Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Keuangan Rumah Sakit

Dosen Pengampuh:
Dr. Arif Rachman, drg., SH., MH., MM., MTr., Hanla., Sp. Pros., ClQnR., ClQaR

Disusun Oleh :
Vini Apriyanti

71221063

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA

BANDUNG

2023
Peran Manajemen Logistik RS Dalam Pengelolaan RS yang Berdaya Saing dan Ideal

Vini Apriyanti
Management Study Program, Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, Bandung, Indonesia
e-mail: vinnydjung@gmail.com

Abstrak Pendahuluan: Manajemen logistik adalah kumpulan perencanaan, pengadaan, dan


pengawasan semua kegiatan pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan, dan
penghapusan, yang bertujuan untuk mendukung tujuan organisasi secara lebih efektif, dan
efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perencanaan dan
pengadaan barang logistik non medis di RSUD Pasar Rebo. Jenis penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode: Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui gambaran perencanaan dan pengadaan barang logistik non medis di RSUD
Pasar Rebo. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Metode pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan telaah dokumen.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jumlah SDM di RSUD Pasar Rebo sudah
mencukupi, dan kegiatan dalam perencanaan dan pengadaan barang sudah memiliki SOP dan
sudah dilaksanakan sesuai SOP yang ada. Infrastruktur yang dibutuhkan untuk kelancaran
pengelolaan logistik non medis terutama perencanaan dan pengadaan sudah memadai.
Pembahasan: Sumber dana yang digunakan dalam pengelolaan logistik non medis adalah
ABPD dan BLUD, namun kendala yang sering terjadi dalam kegiatan perencanaan dan
pengadaan adalah anggaran yang terbatas sehingga dapat menghambat kelancaran
perencanaan dan pengadaan barang di rumah sakit.
Kata kunci: sistem manajemen, manajemen logistik, rumah sakit

PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 03Tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah fasilitas kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Memberikan
pelayanan kesehatan yang baik dan membuat pelanggan Rumah Sakit senang dengan
perawatan membutuhkan manajemen yang baik di Rumah Sakit. Kemudian, sumber daya
manusia di Rumah Sakit bekerja dengan baik dalam praktek profesi masing-masing. Kunci
dari manajemen organisasi yang efektif dan efisien ialah pengendalian internal yang baik
karena pengendalian internal yang baik melibatkan penataan tanggung jawab organisasi.
Salah satu peran terpenting dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit adalah pengelolaan manajemen logistik.
Logistik umum yang ada di Rumah Sakit seperti alat tulis kantor dan barang kerumah
tanggaan seperti sabun, tisu, karbol, dan lain-lain. Walaupun barang kecil, apabila
ketersediaannya diabaikan oleh Rumah Sakit maka pengabaian tersebut dapat menimbulkan
masalah seperti ketidaknyamanan pengguna layanan kesehatan yang akan berdampak negatif
citra pelayanan kesehatan. Seperti toilet di Rumah Sakit alangkah baiknya dibersihkan
menggunakan cairan pembersih, jika tidak bau toilet dapat secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kenyamanan kerja pengguna medis Rumah Sakit maupun staff
Rumah Sakit itu sendiri. Menghindari hal ini membutuhkan manajemen yang sederhana
namun akurat, tidak terlalu rumit dan birokratis, lebih mudah atur menjadi efektif dalam
pengelola.
Manajemen logistik di Rumah Sakit diartikan kegiatan proses secara sistematis
tentang perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan serta
penghapusan barang. Manajemen logistik yaitu lingkup kegiatan seperti merencanakan,
mengorganisir dan mengawasi semua kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian,
penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik bertujuan untuk mendukung tujuan
organisasi lebih efektif serta efisien. Keefektifan dan keefisienan sistem manajemen
logistik Rumah Sakit juga dipengaruhi beragam aspek pembantu seperti unsur input dan
proses manajemen logistik Rumah Sakit. Sistem logistik ialah sekelompok saling
berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila faktor pendukung
tersebut berhasil maka output yang dihasilkan pun baik yaitu tersedianya logistik Rumah
Sakit yang efektif dan efisien. Sistem logistik menggunakan aturan yang jelas pada
manajemen logistik memiliki siklus yang transparan harus dikelola dalam pengelolaan
logistik, diharapkan berjalan seimbang, baik,dan tepat.
Ketepatan jumlah, kualitas, dan waktu serta harga yang rendah dalam penyediaan bahan
atau barang operasional yang dibutuhkan instansi amat lah penting bagi Rumah Sakit. Selain
bisa meminimalisir anggaran belanja Rumah Sakit, pengelolaan yang tepat juga bisa
mencegah terjadinya stock out dan over stock. Jika hal tersebut terjadi, maka proses
pemberian pelayanan kesehatan dan administrasi akan terhambat. Namun, masih ada
permasalahan yang terjadi berbagai segi baik itu, proses perencanaan, proses pengadaan dan
proses penganggaran. Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo ialah salah satu instansi
memberikan fasilitas kesehatan bagi masyarakat, dikelola oleh pemerintah daerah. Terdapat
macam-macam pelayanan terdapat di RSUD Pasar Rebo seperti IGD, instalasi rawat jalan,
instalasi rawat inap, instalasi intensif, instalasi bedah, kamar bersalin, kemudian pelayanan
instalasi penunjang non klinis, satu diantara kesibukan di Rumah Sakit ini, ada tindakan
pengelolaan barang non medis yang dilakukan oleh unit gudang logistik barang non
medis. Pada siklus manajemen logistik di RSUD Pasar Rebo, khususnya di pengadaan
barang/jasa mengalami kendala yaitu pada anggaran, hal ini disebabkan karena panjangnya
proses birokrasi dan pelaksanaan lelang barang dan jasa.
HASIL DAN DISKUSI
Hasil
Perencanaan SDM
Berdasrkan hasilwawancara peneliti, petugas yang memiliki tanggung jawab dalam
proses perencanaan logistik non medis di RSUD Pasar Rebo ialah Kepala Satuan Pelaksana
Perencanaan, hal ini diketahui dari hasil wawancara dan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Pasar Rebo Nomor 223 Tahun 2022, tentang Penetapan Struktur Organisasi
dilingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, KSP Perencanaan ini memang
memiliki wewenang dalam perencanaan. Hal ini sejalan dengan penelitian menurut Amaro
dengan judul “Pengelolaan Logistik Non Medis,” mengatakan sumber daya manusia
pengelolaan logistik yang displin, terampil, dan teliti. Dalam melaksanakan tugas dapat
dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, dan penelitian Yonas dan Widodo dengan
judul "Sistem Pengelolaan Logistik Non Medis Di Rumah Sakit Panti Nugroho Kabupaten
Slamen,” menunjukkan bahwa SDM sudah berbasis kebutuhan, terstruktur, dan dapat
ditindaklanjuti. T.Hani Handoko cukup tidak nya karyawan didasarkan pada analisa jabatan
dan struktur organisasi yang ada.
Uang Atau Money
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada sub bagian perencanaan dan
