OTHEMATOMA
Laporan kasus ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mengikuti kepaniteraan
klinik senior
di bagian Ilmu Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher RSUD Dr. Pirngadi
Medan
Disusun oleh:
Pembimbing:
Nilai :
Dokter Pembimbing,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan referat
”Othemathoma”. Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada dr.Sujahn Anto Pardede, Sp.THT-KL selaku
pembimbing dalam penyusunan referat ini.
Tujuan dari pembuatan referat ini selain untuk menambah wawasan bagi
penulis dan pembacanya, juga ditujukan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan
Klinik THT-KL RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Penulis sangat berharap bahwa referat ini dapat menambah wawasan bagi
para pembacanya dapat meningkatkan kewaspadaan mengenai keadaan
kesehatan yang berhubungan dengan keadaan tersebut.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna dan tidak
luput dari kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat berharap adanya
masukan, kritik maupun saran yang membangun.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,
semoga tugas ini dapat memberikan tambahan informasi bagi kita semua.
Joice P Situmeang
DAFTAR ISI
LEMBAR VERIFIKASI..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................2
1
memakai tutup kepala dibandingkan 26% yang memakai pelindung telinga. Hal
ini menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan
kuping kembang kol.10
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi2
Telinga terdiri atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula) dan liang telinga
sampai membran timpani.2
Aurikula mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi
mengumpulkan getaran udara. Aurikula terdiri atas lempeng tulang rawan
elastik tipis yang ditutupi kulit. Aurikula mempunyai otot intrinsik dan
ekstrinsik, keduanya disarafi oleh N. Facialis.2
3
Gambar 2 : Anatomi Telinga Luar2
4
dilapisi kulit dan sepertiga bagian luarnya memiliki rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar serumen. Yang terakhir ini adalah modifikasi kelenjar keringat, yang
menghasilkan lilin coklat kekuningan. Rambut dan lilin ini merupakan barier
yang lengket untuk mencegah masuknya benda-benda asing. Suplai saraf sensoris
ke kulit pelapisnya, berasal dari N. Aurikulo temporalis dan cabang N. Vagus.2
b. Telinga Tengah
kavum timpani adalah ruang berisi udara dalam pars petrosa ossis
temporalis yang dilapisi membran mukosa. Di dalamnya didapatkan tulang-tulang
pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani (gendangan)
ke perilimf telinga dalam. Merupakan suatu ruang mirip celah sempit yang miring,
dengan sumbu panjang terletak sejajar dengan bidang membran timpani.2
Telinga tengah berbentuk kubus dengan:
Batas luar : Membran timpani
Batas depan : Tuba eustachius
Batas Bawah : Vena Jugularis
Batas belakang : Aditus ad antrum, kanalis facialis pars vertikalis Batas
Dalam : Kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis,
tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan
promontorium.
Membran timpani adalah membran fibrosa tipis yang berbentuk bundar
yang berwarna putih mutiara. Membran ini terletak miring, menghadap ke bawah,
depan, dan lateral. Permukaannya konkaf ke lateral. Pada dasar cekungannya
terdapat lekukan kecil, yaitu umbo, yang terbentuk oleh ujung manubrium mallei.
