara medis sudah tidak
dapat diatasi/"diobati"). Sudah barang tentu akan mengurangi efisiensi pekerjaan si
penderita secara signifikan.
11. Perumahan dan permukiman
Syarat – syarat rumah yang sehat :
a. Bahan bangunan : lantai, dinding, atap genteng, kayu untuk tiang.
b. Ventilasi : menjaga aliran udara tetap segar dan menjaga keseimbangan oksigen
(O2) yang diperlukan penghuni rumah.
c. Cahaya : rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Jika cahaya kurang akan menjadi media yang baik untuk berkembang
bibit penyakit. Jika terlalu banyak dapat merusak mata.
d. Luas bangunan rumah : luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk
penghuni didalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan
jumlah penghuninya. Hal ini harus disesuaikan dengan kadar O2 dalam bangunan
rumah tersebut. Luas bangunan yang optimum adalah 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang.
e. Fasilitas – fasilitas didalam rumah sehat : Rumah yang sehat harus mempunyai
fasilitas – fasilitas sebagai berikut ;
Penyediaan air bersih yang cukup
Pembuangan tinja
Pembuangan air limbah ( air bekas )
Pembuangan sampah
Fasilitas dapur
Ruang berkumpul keluarga
Gudang
Kandang
12. Perencanaan daerah perkotaan
Pola Perencanaan Kota Sebuah kota harus dibangun berdasarkan empat dasar.
Dasar fisik sebuah kota adalah wujud yang kelihatan berupa bangunan-bangunan,
jalan, taman, dan benda-benda lain yang menciptakan bentuk kota tersebut. Dasar
Halaman 10 | 19
ekonomi sebuah kota memberikan alasan bagi eksistensinya. Dasar politik sebuah
kota sangat penting bagi ketertiban.
13. Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut dan darat
Sebenarnya bukan hanya pencemaran lingkungan yang terlihat secara kasat
mata saja yang dapat membahayakan dan menimbulkanpenyakit, pencemaran suara
juga dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Apabila
tidak segera ditanggulangi, mungkin pencemaran suara ini dapat sangat menggangu
kehidupan.
14. Pencegahan kecelakaan
Upaya pengendalian lingkungan kerja yang ditujukan terhadap faktor
lingkungan adalah pemikiran standart persyaratan kualitas lingkungan dan
pemeliharaan rumah tangga industri yang aman, yang dilakukan melalui :
Melaksanakan program pengelolaan lingkungan perusahaan dengan mengacu
pada standar pemeliharaan rumah tangga perusahaan / industri yang aman
Melaksanakan program keselamatan kerja di industri / perusahaan dengan
menerapkan model manajemen keselamatan kerja yang sesuai
Melaksanakan program pengendalian lingkungan dengan mengacu pada model
manajemen pengendalian factor fisisk tempat kerja yang sesuai.
15. Rekreasi umum dan pariwisata
Potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya tersebut, perlu
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat
tanpa melupakan upaya konservasi sehingga tetap tercapai keseimbangan antara
perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari.
16. Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidemik, bencana,
kedaruratan
Sanitasi adalah upaya pegendalian semua faktor lingkungan fsik manusia,yang
mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan,bagi
perkembangan fisik,kesehatan,dan daya tahan hidup manusia.
17. Tindakan pencegahan agar lingkungan bebas dari resiko gangguan
kesehatan
Kemampuan daya dukung lingkungan hidup sangat terbatas baik secara
kuantitas maupun kualitasnya sehingga pemerintah dalam pengelolaan lingkungan
hidup membuat aturan yang dituangkan dalam UU No. 23 tahun 1997
Halaman 11 | 19
Menurut Undang-Undang di Indonesia
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22
ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada delapan, yaitu :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana. 4
Halaman 12 | 19
3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industry atau yang sejenis.
4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada
dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran, reactor atau
tempat yang bersifat khusus. 5
Halaman 13 | 19
bahan kimia, maka masyarakat yang menggunakan air tersebut untuk kehidupan
sehari-hari, mereka akan terserang penyakit dari pencemaran air tersebut.
Faktor Sosial
Apabila kondisi social disuatu masyarakat tidak diperhatikan maka akan
menimbulkan tatanan tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat lingkungan sehat
dan masyarakatnya akan terserang penyakit, misalnya seseorang yang tidak sehat dan
dia ingin pergi berobat, akan tetapi ia tidak sanggup karena jarak yang terlampau jauh
untuk mencapai tempat berobat tersebut.
Faktor Ekonomi
Masyarakat tidak mampu pada umumnya tidak melihat kualitas dari suatu
makanan yang mereka konsumsi, sehingga mempengaruhi kesehatan mereka.
Misalnya seseorang membeli makanan dipinggir jalan yang kondisi lingkungannya
tidak sehat dan harganya yang murah. 6
2.7 Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat
Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Individu
Apabila lingkungan bersih berpengaruh individu, khususnya pada kualitas kerja
(produktivitas) individu tersebut. Sedangkan individu yang berada pada lingkungan yang
tidak sehat, akan berada pada produktivitas yang cenderung menurun. Udara, air,
makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhannya di ambil dari lingkungan. Akan
tetapi, berpengaruh terhadap individu baik positif maupun negatif. Lingkungan sehat dan
gizi yang cukup dapat menghindarkan seseorang dari penyakit.