penganggaran di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, didapatkan hasil bahwa sumber
anggaran didapatkan dari dua sumber yaitu APBD dan BLUD. Penelitian ini hampir
sejalan dengan penelitian Yonas Dan Widodo tentang “Sistem Pengelolaan Logitik Barang
Non Medis Di Rumah Sakit Panti Nugroho Kabupaten Sleman. ”17 Sumber anggaran untuk
perencanaan logistik non medik Rumah Sakit Panti Nugroho Kabupaten Sleman berasal dari
pendapatan Rumah Sakit BLUD, APBD, dan APBN. Dalam proses pembiayaan pengadaan
barang logistik non medis di Rumah Sakit Umum Pasar Rebo terbatas. Hal ini karena RSUD
Pasar Rebo sifatnya BLUD. Semakin sedikit kunjungan pasien maka pendapatan Rumah Sakit
juga akan menurun olehkarena itu diperlukan sumber pendapatan lain dengan melakukan
inovasi layanan, lini bisnis, dan bisa melakukan penawaran kerjasama keperusahaan lain,
untuk meningkatkan pendapatan Rumah Sakit.
METODE
Proses pengadaan barang/jasa dilakukan secara efektif dan efesien, terbuka, kompetitif,
transparan, adil dan bertanggungjawab. Tentang akuisisi RSUD Pasar Rebo melalui 3 metode
yaitu pengadaan langsung, katalog elektronik dan tender. Namun saat ini, pengadaan langsung
lebih mudah dan aman sourcing RSUD Pasar Rebo sangat memperhatikan kualitas produk
berdasarkan merk/tipe. Hal ini sesuai dengan prinsip pengadaan barang/jasa yang tertuang
dalam Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 yang berbunyi sebagai berikut:
1. Pengadaan barang/jasa yang efektif harus bertujuan untuk mencapai kualitas dan
tujuan dalam waktu yang ditentukan dengan sarana dan sumber daya minimal atau
untuk mencapai hasil dan tujuan kualitas tinggi dengan sumber yang diberikan.
2. Pengadaan barang/jasa yang efektif harus sesuai keperluan dan tujuan yang
ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
3. Transparan semua peraturan dan informasi tentang pengadaan barang/jasa jelas dan
diketahui oleh penyedia barang/jasa dan masyarakat.
4. Pengadaan barang/jasa secara terbuka dapat diikuti oleh seluruh pemasok
barang/jasa yang memenuhi persyaratan berdasarkan aturan dan prosedur yang jelas.
5. Persaingan perolehan barang/jasa harus, melalui persaingan yang sehat antara
pemasok barang/jasa yang bernilai sama dan memenuhi syarat berdasarkan peraturan
yang transparan.
6. Perlakuan yang adil dan tidak diskriminatif terhadap semua calon pemasok
barang/jasa dan tidak dimaksudkan untuk menguntungkan pihak tertentu dengan cara
apapun.
7. Penanggung jawab, harus searah dengan tujuan material, keuangan dan kepentingan
mengenai kelancaran pelaksanaan tugas pengurus dan sesuai dengan aturan
pengadan barang/jasa pengadaan adalah kegiatan terpenting dalam rantai manajemen
logistik, proses pengadaan ini kemungkinan unit logistik mencapai setengah dari
outputnya, karena akuisi yang sukses barang.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti, Perencanaan logistik RSUD Pasar Rebo
dilaksanakan dengan pembuatan RKBU (rencana kebutuhan barang unit). Dalam
menyusun RKBU tidak perlu menulis barang, namun dilakukan suvey mengenai barang
yang benar-benar dibutuhkan untuk penunjang pekerjaan jasa kesehatan. Hal ini
merupakan adaptasi pendapat Alder dalam bahwa perencanaan adalah proses penentuan apa
yang akan dicapai dimasa mendatang menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencapainya. Perencanaan pengelolaan barang kepunyaan negara dimuat peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 dalam perencanaan merupakan
dasar bagi kegiatan pengelolaan lainnya. Kegiatan perencanaan ini, proses analisis,
pemikiran, teliti, dan perhitungan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan logistik. Oleh
karena itu diperlukan karyawan yang berkualitas mampu mengambil keputusan secara
baik dan tepat dalam bidang perencanaan logistik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, petugas yang memiliki tanggungjawab dalam proses
pengadaan barang logistik non medis di RSUD Pasar Rebo adalah Pejabat Pengadaan sebagai
Pejabat Pengadaan Barang di RSUD Pasar Rebo. Diketahui dari hasil wawancara struktur
organisasi di RSUD, pejabat pengadaan memiliki wewenang dalam melakukan pengadaan
barang. Hal ini sejalan dengan penelitian Kristina dkk dengan judul “Tugas Pokok Fungsi
Sebagai Pelaksana Pengadaan.”
Berdasarkan hasil wawancara kepada infoman, pendanaan yang digunakan dalam
melakukan pengadaan barang logistik non medis ada dua sumber yaitu APBD dan BLUD. Hal
ini sejalan dengan peneliti tentang “Manajemen Logistik Non Medis di RSUD Salewangan
Maros Tahun 2020.” Sumber anggaran pengadaan barang logistik non medik Rumah Sakit
Umum Daerah Salewangan Maros berasal dari pendapatan pendapatan Rumah Sakit yang sah,
APBD dan APBN. Dalam proses pembiayaan pengadaan barang logistik non medis di RSUD
Pasar Rebo terbatas, hal ini karena RSUD Pasar Rebo sifatnya BLUD. Semakin sedikit
kunjungan pasien maka, perolehan Rumah Sakit akan menurun oleh karena itu diperlukan
sumber pendapatan lain dengan melakukan inovasi layanan, linibisnis, dan bisa melakukan
penawaran kerjasama keperusahaan lain, untuk meningkatkan pendapatan Rumah Sakit.