Bila membran terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan “kerucut
cahaya”, yang memancar ke anterior dan inferior dari umbo.2
Tulang pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus
longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus, dan
inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada jendela oval yang berhubungan
dengan koklea. Hubungan antara tulang-tulang pendengaran merupakan
persendian.2
Tuba auditiva terbentang dari dinding anterior kavum timpani ke bawah,
depan, dan medial sampai ke nasofaring. Sepertiga bagian posteriornya adalah
tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah kartilago. Tuba berhubungan
dengan nasofaring dengan berjalan melalui pinggir atas m. konstriktor faringes
5
superior. Tuba berfungsi menyeimbangkan tekanan udara di dalam kavum timpani
dengan nasofaring.2
6
7
b. Telinga Dalam1,2
Telinga dalam terdiri dari koklea ( rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis yaitu:
- Kanalis semisirkularis superior
Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli disebelah atas, skala
timpani disebelah bawah dan skala media (duktus koklearis) diantaranya. Skala
vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi
endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner’s
membrane) sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran
ini terletak organ korti. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah
8
yang disebut membran tektoria dan pada membrane basalis melekat sel rambut
yang terdiri dari sel rambut dalam, luas dan kanalis korti, yang membentuk organ
korti.1,2
9
2.2 Fisiologi Pendengaran
10
Gambar 6 : Fisiologi Pendengaran1
2.3 OTHEMATOMA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Penelitian terkait othematoma ini masih terbatas. Olahraga kontak seperti
gulat, seni bela diri campuran, pertarungan bebas, rugby, dan tinju dapat lebih
mudah memicu cedera ini. Dapat disimpulkan bahwa pria memiliki risiko lebih
tinggi daripada wanita. Namun, rasio pastinya tidak diketahui. Dalam sebuah
survei terhadap pegulat, insiden hematoma aurikuler ditemukan 52% bagi mereka
yang menolak untuk memakai tutup kepala dibandingkan 26% yang mengenakan
pelindung telinga. Hal ini menempatkan mereka pada pada risiko lebih tinggi
terkena penyakit ini.5,7,10
11
ETIOPATOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
12
DIAGNOSIS3,5,7,8,10,14
1. ANAMNESIS
2. PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSA BANDING
13
laserasi, variasi anatomi normal, erisipelas, kulit terbakar, dan kanker
kulit.3,8,10,14
1. Perikondritis
2. Pseudokista Aurikula
14
dan tidak diketahui penyebabnya. Pseudokista dibedakan dengan
othematoma yaitu pada pseudokista yang penyebabnya tidak
diketahui, serta gejala klinis yang muncul berupa benjolan yang
tidak nyeri, tidak ada perubahan warna, dan sering ditemukan
pada bagian fossa skafoid daun telinga, sedangkan othematoma
penyebabnya adalah trauma tumpul, dengan gejala berupa
benjolan yang disertai nyeri, perubahan warna dan sering
ditemukan di bagian konka atau tepi heliks. Untuk membedakan
keduanya juga dapat dilakukan aspirasi pada bagian yang paling
berfluktuasi, dimana pada pseudokista ditemuka cairan serosa
kekuningan, sedangkan pada othematoma ditemukan cairan
serohemoragis.8,10,14
PENATALAKSANAAN
15
pegulat juga perlu diingatkan untuk memakai pelindung kepala pada
saat berlatih.9,10,15
1. Aspirasi Jarum
Gambar . Tindakan aspirasi hematoma aurikula (ki) Hasil aspirasi berupa cairan kehitaman
(ka)12,13,15
16
irigasi dengan normal salin. Dapat dilakukan pemasangan drain pada kasus-kasus
dengan hematoma yang sangat luas. Namun, hal ini dapat menyebabkan luka pada
drain dan dapat menjadi predisposisi infeksi. Jika dilakukan pemasangan drain,
pasien harus diberikan antibiotik secara adekuat. Drain harus dilepas dalam 24
jam jika tidak terdapat perdarahan yang signifikan.12,13,15
17
1. Lakukan penekanan 5-10 menit, lalu lakukan kompresi dengan balut
tekan.
2. Kompresi dan balut tekan dapat dibuat dengan berbagai cara metode
sederhana,yaitu:
a. Letakkan kapas kering pada kanal eksternal.
b. Isi celah aurikula eksternal dengan kassa yang lembab (yang telah direndam
dengan salin atau vasselin).9
18
c. Tambahkan 3-4 lapis kassa dibelakang telinga sebagai tampon pada
bagian posterior, potong kassa menjadi bentuk V, sehingga pas untuk
diletakkan dibelakang telinga.10,12
d. Tutup telinga dengan kassa berlapis dan balut dengan verban elastik.