Pengaruh Lingkungan yang Tidak Sehat terhadap Keluarga
Keluarga yang sehat berasal dari lingkungan rumah yang sehat, maka kesehatan keluarga
dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih dapat memberikan kenyamanan bagi
penghuninya. Rumah yang ventilasinya cukup, dapat menghindarkan keluarga dari resiko
terjadinya penyakit atau gangguan saluran pernapasan.
Pengaruh Lingkungann yanng Tidak Sehat Terhadap Msyarakat
Lingkungan sehat akan membuat masyarakat terhindar dari penyakit. Tindakan
masyarakat membuang limbah sembarangan, akan berakibat terhadap kesehatan dan
kelangsungan hidup, timbulnya penyakit terhadap masyarakat yang tidak sehat, dan
timbulnya bencana akibat perbuatan tangan jahil masyarakat yang tidak terkontrol.6,7
Halaman 14 | 19
2.8 Penyakit yang Ditimbulkan oleh Lingkungan yang Tidak Sehat
Ada banyak penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak sehat, diantaranya
yaitu :
Kolera. Kolera adalah penyakit saluran cerna yang disalurkan lewat penggunaan air
dalam kehidupan sehari-hari.
Demam Tifoid. Tifoid adalah penyakit saluran cerna yang ditularkan lewat
penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan air yang tidak memenuhi
syarat kesehatan untuk kepentingan rumah tangga menyebabkan banyaknya penderita
penyakit perut menular.
Diare. Diare adalah penyakit saluran cerna yang ditandai bercak-bercak encer dengan
atau tanpa darah dan muntah-muntah. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan
organik/fungsional saluran cerna.
Leptospitosis. Leptospitosis adalah penyakit yang disebabkan lewat tampungan air
hujan yang telah tercemar kemih tikus.
Malaria dan DBD. Malaria dan DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk yang berkembang di wadah penyimpanan air, sedangkan penderita disalurkan
melalui gigitan nyamuk tersebut.
TBC. TBC merupakan penyakit yang berkembang pada pemukiman yang padat
dengan pertukaran udara yang buruk.
Cacar. Cacar merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang terdapat di udara.
Infeksi cacar timbul apabila ada kontak langsung dengan penderita/pakaian perderita.
Influenza. Influenza merupakan penyakit yang sangat mudah menular, penularannya
melalui udara.7
Halaman 15 | 19
Upaya pengelolaan lingkungan sosial meliputi pembangunan kualitas hidup penduduk
dan pembangunan kualitas lingkungan.
Upaya Pengembangan Modal Sosial
Upaya pengembangan modal sosial meliputi kearifan lingkungan, etika lingkungan,
dan pembangunan jiwa sosial yang tinggi.8
Pembuangan Sampah
Halaman 16 | 19
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor
berikut.
1.Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah
jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial
ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
2. Penyimpanan sampah
3. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
4. Pengangkutan
5. Pembuangan
Serangga dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles
sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue
(DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
Makanan dan Minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan
atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang
disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).9,10
BAB III
Halaman 17 | 19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah kondisi atau keadaan yang optimum
sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum.
Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan
ekologis. Dengan adanya kesehatan lingkungan yang baik dapat mempengaruhi kesehatan
kerja menjadi baik pula. Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan
merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan
dan faktor keturunan.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
Mengolah tanah sebagaimana mestinya
Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
3.2 Saran
Melihat banyaknya kecelakaan akibat kerja dan kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan, maka perlu adanya peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah
kesehatan masyarakat agar dapat menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, sehat, nyaman
dan aman serta terhindar dari berbagai macam penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Halaman 18 | 19
1. World Health Organization. Environmental health. World Health Organization
Health topics. 2023. Available from:
https://www.who.int/health-topics/environmental-health#
2. Han M. Health and the environment. World Health Organization. 2018. Available
from:https://www.who.int/westernpacific/about/how-we-work/programmes/health-
and-the-environment
3. Suriadi, Husaini, Marliane L. Hubungan hygiene sanitasi dengan kualitas
bakteriologis depot air minum (DAM) di Kabupaten Balangan. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia. 2016;15(1):28-35
4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kesling. Jakarta : Kesehatan
Masayarakat Kemenkes Republik Indonesia. 2022. Available from :
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/KESLING.pdf
5. Centers for disease control and prevention. National center for environmental
health. Center for disease control and prevention. 2023. Available from :
https://www.cdc.gov/nceh/
6. Centers for disease control and prevention. Environmental infection control
guidelines. Infection Control. 2019. Available from :
https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/environmental/index.html
7. Pawitra AS, Keman S, Ismail WI dkk. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Journal of
Environmental Health. Surabaya: Faculty of Public Health Univeritas Airlangga.
2023;15(1):1-83.
8. Brooks BW, Gerding JA, Landeen E, Bradley E et al. Environmental Health
Practice Challenges and Research Needs for U.S. Health Departments. Environ
Health Perspect. 2019 Dec;127(12):125001.
9. Collection Development Guidelines of the National Library of Medicine [Internet].
Bethesda (MD): National Library of Medicine (US); 2019-. Environmental Health.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK518838/
10. World Health Organization. Enviromental determinants of health. Pan American
Health Organization. 2022. Available from:
https://www.paho.org/en/topics/environmental-determinants-health
Halaman 19 | 19