Abstract Introduction: Logistics management is a collection of planning, procuring, and


supervising all activies of recording, distributing, storing, maintaining, and deleting, aiming to
support organizational goals more effectively, andefficiently. The purpose of this research is to
find out the description of the planning and procurement of non-medical logistics goods at the
Pasar Rebo Regional General Hospital the type of research used is adescriptive method with
aqualitative approach. Methods: The aim of the study was to find out the description of the
planning and procurement of non-medical logistics goods at the Pasar Rebo Regional General
Hospital the type of research used was a descriptive method with aqualitative approach.
Methods of data collection are interviews, observation, and document review. Results: Based
on the results of the study it was found that the number of human resources at the Pasar Rebo
Regional General Hospital was sufficient, and activities in planning and procuring goods
already had SOPs and had been carried out according to existing SOPs. The infrastructure
needed for the smooth management of non-medical logistics, especially planning, and
procurement, is adequate. Discussion: The sources of funds used in the management of non-
medical logistics are ABPD and BLUD, but the constraints that often occur in planning and
procurement activities are limited budgets, which can hinder the smooth planning and
procurement of goods in hospitals.
Keywords: management system, logistics management, hospital

INTRODUCTION
Based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number
03 of 2020 concerning Hospital Classification and Licensing, Hospitals are health facilities
that provide comprehensive individual health services that provide inpatient, outpatient, and
emergency services. Providing good health services and making Hospital customers happy
with treatment requires good management in Hospitals. Then, human resources at the Hospital
work well in their respective professional practices. The key to effective and efficient
organizational management is good internal control because good internal control involves
structuring organizational responsibilities. One of the most important roles in improving the
quality of health services in hospitals is the management of logistics management.
General logistics in hospitals such as office stationery and household goods such as soap,
tissue, carbolic acid, and others. Even though it is a small item, if its availability is neglected
by the Hospital, this neglect can cause problems such as inconvenience to health service users
which will negatively impact the image of health services. Like toilets in hospitals, it would be
nice to clean them using cleaning fluid, if not the smell of toilets can directly or indirectly
affect the comfort of working for hospital medical users and the hospital staff themselves.
Avoiding this requires management that is simple but accurate, less complicated and
bureaucratic, easier to manage to be effective in managing.
Logistics management in hospitals is defined as a systematic process of planning,
procurement, storage, distribution, maintenance and disposal of goods. Logistics management,
namely the scope of activities such as planning, organizing and supervising all activities of
procurement, recording, distribution, storage, maintenance and elimination of logistics aims to
support organizational goals more effectively and efficiently. The effectiveness and efficiency
of the Hospital logistics management system are also influenced by various supporting aspects
such as input elements and Hospital logistics management processes. The logistics system is a
group of interacting and working together to achieve certain goals. If the supporting factors
are successful, the resulting output will be good, namely the availability of effective and
efficient hospital logistics. The logistics system uses clear rules on logistics management, has
a transparent cycle that must be managed in logistics management, it is hoped that it will run
in a balanced, good and appropriate manner.
The accuracy of quantity, quality and time as well as low prices in the provision of
operational materials or goods needed by agencies is very important for the Hospital. In
addition to being able to minimize hospital expenditure budgets, proper management can also
prevent stock outs and over stocks. If this happens, the process of providing health services
and administration will be hampered. However, there are still problems that occur in various
aspects, both in the planning process, the procurement process and the budgeting process.
Pasar Rebo Regional General Hospital is one of the agencies providing health facilities for the
community, managed by the local government. There are various services available at Pasar
Rebo Hospital such as emergency rooms, outpatient installations, inpatient installations,
intensive installations, surgical installations, delivery rooms, then non-clinical supporting
installation services, one of the activities in this hospital, there are actions for managing non-
clinical goods. medical services carried out by the logistics warehouse unit for non-medical
goods. In the logistics management cycle at Pasar Rebo Hospital, especially in the
procurement of goods/services, they experience problems, namely the budget, this is due to the
lengthy bureaucratic process and the implementation of goods and services auctions.
RESULTS AND DISCUSSION
Results
Human Resources Planning
Based on the results of the researcher's interviews, the officer who has responsibility for
the non-medical logistics planning process at Pasar Rebo Hospital is the Head of the Planning
Implementation Unit, this is known from the results of the interview and the Decree of the
Director of the Pasar Rebo Regional General Hospital Number 223 of 2022, regarding
Determination of Organizational Structure in the Environment Pasar Rebo Regional General