19
Gambar. Pemasangan bebat tekan dengan teknik bolster10
Tindakan bebat tekan teknik bolster yaitu dengan memakai 4 buah selang
plastik diameter 0,5 cm dengan panjang kira-kira 5 cm. Selang tersebut
dibungkus dengan kasa sedemikian rupa dan pada kedua ujungnya diikat
dengan benang non absorble. Setelah dilakukan insisi dan drainase,
Selanjutnya dipasang selang plastik dengan cara teknik bolster, benang yang
ada pada ujung selang plastic dipasang jarum dan jarum tersebut ditusukkan
mulai fossa scapoid ke bagian posterior daun telinga lalu dipasang selang
plastik pada bagian anterior dan posterior serta diikat Pada daerah konka
juga dilakukan dengan cara yang sama, selang plastic dipasang dengan
posisi vertical dan dioles antibiotik topikal pada permukaan daun telinga
serta ditutup dengan kasa steril mengitari daun telinga.12,13,15
20
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Prognosis dari auricular hematoma (othematoma) ini pada umumnya
baik, jika penatalaksanaan pada penyakit ini dilakukan dengan baik dan tepat
serta cepat. Dengan demikian hematomanya akan sembuh, deformitas dan
jaringan fibrosis dapat dicegah dan akhirnya penatalaksanaan kondisi-kondisi
diatas dapat mencegah kekambuhannya.10
21
BAB III
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
2012. Hal.10.
2. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan regio.Edisi ke-9. Sinambela A, Ong HO,
Mandera LI, Haniyarti S, editor. Jakarta: EGC; 2013. Hal. 570-95
3. Krogmann RJ, King KC. Auricular Hematoma. [Updated 2019 Dec 13]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan- Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531499/
4. Adam GL, Boeis LR, Higler PA. BOEIS buku ajar penyakit tht.Edisi ke-6. Effendi
C, Santoso RAK, editor. Jakarta: EGC;1997. Hal. 75-86.
5. Probst R, Gerhard G, Heinrich I. Auricular Hematoma. Dalam : Basic
otorhinolaryngology A Step By Step Learning Guide. Thieme. 2006. Hal.212-13.
6. Chang C. Cauliflower ear /auricular hematoma. Available at:
https://www.fauquierent.net/cauliflowerear.htm. Accessed on 9 Juni 2020.
7. Mahendran JSEM. Intervention for Acute Auricular Hematoma (Review). The
Cochrane Collaboration. Willey. 2022
8. Leybell I, Meyers AD. Auricular Hematoma Drainage. [Online]. 2018 [cited 2020 Mei
9]. Available from : URL: http://emedicine.medscape.com/article.
9. Okolugbo NE. Treatment outcome of auricular hematoma using corrugated rubber
drain a pilot study. Ann. Med Health Scires. 2019;3(3):447-9
10. Krogman Ryan J, Jamal Zohaib, King Kevin C. Auricular Hematoma. 2022. StatPearls
Publishing; 2022 Jan. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30285394/
11. Dalal Prathana J, Purkey Matthew R, Price Caroline P E, Sidle Douglas M. Risk factors
for auricular hematoma and recurrence after drainage. 2019. StatPearls Publishing;
2020. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31621925/
12. Kim Yoonjoong, Choi Jin Woong, Park Yong-Ho. Management of an Inappropriately
Treated Case of Auricular Hematoma. 2021. StatPearls Publishing; 2020. Available
from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32829625/
13. Ryan Walsh, Tracy Fennessy, Emily Pauw, Michael Lajeunesse, Kyle Couperus. A
Novel Task Trainer for Auricular Hematoma Repair. 2022. eCollection 2022.
Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35228958/
23
14. Ingvaldsen Christoffer Aam, Tonseth Kim Alexander. Auricular haematoma. 2017.
eCollection 2017. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28127072/
15. Yerlikaya Huseyin Serdar, Akyildiz Ilker, Ugurlu Burak Numan, Gulel Onur, Arslan
Necmi. Use of Thermoplastic Splint for the Treatment of Auricular Hematoma. 8.2020.
Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33136878/
24
25
26