Hospital, KSP This planning does have authority in planning. This is in line with research
according to Amaro with the title "Management of Non-Medical Logistics," said the human
resources for managing logistics are disciplined, skilled, and thorough. In carrying out tasks, it
can be influenced by educational background, and Yonas and Widodo's research entitled
"Non-Medical Logistics Management System at Panti Nugroho Hospital, Slamen Regency,"
shows that HR is need-based, structured, and actionable. T.Hani Handoko is sufficient whether
or not employees are based on job analysis and the existing organizational structure.
Money Or Money
Based on the results of research conducted in the sub-section of planning and budgeting
at the Pasar Rebo Regional General Hospital, it was found that the source of the budget was
obtained from two sources, namely the APBD and BLUD. This research is almost in line with
Yonas Dan Widodo's research on "Non-Medical Goods Logistics Management System at
Panti Nugroho Hospital, Sleman Regency. ”17 The source of the budget for planning non-
medical logistics for Panti Nugroho Hospital, Sleman Regency comes from the BLUD
Hospital revenue, APBD, and APBN. In the process of financing the procurement of non-
medical logistics goods at Pasar Rebo General Hospital is limited. This is because Pasar Rebo
Hospital is a BLUD in nature. The fewer patient visits, the hospital's income will also decrease
because other sources of income are needed by innovating services, business lines, and being
able to offer cooperation to other companies, to increase hospital revenue.
METHOD
The process of procuring goods/services is carried out effectively and efficiently,
openly, competitively, transparently, fairly and responsibly. Regarding the acquisition of Pasar
Rebo Hospital through 3 methods, namely direct procurement, electronic catalogs and tenders.
But currently, direct procurement is easier and safer sourcing Pasar Rebo Hospital is very
concerned about product quality based on brand/type. This is in accordance with the principles
of procurement of goods/services stipulated in Presidential Regulation Number 4 of 2015
which reads as follows:
1. Effective procurement of goods/services must aim to achieve quality and objectives
within the allotted time with minimal means and resources or to achieve high quality
results and objectives with the resources provided.
2. Effective procurement of goods/services must be in accordance with the stated needs
and objectives and provide maximum benefits.
3. Transparent, all regulations and information regarding the procurement of
goods/services are clear and known by the goods/services providers and the public.
4. The open procurement of goods/services can be followed by all suppliers of
goods/services that meet the requirements based on clear rules and procedures.
5. Competition for the acquisition of goods/services must be through fair competition
between suppliers of goods/services that have the same value and meet the
requirements based on transparent regulations.
6. Fair and non-discriminatory treatment of all potential suppliers of goods/services and
not intended to benefit certain parties in any way.
7. The person in charge, must be in line with material, financial and interest objectives
regarding the smooth implementation of the management's duties and in accordance
with the rules for procuring goods/services procurement is the most important activity
in the logistics management chain, this procurement process is likely for the logistics
unit to reach half of its output, due to the acquisition item success.
Based on the results of interviews with researchers, the logistics planning for Pasar Rebo
Hospital was carried out by making an RKBU (unit goods requirement plan). In preparing the
RKBU, it is not necessary to write down the goods, but a survey is carried out regarding the
goods that are really needed to support the work of health services. This is an adaptation of
Alder's opinion that planning is the process of determining what will be achieved in the future
and determining the steps needed to achieve it. Planning for the management of state-owned
goods contained in the Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 27 of
2014 in planning is the basis for other management activities. This planning activity, process
of analysis, thinking, scrutiny, and calculation aims to meet logistical needs. Therefore, we
need qualified employees who are able to make good and appropriate decisions in the field of
logistics planning.
CONCLUSION
Based on the results of the study, officers who have responsibility in the process of
procuring non-medical logistics goods at Pasar Rebo Hospital are Procurement Officers as
Goods Procurement Officers at Pasar Rebo Hospital. It is known from the results of
organizational structure interviews at the RSUD, that procurement officials have the authority
to procure goods. This is in line with Kristina et al's research with the title "Main Duties of the
Function as a Procurement Executor."
Based on the results of interviews with informants, there are two sources of funding used
in procuring non-medical logistics goods, namely the APBD and BLUD. This is in line with
researchers regarding "Non-Medical Logistics Management at Salewangan Maros Hospital in
2020." The source of the budget for the procurement of non-medical logistics goods for the
Salewangan Maros Regional General Hospital comes from legitimate hospital revenue, APBD
and APBN. In the process of financing the procurement of non-medical logistics goods at
Pasar Rebo Hospital is limited, this is because Pasar Rebo Hospital is BLUD in nature. The
fewer patient visits, the hospital's revenue will decrease, therefore another source of income is
needed by innovating services, business lines, and being able to offer cooperation to other
companies, to increase hospital revenue.

DAFTAR PUSTAKA
1. Lando H. Analisis Determinan Sistem Menajemen Logistik Alat kesehatan Di Rumah
Sakit Umum Daerah Wamena Kabupaten Jaya wijaya. 2022: Available From:
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/16995.
2. Faisal NI., Morasa J., Mawikere LM. Analisis Sistem Pengadaan Barang Dan Jasa
(PenunjungLangsung) Pada Di Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kota
Manado. Going Concern Jris Akunt. 2017: 12(2): 1122-32.
3. Kemenkes RI. Permenkes Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan
Rumah Sakit. Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit (Internet). 2020: (3): 1-
80. Available From: http://bppsdmk.kemkes.go.id/web/filesa/peraturan/119.pdf.
4. Ardiyanti W., Priyono N. Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Pada Pengelolaan
Persediaan Barang Habis Pakai (AlatTulisKantor) Di Dinas Pertanian Dan Pangan Kota
Magelang. Economy Education J (Internet). 2021 Mar 29: 3(1): 42-53. Available From:
http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/ecoducation/article/view/1132.
5. Kalasuat Y., Hariyono W., Rosyidah. Sistem Pengelolaan Barang Non Medis Di Rumah
Sakit Panti Nugroho. 2016: 14.
6. Ansori. Perencanaan Dan Pengadaan Barang. Vol. 3, Paper Knowledge. Towarda Media
History of Documents. 2015. 49-58p.
7. Angesti D., Dwimawati E. Gambaran Perencanaan Barang Logistik Non Medik Di Sub
Bagian PPTK Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa
Barat Tahun 2019. Promotor. 2020: 3(4): 334.
8. Jordan. Pengiriman Barang. J Chemical Information Model. 2013:53 (9): 1689-99.
9. Rofifah D. Definisi Manajemen Logistik. Pap Knowledge Towara Media Hist Dec..
2020: 12-26.
10. Wirawan G. Analisis Pengelolaan Logistik Non Medis Di Gudang RSPAU dr.S.
Hardjolukito Yogyakarta. Journal: STIEYKP. 2019: 02(03):1-15.
11. Tampanatu SB., Karamoy H., Warongan JD. Analisis Faktor-Faktor Penghambat Dalam
Pengadaan Barang Milik Daerah Di Kota Bitung. Jris Akuntansi Dan Audit“ Goodwill.”
2018: 9(2):159-70.
12. Kesehatan D., Papua P. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tahun 2019.
13. RSUD Pasar Rebo Tribun news wiki. com. 2022: Available From:
https://www.tribunnewswiki.com/2020/04/12/rsud-pasar-rebo.
14. Laila Ayu Gunawan Irianto. Teori Dan Praktik Manajemen Logistik Rumah Sakit.
2021.
15. Dr. dr. H. Boy S. Sabarguna M. Logistik Rumah Sakit Dan Teknik Efesiensi. 2005.92p.
16. Gide A. Bab 2. Angew Chem Inte Ed 6(11), 951-952. 1967: 5-24.
17. Jordan. Pengiriman Barang. J Chem Inf Model. 2013: 53(9): 1689-99.
18. Kusmayadi B., Vikaliana R. Pendekatan Konsep Lean Untuk Mengurangi Waste
Transportasi Dengan Optimasi Truk (Studi Kasus Di Perusahaan Distributor PT. XYZ). J
Manajemen Logistik (Internet). 2021: 1(1): 20-8. Available from: http://ojs.stiami.ac.id.
19. Agustina D. Manajemen Perbekalan Kesehatan. J Chemical Information Model 2013:
53(9): 1689-99.
20. Arraniry, B. (2012). Analisis perencanaan logistik non medik di Sub Bagian Rumah
Tangga di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Tesis. FKM UI, Depok Tidak
dipublikasikan
21. Febriawati, H. (2013). Manajemen logistic farmasi rumah sakit. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
22. Fannya, P. (2010). Evaluasi pelaksanaan manajemen logistik alat kesehatan. Padang.
Tesis. FKM UI, Tidak dipublikasikan
23. Pokharel, S. & Pan T. X. Z. (2007). Logistics in hospitals: a case study of some
Singapore hospitals. Journal Leadership in Health Srvices. Vol. 20 No. 3 diperoleh
Januari 2015 Ria, E, R, (2012). Analisis pengadaan barang umum dengan metode EOQ
pada bagian logistik Rumah Sakit Pertamina Jaya Depok. Tesis. FKM UI, 2012.

Anda mungkin juga menyukai